Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Setiari Soerjani
"Tugas akhir ini membahas intervensi terhadap permasalahan kapasitas produksi di sebuah Biro Konsultasi Sumberdaya Manusia (SDM). Penelusuran terhadap masalah menunjuk pada kurangnya eiisiensi dalam proses produksi, dalam hal ini berupa kcccpatan dan kualitas penyusunan laporan hasil Asesmen Karyawan. Tujuan intervensi adalah untulc memotong proses tersebut dari segi waktu dengan meningkatkan profesionalisme para Asesor yang menjadi pemroses utama layanan tersehut. Anzilisis kondisi mcnunjukkan bahwa program yang paling scsuai untuk diterapkan adalah sebuah program terpadu yang didasari oleh konsep Knowledge Engine - diberi tajuk "Intervensi Progresif" (Program Regenerasi Integratif). Program mencakup membangun sistem pembelajaran, menyiapkan kepemimpinan fasilitatif dan penanaman budaya berbagi di antara para Asesor dan pemangku kepentingan lini layanan ini pada umumnya.

This final assignment focuses on intervention towards production capacity in a human resources consulting firm. Investigation points to inefficiency on product delivery due to an unstandardized employee assessment reporting speed and quality. The goal of the intervention is to improve assessors ability to fulfil firm's standard of speed and quality. Accelerating process from knowledge to perfommance and from performance to knowledge as proposed by knowledge engine framework is considered as the most appropriate program. It consists of building systems that support leaming, preparing facilitative leadership and implementing sharing culture among assessors and other stakeholders of the subject to be improved."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meyer, Aldira G. [Gusana]
"Penelitian tesis ini dilakukan terhadap asesor di perusahaan PT. ABC Indonesia sebagai penyedia jasa layanan asesmen profesional. Untuk mempertahankan citra dan keunggulan kompetitifnya sebagai organisasi dengan layanan berbasis pengetahuan, PT. ABC Indonesia perlu dengan mengelola keterikatan kerja asesor. Sebagai karyawan lepas, keterikatan kerja dan minat berbagi pengetahuan asesor yang rendah berdampak pada kualitas kerja dan kehandalan kerjanya. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan kegiatan berbagi pengetahuan. Untuk itu perlu diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi keterikatan kerja asesor dan pola jejaring interaksi sosialnya.
Hasil penelitian menunjukkan faktor pendorong yang positif terhadap keterikatan kerja asesor adalah faktor kerjasama dan hubungan baik dalam lingkungan kerja, dan faktor peluang untuk mendapatkan kesempatan pengembangan yang tersusun dalam perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu ditemukan pula bahwa pola jejaring interaksi asesor cenderung berkelompok dalam komunitasnya sendiri saja.
Tesis ini memberikan sebuah rekomendasi intervensi untuk meningkatkan keterikatan kerja asesor dengan melakukan optimalisasi program berbagi pengetahuan yang lebih terencana dan terstruktur sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan kehandalan asesor.

Thesis research was conducted on the assessor in the company of PT. ABC Indonesia as a provider of professional assessment. To maintain the image and competitive advantage as an organization with knowledge-based services, PT. ABC Indonesia need to manage the work of assessors engagement. As a freelance employee, their low level of work engagement and interest in sharing knowledge impacts on the quality of work and its reliability. One intervention that can be done is to optimize knowledge sharing activities. It is necessary to know the factors that influence the work engagement and the patterns of social interaction networks of assessors.
The results showed a positive motivating factor for engagement to the work of assessors is a factor of cooperation, and a good relationship within the work environment, and the factor of chance to get a structured development opportunities in the short-term planning and long term. In addition it was found that the patterns of interaction networks assessors tend to cluster in their own community only.
This thesis gives a recommendation of interventions to increase engagement with the work of assessors perform the optimization of knowledgesharing program that is more planned and structured so as to improve work quality and reliability of assessors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tahta Arash Madani
"Pajak merupakan salah satu instrumen kebijakan pemerintah yang sangat penting. Pajak
menjadi salah satu sumber penting penerimaan negara untuk membiayai kegiatan negara
dalam menjalankan tugasnya. Secara historis, pajak mulanya dipungut pemerintah untuk
menjalankan tugas negara yang bersifat sederhana, penegakan keamanan dan pembiayaan
perang. Namun dalam perkembangannya, pajak kini telah menjadi salah satu instrument
pemerintah untuk melakukan intervensi dan menciptakan keadilan, melalui kesetaraan
ekonomi. Skema pajak yang sering digunakan dan dipandang sebagai instrumen penciptaan
keadilan adalah pajak progresif, dengan menetapkan beban atau porsi pajak lebih besar
kepada individu atau kelompok yang memiliki kekayaan atau penghasilan lebih tinggi.
Secara sederhana, pajak progresif dibangun dari asumsi bahwa dibutuhkan intervensi
pemerintah yang lebih besar untuk menciptakan kesejahteraan, keadilan, dan redistribusi
kekayaan. artikel ini bertujuan untuk membantah asumsi keadilan, redistribusi dan perlunya
intervensi negara dalam mencapai kesejahteraan melalui pajak progresif dan menunjukkan
bahwa terdapat permasalahan kepentingan diri manusia yang menyebabkan kapitalisme
tidak cocok dengan pajak progresif. Untuk mencapai tujuan tersebut, artikel ini d isusun
menggunakan metode refutasi, dengan cara mendekomposisi pajak progresif, kemudian
melakukan refutasi (membantah) terhadap asumsi-asumsi tersebut. Sehingga, dapat dilihat
bahwa pajak progresif pada dasarnya tidak sesuai dengan asumsi-asumsi yang
membangunnya dan tidak cocok untuk dalam kondisi kapitalisme dan dunia saat ini yang
sudah semakin terbuka antara satu sama lain.
Tax is a very important government policy instrument. Tax is an important source of state
revenue to finance state activities in carrying out their duties. Historically, tax were initially
levied by the government to carry out simple state tasks, security enforcement and war
financing. But in its development, tax has now become one of the government instruments
to intervene and create justice, through economic equality. Tax scheme often used and seen
as instruments of creating justice are progressive taxes, by assigning a greater tax burden or
portion to individuals or groups who have higher wealth or income. Put simply, progressive
tax is built on the assumption that greater government intervention is needed to create
wealth, justice and redistribution of wealth. This article aims to refute the assumptions of
justice, redistribution and the need for state intervention in achieving prosperity through
progressive tax and shows that there are problems of human self-interest that cause
capitalism to be incompatible with progressive tax. To achieve this goal, this article has
been prepared using a refutation method, by decomposing progressive tax, then refute those
assumptions. So, it can be seen that progressive taxation is fundamentally incompatible
with the assumptions that built it and is not suitable for the current condition of capitalism
and the world that are increasingly open to each other."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Sekti Ariyanti
"Karyawan sebagai modal insani adalah faktor penting untuk mengejar sustainable competitiveness, yang pemanfaatannya sangat dipengaruhi keterikatan kerja karyawan. Penelitian bertujuan mengembangkan intervensi untuk meningkatkan keterikatan kerja karyawan di PT X. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data melalui kuisioner. Kuisioner yang digunakan merupakan hasil adaptasi dari UWES, Perceived Organizational Support dan Organizational Commitment, dengan reliabilitas total 0.937 dan dalam rentang 0.633 hingga 0.891 per dimensi untuk N=46. Hasilnya, pengaruh signifikan berasal dari persepsi atas dukungan organisasi, terutama dukungan pimpinan. Rancangan intervensi ini merupakan implementasi kegiatan berbagi pengetahuan yang dimotori oleh manajer untuk memperbaiki persepsi atas dukungan supervisor agar keterikatan kerja karyawan dapat ditingkatkan.

Employee as human capital is important factor to ensure organization manage sustainable competitiveness. The extent to which organization able to gain advantage of human capital depends on the employees? work engagement. Only engaged workforce will provide necessary support for organization to deal with such a dynamic business world. This study aimed to develop intervention to increase employees? work engagement PT X. This is a quantitative research, using questionnaires adapted from UWES, Perceived Organizational Support and Organizational Commitment with total reliability 0.937 and ranged from 0.633 to 0.891 per dimension, with N= 46. Result of the study reveal that perceived organizational support, in specific supervisor support significantly affecting employees? work engagement. Based on this finding, it is recommended that implementation of knowledge sharing activities, run by managers would fit to increase perception of supervisor support as enabler to improve employees? work engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Oktaviani
"ABSTRAK
Hasil identifikasi masalah organisasi menunjukkan bahwa knowledge sharing di PT ABC, sebuah perusahaan menara telekomunikasi, belum berjalan dengan maksimal. Penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan knowledge sharing yang terdiri dari dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan alat ukur PCQ-24 (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dengan α Cronbach sebesar .868. Sementara itu, pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur yang disusun oleh Van den Hoff dan De Ridder (2004) dengan α Cronbach sebesar .779 untuk skala knowledge donating dan .826 untuk skala knowledge collecting. Hasil penelitian pada 110 karyawan menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara psychological capital dengan knowledge donating (r=.145, p<.01) dan knowledge collecting (r=.278, p<.01). Lebih lanjut, dimensi psychological capital yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating dan collecting adalah self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, uji coba intervensi yang dilakukan adalah pelatihan terkait pengembangan self-efficacy anggota tim, yaitu Encouraging Knowledge Sharing at Work kepada atasan yang berperan sebagai koordinator/ potensial koordinator CoP (community of practice). Uji pengetahuan diberikan kepada 16 orang peserta pada saat sebelum dan sesudah pelatihan. Perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test menunjukkan peningkatan skor yang signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan (t=-7.507, p<.01).

ABSTRACT
Problem identification showed that knowledge sharing has not run effectively in PT ABC, a telecommunication tower company. The purpose of this research, which used qualitative and quantitative method, is to investigate correlation between psychological capital and knowledge sharing, which consists of two dimensions, knowledge donating and knowledge collecting. PCQ-24 (Luthans, Avolio, Youssef, 2007) was used to measure psychological capital (Cronbach?s α=.868), and Van den hoff & De Ridder (2004a) knowledge sharing questionnaire used to measure knowledge sharing (Cronbach?s α=.779 for knowledge donating scale and .826 for knowledge colletcing scale). The result from 110 respondents showed that psychological capital correlated significantly with knowledge donating (r=.145, p<.01) and knowledge collecting (r=.278, p<.01). Self-efficacy is psychological capital dimension which has the strongest correlation with knowledge donating and knowledge collecting. Training Encouraging Knowledge Sharing at Work was held as pilot intervention. Enhancing team members? selfefficacy is the training topic. Training target are the leader who acts as champion or potential champion (coordinator of Community of Practice). Pre-test and posttest was given to 16 training participants. The comparison between pre-test and post-test revealed significant improvement in participant knowledge after they participated the training (t=-7.507, p<.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Riantini Hardigaloeh
"Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan peneliti diketahui bahwa knowledge sharing di PT ABC belum maksimal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara empowering leadership dengan knowledge sharing, yang terdiri dari knowledge donating dan knowledge collecting (Van den Hooff & De Ridder , 2004). Empowering leadership diukur menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Xue, Bradley,dan Liang (2011), dengan nilai Cronbach α sebesar .956. Sementara itu, knowledge sharing diukur menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari Van den Hooff & De Ridder ( 2004) dan memiliki dua dimensi yaitu knowledge donating (Cronbach α sebesar .769) dan knowledge collecting (Cronbach α sebesar .846).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara empowering leadership dengan knowledge donating (r=.382, p < .01) dan knowledge collecting (r=.283, p < .01). Lebih lanjut, ditemukan bahwa dimensi empowering leadership yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating adalah informing (r= .408, p < .01), sementara dimensi yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge collecting adalah coaching (r= .320, p < 01). Selanjutnya dilakukan intervensi pelatihan Encouraging Knowledge Sharing At Work yang merupakan proyek uji coba di perusahaan. Hasilnya, terdapat perbedaan mean uji pengetahuan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah diberikan pelatihan (t= -7.507, p < .01).

Based on researcher?s problem identification, it was found that knowledge sharing at PT ABC hasn?t been run effectively. This study was conducted to see any relationship between empowering leadership and knowledge sharing, which consist of knowledge donating and knowledge collecting (Van den Hooff & De Ridder , 2004). Empowering leadership was measured by scale that had been adapted from Xue, Bradley,dan Liang (2011), with Cronbach α .956. Meanwhile, knowledge sharing was measured by an adapted scale from Van den Hooff & De Ridder (2004). The scale has two dimensions, knowledge donating (Cronbach α .846), and knowledge collecting (Cronbach α .769).
Result showed there was a significant and positive relationship between empowering leadership and knowledge donating (r=.382, p < .01) and also knowledge collecting (r=.283, p < .01). Further analysis showed that informing dimension from empowering leadership had the strongest correlation with knowledge donating (r=.408, p < .01), while coaching dimension had the strongest correlation with knowledge collecting (r=.320, p < .01). Based on these results, Encouraging Knowledge Sharing At Work training intervention was conducted as a pilot project in the company. The result showed there was a significance improvement in participants? knowledge before and after training was conducted (t=-7.507, p < 0.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Prasetiyo
"Penelitian ini membahas penyebab utama PT. ABC memiliki piutang dan kredit macet yang tinggi sehingga mengganggu performa dan likuiditas keuangannya. Analisis penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif melalui metode focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukan adanya masalah intergroups relations, yaitu koordinasi kerja antar divisi. Intervensi penelitiaan ini dilakukan melalui program-program implementasi intergroups relations dengan pendekatan knowledge engine.

This study addresses the main causes PT. ABC has a high accounts receivable and bad debts that it interferes the performance and the financial liquidity. Analysis of this study used qualitative methodology through focus group discussion (FGD) methods. The results showed the existence of an intergroups relations problems, which is the coordination of work between divisions. The intervention research by the implementation of intergroups relations programs through knowledge engine approach."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30670
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Fredy Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis hubungan dan pengaruh pay satisfaction voluntary turnover intention pada karyawan PT.X. Penelitian ini adalah gabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode analisis data statistik menggunakan program SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pay satisfaction memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan variabel pay satisfaction dengan nilai r sebesar 0.676 dan persentase pengaruh sebesar 45.7 % terhadap variabel voluntary turnover intention pada karyawan PT.X. Hal ini mengindikasikan rendahnya tingkat kepuasan karyawan terhadap aspek penggajian di PT.X yang meliputi tingkat/ besaran gaji yang diterima (pay level), besarnya kenaikan gaji (pay raise), manfaat / tunjangan (benefit), dan struktur administrasi penggajian (pay structure / administration). Rendahnya tingkat kepuasan karyawan pada aspek penggajian ini disebabkan oleh sistem penggajian dari perusahaan yang dirasakan tidak adil oleh karyawan dan terdapat tumpang tindih antara jabatan pada struktur organisasi yang baru. Oleh karena itu, intervensi yang penulis usulkan berupa program intervensi evaluasi jabatan yang fokus pada peningkatan pay satisfaction karyawan, sebagai dasar untuk mendesain sistem penggajian yang adil (equal pay). Program intervensi evaluasi jabatan ini diharapkan akan dapat meningkatkan pay satisfaction dan menurunkan voluntary turnover intention pada karyawan PT.X.

ABSTRACT
This study analyzes the relationship and influence of pay satisfaction to voluntary turnover intention of employee PT.X. This is a combination of qualitative and quantitative research using statistic data analysis method via SPSS program version 22. Research result indicates that variable pay satisfaction has a negative and significant relationship with r score 0.676 and influence with percentage 45.7 % to variable voluntary turnover intention on PT.X employee. This result indicates low pay satisfaction of PT.X employee which includes satisfaction of pay level, pay raise, benefit, and pay structure/ administration. Low employee pay satisfaction is caused by unequal pay structure and gap between jobs in new PT.X organization chart. Thus, writer proposes job evaluation intervention program which focus on enhanching employee pay satisfaction, as a basis to design a fair and equal pay structure. This intervention proposal is expected to increase PT.X employee pay satisfaction and lower employee voluntary turnover intention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Anastasia Bintan Mangawe
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian intervensi coaching
dalam rangka meningkatkan iklim psikologis dan komitmen untuk berubah pada
karyawan di PT. X. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang terdiri dari dua
studi. Pada studi I, digunakan cross-sectional study design dengan partisipan
sejumlah 48 orang karyawan Departemen Editorial A dan B di PT. X. Sementara,
pada studi II digunakan the before-and-after study design dengan partisipan sejumlah
3 orang karyawan Departemen Editorial A dan B di PT. X. Penelitian ini
menggunakan alat ukur Commitment to Change (Herscovitch & Meyer, 2002) dan
Psychological Climate (Brown & Leigh, 1996). Hasil uji Pearson correlation dan
regresi linear pada studi I menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara iklim psikologis dan komitmen untuk berubah (p = .009; p < .01), dimana
13,7% varians komitmen untuk berubah dapat dijelaskan oleh iklim psikologis
(R2 = .137; p = .009; p < 0.1). Uji korelasi menunjukkan bahwa dimensi
psychological meaningfulness memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen
untuk berubah (r = .439; p = .002; p < .01). Untuk itu, peneliti menjadikan dimensi
psychological meaningfulness sebagai fokus dalam memberikan intervensi coaching
kepada 7 pasang atasan-bawahan. Pada studi II dilakukan perhitungan dengan
Wilcoxon signed-rank test dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan skor iklim
psikologis (p = .045; p > .05) dan komitmen untuk berubah (p = .007; p > .05) yang
signifikan antara sebelum dan setelah diberikan intervensi. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa intervensi coaching yang diberikan efektif untuk meningkatkan
iklim psikologis dan komitmen untuk berubah.

ABSTRACT
This research was conducted to examine the effectiveness of coaching intervention in
order to improve psychological climate and commitment to change on employee in
PT. X. This research is a correlational research consisting of two studies. On study I,
cross-sectional study design was used for 48 employees of A and B Editorial
Department?s in PT. X as the research participants. Meanwhile, the second study used
the before-and-after study design for 3 employees of A and B Editorial Department?s
in PT. X as the research participants. This research used Commitment to Change
inventory (Herscovitch & Meyer, 2002) and Psychological Climate inventory (Brown
& Leigh, 1996). The result of Pearson correlation and linear regression test on study I
showed that there is a significant relationship between psychological climate and
commitment to change (p=.009; p<.01), where 13.7% of the variance of commitment
to change can be explained by psychological climate (R2 = .137, p = .009; p < 0.1).
Correlation test showed that the dimension of psychological meaningfulness has a
significant relationship with a commitment to change (r = .439, p = .002; p <.01).
Therefore, researcher made psychological meaningfulness as a focus in providing
coaching intervention to 7 pairs of superior-subordinate. Based on the calculation of
Wilcoxon signed-rank test on study II, it is known that there are significant
differences between before and after the intervention in psychological climate score
(p = .045; p > .05) and commitment to change score (p = .007; p > .05). Thus, it can
be concluded that the coaching intervention is effective to improve psychological
climate and commitment to change"
2016
T46794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seswa Elde Rahmahthia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepercayaan organisasi untuk meningkatkan komitmen untuk berubah. Kepercayaan organisasi didefinisikan sebagai keyakinan individu atau kelompok bahwa individu atau kelompok lain melakukan usaha terbaik untuk bertindak sesuai dengan komitmen eksplisit maupun implisit, jujur dalam setiap negosiasi seperti menunjukkan komitmen, dan tidak mengambil keuntungan dari orang lain meskipun saat kesempatan tersebut tersedia (Cummings & Bromiley, 1996).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepercayaan organisasi adalah Organizational Trust Inventory yang dikembangkan oleh Cummings dan Bromiley (1996). Sedangkan komitmen untuk berubah didefinisikan sebagai dorongan yang mengikat individu untuk melakukan tindakan yang diperlukan guna kesuksesan implementasi dari rencana perubahan (Herscovitch & Meyer, 2002). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur komitmen untuk berubah adalah Commitment to Change Inventory yang dikembangkan oleh Herscovitch dan Meyer (2002). Partisipan dari penelitian dan intervensi ini adalah karyawan redaksi editorial A dan B dari PT X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen perubahan (R2 = .264; Sig .000). Intervensi coaching yang dilakukan tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan skor kepercayaan organisasi (t = -2,167; p = 0,073; p > 0,05). Namun intervensi coaching berpengaruh signifikan dalam peningkatan skor dimensi menjaga komitmen dari kepercayaan organisasi (t = -2,521; p = .045; p < 0.05). Intervensi coaching yang dilakukan juga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor komitmen untuk berubah (t = -3,959; p = 0,007; p < 0,05).

The purpose of this research is to examine the impact of organizational trust to increase commitment to change. Organizational trust defined as an individual?s belief or a common belief among a group of individuals that another individual or group makes a good-faith efforts to behave in accordance with any commitments both explicit or implicit, is honest in whatever negotiations preceded such commitments, and does not take excessive advantage of another even when the opportunity is available (Cummings & Bromiley, 1996).
Tool in assessing organizational trust is Organizational Trust Inventory developed by Cummings and Bromiley (1996). Meanwhile, commitment to change defined as a force (mind set) that binds individual to a course of action of relevance to one or more targets (Herscovitch & Meyer, 2002). Tool in assessing commitment to change is Commitment to Change Inventory developed by Herscovitch and Meyer (2002). Participants for research and intervention are A and B editorial department?s employees in X company.
Research result showed that organizational trust significantly impact commitment to change (R2 = .264; Sig .000). Coaching intervention that had been held not significantly increase organizational trust score (t = -2,167; p = 0,073; p > 0,05). On the other hand, coaching intervention significantly impact the enhancement of keeping commitment dimension of organizational trust (t = -2,521; p = .045; p < 0.05). Coaching intervention that had been held also significantly impact the enhancement of commitment to change score (t = -3,959; p = 0,007; p < 0,05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>