Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1992
R 615.547 IND p II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fainurmah Rivai
"ABSTRAK
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah menurunnya angka kematian, khususnya kematian bayi, anak balita, kematian umum dan meningkatnya umur harapan hidup. Pada tahun 2000 jumlah usia lanjut diperkirakan akan menjadi 15,3 juta orang dengan perkiraan angka harapan hidup berkisar antara 65-70 tahun. Di DKI Jakarta pada tahun 2000 meningkat menjadi 6,77 % dari total penduduk. Proporsi usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 1998 sebesar 6,84 % menduduki proporsi tertinggi di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Agar penduduk usia lanjut tidak menjadi beban keluarga masyarakat dan negara, maka pelayanan untuk kelompok ini perlu semakin mendapat perhatian. Melalui Kartu Menuju Sehat diharapkan masalah-masalah kelompok usia lanjut ini dapat dideteksi secara dial sehingga masalah kesehatan segera diatasi yang selanjutnya akan mengurangi komplikasi yang lebih berat. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Rancangan penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan total sampel 141 orang.
Sampel adalah hasil yang diperoleh yaitu dari 141 responden terdapat 72,3 % responden yang telah memanfaatkan kartu menuju sehat usia lanjut, di mana 86,5 % berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terbanyak responden adalah < 6 tahun (77,3 %) dengan status perkawinan adalah berstatus cerai (cerai mati /cerai hidup) sebesar 53,2 %, dan 68,8 % responden berstatus tidak bekerja. Pengetahuan responden tentang kartu menuju sehat ternyata pada umumnya sudah baik (59,6 %). Responden yang menyatakan jarak tempat pelayanan yang menyatakan dekat dari rumahnya sebesar 75,4 %. Responden yang memersepsikan kesehatannya berstatus sehat sebanyak 52,5 %, sedangkan kesehatan aspek fisik biologi yang berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan dalam satu bulan terakhir sehat sebesar 67,4 %. Penelitian ini membuktikan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan ketidakpemanfaatan kartu menuju sehat usia lanjut (OR= 0,12 nilai p-0.002).
Selanjutnya yang dapat disarankan ialah perlu diupayakan mensosialisasikan kartu menuju sehat usia lanjut dengan cara kerja sama dengan Departemen lain di Tingkat Pusat seperti Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Forum Koordinasi Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia, Organisasi Sosial di Tingkat Pusat seperti : PKK, Kamar Dagang dan Industri dan memanfaatkan media elektronika seperti RRI, TVRI, media cetak seperti Gema Lansia agar pelaksanaan pembinaan tidak terjadi drop out diupayakan pembinaan kesehatan dan bagi responden saki-laki perlu diinformasikan secara terus menerus dan berkesinambungan bahwa ada pelayanan kesehatan bagi usia lanjut, apabila diperlukan diberikan brosur/leaflet baik waktu pendaftaran ataupun melalui pertemuan rutin dan pengembangan hobi bagi responden yang masih sehat dan produktif dan juga perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan kartu menuju sehat dengan alat ukur/instrumen yang akurat.

ABSTRACT
One of the impact of national development success in health sector is the decreasing of death number, especially infant mortality, under five mortality, general mortality and the increasing of life expectancy age. In 2000 the number of aging is about will be 15,3 million with the estimation of life expectancy age is 65 - 70 years. In Jakarta in the year of 2000, the number of aging will be 6,77 % of the total population. The proportion of aging in Primary Health Center Kecamatan Pesanggrahan in 1998 is 6,84 % the highest proportion in South Jakarta In order to aging will not be burden in family, community and country, so the attention should be given for this group. By using Karla Menuju Sehat (KMS) it is hoped that the problem of aging can be detected earlier so the health problem is overcame immediately and then it will decrease the heavier complication. The research is conducted in Primary Heath Center in Kecamatan Pesanggrahan in South Jakarta. Cross-sectional design is used by using 141 sample.
The result shows that 72,3 % respondents used Kartu Menuju Sehat (KMS). Among them, about 86,5 % are females. Their most education is 5 6 years (77,3 %) with widow/divorce as a marital status (53,2 %) and 68,8 % respondents have jobless status. Generally the respondent knowledge about Kartu Menuju Sehat (KMS) is good (59,6 %)_ Respondents who stated that the distance of service place is near from their houses is about 75,4 %. There is 52,5 % respondents who percept that their health are healthy, meanwhile there is 67,4 % respondents with healthy status based on health officer check on physical-biological aspect in the last month. The result proves that sex has significant relationship (p < 0,95) with the non-usage Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging.
The next it can be suggested that it is necessary to socialize Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging by joint with other departments in center level such as : Department of Social, Department of Man Power, National Family Planning Coordination Board (BKKBN), Forum Koordinasi Kesejahteraan Lanjut Usia, Social Organization in center level such as PKK, Industrial and Trade Chamber (KADIN) by using electronic media like RRI, TVRI, printing media : Gema Lansia, so that the implementation of health supervision can prevent drop out and it is necessary to inform continuosly and sustainably for male respondents that there is health service for aging. If necessary it is given brochure/leaflet when both registration and routine meeting and the development of hobbies for respondents still health and productive and also it is necessary to conduct the further research about the usage of Kartu Menuju Sehat (KMS) as an accurate measurement/instrument.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelam
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1998
362.6 NEL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soleh
"ABSTRAK
Di Kabupaten DT II Bekasi jumlah sarana pelayanan kesehatan swasta berkembang dengan pesat. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/86, Peraturan Pemerintah No.7/1987, dan Peraturan Daerah Tingkat II Bekasi No. 2 Tahun 1996 untuk pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (Binwasdal).
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan langkah-langkah/proses penyempurnaan kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian sarana pelayanan kesehatan swasta.
Penelitian dilakukan secara Cross Sectional dengan analisis deskriptif di 49 Puskesmas dari 55 Puskesmas yang ada di Kabupaten DT II Bekasi.
Dari hasil penelitian ternyata pembinaan, pengawasan, dan pengendalian tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku di atas. Hal ini disebabkan keterbatasan sumber daya di Seksi Pemulihan Kesehatan yang selama ini diberi beban tugas Binwasdal di samping itu dalam SOTK Dinas Kesehatan tugas Binwasdal tidak tercantum secara eksplisit Untuk mengatasi hal ini disepakati untuk membentuk Tim Binwasdal baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Puskesmas dengan perhatian kepada " 5 M ' (man, material, method, money, dan market ).

ABSTRACT
The amount of the private health services instrument in Bekasi Regency are growing very fast. The Government Regulation of Minister of Health Number 920/Menkes/Per/?CII/86, The Government Regulation Number 7/1987 and Bekasi Regency Regulation Number 2/1996 for establishing, and controlling have been produced.
The objective of this research was to refine the activities of establishing and controlling the private health service facilities.
A cross sectional study was used, with descriptive analysis in 49 health center among 55 health center in Bekasi Regency. For the sample, one private health service facility was randomly chosen in each Health Center.
This research showed that the establishing and controlling did not carry out appropriately with the government regulation. It was caused by the responsibility for this duty. While the job description for this duty was not clearly explicit.
To overcome this problem it was agreed to form a team for establishing and controlling in regency level and health center level with special attention to the "5 M" (man, material, method, money, and market) .
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naili Shifa
"Latar Belakang: Singapura memiliki sistem perawatan kesehatan “first world”, dan menduduki peringkat 6 di dunia. Singapura mencapai efisiensi perawatan kesehatan dengan hasil perawatan berkualitas tinggi. Sistem perawatan kesehatan yang unik dengan menggunakan sistem pembiayaan campuran yang disebut “3M” yaitu MediSave, MediShield, dan MediFund. Sementara Indonesia yang dalam penerapan JKN masih mengalami beberapa kendala. Sehingga perlu dilakukan studi komparasi. Penelitian ini akan membahas mengenai pembiayaan, pendanaan, dan pembayaran pada pelayanan kesehatan di Singapura dan Indonesia.
Metode: Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif dengan menggunakan data sekunder melalui pencarian literatur pasa search engine.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skema pembiayaan di Singapura yaitu subsidi dan kerangka kerja 3M, dengan menekankan tanggung jawab pribadi untuk kesehatan. Penyediaan layanan kesehatan terdiri dari gabungan publik dan swasta dengan sistem pembayaran hybrid, hampir tidak ada perawatan kesehatan yang gratis. Di Indonesia menggunakan sistem single pool dengan metode pembayaran DRG kepada penyedia layanan. BPJS Kesehatan menggunakan prinsip gotong-royong yang penggunaannya menunjukkan peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pembiayaan terbesar di Indonesia masih terkonsentrasi pada segi kuratif dan pengobatan.
Kesimpulan: Sistem Pembiayaan di Singapura dirancang dengan prinsip kemandirian dan saldo MediSave tidak berkurang apabila tidak digunakan sehingga meminimalkan perilaku tidak sehat. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode kuantitatif, menguji faktor-faktor pemungkin lain yang berpengaruh terhadap perilaku hidup sehat dengan terjangkaunya layanan BPJS Kesehatan, dan menguji pengaruh implementasi kebijakan pembiayaan pada sistem JKN terhadap morbiditas dan derajat kesehatan masyarakat.

Background: Singapore has a “first world” healthcare system, and is ranked 6th in the world. Singapore achieves healthcare efficiency with high quality care outcomes. A unique healthcare system using a mixed financing system called “3M” namely MediSave, MediShield and MediFund. Meanwhile, Indonesia, which is implementing JKN, is still experiencing several obstacles. So it is necessary to do a comparative study. This study will discuss the financing, funding, and payment of health services in Singapore and Indonesia.
Methods: This study uses a descriptive approach by using secondary data through a search engine literature search.
Results: The results of this study indicate that the financing scheme in Singapore, namely subsidies and the 3M framework, emphasizes personal responsibility for health. Health care delivery consists of a mix of public and private with a hybrid payment system, almost no free health care. In Indonesia, it uses a single pool system with the DRG payment method to service providers. BPJS Kesehatan uses the principle of gotong royong, whose use has shown an increase in the last three years. The largest financing in Indonesia is still concentrated in terms of curative and treatment.
Conclusion: The Financing System in Singapore is designed with the principle of self-reliance and MediSave balances do not decrease when not used so as to minimize unhealthy behavior. Further research can use quantitative methods, examine other enabling factors that influence healthy living behavior with the affordability of BPJS Health services, and examine the effect of implementing financing policies on the JKN system on morbidity and public health status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Herlina
"ABSTRACT
SIMPUS merupakan aplikasi untuk manajemen pelayanan dan pelaporan
di puskesmas yang sejak lama dipergunakan di Puskesmas. Aplikasi Primary
Care BPJS Kesehatan diterapkan sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional
Januari 2014. Adanya beberapa sistem informasi yang tidak terintegrasi di
puskesmas mengakibatkan terjadinya double entry sehingga menambah beban
petugas dalam hal pelayanan dan pelaporan maupun kualitas data dan informasi
yang dihasilkan, karena masing-masing sistem berdiri sendiri sesuai kebutuhan
program/unit masing-masing. Perancangan integrasi P-Care BPJS Kesehatan dan
Simpus mampu mengatasi masalah yang dihadapi puskesmas. Aplikasi
Penghubung yang dibangun menjadi jembatan antara kedua sistem yang
memungkinkan petugas cukup melakukan satu kali entry dalam pelayanan pasien
maupun dalam proses pencatatan dan pelaporan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode RAD (Rapid Application
Development). Hasil perancangan integrasi sistem informasi ini sangat berguna
bagi puskesmas di era BPJS dan Simpus saat ini, oleh sebab itu kerjasama dan
dukungan antara institusi dalam lembaga Kementerian Kesehatan ini sangat
diharapkan untuk maksimalnya penggunaan sistem aplikasi ini.

ABSTRACT
SIMPUS is an application for service management and reporting that have
long been used at primary health care. Primary Care’s BPJS applied since the
enactment of National Health Coverage in January 2014. The existence of several
information systems that are not integrated in Primary Health Care resulted in the
occurrence of double entry so that adds to the burden on officers in terms of
service and reporting as well as the quality of the resulting data and information
because each system stand alone as needed program each unit. The design of the
integration of the P-Simpus and Health Care and the BPJS were able to overcome
the problems faced by the East Bogor Primary Health Care. Connecting
applications built a bridge between the two systems that allow enough officers
doing a one time entry in the service of patients as well as in the process of
recording and reporting. Research methods used in this research is RAD (Rapid
Application Development). The design of system integration of information is
very useful to East Bogor Primary Health Care in the era of bpjs and simpus
currently, therefore, the cooperation and support between institutions within the
Ministry of health is expected to maximum system use this application."
2014
S55562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Heryanto Putro
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan bagi ODHA di Rutan Jakarta Timur masih jauh dari ideal. Faktor penyebabnya adalah adanya stigma dan perilaku diskriminatif terhadap ODHA, baik oleh petugas maupun warga binaannya. Stigma dan perilaku diskriminatif petugas disebabkan oleh minimnya informasi dan pengetahuan salah mengenai HIV/AIDS.
Kebutuhan untuk dicintai dan diterima, sangat diperlukan ODHA, dengan penerimaan, kasih sayang dan dukungan orang di sekelilingnya akan membuat hidup ODHA lebih positif dan berkualitas, pola hidupnya terjaga sehingga diharapkan hidupnya akan lebih panjang. Sayangnya tidak semudah itu ODHA mendapatkan penerimaan, kasih sayang dan dukungan orang-orang di sekelilingnya, baik itu dari keluarga, teman, petugas maupun masyarakat secara luas
Petugas merupakan salah satu komponen paeting yang ada dalam lingkungan Rutan. Tugas pokok dan fungsi petugas Rutan adalah melakukan perawatan dan pembinaan terhadap WBP. Seorang petugas dalam menjalankan tugasnya, harus memiliki kompetensi dasar. Yang dimaksudkan dengan kompentensi dasar tersebut antara lain adalah kemampuan, sikap, pengetahuan yang dapat mendukung program pembinaan. Dalam rangka melakukan pembinaan terhadap ODHA, salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh petugas adalah kemampuan empati dan pengetahuan mengenai ODHA dan HIV/AIDS. Kemampuan berempati adalah petugas mampu mengerti dan memahami apa yang dirasakan (empati) ODHA sehingga dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan
Tujuan umum dari penulisan tugas akhir ini adalah meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan bagi ODHA di Rutan Jakarta Timur. Sedangkan tujuan khususnya adalah, menumbuhkan empati petugas
terhadap ODHA di Rutan Jakarta Timur dengan jalan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada petugas tentang HIV/AIDS serta tata cara berempati.
Dalam upaya menumbuhkan empati petugas terhadap ODHA perlu dilakukan program intervensi. Program intervensi yang di tawarkan oleh penulis adalah program pelatihan untuk menumbuhkan empati terhadap ODHA, dengan tumbuhnya empati secara tidak langsung akan dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Setelah mengikuti program pelatihan empati diharapkan petugas dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Petugas dapat berempati terhadap ODHA sehingga pelayanan kesehatan terhadap ODHA menjadi optimal.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T 17797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permata Eleana
"ABSTRAK
Agregrat lansia merupakan agregrat rentan mengalami hipertensi. Salah satu penyebab hipertensi adalah stres. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan relaksasi imajinasi terbimbing sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan tingkat stres dan tekanan darah pada keluarga Nenek N. Hasil intervensi menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah, yaitu dari 160/100 mmHg pada awal pertemuan menjadi 140/90 mmHg pada akhir pertemuan. Selain itu, terdapat penurunan tingkat stres diukur menggunakan Self Reporting Questionaiire dari skor 6 menjadi 4. Hasil asuhan ini menggambarkan bahwa relaksasi imajinasi terbimbing dapat diaplikasi sebagai salah satu intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan hipertensi.

ABSTRACT
Elderly is an aggregate that is vulnerable to hypertension. Stress is one of hypertension causes on elderly. This study aimed to determine the effectiveness of guided imagery relaxation as intervention to decrease stress level and blood pressure in the Grandma N rsquo;s family. The result showed that there was a decrease in blood pressure, from 160/100 mmHg in the first visit to 140/90 mmHg in the last visit. In addition, there was a decrease in stress level measured using Self Reporting Questionaiire from score 6 to 4. The results of this nursing care that the guided imagery relaxation as one of the interventions to treat hypertension."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Holzner, Burkart
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1989
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roes Lirizky Lufti
"Latar Belakang: Dalam aktivitas sehari-hari, lansia seringkali membutuhkan perhatian dan bantuan dari caregiver, termasuk dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit mulut yang dapat menurunkan kualitas hidupnya. Peran caregiver dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut lansia, ditentukan oleh pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver tersebut, yang dapat dinilai melalui penggunaan instrumen seperti kuesioner. Tujuan: Menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen tentang pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut dari caregiverbagi lansia di Panti Tresna Werdha. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menguji validitasi dan reliabilitas instrument kuesioner dari Gomes, dkk, yang menjalani proses adaptasi lintas budaya ke bahasa Indonesia. Responden merupakan caregiver yang melakukan perawatan sehari-hari pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta Selatan. Hasil Penelitian: Hasil dari face validity, menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menemukan kesulitan dalam mengerjakan kuesioner. Hasil uji Intraclass Correlation Coefficient (ICC) kuesioner Pengetahuan dan Praktik Caregiver Lansia adalah 0,834 yang menunjukkan instrumen memiliki reliabilitas baik dengan nilai 95% Confidence Interval di rentang 0,667-0,917. Kesimpulan: Kuesioner untuk menilai pengetahuan dan praktik kesehatan gigi dan mulut caregiver bagi lansia, dari Gomez dkk, yang telah menjalani proses adaptasi lintas budaya ke versi bahasa Indonesia, valid dan reliabel untuk dapat  digunakan pada penelitian selanjutnya.

Background: Elderly often require attention and assistance in their daily activities from caregivers, including maintaining oral hygiene to prevent tooth decay and oral diseases that can affect their quality of life. The role of caregivers in maintaining the oral hygiene of the elderly is determined by their knowledge and practices related to dental and oral health, which can be assessed using instruments such as questionnaires. Objective: The aim of this study was to test the validity and reliability of an instrument assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly at Panti Tresna Werdha. Method: This research was a cross-sectional study that tested the validity and reliability of a questionnaire instrument developed by Gomes et al., which underwent cross-cultural adaptation to the Indonesian language. The respondents were caregivers providing daily care for the elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 in South Jakarta. Results: The results of face validity indicated that most respondents did not encounter difficulties in completing the questionnaire. The Intraclass Correlation Coefficient (ICC) test for the Knowledge and Practices of Elderly Caregivers Questionnaire yielded a value of 0.834, indicating good reliability with a 95% Confidence Interval ranging from 0.667 to 0.917. Conclusion: The questionnaire assessing the knowledge and practices of dental and oral health among caregivers for the elderly by Gomes et al., that has been adapted cross-culturally to the Indonesian language is valid and reliable. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>