Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yapina Widyawati
"ABSTRAK
Konflik yang berkepanjangan di Ambon menimbulkan berbagai macam kerugian baik fisik maupun psikologis. Sampai tahun 2000, akibat konflik dan kekerasan di Maluku tercatat 8000 orang tewas, sekitar 4000 orang luka-luka,ribuan rumah, perkantoran dan pasar dibakar, ratusan sekolah hancur serta terdapat 692.000 jiwa sebagai korban konnik yang sekarang telah menjadi pengungsi di dalam dan luar Maluku (Corputty, 2000).
Kerusuhan dan konflik yang berkepanjangan akan menguras tenaga, pikiran dan harta benda korban Bersamaan dengan itu, trauma dan stress yang diderita akibat adanya konflik akan membekas pada diri manusia yang mengalaminya. Ketakutan dan hilangnya rasa aman menyebabkan mereka merasa Iumpuh dan tak berdaya (Ida Kaplan & Diana Orlando, 1998; Mona
Macksound, 1993 dalam Hadis, 2002).
Pengalaman sosial psikologis tersebut akan membentuk reaksi trauma pada diri panderita Melihat seseorang terluka "atau terbunuh, mengalami bencana dan kecelakaan adalah hal yang paling banyak membuat orang mengaiami trauma (Resick, 2001). Mereka selalu dalam ketakutan, selalu siap siaga tanpa tahu apa yang akan terjadi (Hadis, 2002).
Penanganan penuh dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait campur tangan atau intervensi dari pihak Iain diperiukan bagi anak-anak karena dampak dari konflik bersenjata ini mengenal diri mereka. Berkaitan dengan proses penanganan anak-anak korban konflik bersenjata ini, perlu dipahami ape yang terjadi dalam dirinya, dalam hal ini gambaran emosionalnya, agar intervensi yang dilakukan optimal, sesuai dengan keadaan anak tersebut.
Gambaran emosional anak-anak dapat diketahui dengan alat bantu. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan adalah alal tes psikologi berupa teknik proyeksi dengan menggambar. Salah satu tes menggambar yang dapat digunakan adalah human Hgure drawings (HFDS). Dari penelitian ini ingin dilihat bagaimana gambaran emosional anak-anak berusia 10 - 12 tahun yang menjadi korban konfiik di Ambon dan sekitamya dilihat dari tes menggambar orang.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa hasil gambar orang dari anak-anak korban konflik di Ambon dan sekitarnya berjumlah 45 anak.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anak-anak korban konfllk di Ambon dan sekitarnya menunjukkan adanya perasaan tidak aman dan tidak mampu serta depresi. Dari gambar menunjukkan juga adanya kecemasan pada diri mereka. Anak-anak mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan Iingkungan serta cenderung menarik diri Mereka juga tampak impulsif dan kurang kontrol diri. Terlihat juga adanya ketegangan seria kecenderungan acting-out dan berorientasi pada masa lalu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yulisa Rofaidah
"Konflik bersenjata dengan berbagai latar belakang telah berlangsung di sejumlah daerah di Indonesia selama lima tahun tcrakhir. Kouflik tersebut menyebabkan masyarakat setempat harus mengungsi ke tempat lain yang relatif lebih aman. Bagi anak-anak, konflik bersenjata merupakan pengalaman traumatis yang membekas pada memori mereka dan hampir selalu berdampak destruktif Gambar orang diharapkan dapat memproyeksikan ketakutan-ketakutan sena kecemasan yang ada pada diri anak. Sementara itu, Child Behavior Check List (CBCL) unggul dalam mengidentifikasi kecenderungan penyimpangan perilaku pada anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai status emosional dan masalah perilaku pada anak-anak yang berada di kamp pengungsian akibat konflik bersenjata melalui tes menggambar orang dan CBCL.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk merangkum dan mentabulasi data, semcntara pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan interpretasi per kasus. Penelitian melibatkan sejumlah I6 anak dari komunitas muslim di kamp pengungsian konflik Poso. 16 anak tersebut terdiri dari 9 anak laki-laki dan 7 anak perempuan, dengan rQ.nt2 g usia 9 - 12 tahun.
Hasil penelitan menunjukkan hal-hal berikut. Status emosional anak-anak pengungsi yang tampak melalui tes menggambar orang antara lain adalah kecemasan tingkat tinggi disertai keluhan-keluhan psikosomatis, kecenderungan impulsit perasaan tidak aman yang sangat besar, kecenderungan menarik diri, perasaaan tertekan, ketidakstabilan, agresivitas, kekakuan dalam mengendalikan dorongan internal, perasaan bersalah, dan perasaan malu. Masalah perilaku yang tampak sangat dominan pada CBCL mereka adalah kecenderungan internalisasi, keluhan psikosomatis, dan kecemasan atau depresi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricyla Trimeilinda
"ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir terjadi konflik bersenjata yang tidak berkesudahan di
daerah Poso. Banyak orang yang mengalami trauma karena konflik bersenjata ini
membuat mereka kehilangan tempat tinggal, orang-orang yang disayangi, harta
benda, dan lingkungan yang aman dan nyaman. Remaja merupakan salah satu
populasi yang paling mudah terkena dampak negatif konflik bersenjata.
Penelitian ini mencoba. menggali gambaran kepribadian remaja yang mengalami
konflik bersenjata di Poso melalui tes menggambar bebas. Beberapa ahli meyakini
tes menggambar bebas dapat membantu individu untuk memproyeksikan diri
mereka, yang tidak dapat diekspresikan melalui bahasa verbal.
Penelitian ini menggunakan data sekunder tes menggambar bebas remaja yang
mengalami konflik bersenjata di Poso, dengan bantuan Pusat Krisis Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
menggunakan panduan umum untuk interpretasi berdasarkan aspek struktural,
yaitu kualitas garis, ukuran, penempalan gambar, detail, perspektif shading, dan
penggunaan warna. Pada tahap pertama akan dideskripsikan gambaran
kepribadian secara umum 37 remaja yang mengalami konflik bersenjata di Poso
yang diperoleh melalui profil tes menggambar bebas. Pada tahap berikutnya akan
dideskripsikan gambaran kepribadian secara individual terhadap lima remaja yang
mengalami konflik bersenjata di Poso guna mendapatkan gambaran kepribadian
yang lebih utuh dan mendalam.
Profil tes menggambar bebas pada remaja yang mengalami konflik bersenjata di
Poso menunjukkan kecenderungan subjek menggambar dengan tekanan garis
bervariasi, ukuran gambar sedang, pcnempatan gambar di bagian sentral, detail
yang kurang, perspektif jauh dan bawah-jauh, melakukan shading pada objck
tertentu, dan menggunakan warna hitam.
Dari gambaran kepribadian secara umum diperoleh hasil sebagian besa.r subjek
penelitian memiliki kecenderungan gambaran kepribadian yang ragu-ragu, kurang
pcrcaya diri dan merasa inferior, memiliki ketegangan dan kecemasan, perasaan
insecure, kecenderungan berperilaku acring-our, menarik diri dan membatasi
kontak interpersonal, depresi, tertutup, dan merasa tidak bahagia.
Dari gambaran kepribadian secara individual terhadap lima subjek penelitian,
semua subjek cenderung mengalami depresi, memiliki kecemasan, ketegangan,
dan kemarahan yang intens karena kemsuhan di Poso, yang menyangkut
perjuangan hidup-mati dan masalah/bahaya kebakaran.
Interpretasi tes menggambar bebas dalam penelitian ini terbatas pada aspek
struktural, oleh karena, itu saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya
adalah memperluas penilaian dan interpretasi terhadap tes menggambar bebas,
terutama dari aspek content.
Implikasi praktis ditujukan bagi para ahli psikologi perkembangan, Pusat Krisis,
Trauma Cenrer, dan pihak-pihak terkait yang ingin menggunakan tes
menggambar bebas sebagai alat bantu untuk melihat gambaran kepribadian remaja
yang mengalami konflik bersenjata di Poso."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eriyanto
Jakarta: Kantor Berita Radio 68H, 2003
302.23 ERI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hadaris Samulia Has
"Tak ada hal yang lebih memilukan barangkali dari kekerasan dan permusuhan antara kelompok yang terjadi di Ambon atau Maluku pada umumnya.Tak ada kata yang menggambarkan secara tepat apa yang sesungguhnya terjadi di kawasan yang penduduknya plural ini.
Tesis yang berjudul Pelanggaran Hak Asasi Manusia ()lab Aparat Keamanan (TNI dan POLRI) Dalam Penanganan Konflik Di Ambon, mencoba untuk melihat faktor-faktor penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia, yang justru terjadi pada saat proses penanganan konflik yang dilakukan, oleh aparat keamanan, mengakibatkan pelanggaran yang bersifat vertikal dan melihat bagaimana bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh TNI dan POLRI dalam penanganan konflik tersebut.
Masuknya unsur-unsur Negara dan kekuatan militer dalam konflik yang terjadi bukanya tanpa resiko, kemungkinan terbesar dari faktor resiko itu adalah penggunaan alat-alat kekerasan yang paling dikuasai militer, maka muncul penyelesaian konflik kekerasan dengan cara-cara yang tidak beda dengan kekerasan itu sendiri.
Dalam menganalisa persoalan tersebut digunakan beberapa tinjauan pustaka seperti definisi dari konflik, konflik sosial, sifat koflik, jenis-jenis konflik, sifat dari masyarakat majemuk, Tahapan dari penyelesaian konflik (conflict resolution), konsepsi pelanggaran Hak Asasi Manusia dan instrument pokok perlindungan Hak Asasi Manusia baik yang bersifat nasional dan internasional.
Selain untuk lebih mendekatkan pada permasalahan penulis juga menggunakan beberapa tinjauan pustaka dari konsepsi militer profesioanal dan peran militer dalam sosial politik khususnya Dwifungsi ABRI, sosialisasi Hak Asasi manusia bagi kalangan aparat keamanan merupakan salah satu pokok bahasan pula.
Metode Penelitian tesis ini berssifat library research dimana digunakan data sekunder, inventarisasi peraturan perundang-undangan atau lainya serta dokumentasi peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di daerah konflik, disamping itu penulis juga mengunakan data yang bersifat penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa institusi yang dapat dipertanggung jawabkan ke absahanya.

It seems that human rights violation and mass conflict happening in Ambon and Moluccas are more sorrowful than other things ever. One finds no precise word to describe what is going on in such a plural region.
This Thesis entitled "Human Rights Violation by the Military and Police Officers in the Conflict Resolution Process in Ambon", tries to reveal some reasons of the Human Rights violation that simply happened as the conflict resolution process was undertaken by military and police officers resulting in vertical violation, and observes how Human Rights violation by TNI and POLRI emerges in the conflict resolution.
Involved elements of the state and military forces in the ongoing conflict are not without risks; the major risk factor is using mostly military-controlled violation instruments and that mass conflict and human rights violation are settled in the same process as the violation itself.
Analyzing the case, one uses library research such as definitions of conflict, social conflict, types of conflict, characteristics of plural community, phases of conflict resolution, conception of Human Rights violation and principal instruments of securing both national and international Human Rights.
Besides approaching to the problem statement, the author also applies library researches of professional military conception and military roles in social and political situation especially "Dwifungsi ABRI" (Indonesian Armed Forces' Dual Functions)?nd socialization of Human Rights to the security agents as a problem, as well.
Research methodology employed in this thesis is Library Research where the author uses secondary data, inventory of legislation and others, and documentation of the ongoing events in the conflict area. Moreover, the author applies data of researches carried out by several institutions for which one is liable for their validity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T19394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>