Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Herlina
"Seiring dengan adanya tuntutan masyarakat akan penerapan good governance dan tuntutan akan pelayanan pubiik yang berkualitas, demokratisasi dan pengakuan hak hak azasi manusia, serta giobalisasi dan berlakunya era perdagangan bebas akan melahirkan tuntutan terhadap peiayanan yang berkualitas agar supaya tetap eksis dan mampu bersaing, Begitu juga di bidang kesehatan yang merupakan suatu kebutuhan tampak tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan telah bergeser kearah yang lebih berkualitas. Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang maka puskesrnas sebagai penyelenggara pelayanan publik hendaknya dapat memberikan kualitas pelayanan yang dapat memenuhi keburuhan masyarakat. Selain itu, saat ini masyarakat semakin menyadari hak-haknya sebagai konsumen kesehatan. Sehingga seringkali mereka secara kritis nempertanyakan tentang penyakit, pemeriksaan, pengobatan, serta tindakan yang akan diambil berkenaan dengan penyakitnya.
Puskesmas yang merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalarn upaya mencapai tujuan pembanguna kesehatan, untuk itu diperlukan suatu penilaian kinerja puskesmas yaitu suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pengukuran kualitas pelayanan puskesmas belum pemah dilakukan di Kota Tangerang, sehingga puskesmas belum dapat mengukur sejauh mana pelayanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan atau harapan masyarakat. Selama ini penilaian puskesmas baru terpusat pada keberhasilan pencapaian program dart penampilan fisik akan tetapi dari aspek pasien sebagai pengguna jasa pelayanan belum pemah diukur.
Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya gambaran hubungan antara pemenuhan hak pasien dengan kualitas pelayanan kesehatan puskesrnas di Kota Tartgerang tahun 2007. Penelitian dilaksanakan di Kota Tangerang dari bulan Mei sampai Juni 2007. Sampel penelitian adalah 270 pasien di 10 puskesmas di Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan penilaian baik terhadap kualitas pelayanann di puskesmas (79,6%). Dari hasil analisis peranan hak pasien terhadap kualitas pelayanan di puskesmas terdapat hubungan yang positif, dimana pasien yang tepenuhi halmya memberi penilaian baik terhadap kualitas pelayanan puskesmas. Saran kepada Dinas Kesehatan, agar dalarn penilaian kinerja puskesmas hendaknya memasukkan unsur penilaian pa.sien. Saran unrtuk puskesmas, hasil survey dapat dijadikan evaluasi terhadap kualitas pelayanan.

As the public begun to claim the practice of good governance and good quality of public services, democratization, and recognition of human's rights, and also globalization, and validity of free trade era will bear the claim of good quality of service in order to keep exist and able to compete. Also in health aspect, a need of health service is one of basic needs, that is why puskesmas as the public service operator must be able to give service quality which can satisfy the needs of public.
Puskesrnas which is the pioneer of health development have a big role in the effort to reach the purpose of health development, so that, a work evaluation of puskesmas is needed to give the evaluation of puskesmas achievement. The evaluation of puskesmas service quality has never been done before, that is why puskesmas never be able to evaluate how good the service they give to satisfy the public's needs. Until today, puskesmas' evaluations focus on the success of program accession and physical appearance never from the patients as the consumer of service.
The purpose of this research is to get a picture of association between patien's right fulfillment and quality of health care at community health center in Tangerang City,2007. The sample of this research were 270 patients in 10 puskesmas in Kota Tangerang. Descriptive quantitative with cross sectional research design is used as a method in this research.
The result showed good evaluation of the service quality in Puskesrnas. From the result of patient's rights role to the service quality in puskesmas showed a good correlation where patients that got their rights gave good grades to quality of puskesmas service. Suggestion to health Department is to put the patients evaluation in the puskesmas evaluation as the consumer of the service. Suggestion to puskesmas is to use the result of survey as the evaluation to the quality of service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Afriyenti
"Tesis ini membahas hubungan antara persepsi dimensi kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien Askes di Puskesmas Sukasari di Kota Tangerang. Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya penurunan kunjungan pasien Askes pada tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain longitudinal. Teori yang digunakan untuk melihat dimensi kualitas adalah teori Cronin and Taylor (1992) yang terdiri dari lima variabel yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kualitas yang signifikan berhubungan dengan kepuasan adalah tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty dimana tangible adalah variabel dimensi kualitas yang paling kuat hubungannya dengan kepuasan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar puskesmas meningkatkan kenyamanan pasien dengan meningkatkan fasilitas yang ada, meningkatkan kedisiplinan jadwal pelayanan, meningkatkan kesigapan dokter dan perawat, serta meningkatkan keterampilan perawat. Dinas Kesehatan perlu upaya peningkatan pembinaan kedisiplinan dan meningkatkan pelayanan puskesmas Sukasari menjadi rawat inap serta PT Askes perlu upaya peningkatan pelayanan dengan memberikan informasi hak dan kewajiban peserta Askes dan memfasilitasi program-program pencegahan di puskesmas lain di Kota Tangerang.

This thesis explores the relationship between perceptions of the dimensions of quality of health care at the health center patient satisfaction Askes Sukasari Tangerang City. This research was conducted because researchers saw a decrease in patient visits in 2012 Askes. This study is an observational study with a longitudinal design. Theory that used to see the dimensions of quality is the theory of Cronin and Taylor (1992) which consists of five variables: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The results showed that the quality dimension significantly related to satisfaction is tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangible is the variable dimension quality where the most powerful relationship with satisfaction.
Based on this study, the researcher suggests the health center to improve their Askes patients? satisfaction through their Public Health Care Services by improving their facility, improving discipline in their service schedule, improving the responsiveness of the doctors and nurses, and improving the skills of their nurses. Based on this study, the researcher suggests the health center to improve their Askes patients? satisfaction through their Public Health Care Services by improving their facility, improving discipline in their service schedule, improving the responsiveness of the doctors and nurses, and improving the skills of their nurses. Health Department needs to increase efforts to prove service discipline and coaching clinic Sukasari be hospitalized. PT Askes need to improve services by providing information rights and obligations of participants and facilitate prevention programs in other health centers in the city of Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Rani Miftah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi, mengetahui perbedaan kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan lima dimensi mutu wujud, kehandalan, keresponsifan, jaminan dan empati, mengetahui hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien, mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan kepuasan, mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Responden berjumlah 212 orang yaitu pasien yang berobatke Puskesmas. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan selama bulan April 2017 di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi Kota Tangerang. Data terkumpul dianalisis dengan metode analisis univariat, bivariatuji Chi Square dan analisis multivariat uji regresi logistik.
Terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas terakreditasi 51,9 dan belum terakreditasi 17. Terdapat perbedaan persepsi kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas terakreditasi dan belum terakreditasi, pada Puskesmas terakreditasi sebagian besar responden memiliki persepsi baik sedangkan pada Puskesmas belum akreditasi sebagian besar responden memiliki persepsi yang tidak baik terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna pada semua variabel kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien, dan hanya variabel pendidikan pada karakteristik responden yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan. Hasil analisis multivariat tidak didapatkan variabel yang paling berhubungandengan kepuasan pasien.

The purpose of this research is to know the description and the difference ofpatient 39 s satisfaction level in accredited and unaccredited community healthcenter, to know the difference of health service quality based on the fivedimensions of quality tangible, reliability, responsiveness, assurance andempathy, to know the relation of health service quality with patient satisfaction, characteristics of patients with satisfaction, knowing the factors most related tothe level of patient satisfaction.
This research is a quantitative research with crosssectional study design. Respondents amounted to 212 people ie patients who wentto the community health center. Data collection using questionnaires conducted during April 2017 at accredited community health center and unaccredited community health center in Tangerang City. Data collected were analyzed by univariate analysis method, bivariate of Chi Square test and multivariate analysis of logistic regression test.
There is a difference of patient 39 s satisfaction level inaccredited community health center 51.9 and unaccredited 17. There is a difference of perception of health service quality in accredited and unaccredited community health center, at accredited community health center most of respondent have good perception whereas at unaccredited community health center most of respondent have bad perception toward health service quality.
Based on the results of bivariate analysis found that there is a significant relationship on all variables of health service quality with patient satisfaction, and only variable education on the characteristics of respondents who have a significant relationship with satisfaction. The result of multivariate analysis was not found the most correlated variable with patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamisah
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila dibandingkan dengan negara- negara ASEAN yaitu 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Hasil penilaian "Safe Motherhood" di Indonesia menyebutkan bahwa yang mempengaruhi AKI antara lain kualitas pelayanan antenatal yang masih rendah. Pemerintah telah mencanangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) untuk menurunkan AKI, dengan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal seperti telah ditargetkan, untuk cakupan K1 95% dan cakupan K4 90%. Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya Kota Banda Aceh AKI mencapai 11/4.598 kelahiran hidup, sementara cakupan K1 mencapai 93,3% dan K4 83,1%. Namun bagaimana kualitas pelayanan antenatal yang diberikan masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kualitas pelayanan antenatal dan hubungannya dengan kepuasan pasien, karena bila kualitas pelayanan baik dapat mempengaruhi kepuasan pasien.
Penelitian ini dilakukan di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh yang hanya mempunyai enam puskesmas. Desain penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Unit penelitian adalah ibu hamil, dan populasi yaitu ibu hamil trimester II dan III yang telah berkunjung ke Puskesmas minimal dua kali. Metode pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 respoden. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden. Kualitas pelayanan yang diukur yaitu hubungan antar manusia, meliputi keramahan, komunikasi petugas dengan pasien serta tindakan pelayanan antenatal yang diberikan.
Hasil penelitian melaporkan, proporsi ibu hamil yang menyatakan puas 44%, petugas ramah 44%, petugas berkomunikasi dengan baik 43 % dan pelayanan antenatal baik sebanyak 41%. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kualitas pelayanan antenatal yaitu keramahan dan komunikasi dengan kepuasan pasien, sedangkan variabel tindakan pelayanan antenatal secara statistik tidak menunjukkan hubungan bermakna. Sementara karakteristik pasien sebagai variabel kontrol meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan gravida, tidak satupun menunjukkan hubungan bermakna (P > 0,05) dengan kepuasan pasien. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah keramahan (OR: 3,64) pada CI95 %: (1,58- 8,37).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan antenatal di puskesmas di wilayah Kota Banda Aceh masih sangat rendah. Untuk itu perlu peningkatan kualitas pelayanan antenatal terutama dalam hal keramahan dan komunikasi, dengan cara meningkatkan motivasi dari pimpinan, perbaikan system reward dan pelatihan yang berkelanjutan.

The Relationship of Antenatal Care Quality with Patient Satisfaction at the Health Center of Banda Aceh City, 2002The Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still high if it compared with the ASEAN countries that are 373/100,000 live births (Household Health Survey, 1995). The result of assessment on Safe Motherhood in Indonesia mentioned that the one influence on MMR is the quality of antenatal care was still low. The government has decided a program on Making Pregnancy Safer (MPS) to lowering the MMR, by increasing the coverage and the quality of antenatal care such as targeted, for first visit of antenatal care / K1 the coverage was 95% and for fourth visits of ANC / K4 was 90%0. In Aceh Province, especially Banda Aceh City the MMR reached 11/4.598 live births, while the coverage of K1 reached 93% and K4 was 83,1%. However, how about the antenatal care quality that given is still unknown. The objective of this study was to obtain information on antenatal care quality and its relation with patient satisfaction, since if the quality is good, it can influence to patient satisfaction.
This study was conducted at the Health Center of Banda Aceh City, which only has six Health Centers. The study designs that use was non-experimental by cross-sectional approach. Research unit was pregnant mothers, and the population was pregnant mothers who's having trimester II and III that visiting those Health Centers at least twice. The method of collecting sample was purposive sampling, with the number of sample 100 respondents. The data collected by interviewing the respondents. The quality of service that measured was the relation between human being, covering: kindness, health worker communication with the patient and also the action that given on ANC.
The result of study shows that the proportion of pregnant mothers that mentioning satisfaction was 44%, ones whose saying that health worker was kind 44%, ones whose mentioned that the health worker have good communication was 43%, and ones whose mentioned that ANC service was good only 41%. The result of chi square test shows that there was significant relationship (p < 0,05) between the quality of ANC service, that were the kindness and communication with patient's satisfaction, while variable of action on ANC service based on statistic was not showing the significant relationship. Whereas patient characteristic as control variable, covering: age, education, profession and gravida, was not showing the significant relationship (p > 0,05) with the patient satisfaction. The result of logistic regression multivariate analysis shows that the factor which is the most dominant influence to patient satisfaction was kindness (OR: 3,64) on Cl 95%: (1,58-8,37).
Based on the result of this study it can be concluded that the patient satisfaction to the quality of ANC service at the Health Center of Banda Aceh City is still very low. It is needed to improve the quality of ANC service, especially on the kindness and communication, by increasing the motivation from the leader, make better the reward system and training continually.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 3617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Niken Prastiwi
"Jumlah kunjungan pasien bayar ke Puskesmas Wisma Jaya cenderung mengalami penurunan selama periode tahun 2005 - 2006. Kepuasan pasien bayar atas mutu pelayanan kesehatan mempengaruhi minat mereka melakukan kunjungan ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan kepuasan pasien bayar dengan minat kunjungan ulang ke Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan terhadap 219 pasien bayar yang berkunjung ke Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi pada tahun 2007 dengan tehnik consequtive sampling quota. Analisis statistik menggunakan analisis multivariat regresi logistik ganda. Proporsi responden yang berminat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Wisma Jaya sebesar 93,2%. Pasien bayar yang puas akan mempunyai peluang 7.5 kali untuk berminat melakukan kunjungan ulang ke Puskesmas Wisma Jaya daripada pasien bayar yang tidak puas, setelah mengendalikan variabel pendidikan, umur dan pengeluaran. Perlunya Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengunakan indikator berupa cakupan pelayanan dan kepuasan pasien untuk menilai keberhasilan kinerja puskesmas melalui fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Number of out of pocket patient tends to decrease during 2005 - 2006. Patient satisfaction affects to patient?s repurchase intention of health services. This research aim is to identify the association between out of pocket patient?s satisfaction and their intention to repeated visit to Puskesmas Wisma Jaya Bekasi in 2007. Research design used cross sectional approach. Data were collected from 219 respondents. Statistical multiple logistic regression analysis was used to analysis the data. The result shows proportion of respondent who wanted to re-utilize Puskesmas Wisma Jaya is 93.2 %. This study found out of pocket patient who satisfied will have 7.5 times to repeated visit Puskesmas Wisma Jaya than out of pocket patient who don?t satisfied after education, age and expenses are controlled. Health District Office of Bekasi City should use service coverage and patient satisfaction as indicators to asses the efficacy performance of puskesmas."
Rumah Sakit Umum Daerah. Bekasi, 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hendarto
"Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ayat 2 pasal 57 beserta penjelasannya menyatakan, dalam menghadapi era globalisasi dan kompetisi yang tidak bisa dibendung lagi, Puskesmas harus menyusun strategi yang . tepat untuk melaksanakan fungsi sosialnya yaitu ,memperhatikan kebutuban pelayanan kesehatan golongan masyarakat yang kurang mampu dan tidak semata-mata mencari keuntungan. Anggaran pemerintah yang terserap untuk pengadaan obat di Puskesmas adalah yang paling dominan, serta proses penyembuhan pasien dari penyakit yang diderita sangat ditentukan oleh obat, telah menarik minat peneliti untuk mengetahui mutu pelayanan obat di Puskesmas dan hubungannya dengan pengetahuan penggunaan obat pasien dan kepuasan pasien. Karena sudah ada peneliti lain yang mengamatii mutu pelayanan di balai pengobatan Puskesmas, maka penelitian ini di fokuskan kepada mutu proses pelayanan obat di kamar obat Puskesmas.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis data primer menggunakan metode cross sectional, dengan sampel adalah pasien rawat jalan pada bulan April 1998 yang diambil secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, mutu proses pelayanan obat dengan menggunakan delapan faktor mutu proses pelayanan yaitu, kata pendahuluan, informasi jenis obat, jumlah obat, cara minum, dosis, saran kembali, uji faham dan kesempatan untuk bertanya, ternyata mutu proses pelayanan obat di kamar obat Puskesmas masih cukup rendah. Hal ini terlihat dari perhitungan prosentase mutu proses pelayanan obat yang memberikan basil mean = 51,9 dan median = 62,5 dan hipotesis peneliti yang terbukti hanya faktor kunjungan ke Puskesmas, baik hubungan dengan pengetahuan penggunaan obat pasien maupun dengan kepuasan pasien. Sedangkan hasil analisis hubungan antara mutu proses pelayanan obat dengan pengetahuan penggunaan obat pasien memberikan hasil berbanding terbalik.
Berdasarkan penelitian penulis menyarankan, bahwa dalam upaya meningkatkan mutu proses pelayanan that di kamar obat Puskesmas sebaiknya:
1. Memperlakukan pasien yang pertama kali berobat ke Puskesmas dengan mutu pelayanan yang lebih ditingkatkan lagi, terutama bagi petugas kamar obat pads scat menjelaskan tata cara penggunaan obat.
2. Memberikan perhatian yang lebih terhadap keberadaan protap pelayanan obat di Puskesmas, baik bagi Kepala Puskesmas terlebih lagi bagi petugas kamar obatnya.
3. Penyusunan protap pelayanan obat yang dilakukan oleh Gudang Farmasi Kabupaten yang bekerjasama dengan Subsi Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten yang sesuai dengan kebutuhan, dan melakukan sosialisasi dari isi protap tersebut ke Puskesmas.
4. Melakukan penelitian lanjutan bagi peneliti berikutnya, terutama dalam mengkaji hal-hal yang belum sempat diamati oleh peneliti.

As mentioned on the 57th sectioned of the 2' verse of the Law Number 23, year 1992 and its explanation, in order to facing the global and competitive era, the Public Health Center must be provide the most favor strategy in implementing its social function that is to provide health care for the lower level class of community and not only thinking how to make a profit. Government budget for medicine supply in the Public Health Center is a dominant, and the patients curing was certainly depending on the medicine, so the author was interested to find out the process of the medicine care quality in the Public Health Center and its relation with the knowledge of employing medicine and the patient satisfaction. Since the other researcher has already do the same research in Service Quality in the Public Heath Center, so this research would like to focus on the process of medicinal care quality in Public Health Center.
The study was taken by analyze primary data, with cross sectional method, and sample is out-patient on April 1998 get a purposif method. The study found that the process of medicine care employing quality with use eight factor that are : introduction, medicine type information, regimen dose - route information, propose for come back, test for comprehension and opportunity to . asking, was resulting that the process of medicine care quality at the Public Health Center is a low. This fact was represent by the calculate of the process of medicine care employing quality which give the yield of mean is 51.9 and median is 62.5. The author's hypothesis was only proved on the factor of visit to the Public Health Center, both for the relationship with knowledge of employing medicine and patient satisfaction, whereas the relationship between the process of medicine care quality with the knowledge of employing medicine analysis is in-equivalent.
Recommendations of the study areas follows :
1. Enhance the quality of promote process of medicine care employing quality for the first visit patient.
2. Give more attention on a standard operating procedure of the process of medicine care employing.
3. Provide and socialized standard operating procedure for the Public Health Centers.
4. Make the following study, especially for the other factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum Aini
"Keselamatan pasien merupakan hal yang harus ada dalam suatu jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan TKPRS (Tim Keselamatan Pasien) merupakan standar yang ada di rumah sakit di Indonesia sebagai syarat untuk akreditasi rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku tenaga kesehatan dalam mendukung keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (cross sectional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dengan p value = 0.0001 dengan OR=45.250 artinya tenaga kesehatan berpendidikan tinggi mempunyai peluang 45.250 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan pendidikan dibawah SLTA. Pengetahuan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku p value= 0.0001 dengan OR= 75.417 artinya tenaga kesehatan berpengetahuan baik mempunyai peluang 75.471 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan yang kurang. Dengan diketahuinya hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tenaga kesehatan dalam mendukung perilaku keselamatan pasien, peneliti menyarankan : Rumah Sakit hendaknya menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi tenaga ksehatan serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam mendukung program keselamatan pasien.

Patient safety is something that must exist in a health service hospital and TKPRS (Patient Safety Team) is a standard that is in the hospital in Indonesia as a requirement for hospital accreditation.
The purpose of this study was to determine the relationship between education and knowledge of the behavior of health personnel in support of patient safety. This study uses cross-sectional design (cross-sectional).
The results showed that health education has a significant correlation with the behavior of the p value = 0.0001 OR = 45 250 health workers educated means having opportunities 45 250 times to support patient safety behavior than education below high school. Knowledge of health workers has a significant relationship with p value = 0.0001 behavior with OR = 75 417 means knowledgeable health professionals 75 471 times better to have the opportunity to support patient safety behavior than less. By knowing the relationship between education and knowledge of health professionals in support of patient safety behavior, researchers advise: Hospitals should provide education and training programs to improve and maintain the competency of ksehatan and support interdisciplinary approaches to support patient safety program."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Into Mudjiati
"
Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu dari enam upaya
Kesehatan Wajib Puskesmas. Cakupan KB Pasca Persalinan merupakan
salah satu indikator kinerja Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik Puskesmas dalam hubungannya dengan cakupan
KB Pasca Persalinan di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan pada tahun
2012. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel
seluruh Puskesmas (57 Puskesmas) yang ada di Kota Tangerang dan
Tangerang Selatan. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi
logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Puskesmas
yang mendukung cakupan KB Pasca Persalinan adalah kepemimpinan dan
faktor kepemimpinan ini paling dominan mempengaruhi cakupan KB pasca
Persalinan (p = 0.017) dan OR 7.2. Hasil penelitian ini merekomendasikan
penguatan kepemimpinan Puskesmas dalam peningkatan cakupan KB
Pasca Persalinan.

ABSTRACT
Family Planning Services is the one of the six attempts of mandatory of
Community Health Center. Postpartum Family Planning coverage is the
one of indicator of performance in Community Health Center. This research
was purposed for investigating the characteristics of Community Health
Center in conjunction with the coverage of postpartum family planning in
Tangerang and South Tangerang City in 2012. Design of this research is a
cross sectional with samples of all community health centers (57 units) in
Tangerang and South Tangerang City. Data analysis using by chi-square
test and logistic regression. The results showed the characteristics of the
community health centers those support postpartum family planning
coverage is leadership and the most dominant factor of leadership is
affecting the coverage of postpartum family planning (p = 0.017) and OR
7.2. Results of this research recommend to strength the leadership in
improve the coverage of postpartum family planning in community health
centers."
2013
T36040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami seorang anak. Pengasuhan yang memadai sangat penting untuk memastikan perkembangan fisik dan mental anak yang optimal. Peran dan fungsi kedua orang tua perlu ditingkatkan dalam pencegahan terjadinya stunting. Penelitian ini pendekataan cross sectional bertujuan melihat hubungan antara efikasi diri orang tua dan faktor perawatan pelayanan kesehatan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kota Tangerang. Sampel berjumlah 403 ibu balita yang dipilih melalui multistage/cluster sampling di 13 kecamatan di Kota Tangerang. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner yang sudah diuji validtas dan reliabilitasnya. Hasil univariat variabel dilihat menggunakan distribusi frekuensi sedangkan analisis bivariat yaitu uji T independent, Mann Whitney dan Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua (p=0,004), efikasi diri orang tua (p=0,025), pemeriksaan antenatal (0,001), status imunisasi balita (0,001), faktor perawatan dan pelayanan kesehatan (p=0,018) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kota Tangerang. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistic berganda ditemukan bahwa variabel yang paling berhubungan dengan kejadian stunting yaitu pendapatan orang tua (p=0,009 OR: 5,042; 95%CI 1,486–17,110). Berdasarkan hasil tersebut perlunya keterlibatan aktif dari perawat komunitas dalam mencegah terjadinya masalah stunting dengan meningkatkan promosi kesehatan melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Stunting is a growth and development disorder experienced by a child. Adequate parenting is essential to ensure optimal physical and mental development of children. The role and function of both parents need to be improved in preventing stunting. This cross-sectional study aims to see the relationship between parental self-efficacy and care and health service factors with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Tangerang City. The sample amounted to 403 mothers of toddlers who were selected through multistage/cluster sampling in 13 sub-districts in Tangerang City. The instrument used was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. Univariate results of variables were seen using frequency distribution while bivariate analysis, namely independent T test, Mann Whitney and Chi Square, showed that there was a significant relationship between parental income (p=0.004), parental self-efficacy (p=0.025), antenatal examination (0.001), immunization status of toddlers (0.001), care factors and health services (p=0.018) with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months in Tangerang City. The results of multivariate analysis with multiple logistic regression found that the variable most associated with the incidence of stunting was parental income (p=0.009 OR: 5.042; 95%CI 1.486-17.110). Based on these results, there is a need for active involvement from community nurses in preventing stunting problems by increasing health promotion through primary, secondary and tertiary prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Hanif
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kompetensi dengan kinerja petugas promosi kesehatan di Puskesmas se-Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan survey analitik cross sectional dengan metode peneltian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel semua variabel yaitukompetensi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial berhubungan dengan kinerja petugas promosi kesehatan. Untuk pengaruh dari variabel kompetensi dengan kinerja, variabel yang sangat berpengaruh adalah kompetensi emosional. Hasil penelitian diharapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang membuat kebijakan untuk meningkatkan kompetensi dari petugas promosi kesehatan dengan memberikan pelatihan, pembinaan petugas promkesenam bulan sekali atau setahun sekali dan petugas dan pimpinan puskesmas maudan mampu berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengajukan usulan diadakannya pendidikan dan latihan sehingga petugas promosi kesehatan terampil.

This thesis aims to analyze the relationship of competence with the performance of health promotion officers at the Health Center of Tangerang City. This research use cross sectional analytic survey with quantitative research method. The results showed that the variables of all variables, namely intellectual competence, emotional competence and social competence related to the performance of health promotion officers. For the influence of competence variable with performance, highly influential variable is emotional competence. The result of the research is expected by Tangerang City Health Office to make policy to increase the competence of Health Promotion Officer by giving training, guidance of six monthly or once a year promotion officer and officer and leader of puskesmas willing and able to coordinate with health department to propose education and training skilled promotion. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>