Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adi Respati
"Fakultas X Universitas Y menetapkan “Menjadi Kiblat Riset Asia" sebagai visinya mulai periode administrasi 2008. Pimpinan Fakultas telah memulai intcrvensi untuk meningkatkan produktivitas kegiatan penelitian, namun belum semua kelompok penelitian yang berhasil terbentuk menunjukkan produktivitas yang diharapkan. Fakultas X perlu menemukan cara untuk memicu kegiatan penelitian untuk mencapai vismya. Menggunakan model system-learning link Marquardt gejala-gejala dalam Fakultas diklasifikasikan ke dalam lima subsistem (Pcmbclajaran, Organisasi, Manusia, Pengetahuan, dan Teknologi). Intervensi yang dimulai dari masalah koordinasi komunikasi informasi dan pengetahuan penelitian (subsistem organisasi) yang berbasis tcknologi informasi (subsistern teknoiogi) diharapkan dapat mengatasi masalah kompetensi dan motivasi (subsistem pengetahuan) pada Pengajar dan Mahasiswa (subsistem manusia). Sebuah skema jalur komunikasi direkomcndasikan. Sebuah intervensi knowledge sharing mengkombinasikan model Organizational Knowledge Creation Nonaka dan Knowledge Strategy lssue Sveiby diimplementasikan menggunakan skcma jalur komunikasi tersebut. Model Basic Organizational Behavior Robbins dan Judge digunakan unmk mclihai dampak intervensi pada tingkat organisaéi, kelompok, dan individu.
Faculty X of Universitas Y had established “The Research lala of Asia” to be its vision effective since its 2008 administration. The Faculty Dean had lauched an intervention program to push up research productivity, but not all the research groups founded have shown expected performances. Faculty X needs to find ways to trigger research productivity to reach its vision. Using Marquardt’s system-link learning model, Faculty’s problematic symptoms are classified into tive-subsystem slots (Learing, Organization, People, Knowledge, and Technolgy). an IT-based communication management and knowledge sharing intervention are expected to fix academic staff and students‘ issue of competence and motivation. A new commtmication scheme is recommended. A knowledge sharing intervcnsion based on Nonaka and Takeuchi’s Spiral of Organizational Knowledge-Creation and Sveiby’s Knowledge Strategy Issue is designed and to be implemented within that communication scheme. Robbins and Judge’s Basic Organizational Behavior model is utilized to overview the impact the intervention had on organization, group, and individual level."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34114
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Nurul Alam
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan sistem manajemen pengetahuan yang digunakan untuk menangkap dan menyebarkan pengetahuan pada kegiatan penelitian di Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode business process re-engineering (BPR) untuk mendapatkan rancangan sistem perbaikan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan pengetahuan meningkatkan penyebaran pengetahuan dan penangkapan pengetahuan di Universitas Indonesia. Proses perbaikan diuji dengan melakukan simulasi menggunakan Igrafx. Simulasi menunjukkan jumlah pengetahuan yang berhasil ditangkap dan disimpan sistem pengelolaan pengetahuan.

This study aims to design a knowledge management system to capture and distribute knowledge related to research activities in Universitas Indonesia. This study uses the businerss process reengineering (BPR) method to significantly improve the system design. The results show that the knowledge management system does increase the capture and distribution of knowledge in Universitas Indonesia. The improvement process was tested through simulations conducted in Igrafx. The simulations then show the amount of knowledge captured and retained in the knowledge management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"makalah ini mengelaborasi aktivitas knowledge management pada perpustakaan Badan Litbang dan Diklat (BalitbangDiklat) Kementrian agama. sebagai lembaga riset, Balitbangdiklat menghasilkan banyak kajian dan penelitian yang menjadi pengetahuan berharga bagi masyarakat luas. Aset pengetahuan yang dimiliki lembaga riset ini bermula dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiiki individu peneliti yang menghasilkan karya atau hasil penelitian bagi institusinnya yang kemudian dikelola oleh institusinya. Pengelolaan pengetahuan tersebut melalui infrastruktur yang dibangun mulai dari proses organisasi, sisstem, dan metode yang digunakan. Praktek knowledge management pada perpustakaan Balitbangdiklat meliputi kegiatan menciptakan pengetahuan baru, mengumpulkan dan mengolah pengetahuan baru , melakukan pendokumentasian dan pemeliharaan pengetahuan, serta menyebarkan dan berbagi pengetahuan secara menyeluruh di perpustakaan. Aktivitas yang dilakukan untuk menyebarkan dan berbagi pengeatahuan adalah dengan melakukan tatap muka, diskusi dan dialog terbuka , baik secara langsung maupun dengan memanfaatkan teknologi informasi. akhirnya pengetahuan yang implisit atau tacit dan telah dipublikasikan mampu dicapture oleh perpustakaan Batlitbangdiklat guna kepentingan bersama."
020 VIS 17:3 (2015) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Widiawati
"PT. Imam Agung Seiya (IAS) rnerupakan perusahaan padat karya yang bergerak di bidang Building Service, dimana sebagian besar lcaryawannya adalah para cleaning sen/ice, Oillce Boy, Gardener, Security, Operator kantin dimana pada tahun 2006 telah mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan dan telah pula terjadi perubahan kepemilikan sahamnya yaitu 60% adalah milik karyawan dan 40% adalah masih pemegang saham lama. Bila dianalisis dengan seksama, permasalahan yang terjadi adalah kompetensi SDM yang ada sebagian besar masih rendah dan memang belum ada depanemcn HR yang linkage dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Di PT.IAS baru ada fungsi SDM saja yang sifat dan alur kerjanya bersifat situasional sesuai pcrkcmbangan lcegiatan perusahaan saat itu saja_ Belum adanya departemen I-IR yang memililci fokus model atau fokus sistem berdampak kepada tidak terarahnya kegialan dan proses pembelajaran yang tidak maksimal dan tidak terfokus. Intervensi yang dilakukan pada tingkat organisasi adalah segera melakukan revisiting Corporate Strategy, penetapan visi, misl dan goals pemsahaan, restrulclurisasi organisasi dan pembentukan departemen HR yng memilih fokus model CBHLRM / Competency Based Human Resources Management. Pada tahapan awal dari action yang dilakukan deparremen HR adalah pada bagian Training and Development. Pada tinglcat kelornpok adalah difokuskan pada tim perubahan (change agenU, Sedangkan pada tingkat individu dilalcukan intervensi untuk meningkatkan motivasi belajar, bekerja, berkarya dan berprestasi serta motivasi untuk berbagi pengetahuan untuk meningkatkan kompctensi dan kinerja. Ditinjau dari strategy map, intervensi psikologi ini berada pada persfelctif learning and Growth. Tujuan intervensi ini adalah untuk mengubah keadaan dari SDM yang kompetensinya masih rendah ke kompetensi yang diharapkan oleh perusahaan, dari bclum adanya departemen I-IR yang resmi menjadi adanya departemen IIR yang memiliki fokus model atau fokus sistem CBI-IRM dengan penekanan awal dan utama yaitu fokus pada kegiatan Learning and Development dengan melakukan pembahan pada tingkat organisasi, kelompok dan individu. Sehingga diharapkan akan tetjadi peningkatan lcompetensi dan peningkatan peran HR Departemen sebagai katalisator penggerak dan pemeroepat proses pembelajaran yang berdampak pada perbaikan operation management pada internal proses perspective serta customer perspective yang semakin bagus. Dan memberikan dampak pada peningkatan share holder value organisasi.

PT. Imam Agung Setya is an outsourcing company for janitors, office boys. gardeners, security and canteen operators. This company has significant inprovement and progressive changes, especially in shareholders ownership which is 60% owned by all employees and 40% owned by previous owners. The major problems of this company are related to human resources management impacted to all problems especially the unexisting HRD Department which have roles and responsibles in improving staff competencies in general. This unexisting HRD Department should be developed so PT. Imam Agung Serya has better system and model on howto improve the staff competencies. To improve the major problems, some _intervensions should be made in all levels. In organizational levels PT. IAS should revisit corporate strategy, vision, mission and company goals and organimtional restructuring and building HRD development. The intervention in group level especially in supervisory level should pass the fit and proper test. In the individual level the intervention should be made by improving motivation, knowledge sharing and competencies. All intervensions mentioned above are inthe learning and growth position based on Strategy Maps by Kaplan. The objectives of all intervensions are to improve the low competencies to the better one. All recommendation on this writing focused on learning and development for organizational, gonrp and individual levels."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimico Adyaksyah,author
"Departemen TI Bank x merupakan organisasi yang memiliki tanggung jawab terkait perencanaan dan pengembangan strategi sistem dan teknologi informasi. Dengan tanggung jawab yang dimiliki, Departemen TI dituntut untuk menyediakan layanan teknologi informasi yang berisifat zero incident. Oleh karena itu, setiap pengetahuan dan pengalaman dari setiap staf sangatlah penting sehingga diperlukan suatu Knowledge Management System (KMS) yang dapat mengelola pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki setiap staf Departemen TI. Meskipun demikian, tidak semua organisasi yang mengadopsi knowledge management mengalami keberhasilan dalam implementasi atau penggunaannya. Jika suatu organisasi atau instansi belum siap, maka penerapan knowledge management ini tidak akan memiliki dampak yang signifikan. Untuk itu perlu dilakukan analisa terhadap kesiapan dari organisasi untuk menerapkan knowledge management.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat kesiapan implementasi Knowledge Management System pada Departement TI Bank x. Framework asesment didasari dari pemetaaan KMCSF pada penelitian terdahulu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan KM pada Departemen TI Bank x dan memberikan rekomendasi dalam perbaikan proses knowledge sharing yang ada. Hasil dari penelitian ini menempatkan Departemen TI Bank x pada Level 2 (Preliminary), dengan perolehan score sebesar 48,70%. Perolehan tersebut menunjukkan bahwa Departement TI Bank x baru mengenal media Knowledge Management.

IT departments Bank x is an organization which has responsibilities related to development, planning and strategy of information technology. With the responsibilities, the IT department is required to provide zero incident information technology services. Therefore, every knowledge and experience of each staff is very important so we need a Knowledge Management System (KMS) to manage the knowledge and experience of every IT department staff. However, not all organizations success when implementation knowledge management. If an organization or institution is not ready, then the application of knowledge management will not have a significant impact. It is necessary for analysis of the readiness of the organization to implement knowledge management.
This study aimed to obtain the readiness of Knowledge Management System implementation in the IT Department Bank x. Asesment Framework is based on the mapping KMCSF on previous research, so it can be used to measure the readiness on IT departments and provide recommendations for improvement of existing knowledge sharing process. The results of this study put the IT Department at Level 2 (Preliminary), with the acquisition of a score of 48.70%. The acquisition shows that the IT Department Bank x new to Knowledge Management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Putri Hudayanti
"Penelitian ini mencoba untuk membahas analisis variabel-variabel Knowledge Management (KM) di PT Rekayasa Industri (Rekind). Variabel-variabel KM yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sepuluh variabel yang dikemukakan oleh Paul R. Gamble & John Blackwell. Sepuluh variabel tersebut adalah tingkat kesadaran & komitmen, strategi, budaya, fokus eksternal, insentif, teknologi informasi, pemeliharaan & perlindungan, assessment, organisasi, dan penggunaan & penerapan pengetahuan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menggambarkan hubungan antara variabel-variabel KM dan menganalisa variabel-variabel KM yang paling berpengaruh terhadap implementasi knowledge management di Rekind. Dalam menggambarkan hubungan antara variabel-variabel KM digunakan analisis korelasi dengan bantuan software SPSS v.21, sedangkan untuk menganalisa variabel-variabel KM yang paling berpengaruh digunakan model dan teknik analisa Partial Least Square (PLS) dengan bantuan aplikasi SmartPLS.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa variabel Knowledge Management yang paling berpengaruh terhadap penerapan pengelolaan pengetahuan di Rekind adalah variabel strategi, variabel penggunaan dan penerapan pengetahuan, dan variabel insentif.

This research is trying to analyze the Knowledge Management (KM) variables at PT Rekayasa Industri (Rekind). KM variables used in this research were ten variables which were proposed by Paul R. Gamble & John Blackwell. These ten variables were awareness & commitment, strategy, culture, external focus, incentives, information technology, maintenance & protection, ongoing assessment, organization, and using & applying knowledge.
Objectives of this research are describing interrelation between KM variables and anlyzing the most influencing KM variables to knowledge management application at Rekind. In describing interrelation between KM variables, it used correlation anlysis in SPSS v.21, while anlyzing the most influencing KM variables is using Partial Least Square (PLS) model and technique.
Result of this research were the most influencing Knowledge Management variables are strategy, using and applying knowledge, and incentive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Harmonika
"Knowledge management (KM) atau pengelolaan pengetahuan adalah suatu hal yang sangat penting bagi organisasi. Melalui hal tersebut, organisasi dapat menciptakan dan memelihara competitive advantage. Penerapan KM dapat menumbulkan dampak yang positif bagi organisasi. Beberapa dampak KM yang dapat diidentifiksi adalah: dampak pada orang, kegiatan usaha organisasi, produk,dan performa organisasi. Dengan sistem informasi yang didesain secara istimewa untuk mengelola pengetahuan, suatu perbaikan bisa dibuat di dalam aktivitas pengelolaan pengetahuan. Pendekatan ini dapat menyebabkan timbulnya dampak KM yang lebih besar di kegiatan usaha organisasi. Sebagai hasil, sistem KM, sebagai alat yang mengotomatkan aktivitas pengelolaan pengetahuan, dikebangkan dan dipakai oleh organisasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa pelaksanaan sistem KM gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut menyebabkan organisasi tidak dapat memperoleh keuntungan dari pelaksanaan KM. Oleh karena itu, untuk dapat mempertahankan keuntungan dari KM sistem, diperlukan suatu penilai terhadapnya kinerja sistem KM dan dampaknya pada kegiatan usaha organisasi. Berhubungan dengan hal tersebut, skripsi dibuat untuk mengukur kinerja sistem KM dan dampaknya pada kegiatan usaha organisasi dengan menggunakan model tertentu dalam lingkup yang spesifik.
Skripsi ini memuat studi mengenai banyak sedikitnya performa sistem KM dapat mempengaruhi kegiatan usaha organisasi. Studi ini menggunakan Bank X sebagai bahan studi kasus. Metode analisa yang dipakai di dalam studi adalah structural equation modelling (SEM). Melalui analisa, dampak dari kinerja sistem KM terhadap kegiatan usaha organisasi dapat diukur. Dalam hal ini, pengukuran sistem KM terdiri dari pengukuran kerterkaitan, kualitas dan ketersediaan sistem. Sedangakn keefektifan, efisiensi, dan keinnovatifan dipakai sebagai alat ukur untuk kinerja kegiatan usaha organisasi.

Knowledge management (KM) is essential for organisation to create and sustain its competitive advantage. The implementation of KM can create extensive impacts for organisation. Several KM impacts that can be identified are: impact on people, organisational process, product, and organisational performance. With a properly designed information system, that is specially constructed to manage knowledge, some improvement can be made inside the knowledge management activities. This approach is able to generate a larger KM impact in the organisation. As result, KM system, as tool that automates knowledge management activities, has been developed and used by organisation.
Previous researches show that some of the implementations of KM system fail to meet the expected objective. Consequently, organisation cannot gain benefits from its KM system. Therefore, to be able to sustain benefits from KM system, organisation needs to conduct assessment against its KM system. In relation to that this paper tries to measure the impact of KM system performance on organisational process performance with a custom model in specific domain.
This paper describes a study to the extent of knowledge management system performance is able to influence organisational process performance. The study uses Bank X as case study. The analysis method used in the study is structural equation modelling (SEM) which provides more complete result for this matter. Through the analysis, the influence of knowledge management system performance on organisational process performance can be identified. In the specified case, the measurement of KM system concludes of system relevancy, quality and availability. Where effectiveness, efficiency, and innovativeness are used as measurement variables by the organisational process performance."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Safrina Irawati
"Knowledge management merupakan hal baru dari sebuah model bisnis di mana ruang lingkup knowledge terfokus pada organisasi. Ini berakar pada berbagai disiplin ilmu. Termasuk bisnis, ekonomi, psikologi, dan manajemen informasi. Pada saat ini knowledge management merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam persaingan antar perusahaan (Awad & Ghaziri, 2004). Knowledge management mengandung unsur manusia, teknologi dan proses yang masing-masing saling berhubungan (Awad & Ghaziri, 2004).
Why should organizations manage knowledge? Knowledge tidak seluruhnya disimpan dalam sistem, tapi ada juga yang tersimpan dalam kognisi manusia. Banyak organisasi menginvestasikan dananya dengan merekrut orang-orang yang memiliki knowledge, baik dalam bentuk kuantitas maupun kedalaman guna meningkatkan investasi dengan pelatihan. Ini merupakan cara organisasi untuk memelihara knowledge dan information yang mereka miliki. Artinya knowledge dan manusia tak mungkin saling melepaskan diri. Ini merupakan masalah bagi organisasi bila tidak mengatur knowledge secara efektif (Hansen & von Oetinger, 2001).
Keuntungan knowledge management bagi organisasi atau perusahaan yang belum berbasis knowledge management, dapat dimulai dengan meninjau kesiapan organisasi itu sendiri yang disebut knowledge management readiness (Tiwana, 2000). Hal ini dapat dimulai dengan tiga pertanyaan yaitu (1) Apakah organisasi atau perusahaan mengerti fungsi dari lingkungan kerjanya?, (2) Apakah mengumpulkan informasi dari luar organisasi atau perusahaan?, (3) Apakah ada kesadaran dalam internal organisasi atau perusahaan terhadap kompetitor? (Tiwana, 2000).
Berawal dari adanya keluhan seorang pegawai di PT. XX Indonesia yang berkantor di Bekasi, maka penulis melakukan wawancara untuk mengetahui lebih jauh tentang hal yang dianggap sebagai masalah. Melalui pembicaraan awal, penulis menyimpulkan bahwa knowledge management readiness sebagai langkah awal untuk membantu tata cara pengelolaan di PT. XX Indonesia.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana kesiapan PT. XX Indonesia agar dapat menerapkan knowledge management, dan bagaimana penulis dapat memberikan rekomendasi demi kemajuan perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa PT. XX Indonesia berada di tahap ke-2 (knowledge-aware) yang memiliki karakteristik (I) awareness of KM need, (2) some KM process, (3) technology process, dan (4) sharing information an issue.
Penulis merekomendasikan agar PT. XX Indonesia dapat mencapai tahap ke-3 (knowledge-enabled) yang memiliki karakteristik (1) benefits of KM clear, (2) standards adopted, (3) issues relating to culture and technology.
Dalam kesempatan ini penulis sangat menyadari bahwa penulisan ini akan lebih baik bila wawancara dilakukan lebih dari satu kali, agar informasi yang dibutuhkan dapat lebih mendalam dan terfokus.
Hasil penulisan ini memberi gambaran sejauhmana kesiapan PT. XX Indonesia untuk menerapkan knowledge management dan cara pengelolaan perusahaan dalam melakukan perubahan. Hal ini seharusnya merupakan tanggung jawab bersama bagi seluruh pegawai di PT. XX Indonesia.

Knowledge management (KM) is a newly emerging, interdisciplinary business model that has knowledge within framework of an organization as its focus. It is rooted in many disciplines, including business, economics, psychology, and information management. It is the ultimate competitive advantage for today's firm. Knowledge management involves people, technology, and processes in overlapping parts (Awad & Ghaziri, 2004, page 2).
Why should organizations manage knowledge? Knowledge is not all held in data capture systems; much of it is held within people. Many organizations invest in their knowledge assets by recruiting knowledgeable people in the first instance, and then enhancing this investment by training them. The challenge for organizations is how to retain the knowledge and information they have invested in. This means that knowledge and people are inextricably linked, posing problems for organizations that do not manage knowledge effectively (Hansen & von Oetinger, 2001, page 3).
A number of facilitating are required for any knowledge management effort to succeed. You will notice that most successful adopters share many of these underlying facilitators that indicate their readiness for knowledge management. Three simple questions can help you determine if such a scanning imperative exists in your own company (1) does your company truly understand the environment in which it functions? (2) Does it gather information about practices and conditions outside the organization? (3) Is there awareness about how your company's internal operations compare with those of your competitors? (Tiwana, 2000, page 92-93).
Begin with grumble of an employee in XX Indonesia, Inc. who works in Bekasi, then the writer conduct an interview, to know what is considered as a problem. Pass through the initial talk, writer conclude that knowledge management readiness be the first step to know the condition in XX Indonesia, Inc.
The aim of this paper is to get a clear picture about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how the writer can recommend for the sake of company. Based on the analysis it conclude that XX Indonesia, Inc. be the 21 stage with characteristics (1) awareness of KM need (2) some KM process (3) technology process (4) sharing information an issue (Evans, 2003, page 21).
Writer recommended that XX Indonesia, Inc can achieve the stage (knowledge-enabled) which have characteristics as follow (1) benefits of KM clear (2) standard adopted (3) issues relating to culture and technology (Evans, 2003, page 21).
In this occasion the writer realize that this paper could be better if the interview is conducted more than one time, in order to gain more focus and deeper information.
The result gives the description about the readiness of XX Indonesia, Inc. to apply knowledge management and how they manage to change as a responsibility of all of employee of XX Indonesia, Inc.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Herlina
"Tesis ini membahas mengenai analisis kondisi knowledge management di Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi menurut pendekatan 5 enabler Nonaka, kondisi yang seharusnya dimiliki organisasi yang memenuhi persyaratan penerapan knowledge management dan untuk mengetahui strategi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi dalam mewujudkan kondisi organisasi yang mendukung penerapan knowledge management. Penerapan knowledge management di dalam organisasi merupakan suatu proses mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan pengetahuan bagi organisasi. Dengan demikian organisasi diharapkan dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Setjen Mahkamah Konstitusi memenuhi persyaratan diterapkannya Knowledge Management, yaitu intention, autonomy, fluctuation and creative chaos, redundancy dan requisite variety. Motivasi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi untuk menerapkan manajemen pengetahuan, yaitu: knowledge centric driver, personal driver, structure based organization driver, dan techonology driver. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan penerapan knowledge management adalah budaya sharing knowledge, organisasi/infrastruktur IT yang mendukung, proses pengelolaan pengetahuan yang efektif dan efisien, serta adanya pengukuran keberhasilan yang jelas. Sedangkan organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi sendiri memiliki hirarki rendah, intensitas administrasi cukup serta formalisasi, kompleksitas dan sentralitas organisasi yang tinggi. Untuk itu strategi yang dapat digunakan oleh organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi dalam menerapkan knowledge management adalah strategi pembelajaran organisasi dengan pendekatan spiral SECI dari Nonaka.

The research based-paper discuses about the analysis of knowledge management at Secretariat General of the Constitutional Court of Indonesia. It is aimed to find out the condition of the organization through the 5 enabler Ba Nonaka, a set of condition the organization should have to implement the knowledge management. Knowledge management is a set of processes, practices, and management philosophies that exist to collect, process, store, and make available the organizational knowledge that enables government agencies to be more proficient and competitive in the delivery of public services. The research is qualitative with descriptive design. The qualitative design is to explore and explained the reality descriptively.
The result shows that the secretariat general of the Constitutional Court has fulfilled the prerequisites to implement knowledge management, namely intention, autonomy, fluctuation, and creative chaos, redundancy, and requisite variety. The motivations of the organization in implementing knowledge management are knowledge centric driver, personal driver, structure based organization driver, and technology driver. The success defining factors of the implementation are sharing knowledge custom, the infrastructure of information technology, the effective and efficient process of knowledge management, and exact measurement of success. The organization is said to have low hierarchy, medium administration intensity, and high in complexity, formalization, and centralization of the organization. Therefore, the strategy to be applied for the organization in order to implement the knowledge management is the spiral SECI and Nonaka approach."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Herlina
"Tesis ini membahas mengenai analisis kondisi knowledge management di Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi menurut pendekatan 5 enabler Nonaka, kondisi yang seharusnya dimiliki organisasi yang memenuhi persyaratan penerapan knowledge management dan untuk mengetahui strategi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi dalam mewujudkan kondisi organisasi yang mendukung penerapan knowledge management. Penerapan knowledge management di dalam organisasi merupakan suatu proses mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan pengetahuan bagi organisasi. Dengan demikian organisasi diharapkan dapat meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat . Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya gejala, fakta dan kejadian secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Setjen Mahkamah Konstitusi memenuhi persyaratan diterapkannya Knowledge Management, yaitu intention, autonomy, fluctuation and creative chaos, redundancy dan requisite variety. Motivasi organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi untuk menerapkan manajemen pengetahuan, yaitu: knowledge centric driver, personal driver, structure based organization driver, dan techonology driver. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan penerapan knowledge management adalah budaya sharing knowledge, organisasi/infrastruktur IT yang mendukung, proses pengelolaan pengetahuan yang efektif dan efisien, serta adanya pengukuran keberhasilan yang jelas. Sedangkan organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi sendiri memiliki hirarki rendah, intensitas administrasi cukup serta formalisasi, kompleksitas dan sentralitas organisasi yang tinggi. Untuk itu strategi yang dapat digunakan oleh organisasi Setjen Mahkamah Konstitusi dalam menerapkan knowledge management adalah strategi pembelajaran organisasi dengan pendekatan spiral SECI dari Nonaka.

The research based-paper discuses about the analysis of knowledge management at Secretariat General of the Constitutional Court of Indonesia. It is aimed to find out the condition of the organization through the 5 enabler Ba Nonaka, a set of condition the organization should have to implement the knowledge management. Knowledge management is a set of processes, practices, and management philosophies that exist to collect, process, store, and make available the organizational knowledge that enables government agencies to be more proficient and competitive in the delivery of public services. The research is qualitative with descriptive design. The qualitative design is to explore and explained the reality descriptively. The result shows that the secretariat general of the Constitutional Court has fulfilled the prerequisites to implement knowledge management, namely intention, autonomy, fluctuation, and creative chaos, redundancy, and requisite variety. The motivations of the organization in implementing knowledge management are knowledge centric driver, personal driver, structure based organization driver, and technology driver. The success defining factors of the implementation are sharing knowledge custom, the infrastructure of information technology, the effective and efficient process of knowledge management, and exact measurement of success. The organization is said to have low hierarchy, medium administration intensity, and high in complexity, formalization, and centralization of the organization. Therefore, the strategy to be applied for the organization in order to implement the knowledge management is the spiral SECI and Nonaka approach."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26356
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>