Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mangunsong, Christine
"Pengambilan keputusan merupakan aktivitas penting yang dilakukan para manajer dalam suatu perusahaan, karena hampir seluruh kegiatan yang dilalcukan para manajer memerlukan pengambilan keputusan. PT. X yang bergerak di bidang fabrikator dan engineering service saat ini ingin mempersiapkan diri dalam menghadapi era globalisasi. Oleh sebab itu mereka mempunyai keinginan untuk berubah. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan pengembangan kepada para manaier madya dalam mengambil keputusan. Hal ini dilakukan karena para manajer madya menunjukkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang kurang memadai. Metode yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan para manajer madya adalah dengan memberikan pelatihan. Tulisan ini mengungkapkan tentang rancangan program pelatihan yang akan diberikan pada manajer madya.rancangan program pelatihan ; pengambilan keputusan ; pengembangan manajer madya"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Marta Sani
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis dan menetapkan rancangan pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan para manger madya di PT "X Hal ini berdasarkan data bahwa tidak semua manajer madya dapat memberi kesempatan kepada para supervisor untuk bisa bekerja secara optimal.
Dasar teori yang adanya pola kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transaksional. Berdasarkan teori Bass, dapat disimpulkan bahwa saat ini para manager madya PT "X" masih menjalankan pola kepemimpinan transaksional, di mana hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan hanya merupakan suatu transaksi saja. Untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan di PT "X", perlu diadakan pengenalan menuju kepemimpinan transformasional. Pada pola kepemimpinan transformasional, atasan akan berupaya mengubah bawahannya agar mau bekerja lebih keras untuk mencapai prestasi yang Iebih tinggi.
Rancangan pelatihan kepemimpinan dibuat berdasarkan konsep "4 I" yang dikemukakan oleh Bass dan Avolio dalam buku Improving Organizational Efectiveness through Transformation Leadership (1994). Diharapkan jika pola kepemimpinan transformasional diterapkan di PT "X", maka kinerja bawahan akan menjadi optimal dan bahkan secara otomatis akan melebihi target yang ditetapkan (Performance beyond expectation)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roellya Ardhyaning Tyas
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal para manajer level pertama PT X terhadap bawahannya, sehubungan dengan perrnasalahan yang terdapat di PT X yaitu kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal para manajer lini untuk memotivasi dan meningkatkan unjuk kerja bawahannya. Teori yang dirujuk sebagai dasar pembuatan Rancangan Program Pelatihan Komunikasi Interpersonal bagi Manajer Level Pertama ini adalah teori-teori tentang unjuk kerja, motivasi kerja, peran manajer, komunikasi interpersonal dan pelatihan.
Analisis pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi oleh PT X menunjukkan bahwa kurang optimalnya unjuk kerja bawahan bukan disebabkan oleh motivasi kerja karyawan yang rendah, juga bukan disebabkan oleh faktor lingkungan kerja yang tidak kondusif bagi peningkatan unjuk kerja karyawan. Kurang optimalnya unjuk kerja bawahan temyata disebabkan oleh ketidakmampuan manajer level pertama untuk berperan sebagai motivator, pemberi feedback, dan pemberi informasi bagi para bawahannya. Peran sebagai motivator, pemberi feedback dan pemberi informasi dapat dilakukan dengan mengembangkan komunikasi interpersonal atasan-bawahan secara efektif. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, dibuatlah suatu rancangan program pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan kesempatan berlatih bagi para manajer level pertama mengenai komunikasi interpersonal atasan-bawahan yang efektif.
Usulan pemecahan masalah berupa program pelatihan ini memperhatikan hal, yaitu identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan, pelatih, materi, metode, alat bantu, peserta, durasi pelaksanaan pelatihan, tempat, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Sylfiana
"PT. K, merupakan koperasi salah Satll operator seluler terbesar di Indonesia. Kompetisi yang berkembang dan tekanan pada perusahaan untuk menjadi lebih produktifl memaksa PT. K untuk melakukan pengurangan biaya, meningkatkan produktivitas, mencari strategi baru dan mcmperbaiki proses operasional. Awal bulan Januari 2006, pihak manajemen PTT K merasa perlu melakukan beberapa pcrubahan. Prinsip dasar dilakukannya perubahan terencana olch pihak manajemen adalah untuk mencapai sebuah organisasi yang efektif ?bukan merupakan pemecahan yang tetap untuk mencapai sesuatu, tetapi sebuah proses perkembangan untuk bertahan agar perusahaan dapat tetap aktif?. Perubahan di tubuh suatu organisasi tidak begitu saja dapat diterima olch seluruh karyawan. Adanya kemungldnan timbulnya resistensi dari bawahan terhadap perubahan yang dilakukzm merupakan sesuatu hal yang wajar.
French dan Bell, Jr. (dalam Indrawijaya, 1989) berpendapat bgwa salah sam pendekatan yang dapat digunakan dalam menghadapi perubahan adalah dengan melakukan konseling terhadap karyawan. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan manajer yang mcmiliki keterampilan konseling guna dapat rncnangani masalah yang timbul dari para karyawan dan pelatihan merupakan cara yang dlanggap efektif untuk mcnanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut, Pelatihan ketrampilan konseling ini menggunakan metode pembelajaran pada ogmg dewasa yang mengedepankan teknik experiential learning.
Sebelum dilaksanakan program pelatihan, dibutuhkan persiapan yang tuntas guna membantu kesuksesan dalam setiap sesi pelatihan. Penyusunan program pelatihan ketrampilan konseling ini mengacu pada 10 tahapan yang diberikan oleh Kirkpatrick (1998) dan mctode yang akan digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, penugasan individual, penugaan kelompok, diskusi kelompok, praktek, dan jizedback."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditalia Adisti
"Masalah stress kerja merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh karyawan Account Officer Bank X PKL yang dapat menjadi faktor penghambat kelancaran pekerjaan sehari-hari. Pada umumnya stress kerja dapat menyebabkan perilaku yang tidak biasa dan tidak fungsional dalam bekerja dan mengarah pada kesehatan mental dan fisik yang lemah. Selain itu stress juga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga dan pads organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah stress kerja, adalah pelaksanaan EAP. EAP (Employee Assistance Program) adalah suatu sarana atau program bantuan yang disediakan organisasi untuk karyawan dan anggota keluarganya dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan pekerjaan seperti stress kerja, dan masalah pribadi yang berhubungan dengan keluarga dan perkawinan, hukum, keuangan, kesehatan, atau yang berhubungan dengan emosi, yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas. EAP disediakan dengan cakupan bantuan yang luas; bersifat rahasia; dapat digunakan oleh karyawan dan keluarganya; praktis, dapat dilakukan di dalam kantor dan tidak membutuhkan banyak waktu (short-term counseling); membantu meningkatkan produktivitas dan menghemat biaya tunjangan kesehatan; dan tidak dipungut biaya. Dengan adanya usulan rancangan pengadaan EAP di Bank X PKL ini, karyawan Account Officer akan dapat terbantu menyelesaikan masalah pekerjaan dan masalah pribadi, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Program EAP ini akan berjalan dengan lancar apabila didukung penuh oleh manajemen puncak dan dilakukan promosi program dan edukasi yang terus menerus."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherly Kemala Ulfa
"ABSTRAK
Rancangan pelatihan yang diperolah diharapkan dapat menjadi solusi untuk
mengatasi permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh supervisor PT. X dalam
melaksanakan tugas, (imgsi dan tanggung jawabnya sebagai supervisor.
Adapun beberapa permasalahan dan kendala yang dialami oleh supervisor PT. X
pada umnmnya disebabkan karena kurang terampilnya supervisor dalam
melaksanakan keterampilan manajerial dan keterampilan berhubungan dengan
lTl8I]llSl8
Oleh sebab itu pemberian supervisory training bertujuan mengajarkan, melatih
dan mcningkatkan keterampilan manajerial dasar yang sangat pcnting dalam
pelaksanaan tugas, iimgsi dan tanggungjawab supervisor. Adapun materi yang
ada dalam supervisory training mencakup keterampilan dasar manajerial yang
dibutuhkan oleh supervisor yakni Keterampilan Kepemimpinan, Memotivasi
Bawahan, Pengambilan Keputusan, Keterampilan Komunikasi, Teamwork dan
Manajemen Konflik

ABSTRACT
he focus of the study is a supervisory training planning as one of subject of
management trainee program in PT.X. Since 2001 PT. X management attend the
Management Development Program as known Management Trainee to get
potential employees as supervisors. Beside that, the purpose of the training is
creating a future leader of the company.
The planning porpuse as a solution to solve supervisor problems related to lack of
managerial skill which need to do their jobs, functions and responsibilities. So this
supervisory training will focus to deliver the management skill such as leadership,
communication etc.
Tl1crcf`orc, the subjects in the supervisory training are leadership skill, subordinate
motivating skill, decision making skill, communication skill, teamwork, and
management conflict as important basic managerial skill to the Supervisors

"
2007
T34072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PT X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi dan enjiniring Dalam visinya, PT X ingin menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan enjiniring di Asia Tenggara Adapun misi PT X yaitu memelopori pengembangan industri konstruksi dan enjiniring yang berkualitas dan memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan.
Sejalan dengan visi dan misi perusahaan, struktur organisasi PT X didesain dalam bentuk matrik (Lampiran l). Struktur matrik menjadi pilihan sebab proses I fungsi pekerjaan, jenis tugas, situasi dan kondisi organisasi PT X yang terbagi beberapa wilayah pekerjaan, memerlukan tanggung jawab suatu posisi pada proyek-proyek tertentu.
Selaku kantor pusat yang membawahi enam divisi, satu departemen serta tiga perusahaan anak*), Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM (Biro PSDM) dalam menjalankan salah satu kegiatannya adalah memberikan pelayanan konseling bagi karyawan yang membutuhkan. Pelayanan konseling diberikan atas rekomendasi atasan, yang pada tahap awal karyawan telah mendapatkan konseling dari atasan masing-masing. Dalam praktek pelaksanaannya, pihak Biro PSDM menyatakan bahwa sebagian besar atasan cenderung mengambil jalan pintas dengan mengirimkan langsung karyawannya ke Biro PSDM. Kondisi ini memberikan stres tersendiri bagi karyawan (sumber daya) di PT ?X?.
Berkaitan dengan hal tersebut di atlas, maka penulis mengusulkan pengelolaan terhadap kondisi yang ada melalui manajemen stres ke dalam suatu program yang terpadu yaitu Employee Assistance Program (EAP). EAP adalah program pelayanan yang secara temadu disediakan organisasi kepada karyawan dan anggota keluarganya untuk membantu karyawan dalam mengatasi berbagai masalah yang dimungkinkan akan mempengaruhi kinerja. Dengan diterapkannya EAP sebagai metode intervensi diharapkan mampu mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja maupun kemungkinan pengunduran diri karyawan akibat stres kerja yang diabaikan organisasi.
lntervensi program (EAP) disarankan sebagai salah satu alternatif solusi terutama bagi Biro Perencanaan dan Pengembangan SDM PT karena EAP dengan program yang ditawarkan dapat digunakan untuk menangani masalah stres dan pekerjaan. Upaya preventif atau kuratif dalam EAP, diharapkan dapat membantu karyawan mengatasi stres kerja yang dialami.
Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan EAP adalah sebagai berikut;
a) menentukan komite khusus EAP
b) menentukan kebijakan pelaksanaan EAP
c) menentukan karyawan profesional EAP
d) melakukan rujukan pada pihak yang kompeten
e) menjaga kerahasiaan sistem penyimpanan dokumen
f) melakukan pelalihan bagi atasan g) menjunjung tinggi kode etik peiayanan EAP Hal penting yang perlu diperhatikan adalah program tersebut tidak dapat berjalan sempurna bila tidak ditunjang oleh dukungan dan komitmen dari manajemen puncak, serta adanya sosialisasi program tersebut bagi semua karyawan.
Keterangan :
*) = istilah baku PT X"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilyas Sukarmadijaya
"Menghadapi persaingan yang ketat khususnya di industri otomotif, para pelaku industri dituntut untuk memperkuat elemen-elemen yang ada di dalamnya, terutama sumber daya manusia (SDM)nya. Untuk itu, perusahaan perlu mengelola kinerja SDMnya secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh perusahaan.
Indikator putting bahwa suatu perusahaan otomotif dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan pesaingnya tercermin dari tingkat kepuasan pelanggan dan penjualan kendaraan setiap bulannya, di mana kedua fungsi tersebut dijalankan oleh tenaga sales officer.
Sehubungan dengan kriteria tersebut, Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada posisi sales officer di PT X, yang terlihat dari (1) tingkat turn-over yang dirasakan cukup tinggi sehingga perusahaan harus selalu melakukan seleksi tenaga sales yang baru, (2) rendahnya produktivitas sales officer dalam menjual mobil.
Pada tugas akhir ini diajukan usulan mengenai wawancara berdasarkan kompetensi sebagai salah satu tahapan dalam proses seleksi tenaga sales officer dengan melakukan wawancara BEI pada sales yang memiliki kinerja superior dengan sales yang memiliki kinerja efektif. Usulan wawancara berdasarkan kompetensi ini meliputi (1) penyusunan model kompetensi, (2) menyusun rancangan pedoman wawancara berdasar kompetensi. Usulan yang diberikan menggunakan pendekatan kompetensi yang dikemukakan oleh Spencer & Spencer (1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Trend pemasaran intemasional pada saat ini bergeser dari pendekatan tradisional ke pendekatan relasional dimana fokusnya adalah pemenuhan kebutuhan, kepuasan dan kesenangan pelanggan. Inti dari pendekatan relasional ini adalah pihak produsen seharusnya mempertahankan pelanggan dalam jangka panjang dengan cara memenuhi kebutuhan pelanggan dimana terkait didalamnya kualitas produk, harga yang bersaing, desain yang menarik, mode yang mutakhir dan yang paling penting adalah pelayanan yang menyenangkan (Yoeti, 2003). Di PT. X, pelayanan yang baik dan berkualitas dinilai penting dan merupakan ujung tombak perusahaan sehingga karyawannya dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dengan tujuan agar pelanggan merasa puas. Namun, pelayanan yang seharusnya menjadi ujung tombak ini bahkan masih menjadi. Satu hal yang mendapatkan kritik dari pelanggannya., antara lain karyawan sulit ditemukan jika pelanggan ingin bertanya, kurang ramah (tidak tersenyum dan tidak menyapa), dan antrian yang panjang di kasir karena kekurangsigapan karyawan dalam melakukan proses pembayaran sementara jumlah kasir yang aktif sudah cukup memadai. Untuk itu, PT. X mengadakan pelatihan customer service bagi karyawannya. Program pelatihan ini seharusnya menyentuh area berpikir, area perasaan dan area aksi agar perilaku karyawan dapat berubah sesuai dengan tuntutan PT. X. Namun berdasarkan hasil pengamatan, program ini hanya menyentuh area berpikir sehingga tidak terjadi perubahan perilaku.
Dalam tulisan ini, penulis mernberikan usulan kepada. PT. X untuk membuat suatu program pelatihan customer service yang baru agar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dapat tercapai dan pada akhimya karyawan dapat memenuhi trmtutan PT. X. Penulis mengusulkan rancangan program pelatihan customer service berdasarkan service excellence dari John Tschohl (2003). Usulan rancangan program pelatihan ini terdiri dari jadwal pelatihan, silabus pelatihan, manual instruktur, panduan untuk memotivasi peserta, handout pelatihan, dan lembar evaluasi pelatihan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elias Wirotama
"PT X merupakan perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di bidang ekspor barang jadi yang berdiri tahun 2003. Dengan tenaga kerja yang bennula dari dua orang, hingga sekarang berjumlah enam orang, serta hubungan antara satu individu dengan individu lain masih cenderung infonnal, maka perusahaan ini dapat dikatakan masih bcrupa organisasi struktur sederhana. Seiring dengan perkembangan pcmsahaan, pimpinan menilai bahwa karyawan belum mcmberikan peningkatan unjuk kerjanya. Karyawan tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Setelah melakukan wawancara dengan seluruh karyawan dan pimpinan, serta observasi di perusahaan, maka diindikasikan adanya permasalahan komunikasi antara pimpinan dan karyawan.
Komunikasi merupakan faktor yang penting karena komunikasi dapat mengendalikan perilaku individu dalam organisasi. Sclain ilu, hampir tiga perempat dari seluruh aktivitas kelja seorang karyawan digunakan untuk berkomunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan (Robbins, 2003). Komunikasi menjadi efektif ketika makna pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan sama dengan yang diterima oleh penerima pesan. Namun demikian, dalam kenyataannya, tidak selalu komunikasi bexjalan dengan efektiil karena mengalami hambatan-hambatan seperti adanya ketidakjelasan verbal atau ambiguitas, makna ganda, yang dapat menyebabkan distorsi pesan sehingga pesan yang diterima tidak sama dengan yang disampaikan Faktor-faktor individual seperti pengalaman, persepsi pengirim pesan terhadap penerima pesan atau sebalilcnya, dapat bemengaruh pada proses penyampaian pesan. Dalam perusahaan, hambatan-hambatan komunikasi yang ditemui misalnya, pendapat bawahan sering tidak dianggap oleh pimpinan, bawahan menjadi ragu untuk menyampaikan pendapatnya karena pimpinan merasa masukan yang diberikan bawahan dapat merusak rencananya.
Untuk dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, maka penuiis merekomendasikan rancangan program pelatihan kepada seluruh tenaga kerja di PT X. Tujuan rancangan program pelatihan ini pada akhimya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal, sehingga perilaku-perilaku yang menghambat efektivitas komunikasi dapat diubah, tentunya dengan menerapkan prinsip-prinsip pembeiajaran orang dewasa pada rancangan program.
Metode-metode yang dipakai dalam rancangan program pelatihan ini merupakan campuran dari metode pelatihan pada pekerjaan dan pelatihan di luar pekerjaan (on-zhejob training dan ojlthejob training). Hal tersebut dilakukan bcrdasarkan pertimbangan kondisi pemsahaan, dipandang dari tersedianya dana, sarana-prasarana, waktu, serta jumiah ténaga kerja yang ada untuk menjadi peserta pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T34053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>