Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199124 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ritno Nursakti
"Skripsi ini memberikan gambaran mengenai perwujudan good governance di Indonesia khususnya dalam Dewan Pertimbangan Presiden. Indikator terwujudnya good governance secara umum adalah dipenuhinya asas transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam setiap hal yang berhubungan dengan kepentingan umum. Implementasi ketiga asas ini diwujudkan dengan keterbukaan penerimaan aspirasi publik sebagai bahan pengambilan isi nasihat dan pertimbangan hukum serta publikasi nasihat dan pertimbangan hukum Dewan Pertimbangan Presiden. Di sisi lain tindakan ini berbenturan dengan kerahasiaan isi nasihat dan pertimbangan hukum Dewan Pertimbangan Presiden. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskripsi analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara implementasi asas transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dengan tindakan penyebarluasan isi nasihat dan pertimbangan hukum Dewan Pertimbangan Presiden.

This thesis provides an overview of good governance in Indonesia, especially in President's Advisory Council. Indicator of good governance in general is the fulfillment of the principles of transparency, accountability and public participation in any matters related to the public interest. Those principles are realized by the openness of public acceptance as the material on the taking of the contents and the publication to legal advice and consideration of the President's Advisory Council. On the other hand, these actions conflict with confidentiality in the content of legal advice and consideration of the President's Advisory Council. This study is a qualitative research design with an analytical description. The results showed that there was no correlation between the implementation of the principles of transparency, accountability and participation with the content dissemination actions legal advice and consideration of the President's Advisory Council."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S52462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhi Ilham Permana
"Tesis ini membahas tentang Sifat Kerahasiaan sebuah nasihat dan pertimbangan (nastim) yang merupakan produk dari Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang dikaitkan dengan asas good governance. Tesis ini bermaksud menjawab pertanyaan mengenai sifat kerahasiaan nastim Wantimpres yang timbul dari tugas, fungsi dan kedudukannya apabila dilihat dari good governance, mengetahui sifat kerahasiaan nastim lembaga penasihat di beberapa negara dan bagaimanakah sifat dari nastim yang ideal dengan mengacu pada good governance. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif dengan mengggunakan data sekunder. Berdasarkan Pasal 6 Ayat (1) UU Wantimpres terkait kerahasiaan, memberi makna bahwa sifat pekerjaan Wantimpres itu selesai setelah memberi pertimbangan dan nasihat kepada Presiden. Dengan kata lain, selesailah kewajiban Wantimpres karena sifatnya yang rahasia. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara yang demokratis yang berasaskan good governance, yaitu adanya transparansi, partisipasi masyarakat dan akuntabilitas. Idealnya sebuah nastim Wantimpres sejatinya bersifat rahasia, namun apabila nastim tersebut telah disampaikan kepada Presiden dan telah dilaksanakan menjadi sebuah kebijakan, maka dapat disampaikan kepada publik bahwa lahirnya/adanya kebijakan tersebut berasal dari nastim dari Wantimpres. Perwujudan good governance Wantimpres dapat tercermin dengan adanya pemberitaan berbagai kegiatan Wantimpres di Website Wantimpres dan Sosial Media Wantimpres. Selain itu, adanya mekanisme liputan media pada awal kegiatan seminar. Sebagai lembaga yang merupakan amanah Pasal 16 UUD 1945 yang memiliki tugas dan fungsi memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, maka Presiden dapat lebih memberdayakan Wantimpres dalam pengambilan kebijakan. Sifat kerahasiaan nastim Wantimpres tetap dijaga dengan pembatasan apabila dalam beberapa hal terdapat kesepakatan dengan Presiden maka nastim Wantimpres dapat dibuka kepada publik.

This thesis discusses the confidential nature of advice and considerations which is the product of the Presidential Advisory Council that is associated with the principle of good governance. This thesis aims to answer questions regarding the confidential nature of the advice and considerations of the Presidential Advisory Council arising from its duties, functions and positions when viewed from a good governance perspective, to find out the confidential nature of the advice and considerations of advisory bodies in several countries and understand the nature of the ideal advice and considerations with reference to good governance. The research method used is a normative juridical method using secondary data. Based on Article 6 Paragraph (1) of the Law on the Presidential Advisory Council regarding confidentiality, it means that the nature of the work of the Presidential Advisory Council is completed after giving consideration and advice to the President. In other words, the obligations of the Presidential Advisory Council have been completed because of their secret nature. On the other hand, Indonesia is a democratic country based on good governance, namely transparency, community participation and accountability. Ideally, the advice and considerations of the Presidential Advisory Council are confidential, however if the advice and considerations have been conveyed to the President and have been implemented into a policy, then it can be conveyed to the public that the existence of the policy comes from the advice and considerations of the Presidential Advisory Council. The realization of good governance of the Presidential Advisory Council can be reflected in the news of various activities of the Presidential Advisory Council on the official Website and social media of the Presidential Advisory Council. In addition, there is a media coverage mechanism at the beginning of the seminar. As an institution that is mandated by Article 16 of the 1945 Constitution which has the task and function of providing advice and considerations to the President, the President can further empower the Presidential Advisory Council in making policy. The confidential nature of the advice and considerations of the Presidential Advisory Council is maintained with restrictions whether in some cases there is an agreement with the President, the advice and considerations of the Presidential Advisory Council may be disclosed to the public."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Hapsari Dewi A.
"ABSTRAK
Netralitas adalah suatu keadaan tidak memihak;
netral. Dalam memberikan pelayanannya, birokrasi harus
mengutamakan profesionalisme, tidak membedakan
berdasarkan kepentingan politik maupun golongan
masyarakat yang dilayaninya. Netralitas Pegawai Negeri
Sipil adalah mutlak diperlukan mengingat tugas dan
kedudukan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan
pelayan publik. Sebagai upaya menjaga netralitas
Pegawai Negeri Sipil dari pengaruh partai politik dan
untuk menjamin keutuhan, kekompakan, dan persatuan
pegawai negeri, serta agar memusatkan segala perhatian,
pikiran, dan tenaganya pada tugas yang dibebankan
kepadanya, maka Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Oleh karena itu,
Pegawai Negeri yang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik harus diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri baik secara hormat atau tidak hormat.
Netralitas PNS sebagai salah satu cara menuju
terciptanya Good Governance dan salah satu upaya yang
dilakukan dalam reformasi birokrasi. Dengan adanya
netralitas PNS, maka pelayanan kepada masyarakat akan
semakin baik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian hukum normatif melalui studi kepustakaan,
dengan metode pendekatan yuridis analitis.
Administrasi negara sebagai organ birokrasi di
Indonesia sulit bersikap independen dan netral karena
berada di bawah kekuasaan pemerintah.
Penelitian ini merekomendasikan agar administrasi
negara diatur dalam Undang-Undang Dasar. Dengan adanya
payung hukum konstitusi, maka posisi dan keberadaan
administrasi negara akan kuat dan lebih independen.
Alternatif lain adalah melalui penyempurnaan peraturan
perundang-undangan. Perlu pengaturan tentang penggunaan
fasilitas negara yang dipakai oleh Pegawai Negeri Sipil
ABSTRAK
di luar kedinasan. Pada akhirnya, harus ada konsistensi
peraturan mengenai larangan Pegawai Negeri menjadi

ABSTRACT
Neutrality is unbiased condition; neutral.
Bureaucrat service majoring profesionalism,
undiscrimination, not based on politic interest people
they served. Neutrality of public servant absolute
needful because of their duty and position as state
servant, people servant and public servant. As eforts
to keep neutrality of public servant from politic party
effect and to assure of totality, compactness, and held
together, bend the mind to attention, energy for the
duty, then with no permitted public servant to be
member, part, and/or board of politic party. Therefore
for public servant as a member and/or board of politic
party have to get the push as public servant courtly of
not courtly.
Neutrality of public servant as one of method
concern good governance established and one of
bureucracy reform eforts. Then, public services will be
better.
Research method as used in is normative law
research method pass through library study, with
analitical juridisch approach method.
State administrator as bureaucracy organ in
Indonesia is hard to be independent and neutral because
of their position is under the government power.
This research recomend that regulate state
administration in contitution. So, existence and
position of state administration will be strong and
more independent. Other alternative is by action of
perfecting law and regulation. Its necessary the
regulation about utilizing state?s facilities that used
unofficial duty. Finally, that must be a regulation
consistency about prohibition of public servant to be a
member and/or board a politic party.
anggota dan/atau pengurus partai politik."
2008
T37161
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Cahyo Wibowo
"ABSTRAK
Tesis ini tentang pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden. Tujuan penelitian ini adalah 1 untuk menguji pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai; 2 untuk menguji pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai; 3 untuk menguji pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dalam pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling atau sensus sebanyak 57 orang pegawai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis menggunakan analisis regresi sederhana dan berganda. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa 1 ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, 2 ada pengaruh positif dan signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden, dan 3 ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja.

ABSTRACT
This study is about the influence of work motivation and work discipline on the performance of employees at the Secretariat of the Presidential Advisory Council. The objectives of the study were 1 to examine the effect of work motivation on employee performance 2 to examine the effect of work discipline on employee performance 3 to test the effect of work motivation and work discipline collectively on employee performance. This research uses quantitative approach with survey method in collecting data. Sampling technique using total sampling or census as many as 57 employees. Data collection techniques were conducted using questionnaires. The method of analysis using simple and multiple regression analysis. From the result of the research proves that 1 there is positive and significant influence between work motivation on employee performance Secretariat of Presidential Advisory Council, 2 there is positive and significant influence between work discipline on employee performance Secretariat of Presidential Advisory Council, and 3 Positive and significant between work motivation and work discipline collectively on performance."
2017
T47961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Herlambang Perdana Wiratraman
Salaya, Nakornpathom : Office of Human Rights Studies and Social Development, Mahidol University , 2007
342.085 HER g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safrizal Arifin
Jakarta: Universitas Indonesia, 2004
T36200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Administration reformation is the main changes in a bureaucracy system to change old structure, behavior and existence or habitual. Therefore, a better administration system in the space of governance and good cooperation between administrators and private world in development implementation and public service and professional public supervision, it can motivate the goverment to place itself professionally to overcome serious things deal with public service implementation and should be directed to giving the opportunity to community participation through the openness of governance mechanism , deregulation, decentralization and opportunity distribution and a fair competition as well together with protection to weak parties."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shintawati
"Penyelenggaraan pemerintahan dalam melayani kepentingan umum rentan terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan antara para pejabat administrasi negara (pejabat tata usaha negara - pejabat TUN) dengan masyarakat. Apabila timbul permasalahan maka Hukum Administrasi Negara telah menyediakan mekanisme dalam hukum formil atas berbagai permasalahan tersebut yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Pembatasan langsung terhadap kompetensi absolut PTUN tertuang dalam Pasal 49 UU PTUN. Pengecualian atas suatu sengketa TUN terdiri dari (1) keputusan yang dikeluarkan dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam, atau keadaan luar biasa yang membahayakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan (2) dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adanya klausul kepentingan umum dalam pembatasan tersebut. Hal ini terkait erat dengan kewenangan diskresi Pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan (freies ermessen). Adapun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana praktekpraktek diskresi di Indonesia selama ini dalam kaitannya dengan legalitas suatu Keputusan Tata Usaha Negara. Kemudian bagaimana kaitan antara praktek diskresi dengan perwujudan good governance di Indonesia? Tujuan penelitian ini adalah mengemukakan mengenai praktek diskresi yang terjadi selama ini di Indonesia dan menjelaskan kaitan antara praktek diskresi dengan perwujudan good governance di Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif. Data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah secara kualitatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan diskresi yang transparan dan akuntabel akan menyebabkan terwujudnya good governance. Namun apabila penggunaan diskresi itu tidak transparan dan tidak akuntabel maka yang terjadi adalah bad governance."
2007
T19585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mawaddah
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran dewan kota/kabupaten beserta kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik di Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah peran dewan daerah, civic engagement dalam peran dewan daerah, konsep governance, konsep good governance, dan partisipasi masyarakat. Pendekatan penelitian ini adalah post positivist dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar dewan kota/kabupaten menjalani perannya masih secara individual dengan cara yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sehingga kapasitas kelembagaan dewan kota/kabupaten sebagai mitra pemerintah kota/kabupaten untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik belum seluruhnya dirasakan manfaatnya dan tidak diketahui oleh masyarakat. Dalam menjalankan perannya terutama dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik, dewan kota/kabupaten memiliki beberapa kendala diantaranya dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) bagian diantaranya: 1. terbatasnya perangkat hukum dan kewenangan; 2. hubungan dewan kota/kabupaten dengan masyarakat, 3. anggaran, dan 4. jumlah dan kualitas sumber daya manusia.
This research aims to describe the role of the city council / county as well as the obstacles in achieving good governance in Jakarta. The research use th theory of the role of the regional council, civic engagement in the role of the regional council, the concept of governance, the concept of good governance, and public participation. The approach is post-positivist the utilize in literature study and depth interviews. The result is most of city council / county still undergoing its role individually in different ways with each other, so that, the institutional capacity of the city council / county government as a partner of the city / county to create good governance has not entirely perceive the benefits and unknown by the public. In carrying out its role, especially in creating good governance , the city council / county has several problems which can be classified into 4 (four) sections include:1. limitation of law device and authority; 2. relations of the city council / county with the society, 3. the budget, and 4. quantity and quality of human resouces."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Rista Magdalena
"Tesis ini membahas tentang konsep whistleblowing system dalam birokrasi pemerintah di Indonesia. Hal ini menarik diperbincangkan dengan dua alasan, pertama, maraknya tindak pidana korupsi akhir-akhir ini yang notabene terjadi didalam birokrasi, menempatkan whistleblowing system menjadi sarana yang memberikan solusi bagi pelapor untuk menyampaikan laporan atas pelanggaran yang diketahuinya secara aman. Kedua, whistleblowing system sendiri masih terbilang baru di Indonesia dan meskipun beberapa lembaga negara serta lembaga pemerintah telah menerapkannya, kenyataannya whistleblowing system belum secara merata diterapkan pada semua lembaga negara dan lembaga pemerintah baik di lapangan kekuasan eksekutif, legislatif maupun judikatif. Whistleblowing system menjadi penting karena dapat dijadikan sebagai early warning system bagi penyelenggara negara terhadap potensi-potensi dampak masif dari suatu pelanggaran yang terjadi dalam birokrasi. Whistleblowing system dalam kasus-kasus tindak pidana korupsi berpotensi untuk mengungkap tindak pidana korupsi yang terjadi dilingkungan birokrasi sehingga pelaku dapat diproses sesuai dengan ketentuan hukum serta kerugian negara akibat pelanggaran yang terjadi dapat dikembalikan kepada negara. Whistleblowing system juga penting untuk mewujudkan good governance yang dicita-citakan dalam reformasi birokrasi Indonesia. Dalam menyusun tesis ini, Penulis menggunakan metode penelitian yuridis-normatif yaitu melakukan studi hukum yang dalam implementasinya selalu dibingkai oleh dotrin-doktrin hukum. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu tidak ada konsep whistleblowing system yang secara tegas diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini, namun sebenarnya telah ada lembaga negara dan lembaga pemerintah yang dapat berperan dalam mewujudkan whistleblowing system yang ideal dan mampu berperan dalam mewujudkan Tata Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance).

This thesis discusses the concept of whistle blowing systems in the government bureaucracy in Indonesia. Whistle blowing system is becoming important, because it can be an early warning system for state officials on the potential impact of massive violations within the bureaucracy. Whistle blowing system, in cases of corruption, has the potential to reveal its cases that occurred within the bureaucracy, so that the perpetrators can be processed in accordance with the provisions of law and the losses caused by its occurrence may be returned to the state. Whistle blowing system is also important for creating good governance which is be desired in the Indonesian bureaucratic reform. In preparing this thesis, the author uses juridical-normative research methods by conducting legal research in which in its implementation is always framed by the doctrines of law. The conclusions derived from this study is the absence of the concept of whistle blowing system that is strictly regulated in the legislation in Indonesia at this time, but in practice, there are some state institutions and government agencies that may have roles in creating the ideal whistle blowing system and able to participate in creating the Good Governance."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>