Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irna Lidiawati
"Pembangunan pada bidang kesehatan telah dapat meningkatlcan taraf hidup masyarakat yang menyebabkan usia haxapan hidup meningkat,sehingga timbul fenomena adanya perubahan struktur umur penduduk dimana semakin banyak yang memasuki usia hatapan hidup. Rmnah Sakit Dr H Mamoeki Mahdi Bogor mclihat potensi pasar yang cukup besar sehingga membuka pelayanan poliklinik spesialis, selain untuk memberikan pclayanan pada pasien jiwa yang dirawat di daiam nmmah sakit, tetapi juga membcrikan pelayanan pada masyaxakat sekitar. Salah satu pelayanan poliklinik spcsialis tersebut adalah poliklinik Diabetes Terpadu. Dalam meningkatkan utilisasi poliklinik Diabetes Terpadu ini diperlukan suatu stratcgi pemasaran yang baik, sehingga tujuan penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap situasi polildinik Diabetes Terpadu dan mclakukan penyusunan strategi pemasaran.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah analisa situasi, penetapan segmentasi, penetapan target pasar, positioning, penetapan altematif strategi dan bauran pemasaran. Pada penelitian ini dilakukan segmentasi geografilg demograiik dan psikogmtik, sebagai bahan penetapan pasar sasaran (targeting) dan untuk ditentukan positioning terhadap tiga rumah sakit pmsaing dan poliklinik penyakit dalam RSMM dan pernyataan positioning terhadap pelanggan.
Hasil analisa situasi yang didapat menghasilakn suatu strategi altematif terpilih bempa pengembangan produk,yang kemudian dikaitkan dengan hasil scgmentasi geografik dan demografik, di mana segmen pasar terbesar adalah pelanggan berasal dati kecamatan Bogor Barat dan mayoritas berusia di atas 40 tahun dengan tingkat pendidikan terbanyak SMA dan Sl dan pekcrjaan tcrbanyak scbagai pegawai negeri sipil.
Segmentasi psikografik didapat pelanggan memiiih klinik Diabetes Terpadu RSMM mayoritas karena tenaga medis yang berkualitas dan kecepatan pelayanan Serta kelengkapan jenis pelayanan. Gambaran segmen pasar klinik Diabetes Terpadu RSMM menjadi dasar penetapan pasar sasaran. Pada penelitian ini menemukan pola pemilihan pasar sasaran adalah spesialisasi pelayanan, sementara positioning dalam struktur pasar terhadap pesaing adalah market leader. Rencana strategi yang direncakan oleh CDMG dapat discrtakan target penjualan dan target sasaran serta rencana anggaran pemasaran, sesuai dengan bauran pemasaran."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Zakaria
"ABSTRAK
Latar Belakang:Dengan meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan maka pengelolaan rumah sakitharus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Rumah Sakit sebagai pelayanankesehatan perlu menyusun rencana strategis, yang didalamnya terdapat komponentujuan, kebijakan dan strategi. Setelah beroperasi 2,5 tahun, RSUD Sawah Besar telahberkembang dan menunjukkan progress yang berbeda, maka perlu dilakukan evaluasirencana strategis renstra rumah sakit yang telah berjalan dari April 2015. Penelitianini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan rencana strategis rumah sakit setelahberjalan 2,5tahun dibandingkan target-target rencana srategis. Metode PenelitianKuantitatif dengan observasi di lapangan dan menggunakan data sekunder danPenelitian Kualitatif dengan tahapan Input, Proses, Output IPO dilihat variabel dalamtahapan tersebut. Hasil Penelitian: Terdapat Pencapaian Renstra yang harusditingkatkan, yaitu: Input: SDM belum sesuai kapasitas pelayanan dan kompetensinya,kepuasan pegawai, pencatatan insiden keselamatan pasien, peralatan rawat Inap, IGDdan rawat jalan. Proses: peran SPI dalam pengawasan dan penilaian, Pendidikan danpelatihan diklat pegawai. Output : kunjungan pasien rawat inap, kesalahan prosedur /tindakan / kelalaian petugas.Kesimpulan: Dengan evaluasi ini terlihat variable-variabel yang belum mencapaitarget, sehingga RSUD masih memiliki waktu untuk perbaikan agar pencapaian di akhirtahun renstra terlaksana dengan baik. Dan hasil evaluasi ini dapat dijadikan bahanmasukan penyusunan renstra berikutnya periode 2019-2023.

ABSTRACT
Background Increased demand for health services and disruption of hospital services should beimplemented with good planning. Hospitals as health services need to develop aStrategic Plan, in which there are components of objectives, policies and strategies.After 2.5 years operation, it can be seen that RSUD Sawah Besar has developed andshowed different progress. Therefore, evaluation of the strategic plan of RSUD SawahBesar, that has been running since April 2015, should be conducted.The objective of this research is to evaluate the implementation of the strategic plan ofRSUD Sawah Besar after 2.5 years operation compared to the strategic plan targets.Research Methods used is quantitative Research by observing field data and usingsecondary data. The research was analyzed by following each stage in Input, Process,Output IPO and finding factors existed in the stages.Result of Research The evaluation of the Strategic Plan that must be improved. Input the availability of human resource is still not in accordance with the capacity ofservices. The available human resources are still not based on their competence,satisfaction, recording of incidents of patients, Inpatient equipment, IGD andoutpatient. Process the role of SPI to conduct supervision, education and training foremployees. Output inpatient visits, procedural or action error, negligence.Conclusion There are still factors that have not reached the target, so RSUD SawahBesar still has time to make improvements. And the results of this evaluation can also bea basis for material preparation of the Strategic Plan the next period 2019 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T53908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efo Prapiatna
"ABSTRAK
Rumah sakit sebagai bagian dari jasa pelayanan kesehatan masyarakat
dituntut mempunyai manajemen pengelolaan yang baik untuk mengantisipasj
tuntutan lingkungannya melalui perencanaan strategis dengan memformulasi,
implementasi, evaluasi keputusan fungsional untuk mencapai tujuan.
RSU Restu Ibu sebagai rumah sakir swata di Kodya Padang menempati
lahan 2.500 M2 dengan fasilitas 3 buah gedung seluas 5.000 M2, mempunyaì 52
tempat tidur digerakkan oleh 140 rang SDM, dirintis 34 tahun yang lalu oleh Bidan
Hj.Nurhima D.Muzbar berbentuk rumah bersalin.
Tahun 1990 RSU Restu ibuu, diresmikan menjadi rumah sakit swasta
dibawah pengelolaan Yayasan Restu Ibu, tumbuh dengan manajemen kekeluargaan,
dan kemudian clilebur tahun 1995 menjadi PT Restu Ibu Citra Husada dibawah
afiliasi manajemen Bunda Indonesia.
Berjalan 5 tahun, kinerja RSU Restu Ibu makin membaik, tetapi disisi
keuangan tidak sesuai, turn over perawat cukup tinggi, perencanaan investasi dan
pengelolaan sumber daya tidak terencana, berakibat terjadinya inefisiensi dan
misinfestasi. Untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukan perencanaan strategi
RSU Restu Ibu tahun 2001-2006, rnelalui analisa Iingkungan ekstemal dan internal.
Hash analisa lingkuugan melalui data primer dengan mewawancarai direksi
dan data sekunder dari BPS, data Keuangan dan RM RSU Restu Ibu untuk
menentukan peluang (jusnlah penduduk,angkatan kerja SUMBAR dan Kodya
Padang, Pasien berdasarkan urnur, pendidikari, dan cara pembayaran, kinerja pesaing,
dan dukungan pemasok), ancanian (RKU, pendapatan perkap ita, biaya RT dan
Kesehatan, serta kebijakan pemerintah), kekuatan (Visi dan misi, citra dart flama baik,
fasilitas fisik, produk pelayanan, serta sistem informasi), dan kelemahan (SDM,
keuangan, organisasi, Litbang, dan pemasaran) sebagai bahan tahap diaghnosis dan
diolah dengan analisa SWOT, External dan internal Factor Evaluation (EFE dan
IFE). Kemudian dilakukari tahap penggabungari dengan menggumaRan matriks
TOWS dan TE, dimana menghasillcan strategi Product Devalopment, yang
selanjutnya dilakukan tahap penetapan rencana strategis dengan Qantitatìve
StrategicPlanning Matrix (QSPM) yang menghasilkan strategi prioritas One Day
Surgery (ODS).
Kebijakan diambil tidak melakukan intervensi melalui investasi baru kecuali
inendukung program ODS, yang secara tekimis menentukan jenis pelayanan, struktur
organisasi, penggung jawab, penetapan tarif, dan pemasarnya."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunier Salim
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, baik jenis ataupun mutunya. Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat maka pemahaman masyarakat terhadap kesehatan juga semakin meningkat yang ditandai dengan semakin kritisnya tanggapan masyarakat terhadap mutu dan jasa pelayanan.
RSU Kota Padang Panjang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kota Padang Panjang. Pada pelayanan rawat jalan, terjadi penurunan kunjungan terutama terlihat pada 2 tahun terkahir ini. Untuk itu perlu diteliti penyebab dari penurunan kunjungan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang persepsi customer (pelanggan) terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang sebagai dasar penyusuuan strategi pemasaran rawat jalan RSU Kota Padang Panjang.
Penelitian ini bersifat deskriptif dimana data primer diambil dari informan yang terdiri dari dokter, perawat, pasien RSU Kota Padang Panjang, dan pasien RS Yarsi Padang Panjang dengan menggunakan metode Fokus Group Diskusi (FGD) dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder didapatkan dari data rekam medik RSU Kota Padang Panjang.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pelayanan perawat dan dokter di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang dan kebersihan serta kenyamanan yang herhubungan dengan fasilitas rumah sakit tidak sesuai dengan harapan pasien. Selain itu tarif pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang yang sangat rendah menyebabkan kurangnya motivasi dokter/perawat serta kepercayaan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
Hasil penelitian ini merupakan masukan untuk rumah sakit dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu serta pelayanan.

The Customer Perspective to The Ambulatory Care Service at General Polyclinic at District Hospital of Padang Panjang as a Basic Marketing Strategy at District Hospital in Padang Panjang CityThe technology and physician knowledge influence to community need for health service, such the kind of health or quality of health, with enhance quality of education and social economic growth in community. The understanding of people to health more enhance that can be looked at of the people responsive about health quality and health service.
District hospital of Padang Panjang is the one of government hospital in Padang Panjang city. For ambulatory care service, there is reducing of visiting, especially for two years ago.
This research is needed to obtain the information about customer perspective for ambulatory care service at general polyclinic at district hospital of Padang Panjang, as the basic of marketing strategy in district hospital Padang Panjang.
This thesis has descriptive character which primary data is gotten from, the physician, the nurse, and the patient of district hospital and Yarsi hospital patient as the informan that use focus group discussion method (FGD) and interview while secondary data is obtained of district hospital medical record at Padang Panjang.
From this thesis result is found that nurse service, the physician service, cleaning, and safety, at general polyclinic of district hospital that related by hospital facility not according to patient expect. The ambulatory service cost at general polyclinic, district hospital is so cheap and less motivation of physician, the nurse, and the patient belief to hospital service. This thesis result is for hospital to enhance service quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Hakim Muchsin
"Telah dilakukan peneltian rencana strategis rawat jalan Sub Bagian Ginekologi Onkologi RSPAD Gatot Soebroto, dengan ruang lingkup penelitian meliputi analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, membuat alternatif strategi dan penetapan strategi terpilih, serta kemungkinan penyempurnaan Misi dan Visi RSPAD Gatot Subroto.
Agar mencapai tujuan, dalam penelitian bersifat operasional dengan analisis deskriptif - kualitatif yang meliputi tahap sebagai berikut:
Tahap I (input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal.
Tahap II (matching stage) dimana hasil tahap I dianalisis dengan menggunakan internal - eksternal (IE) matriks.
Tahap III (decision stage) dengan menggunakan QSPM.
Dan hasil penelitian, berdasarkan analisis lingkungan eksternal diidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman, analisis lingkungan internal diidentifikasikan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan organisasi.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan TOWS Matriks dan IE Matriks, posisi pelayanan rawat jalan Sub Bagian Ginekologi Onkologi berada pada posisi 'hold and maintain' kemudian dengan penyesuaian (matching) antara ketiga analisis tersebut diperoleh alternatif strategi yang dianjurkan yakni market penetration, market development dan product development.
Strategi terpilih sebagai prioritas dari analisis menggunakan QSPM adalah market penetration. Strategi penetrasi pasar yang perlu dikembangkan dalam strategi operasional dikaitkan dengan bauran pemasaran adalah meliputi kehandalan produk, kelengkapan sarana parasarana dan pengembangan sumber daya manusia, standarisasi mutu pelayanan, serta promosi sesuai target pasar. Strategi operasional yang dibahas telah berorientasi kepada peningkatan penjualan atau pengsa pasar, dapat segera dilanjutkan dalam kebijakan-kebijakan pemasaran yang komprehensif dan konsisten untuk dapat diimplementasikan. Oleh karena itu, perlu untuk membentuk departemen pemasaran tersendiri agar ruang gerak RSPAD lebih besar dan dapat bersaing dengan pesaingnya.
Perlu pemahaman mendalam tentang posisi pasar agar pihak manajemen mampu melakukan fungsional organisasi dengan lebih efektif untuk mencapai tujuan. Hal ini disertai dengan penyempurnaan Visi dan Misi yang dilakukan dengan proses komunikasi yang matang di antara para stake holder.

Strategic Planning of Outpatient at Sub Division of Gynecology Oncology Department of Obstetric - Gynecology RSPAD Gatot Soebroto Jakarta 2002We have conducted strategic planning of outpatient at Sub Division of Gynecology Oncology RSPAD Gatot Soebroto, with research scope that comprises external environment analyzes, internal environmental analyzes, preparation of chosen strategy, and the possibility of Mission and Vision RSPAD Gatot Subroto achievement.
To achieve target, this research is made on operational basis with descriptive-qualitative analyzes which comprises the following steps:
Step I (input) which covers the external and internal environment analyzes.
Step II (matching stage) where the result of Step I is analyzed by applying internal-external (IE) matrix.
Step III (decision stage) by applying QSPM.
Based on research result, opportunity and threat factors identify external environment analyzes, organization weakness and strength factors identify the internal environment analyzes.
Based on analyzes by using TOWS and IE, the position of outpatient service at Sub Division of Gynecology Oncology is on the position of hold and maintain and then by matching those three analyzes, a recommended alternative strategy is obtained namely market penetration, market development and product development. Strategy is chosen as priority of analyzes by applying QSPM which is market penetration.
Market penetration strategy to be developed on operational strategy basis and is related to marketing integration are namely product reliability, completion of infra structure facility and human resources development, service qualification standard, and promotion which is in accordance with market target.
The discussed operational strategy is oriented on market segment or sale increase basis, which can immediately be continued in a comprehensive and consistent marketing policy for implementation purposes. Therefore, it is important to establish a separate marketing department so that it may create a larger RSPAD scope of activity and they are able to compete with their competitors. We need to recognize thoroughly the market position so that management may conduct organization function on a more effective basis in order to achieve target. And we also need to achieve target of Vision and Mission that is applied through an outstanding stakeholders communication process."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anakotta-Hallatu, Margie
"Masalah pembiayaan kesehatan di Indonesia semakin hari semakin mendapat tantangan yang berat, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif, sementara biaya kesehatannya sendiri relatif kecil. Dengan adanya krisis ekonomi memberi dampak juga dalam pembiayaan sektor kesehatan termasuk Rumah Sakit. Dilema yang dihadapi Rumah Sakit disatu pihak dengan segala keterbatasan dana, Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dengan biaya yang terjangkau. Untuk meningkatkan upaya pelayanan kesehatan tersebut maka Rumah Sakit harus dikelola dengan baik terutama manajemen keuangannya.
Masalah manajemen keuangan khususnya piutang pasien merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai di Rumah Sakit. Dari data laporan keuangan yang diperoleh dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999 menunjukkan bahwa ada kecenderungan piutang pasien meningkat dalam nilai nominal dimana terlihat jumlahnya 4 kali Iebih besar dari tahun-tahun sebelumnya dan secara persentase telah mencapai 28 % dari total pendapatan Rumah Sakit di tahun 1999. Bila persentase terus meningkat, Rumah Sakit akan kekurangan modal kerja yang menyebabkan terhambatnya operasional Rumah Sakit
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran penyebab besarnya saldo piutang pasien rawat inap dengan jaminan pribadi di Rumah Sakit Tebet dengan pendekatan pada sistem yaitu : Input, Proses dan Output. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyebab besarnya saldo piutang jaminan pribadi yang berhubungan dengan penatalaksanaan manejemen piutang yaitu manajemen piutang khususnya piutang bayar sendiri belum merupakan prioritas untuk mendapat perhatian dari pihak manajemen, sistem komputerisasi yang belum terpadu, lemahnya sistem penagihan, serta informasi kharakteristik pasien yang belum digali secara mendalam.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah penetapan prosedur/kebijakan secara tertulis untuk meningkatkan penagihan dan pengawasan, sistem komputerisasi secara terpadu dengan unit-unit yang terkait serta bagi pihak manajemen untuk memprioritaskan juga manajemen piutang khusus piutang bayar sendiri.

Analysis of account receivable management administration of hospitalize patient with the private guarantee, at the Tebet Hospital by the year of 2000.The medical expense problem of health in Indonesia has been faced the challenges today. The problems increased from the quantity or quality sides, while the health expences itself so little. The economic crisis which happened in Indonesia has been given the big effect on health expences including the hospital services. The dilema between hospital and the fund put them into a problem on how to give a better services with a low cost. To overcome hat target, the hospital must be work out in a better ways, especially in its financial management.
The financial management problem, especially the patient's account receivable is one of the all problems which could found in Hospital everyday. The financial report which been taken from the 1996 to 1999 data, shows that there is an inclination of the patient's claims which become increased in a nominal value, where the total ammount are 4 times bigger than the years before and in a percentace value it became 28 % of the total income of hospital in 1999. If the percentace become more and more bigger , the hospital will losing its investment and would have an effect on a hospital operation.
This analysis purporting to have a picture of the source problem which have been increased the patient account receivable balance of the hospitalize patient with the private guarantee at Tebet Hospital through the approaching system, which are : Input, process and output. This thesis has analitic description way through the observation and an interview source on the spot.
From the analyses of the all documents and files , we can say that the source problem of the wide ballances of private guarantee account receivable which deal with account receivable management administration is that account receivable management, especially self-payable account receivable , never be a priority focused of management unit, and disholistic computerised system,weakly creditor system, and undeeper analyze system of patient's caracteristic.
The sugestions could be given here are, Human Resource build up, the resulation of the procedure writtenly to increase the creditor system and control, also the holistic computerised system through all units in charge and the management unit itself to put in a priority that account receivable management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Mayanda
"Rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan mum yang baik dan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Untuk dapat memenuhi usaha di atas rumah sakit harus berkembang dan memenuhi kemajuan teknologi kedokteran yang ada.
Mengingat bahwa bidang usaha perumahsakitan yang kompleks, dinamis, padat teknologi, padat modal dan padat karya, multidisiplin serta dipengaruhi oleh lingkungan yang selalu berubah, maka manajemennya juga sangat kompleks. Salah satu komponen manajemennya adalah manajemen keuangan rumah sakit, yang apabila dikelola dengan baik akan menunjang dalam pengembangan rumah sakit, dimana sasaran pokoknya adalah peningkatan pendapatan fungsional rumah sakit agar biaya operasional dan investasi dapat ditutupi (Cost recovery).
Dalam manajemen keuangan rumah sakit yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengelolaan piutang pasien (Patient account receivable). Dengan pengelolaan piutang yang baik diharapkan terjadi pembayaran yang penuh terhadap semua pelayanan yang diberikan rumah sakit. Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang terpenting dari aktiva lancar dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pasar Rebo dari bulan Mei sampai dengan Juni 2002, bertujuan untuk mendapatkan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas manajemen sistem piutang di RSUD Pasar Rebo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah research operasional untuk menganalisis sitem penagihan piutang yang mempengaruhi keberhasilan penagihan piutang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam.
Dari data keuangan RSUD Pasar Rebo didapat bahwa piutang pasien rawat inap terjadi setiap tahunnya sebesat 0,6 % dari total pendapatan. Piutang ini berasal dari pasien yang bayar sendiri. Pasien jaminan perusahaan dan ASKES tidak mempunyai piutang. Tetapi bila dibandingkan dengan pendapatan rawat inap piutang tersebut telah mencapai 2,5 % pada tahun 2001. Dari piutang ini yang dapat ditagih hanya sebesar 5-10 %, sisanya menjadi piutang yang tak tertagih yang secara terus menerus akan membebani keuangan rumah sakit. Dan juga mengingat perkembangan RSUD Pasar Rebo ke depan yang akan menjadi BUMD, maka perlu dilihat kembali bagaimana sistem manajemen piutang yang berlaku di rumah sakit Pasar Rebo.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.Piutang yang terjadi dibandingkan dengan biaya operasional rumah sakit sebesar 0,68 % pada tahun 2000 dan 0,64 % pada tahun 2001.
2.Sistem deposit hanya untuk pasien jaminan perusahaan
3.Sistem pemulangan pasien telah melewati prosedur medis dan administrasi
4.Tidak tegasnya petugas dalam menarik uang muka perawatan.
5.Tidak adanya bagian pra penerimaan dan penerimaan yang khusus menangani pasien rawat inap. Kegiatan ini dipegang oleh bagian informasi (front office).
6.Tidak ditemukannya beberapa standard operating proceduer dari masing-masing tahapan piutang.
7.Pemberitahuan jumlah tagihan pasien telah dilakukan secara periodik setiap 3 hari.
8.Banyaknya tugas rangkap pada petugas yang bersifat pelayanan maupun penerimaan piutang.
9.Kurangnya usaha rumah sakit untuk menagih piutang yang ada pada pasien.
10.Penutupan piutang pasien berdasarkan peraturan Pemerintah Provinsi DKI.
Saran yang diberikan adalah:
1.Perlunya sosialisasi uang muka pada masyarakat
2.Perlunya ketegasan petugas dalam menarik uang muka
3.Melengkapi/membuat semua SOP pada setiap pelaksanaan tahapan piutang sebagai landasan petugas bekerja.
4.Mengoptimalkan fungsi penerimaan pasien
5.Pengadaan tim verifikator alamat.
6.Memisahkan fungsi pelayanan dan penerimaan keuangan
7.Perlunya mekanisme kontrol antara pemberi jasa dan penerima keuangan.
8.Pengadaan kasir 24 jam
9.Peningkatan keaktifan rumah sakit dalam menagih piutang.
10.Membentuk tim khusus untuk menagih piutang dan pemberian reward pada petugas yang berhasil menagih piutang.

Analysis of Accounts Payable Management System of Pasar Rebo District Hospital's In-Patient Department in the Year 2001Hospital is one of health services that are required to provide good quality of services within affordable price for the society. A hospital is an enterprise with characteristics of dynamic, technological based, large capital investment and requires a considerable amount of personnel, and multidiscipline. In addition, the enterprise is also highly interactive with its environment, which in result requires a highly complex management. Financial management is an essential component of hospital management and if it is properly managed will significantly contribute to the development of the hospital, with the specific focus on the effort to increase the functional income of the hospital. This increase will in turn recovers the operational and investment cost (cost recovery).
In the hospital financial management, the attention should be given to patient account receivable with specific target to fulfill all charged cost of health care services received by the patient. Account receivable is the most important factor in the balance sheet; therefore it should be granted the most attention of all in terms of the efficiency of projected.
This qualitative study used direct observation and in-depth interview on the success rate of the collection of account-receivable, in Pasar Reba Hospital during May - June 2002, with the design of the study is operational research in account collection's system analysis.
From RSUD Pasar Rebo's financial data, it recorded that account receivable frin in-patient patients is 0.6 % from total income or if calculated from the total in-patient income is 2.5 % in the year 2001. This account receivable are source from out of pocket patient, and then is no problem from in patient from coorporate company and ASKES, because all of the service give by hospital will pay after that. From this percentage, the success ratio of collection is around 5-10%, and the rest would become un-collected account receivable. With the intention on becoming State Enterprise, these issues should get more attention.
From the research's results:
1. Account receivable is compare with operational budget is more than 0,68 % at 2000 and 0,64 % at 2001.
2. Deposit system for corporate company patients
3. Discharge system patients has done medical and administrative procedure
4. Weak firmness of employee to receive down-payment for in-patient services
5. There no standard operating procedure (SOP) in each steps of account collection and no pre admission and admission department
6. Joint appointment in service area and financial area
7. Regularly informs account receivable patient
8. Little effort was conducted by the hospital to collect the account receivable.
As suggestion are:
1. There is a need to socialize down payment to all hospital customers and community.
2. Develop necessary SOP at each step of collection.
3. Optimalization admission department function.
4. Separate service functions and payment receiving to simplify control.
5. Develop a verificator patients address
6. Establish 24 hours cashier
7. Improve the hospital?s effort to collect account receivables.
8. Make a special team for collect account receivable and give reward to the team by hospital if they successfully collate the account receivable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayani Fazriah
"Pergeseran peta pemasaran Indonesia dari pasar rasional ke pasar emosional bahkan ke pasar spiritual berdampak pada perubahan pola nilai konsumen. Masyarakat muslirn sebagal komunitas terbesar di Indonesia clan begitu pula di Kota Depok jumlahnya mencapak 91,94%, diperkirakan sebagai pasar potensial untuk bisnis Islam termasuk juga di bidang perumahsakitan. Untuk itu perlu dilakukan analisis potensi pasar dan atribut pelayanan rumah sakit Islam.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik potensi pasar rumah sakit Islam di kota Depok secara demografis dan geografis, pola pemanfaatan layanan kesehatan, atribut pelayanan rumah sakit Islam harapan masyarakat muslim Depok, meliputi atribut fiskk, SDIvI, fasilitas, pembiayaan, dan atribut lokasi. Desain penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode survey melaiui self administered questionaire. Sampel berjumlah 120 diambil dari pasien yang berobat di rumah sakit yang ada di Kota Depok. Selain itu dilakukan pendekatan kualitatif dengan indepth interview kepada pakar terkait (expert judgment) untuk memperoleh masukan tentang atribut pelayanan rumah sakit Islam dari menggali lebih jauh informasi lain yang terkait.
Dari hasil penelitian diketahui identitas responden terbanyak berusia 20-39 tahun, wanita lebih banyak dari pria, berpendidikan akademi keatas, mayoritas berkeluarga, mayoritas tinggal di Kecarnatan Sukmajaya dan Cimanggis, umumnya karyawan swasta, profesi dan ibu rumah tangga, berpendapatan 1-5 juta per bulan, dari alokasi untuk kesehatan kurang dari 100 ribu per bulan dan mayoritas berasal dari kantong sendiri. Pola pemanfaatan rumah sakit umumnya memiIih kelas I dan keIas 11 13i/a rawat map, memilih rumah saki( karena pelayanan dokter¬perawat, fasilitas yang bersih dari suasananya yang nyaman. Semua responden mengatakan perlu adanya rumah sakit Islam di Kota Depok, namun pertimbangan bersedia berobat bila pelayanan baik, fasilitas lengkap dan tarif terjangkau.
Attribute pelayanan rumah sakit Islam pilihan responden bersifat universal clan spesifik. Atribut yang universal merupakan bentuk-bentuk pelaya.nan yang diinginkan konsumen di rumah sakit pada umumnya. Atribut spesifik yang mencirikan pelayanan Islarni dad fisik meliputi tampiian SDM reenutup aurat, tata ruang dapat menjaga privasi, ada petunjuk arah kiblat di kamar, petunjuk dan perlengkapan wudhu untuk pasien, disain interior Islami, mushola dan tempat berwudhu di setiap /antai. Atribut fasilitas berupa bimbingan pasien kritis oleh petugas khusus, tersedia perlengkapan ibadah bagi pasien yang sakit berat, dark bimbingan ruhani untuk pasien serta keluarga. Atribut tarif berupa komitmen tetap melayani pasien tak mampu, kerjasama dengan Lernbagn Amil Zakat untuk subsidi dhikafa, bentuk pelayanan tidak dipengaruhi tarifkelas dan tidA sepenuhnya profit oriented.
Dari basil in-depth interview pa/car diforrnulasikan atribut pelayanan rurnah sakit Islam yang bersifat universal dan spesifik. Atribut pelayanan rumah sakit Islam spesifik meliputi aspek fisik : mengikuti kaidah rumah Islam, hadir eorak Islam, tidak mewah, tataruang sesuai pelayanan gender, dilengkapi masjid atau mushola yang pantas dan mudah diakses; aspek SDM berupa salam, intens melafazkan Basmallah, Alhamdulillah, Insyaallah, mendoakan pasien, sanggup lakukan pelayanan berdasarkan gender, dan pembinaan rutin perilaku Islami SDM. Aspek fasilitas berupa adanya petugas bimbingan ruhani, tersedia sarana audiovisual, tersedia buku doa dan bimbingan ibadah pasien, dan sarana petayanan berbasis gender. Atribut pembiayaan dimana tidak ada pernbedaan tarif berdasarkan kelas, tidak menerapkan uang muka, kerjasama dengan lembaga donasi dhuafa. Atribut prosedur pelayanan medis berupa pelayanan bersalin dengan konsep pure gender, menjaga dan menghormati privasi dan aurat pasien, dan adanya standar operasional prosedur yang memperhatikan aspek layanan gender di kamar operasi atau kamar bersalin.
Atribut pelayanan spesilik rumah sakit Islam pilihan responden dan rekomendasi pakar bersifat similar dan sating tnelengkapi. Manajemen rumah sakit Islam peril; mempertimbangkan potensi pasarnya clan merealisasikan atribut universal dan spesiftk agar dapat memberikan petayanan berkualitas yang berciri Islam sesuai harapan dan kebutuhan pasarya.

The shifting of Indonesian market position from rational to emotional market and even to spiritual one has result in the change of customers appraise pattern. Muslim community as the largest population in Indonesia, and in the city of Depok with the percentage of 91.94 out of the total population, is considered as a prospective market for Islamic dcaling including hospital business. Hence, it is significant to investigate the market potency and the service attributes of the Islamic hospitals.
This research is designated to identify the characteristic description of market strength of Islamic hospitals in the City of Depok demographically and geographically, the pattern utilization of health services, the service attributes of Islamic hospitals expected by Muslim community in Depok, including physical attributes, human resources, facilities, cost, and location attribute. The design of study is analytic descriptive with quantitative approach using survey method through self administered questionnaires. The number of samples was 120 taken from the patients nursed in the hospitals in Depok. In addition, qualitative approach was conducted with in-depth interview of the related experts (expert judgement) to get input about service attributes of the Islamic hospitals and to investigate correlated information further.
It was identified from the research that the major respondent identity was between 20 to 39 years old, and the number of women was more than men, graduates of higher education or above, majority were married, living in the Sub-District of Sukmajaya and Cimanggis, generally were private employees, professionals, and unwaged mothers, having family income of 1.5 millions rupiah per month with the budget allocated for their healthiness less than 100 thousands rupiah per month, and majority was taken from their own pockets. The pattern of hospital utilisation was generally preferring first and second classes for staying in the hospital, choosing the hospitals due to doctors' and nurses' services, clean facilities, and comfort place. All respondents said that it was important to have Islamic hospitals in the City of Depok, but considering that they are ready to go to the hospital if the services are good, the facilities are complete, and the cost is low-priced.
The attributes of service of Islamic hospitals selected by the respondents were universal and specific. The universal attributes were the service models preferred by the consumers in the hospitals in general. The specific attribute which indicated Islamic services physically comprised: the appearance of personnel wearing Muslim costumes, layout of the rooms which keeps customers' privacy, availability of sign of the direction of kiblah in the room, availability of the instructions and kits to take ablution for the patients, !skunk interior design, and availability of prayer room and place for taking ablution in each floor. The attributes of facilities included guide for critical patients by particular staff, availability of prayer facilities and costumes for prayer for serious patients, and religious guide for the patients and their family. The attributes or price were the commitment to serve unfortunate patients, collaboration with the charity organizations, such as: Lembaga Amil Zakat (LAZ) to subsidize the needy; the services are not influenced by the class tariff and not fully profit-oriented.
Universal and specific attributes of service of Islamic hospitals were formulated from the result of experts' in-depth interview. The specific attributes of service include physical aspects: complying with the rules of Islamic home, presenting the Islamic features, not-luxurious, room lay-out is according to sexual category (gender) service, providing easily-accessed mosque or prayer room, salaam (Islamic-salutation) as human aspect, frequently reciting Bismillah, Allhamdulillah, and Insya-Allah, praying for the patients, able to serve patients in accordance with the gender, and frequently teaching of Islamic conduct for the personnel. The aspects of facility encompass the presence of religious-teaching staffs, availability of audio-visual facility, availability of prayer and worship-instruction books for the patients, and gender-based service facilities. The attributes of costing comprise: the absence of tariff differences based on the class, there is no deposit, collaboration with the charity/ donor organization. The attributes of medical services consist of purely gender-based maternity services, preserving and respecting patients' privacy and patients'aurat, and the existence standard operation procedures which considers the aspects gender-based services in operation rooms or delivery rooms.
The attributes of specific services of Islamic hospitals preferred by the respondents and the experts' recommendations were quite similar and maintain one another. The management of Islamic hospitals should consider their market potencies and implement the universal and specific attributes to enable them to perform Islamic high-quality services as expected by their customers and the market demand.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T33900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tajudin
"Penetapan tarif Unit Kamar Bedah (UKB) di Rumah Sakit Islam Jakarta Timur (RSIJT) tanpa menggunakan perhitungan biaya satuan yang benar dapat mengakibatkan kerugian pihak Rumah Sakit. Pada unit pelayanan yang produknya beragam (heterogen) seperti UKB perlu dilakukan analisis biaya di tiap golongan karena pemakaian yang bervariasi untuk bahan medis, alat kesehatan dan lama operasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penetapan tarif yang lebih realistis berdasarkan biaya satuan di UKB. Penelitian ini merupakan penelitian operasional yang bersifat deslaiptif. Metode analisis biaya yang digunakan adalah dengan memberikan pembobotan (relative value unit) pada setiap golongan operasi yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu golongan operasi kecil, sedang, besar dan khusus. Untuk setiap kelompok dipilih satu jenis operasi yang dapat mewakili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan di masing-masing golongan operasi adalah Rp.770.830 untuk operasi kecil, Rp.835.304 untuk operasi sedang, Rp.1.035.938 untuk operasi besar dan Rp.1.651.445 untuk golongan operasi khusus.
Penelitian ini juga membuat simulasi tarif yang dihitung menurut kelas perawatan. Hasil simulasi tarif bila memperhitungkan semua komponen biaya (full cost) ternyata lebih tinggi dari tarif yang berlaku sekarang. Sebagai contoh untuk operasi kecil di kelas VIP sebesar Rp.1.510.827 sedangkan tarif yang saat ini berlaku adalah Rp.850.000. Dibanding tarif Rumah Sakit pesaing, tarif di RSUT lebih rendah. Akhirnya penelitian ini ditutup dengan saran agar RSIJT hendaknya melakukan evaluasi terhadap tarif operasi yang berlaku saat ini.

Analysis of Price Setting of Surgical Unit at Rumah Sakit Islam Jakarta-East Jakarta in the Year 2000Price setting of surgery unit without computation of unit cost will lead loss to the hospital. Therefore, in a service unit producing various products needs to be supported by proper cost analysis.
The study was aimed to get more realistic description of price computation and price setting in a Surgical Unit. This research was a descriptive operational research using relative value unit technique as method of unit cost computation for every group of surgery, which divided into 4 (four) groups i.e. minor surgery, middle surgery, major surgery, and special surgery. For each surgery group was picked one of surgeries that represented its group.
The finding of this research showed that unit cost of every group of surgery was as follows: minor surgery was Rp 770.830,-, middle surgery was Rp 835.304,-, major surgery was Rp 1.035.938,-, and special surgery was Rp 1.651.445,-.
This study also conducted tariff simulation that computed according to type of inpatient class. The finding of this simulation which including full cost revealed that tariff for every group of surgery was higher than the existing tariff in the hospital. For example, the tariff for minor surgery in VIP class was Rp 1.510.827,-while the existing tariff was Rp 850.000,-. In comparison to the tariff applied in the hospital's competitors, the tariff applied in Rumah Sakit Islam Jakarta was lower.
Based on the above-mentioned findings, it is suggested to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct the evaluation for surgery tariff.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 9269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Darmanto Djojodibroto
Jakarta: Hipokrates, 1997
362.173 DAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>