Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135430 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Sondang Kathrin Susanne
"Penelitian ini berangkat dari fenomena maraknya sindikat perdagangan anak dan remaja untuk tujuan pelacuran. Remaja perempuan dijebak dan dipaksa untuk terlibat dalam dunia pelacuran, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka adalah remaja perempuan yang dilacurkan.
Banyak konsekuensi yang harus diterima oleh remaja perempuan yang dilacurkarg yang dapat mempengaruhi perkembangan remaja perempuan. Remaja perempuan sebagai individu yang sedang menjalani peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, mengalami perubahan baik secara fisik dan psikis yang sangat penting dalam kehidupannya dan merupakan bagian dari tugas-tugas perkembangannya dalam rentang kehidupan. Pada masa remaja akhir, salah satu tugas utama adalah membentuk identitas yang utuh (Erikson, 1968).
Dalam proses perkembangan identitas, terdapat beberapa domain yang pada dasarya merupakan bagian dari tugas-tugas perkembangan remaja, antara lain menerima keadaan fisik sebagai maskulin atau feminin dan berperilaku sesuai dengan kodratnya (merupakan identitas gender), memiliki seperangkat ideologi yang akan diyakini dan mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku (meliputi identitas agama dan identitas politik), melepaskan ikatan emosi dari orang tua dan mempersiapkan diri untuk kehidupan berumah tangga (merupakan identitas hubungan interpersonal) dan melepaskan diri secara ekonomi dari orang tua(identitas pekerjaan). Semua perubahan dan perkembangan yang dialami remaja mengharuskannya untuk mencapai kejelasan identitas atau sense of identity yang akan membedakannya dengan orang lain.
Menurut Erikson (dalam Crerners, 1989), dalam membentuk identitas diri,remaja akan mengalami berbagai krisis. Marcia (dalam Bosma dkk, 1994) mengembangkan pendapat Erikson dengan menambahkan bahwa remaja mengalami masa krisis karena harus berhadapan dengan berbagai peran baru (merupakan proses eksplorasi) dan memilih satu peran yang tepat bagi dirinya (merupakan bentuk komitmen). Marcia mengukur keberhasilan dan kegagalan individu menyelesaikan masa krisisnya dan rnenemukan ada 4 kategori berbeda (achievement, moratorium, foreclosure, d§U?iJsion) dalam menentukan status identitas individu.
Dengan ditemukannya fenomena remaja perempuan yang pernah dilacurkan, peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah status identitas dari domain-domain perkembangan identitas remaja perempuan yang pernah dilacurkan dan yang tidak pernah menjadi pelacur, dengan mengacu pada pemahaman dan penghayatan terhadap domain-domain dari perkembangan identitas dan kecenderungan status identitasnya dilihat berdasarkan teori Marcia.Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode wawancara mendalam. Subjek penelitian yang digunakan 3 orang remaja perempuan yang pernah dilacurkan dan 3 orang remaja perempuan yang tidak pernah menjadi pelacur, berusia 18-22 tahun, pendidikan minimal SD dan maksimal SMP, status sosial ekonomi rendah dan tinggal di wilayah kota Medan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum semua subjek memperlihatkan kesamaan gambaran identitas, yaitu pada identitas agama dan gender dengan status identitas foreclosure dan identitas politik dengan status identitas diffusion. Perbedaan status identitas terlihat pada identitas pekerjaan, dengan status identitas diffsion, foreclosure dan achievement. Dalam identitas hubungan interpersonal, terdapat status identitas moratorium, achievement dan foreclosure. Peristiwa dilacurkan mempengaruhi identitas hubungan interpersonal dan identitas gender dari semua subjek remaja perempuan yang pernah dilacurkan dengan status identitas diffusion Sementara untuk domain lainnya terlihat stabil, kecuali satu subjek yang mengalami perubahan identitas agama dari status identitas foreclosure menjadi status identitas moratorium. Keunikan status identitas domain-domain dari perkembangan identitas memperlihatkan bahwa remaja yang berhasil membentuk sense of identity dan ada remaja yang gagal membentuk sense of identity dan mengalami identity confusion.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar dibentnk suatu program rehabilitasi yang efektif serta menyediakan konseling sosial, medis dan psikologis bagi remaja perempuan yang pernah dilacurkan dan keluarganya, yang sesuai dengan kebutuhan pada tugas perkembangannya. juga dilakukan pelatihan-pelatihan yang dapat mengembangkan ketrampilan dan rasa kompetensi diri.
Pada penelitian selanjutnya dilakukan secara longitudinal untuk melihat perubahan status identitas dan apa yang mempengaruhi pembrubahan yang terjadi, karena ada kecenderungan remaja perempuan yang pernah dilacurkan untuk kembali ke dunia pelacuran. Selain itu, akan sangat menarik jika dilakukan perbandingan antara remaja perempuan yang pernah dilacurkan dan tidak kembali ke dunia pelacuran dengan yang kembali ke dunia pelacuran. Juga perlu digali strategi coping dan pola adap"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagong Suyanto
"Studi ini mencoba mengkaji dan memahami eksploitasi yang dialami anak-anak perempuan yang dilacurkan di industri seksual komersial dari perspektif teori kritis. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya dan di daerah wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan. Secara keseluruhan, dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara yang mendalam terhadap 45 informan, yakni anak-anak perempuan yang dilacurkan, mantan anak yang dilacurkan, germo, mucikari dan lelaki pelanggan prostitusi. Studi ini menemukan bahwa pelacuran terjadi bukan saja akibat tekanan kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan tidak dimilikinya akses yang memadai ke dunia pasar kerja, keterlibatan dan terjerumusnya anak-anak perempuan dalam industri seksual komersial juga terjadi karena perkembangan gaya hidup dan akibat dari terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak perempun. Sebagai anak yang mengalami proses komodifikasi dalam industri seksual komersial, anak-anak perempuan yang dilacurkan umumnya mengalami proses eksploitasi dan alienasi sosial.

This study attempts to assess and understand the exploitations of girls who are forced into prostitution in the sex industry through critical theory perspective. The study was conducted in Surabaya and in a touristic area Tretes, Pasuruan. Overall, the in-depth interviews were conducted to 45 informants, girls who are forced into prostitution, former young prostitutes, pimps, and also male customers. The study found that it takes more than just pressures of poverty, lack of education, and inadequate access to the labor market for young girls to be involved in the prostitution. In fact, their involvements is the impact of the life style and permissive behavior in dating, victims of dating rape, child abuse, broken home family, as well as victims of fraudulent practices and mode of recruitments that related to the increased market demand for new and young prostitutes, and also the peer groups? influences which offer shortcuts to overcome problems and life pressures. As children who experienced commodifications in the commercial sex industry, the girls who are forced into prostitution generally undergo exploitation and social alienation process."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bagong Suyanto
"Studi ini mencoba mengkaji dan memahami eksploitasi yang dialami anak-anak perempuan yang dilacurkan di industri seksual komersial dari perspektif teori kritis. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya dan di daerah wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan. Secara keseluruhan, dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara yang mendalam terhadap 45 informan, yakni anak-anak perempuan yang dilacurkan, mantan anak yang dilacurkan, germo, mucikari dan lelaki pelanggan prostitusi. Studi ini menemukan bahwa pelacuran terjadi bukan saja akibat tekanan kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan tidak dimilikinya akses yang memadai ke dunia pasar kerja, keterlibatan dan terjerumusnya anak-anak perempuan dalam industri seksual komersial juga terjadi karena perkembangan gaya hidup dan akibat dari terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak perempun. Sebagai anak yang mengalami proses komodifikasi dalam industri seksual komersial, anak-anak perempuan yang dilacurkan umumnya mengalami proses eksploitasi dan alienasi sosial.

This study attempts to assess and understand the exploitations of girls who are forced into prostitution in the sex industry through critical theory perspective. The study was conducted in Surabaya and in a touristic area Tretes, Pasuruan. Overall, the in-depth interviews were conducted to 45 informants, girls who are forced into prostitution, former young prostitutes, pimps, and also male customers. The study found that it takes more than just pressures of poverty, lack of education, and inadequate access to the labor market for young girls to be involved in the prostitution. In fact, their involvements is the impact of the life style and permissive behavior in dating, victims of dating rape, child abuse, broken home family, as well as victims of fraudulent practices and mode of recruitments that related to the increased market demand for new and young prostitutes, and also the peer groups? influences which offer shortcuts to overcome problems and life pressures. As children who experienced commodifications in the commercial sex industry, the girls who are forced into prostitution generally undergo exploitation and social alienation process."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Ariyani
"Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hope dan self-esteem pada remaja yang pemah menggtmakan narkoba (user) dan remaja yang tidak pernah menggunakan narkoba (nan-user). Sampel untuk kelompok user remaja dari Yayasan Perrnata hati Kita sedangkan untuk kelompok non-user remaja SMA dan rnahasiswa tingkat awal. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30 remaja pada masing-masing kelompok. Teknik yang dipakai dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan tes hope dari Snyder dan tes self-esteem dari Rosenberg. Alat tes hope diterjemahkan melalui proses back translation dan dilakukan uji coba pada kedua alat tes. Hasil perhitungan statistik memperlihatkan ada perbedaan yang signifikan dalarn hope dan seMesteem antara remaja yang pernah menggunakan narkoba (user) dan remaja yang tidak pernah menggunakan narkoba (non-user)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Widjaja
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008
346.07 GUN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Julie
"Dalam buku debutnya ini, Dr. Julie Smith berbagi keterampilan yang Anda butuhkan untuk mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari dan cara mempertahankan kesehatan emosional serta mental Anda. Mengapa Tidak Pernah Ada yang Memberitahuku? akan membantu Anda tetap tangguh saat mengelola kecemasan, menghadapi kritik, mengatasi depresi, membangun kepercayaan diri, menemukan motivasi, atau belajar memaafkan diri sendiri."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2023
155.25 SMI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yanesthi Hardini
"Saat ini perempuan berjilbab bukan merupakan hal yang aneh lagi. Padahal sekitar tahun 1980-an, banyak kejadian tidak menyenangkan yang menimpa para perempuan berjilbab, misalnya tekanan dari pihak sekolah yang melarang para sisiwi muslim untuk berjilbab, isu-isu yang tidak benar tentang perempuan berjilbab atau juga teror yang ditujukan pada mereka. Selain itu ada juga para perempuan berjilbab yang mendapat tekanan dari orang tuanya berupa larangan untuk berjilbab. Larangan in diwujudkan dalam berbagai pedakuan dengan tujuan agar anak perempuannya itu tidak lagi berjilbab.
Pedakuan-pedakuan tidak menyenangkan sebagai bentuk dad larangan bisa Hiniki oleh perempuan berjilbab tersebut sebagai hal yang menekan atau mengancam keberadaannya. Penilaian atas keadaan ini bisa menimbulkan stres, terutama bila perempuan tersebut tidak memJliki kemampuan dan dukungan untuk mengatasi hal ini (Sarafino, 1994). Munculnya frustrasi dan konflik akibat adanya larangan orang tua merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stres (Lazarus, 1969). Perlakuan orang tua yang kemungkinan besar berubah juga merupakan hal yang potensial menyebabkan stres, apalagi bila hal ini bedangsung dalam jangka waktu yang cukup lama (Mirowsky dan Ross, 1989).
Untuk dapat memahami stres ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan yang berorientasi stimulus, pendekatan yang berorientasi respon, dan yang ketiga adalah pendekatan transaksionaL Pendekatan transaksional memandang stres sebagai basil interaksi antara individu dan lingkungan, sehingga dalam proses ini individu merupakan pihak yang aktif yang dapat mempengaruhi akibat dari stres melalui strategi-strategi tingkah laku, kognitif maupun emosi (Sarafino, 1994).
Interaksi antara individu dan lingkungannya menimbulkan penilaian kognitif yang dilakukan individu untuk mengevaluasi situasi atau tuntutan yang potensial menyebabkan stres. Selain menilai situasi yang potensial menyebabkan stres, penilaian ini juga mengevaluasi sumber-sumber yang dimilikinya untuk mengatasi tuntutan tersebut (Lazarus dan Folkman, dalam Johnson, 1986). Perbedaan individual yang memperngaruhi proses penilaian kognitif ini menyebabkan perbedaan dalam mengevaluasi stces dan sumber-sumber yang dimilikinya untuk mengatasi stres tersebut.
Betdasatkan uraian di atas, akan diteliti lebih lanjut bagatmana proses stres yang oleh perempuan berjilbab yang pemah mendapat larangan dari orang tua untuk berjilbab serta perilaku coping apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalab tersebut.
Dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan kualitatif, karena dengan pendekatan ini akan didapatkan pemahaman yang mendalam atas suatu fenomena (Poerwandari, 1998). Selain itu karena masalah yang akan diungkap merupakan masalab yang unik dan sensitif, maka pendekatan kuabtatif merupakan pendekatan yang sesuai (Patton, dalam Perwandari, 1998). Subyek penebtian berjumlab empat orang dan pengambilan sampel akan dilakukan secara purposif. Pengambilan data akan Hilalcnkan dengan metode wawancara mendalam.
Dari basil wawancara dapat disimpulkan babwa tiga orang subyek sudab mengalami stres pada masa sebelum berjilbab dan terus berlanjut sampai mereka sudab berjilbab (pada masa pelarangan). Sedangkan satu orang subyek yang lain baru mengalami stres setelab berjilbab (pada masa pelarangan). Tuntutan-tuntutan yang dibadapi pada masa sebelum berjilbab adalab tuntutan internal, berupa keingman yang kuat untuk berjilbab; dan tuntutan ekstemal, berupa larangan dari orang tua untuk berjilbab. Sumber-sumber stres yang ditemui adalab terjadinya konflik internal, konflik ekstemal, dan anggapan orang tua yang negatif tentang perempuan berjilbab.
Reaksi-reaksi yang muncul pada masa ini adalab sedib dan kecewa, dan timbul keragu-raguan, dan bingung karena ada konflik internal. Adapun strategi coping yang banyak dipakai pada masa ini adalab prohkm-focused coping^ yaitu active coping dan seeking social support for instrumental reasons strategi emotional-focused coping juga dilakukan, yaitu seeking social srtpportfor emotional reasotr, ada pula subyek yang melakukan strategi coping maladaptif, yaitu mental disengagement. Pada masa pelarangan, tuntutan utama yang barus dibadapi oleb keempat subyek adalab ketidaksetujuan orang tua atas kepututsan mereka untuk berjilbab.
Dari tuntutan ini sumber-sumber stres yang ditemiai adalab perlakuan orang tua yang tidak menyenangkan pada subyek, dan anggapan orang tua yang negatif terbadap perempuan berjilbab. Reaksi-reaksi yang muncul adalab rasa sedib, malas pulang ke rumab, kecewa dan kesepian. Strategi coping yang HilaVukan adalab prohkm-focused coping^ yaitu active coping dan seeking social stppori for instrumental reason^ strategi emotion-focused coping yang dilakukan bersamaan dengan prohkm-focused coping adalab turning to religion, seeking social support for emotional reason, denial, acceptance, dan beberapa perilaku coping unik dari masing-masing subyek.
Untuk penebtian selanjutnya disarankan imtuk menggab masalab ini dari sudut pandang orang tua yang peraab melarang anaknya untuk berjilbab, jadi tidak banya dari sudut pandang perempuan berjilbab yang mempunyai masalah ini saja, sehingga basilnya akan lebih kaya dan komprebensif. Ada baiknya juga bUa dalam penebtian lanjutan dimasukkan teori-teori perkembangan, terutama yang berbubungan dengan psikologi keluarga, sebingga bisa digab dinamika bubungan orang tua dan anak ketika keluarga tersebut sedang mengalami masalab ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yungki Aldrin
"Fenomena denda damai merupakan hal yang sering terjadi dalam situasi berlalu lintas. Hal ini tentu saja akan menyebabkan buruknya Citra Polisi Ialu lintas di mata masyarakat, meskipun kedua belah pihak diuntungkan. Skema yang terbentuk dari pengalaman denda damai pada seseorang, tentunya akan berbeda dengan yang tidak pernah melakukannya. Dengan adanya asumsi ini, peneliti berusaha mamanfaatkan salah satu teori kognitif sosial untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku denda damai ini khususnya yang dikaitkan dengan skema yang terbentuk pada individu.
Metoda penentuan sample pada penelitian ini dilakukan secara 'purposive sampIing', dangan teknik pengambilan sample 'accidental sampling'. Subyek dalam penelitian ini terbagi menjadi mahasiswa yang pernah melakukan denda damai dan yang tidak pernah melakukannya. Alat pengumpul data berupa ?Sentence Completion Test?.
Beberapa hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, pertama, tidak ada perbedaan skema mengenai Polisi lalu lintas antara mahasiswa yang pernah melakukan denda damai dengan yang tidak pernah. Kedua, mahasiswa yang pernah melakukan denda damai memiliki skema yang cenderung positif mengenai Polisi lalu lintas. Dan ketiga, mahasiswa yang tidak pernah melakukan denda damai juga memiliki skema yang cenderung positif terhadap Polisi lalu Iintas.
Saran yang diberikan dalam perubahan struktur skema adalah dengan melakukan 'restructuring' dari skema yang sudah ada, yaitu mengganti skema yang lama dengan skema yang baru. Perlunya peningkatan kesejahteraan juga merupakan aspek yang sangat terkait dengan denda damai. Selain itu aspek registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor yang merupakan salah satu fungsi dan tugas Polisi lalu lintas, juga disorot, karena skema yang terbentuk cenderung negatif. Penggunaan alat dengan validitas dan reliabilitas yang andal dapat lebih menunjang penelitian berikutnya, di samping pendekatan lain dari teori sosial."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S2464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Dewi Farah
"Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hal-hal yang terjadi pada masa ini sangat menentukan kepribadian, watak, serta keadaan jasmani seseorang kelak dikemudian hari. Apa yang dipelajari oleh anak sangat tergantung pada bagaimana orangtua dapat memenuhi kebutuhan anak. Sekali dipelajari sikap-sikap ini akan mempengaruhi persepsi individu terhadap orang-orang lain dan situasi-situasi selama hidupnya.
Hubungan antara anak dengan keluarganya terutama ibunya amatlah erat dan hal ini berpengaruh pada perkembangan pribadi anak. Keadaan tidak berdaya pada masa bayi menumbuhkan rasa ketergantungan yang mendasar pada anak. Seiring dengan meningkatnya usia, meningkat pula kemampuan di bidang kognisi, fisik dan ketrampilan motorik. Hal ini memungkinkan anak untuk melakukan hal- hal tertentu yang dulu tidak bisa mereka lakukan sehingga anak menjadi mandiri.
Kemandirian itu sendiri dirasakan sangat penting, mengingat hal-hal yang dilakukan anak sekarang akan mempengaruhi cara dia bertingkah laku kelak setelah dewasa. Sehingga anak perlu menerapkan sikap dan tingkah laku tepat dan sesuai. Tetapi bagaimana anak harus mandiri dan tergantung sangat ditentukan oleh norma-norma lingkungan dimana dia berada.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini semakin banyak wanita yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja, tetapi juga melibatkan diri dalam dunia kerja diluar rumah. Hal ini menyebabkan waktu ibu bersama keluarga terutama anak-anaknya menjadi berkurang.
Untuk menjaga agar anak-anaknya tidak terlantar, salah satu upaya yang dilakukan adalah menitipkan anak tersebut di Tempat Penitipan Anak (TPA). TPA sendiri merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan dalam bentuk perawatan dan pengasuhan untuk anak yang ditinggal ibunya bekerja
Melihat hal tersebut, penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan dibidang kemandirian antara anak yang pernah masuk TPA dengan anak yang tidak pernah masuk TPA saat mereka duduk di Taman Kanak-kanak. Manfaat dari penulisan ini adalah agar mempermudah pihak orangtua khususnya kaum Ibu dalam memutuskan pengasuh pengganti yang baik dan sesuai bagi anaknya.
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner. Mengingat keterbatasan si anak dalam membaca dan memahami maksud pertanyaan alat ukur, maka yang diminta mengisi kuesioner tersebut adalah ibu si anak.
Hipotesa penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan di bidang kemandirian antara anak usia prasekolah yang mendapat program pendidikan TK plus TPA dengan anak yang mmendapat program pendidikan TK saja.
Dari hasil perhitungan, tampak ada perbedaan yang signifikan di bidang kemandirian antara anak yang mendapat program pendidikan TK plus TPA dengan anak yang mendapat program pendidikan TK saja. Artinya anak yang mendapat program pendidikan TK plus TPA memiliki derajat kemandirian yang berbeda dengan anak yang mendapat program pendidikan TK saja. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang mendapat program pendidikan TK plus TPA lebih mandiri dibandingkan anak yang mendapat program pendidikan TK saja.
Sedangkan saran untuk para orangtua, terutama ibu bekerja, bisa menjadikan TPA sebagai alternatif pengasuh pengganti anak yang cukup baik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Vincensia
Yogyakarta: LeutikaPrio, 2010
899.221 Nai c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>