Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Glory Gracia Christabelle
"Pada tahun 2020 dunia akan memasuki pasar bebas, di mana semua
sumber daya manusia dari berbagai negara akan bersaing secara terbuka. Bangsa
Indonesia perlu mempersiapkan generasi mudanya yang kelak berusia produktif
pada era pasar bebas, agar memiliki SDM yang berdaya saing, salah satunya
adalah dengan meningkatkan motivasi berprestasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, McClelland (1961) menemukan korelasi positif yang signiftkan
antara bacaan anak yang mengandung muatan motivasi berprestasi di beberapa
negara dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam 25 tahun
mendatang. Berdasarkan temuan ini, peneliti kemudian tertarik untuk
mengetahui gambaran muatan motivasi berprestasi pada bacaan anak Indonesia.
Majalah Bobo sebagai majalah anak mingguan yang tiras penjualannya
tertinggi di Indonesia, sesuai data unit riset gramedia majalah (2003), dianggap
representatifuntuk mewakili media anak Indonesia. Sampel penelitian ini adalah
68 cerita dongeng dari majalah Bobo yang dianalisis isinya berdasarkan kategori
dan subkategori achievement imagery yang diajukan McClelland. Dari basil
yang diperoleh, ternyata hanya 11 (16,17%) cerita dongeng lokal dan 1 (1,47%)
cerita dongeng terjemahan dari 68 cerita yang merupakan achievement imagery.
Hasil penelitian ini menunjukkan masih rendalmya gambaran muatan motivasi
berprestasi pada bacaan anak Indonesia saat ini. Penelitian ini memberikan
rekomendasi kepada beberapa pihak mengenai cara peningkatan motivasi
berprestasi, khususnya dengan memperbanyak cerita anak yang sarat motivasi
berprestasi.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supardinah Nugroho
"Dari Daftar Buku 1982/1983 dan Daftar Buku 1484 yang diterbitkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) terli_hat bahwa bacaan anak fiksi yang diproduksi penerbit cu_kup banyak, baik dalam jumlah maupun ragamnya. Dalam daftar pertama tercantum lebih dari 1600 judul buku bacaan anak fiksi dan dalam daftar kedua tercantum lebih dari 2000 judul buku. Bacaan-bacaan itu, baik yang merupakan karya asli maupun karya terjemahan, merupakan cerita de_tektif, cerita fantasi, cerita dengan latar belakang keluarga dan cerita-cerita lainnya. Pada tahun 1985, meskipun IKAPI belum menerbitkan daftar buku yang dapat memberikan gambaran tentang keada_an bacaan anak fiksi, akan tetapi dari berbagai katalog penerbit terlihat adanya judul buku bacaan anak fiksi yang cukup banyak dan beragam. Banyaknya bacaan anak fiksi ini merupakan sesuatu yang sangat menggembirakan tidak saja bagi anak-anak, melainkan juga bagi para orangtua, guru maupun pustakawan anak yang menjadi semakin leluasa dalam memilih bacaan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyastuti Purbani
"Disertasi ini ditulis berdasarkan hasil penalitian terhadap lima fiksi anak unggulan Indonesia yang lahir pada masa akhir Orde Baru berjudul Pulau Sangta Penuh Misteri, Kabul Murungkayu, Si Perung, Tiga Sekawan di Rimba Belantara dan Raja Kate Dikepung Asap. Kelima fiksi tersebut merupakan pemenang sayembara penulisan naskah fiksi anak Depdiknas sekaligus penerima penghargaan buku bacaan anak nasional tahun 1996-2001. Penelitian tekstual dan kontekstual ini bertujuan mengungkap ideologi anak ideal yang mengada dalam kelima fiksi yang diperiksa, termasuk bagaimana level dan cara ideologi-ideologi tersebut beroperasi, serta relasi kekuasaan yang terbangun. Penelitian ini juga memeriksa wacana tentang pendidikan, tentang anak dan sastra anak yang berkembang pada masa Orde Baru.
Penelitian kajian budaya yang dilakukan menggunakan teknik kajian ideologi/relasi kekuasaan Hollindale, John Thompson dan Nodelman ini menemukan bahwa lima teks yang diperiksa mengandung ideologi perfeksionisme, yakni ideologi yang menempatkan anak-anak sebagai the perfect hero yang ditunjukkan dengan penggambaran anak-anak yang memiliki watak- watak bertakwa, pandai, berbudi pekerti, berjiwa kebangsaan, pemberani, cinta alam dan Iingkungan, berjiwa kepemimpinan, dan pada akhirnya dinobatkan menjadi pahlawan. Anak-anak yang diidealkan dalam teks ini juga hidup dalarn ideologi-ideologi paternalisme, patriarki dan instanisme yang menempatkan anak-anak dalam perlindungan kaum dewasa, merayakan kebebasan anak laki-laki, meminggirkan anak perempuan dan membiarkan anak-anak tanpa proses menjadi.
Ideologi-ideologi tersebut pada umumnya beroperasi secara eksplisit melalui narator dan fokalisator dewasa yang otoritatif dengan menggunakan strategi-strategi legitimasi, fragmentasi dan disimulasi yang semakin menampakkan pesan serta memperkuat didaktisisme teks. Teks-teks ini membangun relasi kekuasaan yang timpang yang mengerdilkan anak-anak, memahami mereka secara kelim dan menempatkan mereka sebagai objek. Ideologi-ideologi tersebut mengada melalui cara sedemikian karena teks-teks tersebut lahir pada masa Orba yang sangat menekankan pembangunan manusia seutuhnya. Kecuali itu, sayembara penulisan tiksi yang diselenggarakan dengan tatanan yang ketat mempakan kepanjangan tangan dari insititusi ideologis Orba untuk mencetak anak didik sebagai manusia yang utuh sesuai cita-cita pemerintah. Teks-teks itu lahir dalam masa yang mempercayai bahwa anak merupakan tabula rasa yang wajib dibina dan ditumbuhkembangkan secara baik oleh orang tua. Teks-teks tersebut Iahir pada konteks yang percaya bahwa astra anak merupakan wadah serta sarana pembelajaran tentang nilai-nilai luhur serta suri teladan bagi anak didik sehingga didaktisisme dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.

This dissertation is based on a study on tive best Indonesian children's fictions written in the late New Order era. The five iictions entitled Puiau Sangia Penuh Misreri, Kabir! Munmgkayu, Si Perung; Tiga Selrawan di Rimba Belantara and Riga Kate Dikepung Asap are winners of Children's Fiction Writing Competition and Award Winners of National Children's Books in the year of 1996-2001. This textual and contextual study aims at revealing the idealized child ideology existing in the texts, including the kinds of ideology, the level, the mode of operation and the power relation established. This study also examined the discourses of education, children and children's literature that operate inthe time the texts were written.
This cultural study employing Hollindale's, John Thompson's and Perry NodeIman's theories of ideology finds out that the five texts under study embody perfectionism, paternalism, patriarchy and instant ideologies. The texts worship perfect heroes with the following traits: religious, intelligent, well-mannered, nationalist, brave, environmentalist, and leading. The texts place children under the control and protection of adults; celebrate freedom for boys, marginalize girls, and hinder children Hom the process of becoming. The dominant ideologies operate explicitly employing adult narrator and focalizer authoritatively.
The ideologies operate using legitimation, fragmentation, dissimulation strategies making the ideologies more explicit and strengthening the didacticism. The texts establish in-equal power relation which see children as inferior beings, and treat them more as objects rather than subjects. The texts were written when manusia seutuhnya or perfect individual ideology was entitled as an important agenda by the New Order govemment. In this era children were seen as rabula rasa or blank sheet, therefore always in need of parental guidance. Children's literature was considered to be the source of wisdom in which didacticism was viewed as a common sense.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
D966
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samsunisa Lestiyaningsih
"Penelitian yang berjudul "Persepsi Siswa tentang Isi, Bahasa, dan Ilustrasi terhadap Buku Bacaan Fiksi dan Nonfiksi (Studi FGD Siswa SLTPN 115, SLTPN 12, SLTPN 164 yang Gemar Membaca dan Tak Gemar Membaca)" mempunyai tujuan secara umum adalah mendapatkan masukan secara konkret tentang isi, bahasa, dan ilustrasi untuk dijadikan bahan rekomendasi atau usulan kebijakan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional dalam penyelenggaraan sayembara penulisan naskah fiksi dan nonfiksi sehingga diminati oleh siswa untuk dibaca. Secara khusus tujuannya adalah mendapatkan masukan tentang isi, bahasa, dan ilustrasi dari siswa SLTPN 115, SLTPN 12, dan SLTPN 164 yang gemar membaca dan tak gemar membaca terhadap buku bacaan fiksi dan nonfiksi ; mengetahui faktor-faktor yang mendukung adanya kelompok belajar(learning group) pada siswa SLTPN 115, SLTPN 12, dan SLTPN 164 yang gemar membaca dan tak gemar membaca terhadap buku bacaan fiksi dan nonfiksi; serta untuk mengetahui kendala-kendala yang ada pada kelompok belajar(learning group) siswa SLTPN 115, SLTPN 12, dan SLTPN 164 yang gemar membaca dan tak gemar membaca terhadap buku bacaan fiksi dan nonfiksi.
Dengan menggunakan metode FGD (Focus Group Discussions) dan analisis kualitatif serta alamiah langsung kepada objek penelitian yaitu buku bacaan fiksi yang berjudul "Kantauan" dan buku bacaan nonfiksi yang berjudul "Kini Dia Sedang Melayang" yang bersifat langsung berdasarkan pengamatan pada saat diskusi dilengkapi dengan catatan lapangan (field notes) dan dokumentasi penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, untuk buku bacaan fiksi (Kantauan, Antologi Cerita Pendek Anak - Anak), setelah didiskusikan secara berkelompok persepsi tentang isi buku bacaan tersebut bahwa mereka sebagian besar menyatakan menarik, dapat diambil manfaatnya, ada cerita takhayulnya, tetapi kadang-kadang dapat menjadi kenyataan. Bahasa yang digunakan mudah dipahami, walaupun ada istilah kedaerahan namun tidak menjadi masalah karena di buku tersebut disertai kamus kecil di bagian belakang. Ilustrasi menarik sesuai karakter, gambarnya bagus dan dapat berbicara walaupun tanpa teks. Namun, ilustrasi kurang banyak dan tidak berwarna. Akan lebih menarik jika dibuat berwarna dan diperbanyak ilustrasi. Begitu juga untuk buku nonfiksi (Kini Dia Sedang Melayang) setelah dilakukan diskusi kelompok persepsi mereka terhadap isi buku tersebut sebagian besar menyatakan menarik, dapat diambil manfaatnya, ceritanya apa adanya dan tidak dibuat-buat. Ilustrasi yang ditampilkan juga menarik baik ilustrasi untuk cover/sampul maupun untuk isi. Kemenarikan ini sesuai karakter tokohnya. Hanya sayangnya yang untuk isi ilustrasinya kurang banyak dan tidak berwarna. Bahasanya pun juga mudah dipahami.
Kedua, ada beberapa faktor yang mendukung adanya kelompok belajar(learning group) pada siswa SLTPN 115, SLTPN 12, dan siswa SLTPN 164 yang gemar membaca dan tak gemar membaca terhadap buku bacaan fiksi dan nonfiksi adalah adanya keterlibatan dalam kelompok belajar, topik diskusi yang menarik, lama waktu untuk membaca ada, jenis buku yang dibaca menarik, tugas dari guru untuk membuat ringkasan, kesukaan untuk membaca karena buku yang dibaca menarik, frekuensi peminjaman dan jenis buku yang dipinjam di perpustakaan sering dan beragam, serta jenis buku yang dibeli di toko buku oleh siswa maupun oleh teman satu kelompok.
Ketiga, adapun kendala - kendala yang ada pada kelompok belajar (learning group) pada siswa SLTPN 115, SLTPN 12, dan SLTPN 164 yang gemar membaca dan tak gemar membaca terhadap buku bacaan fiksi dan nonfiksi adalah jenis buku yang dimiliki siswa terbatas, pinjam meminjam buku antar teman sulit, jenis buku yang dimiliki teman satu kelompok belajar terbatas, serta jenis dan jumlah buku yang dimiliki perpustakaan sekolah terbatas sehingga kadang-kadang berebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T4072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Septiana Kurnijanti
"Lucky Septiana Kurnijanti. Bacaan Anak Untuk Anak Low Vision (Kurang Lihat) : Analisis Terhadap Format dan Isi Bacaan. (Di bawah bimbingan Ibu Irma U. Aditirto, MLIS). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai bacaan anak yang dapat (sesuai untuk) dibaca oleh anak kurang lihat telah dilakukan dengan melakukan pengamatan atas buku bacaan anak yang diterbitkan oleh penerbit bacaan anak di Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah sudah cukup tersedia bacaan anak, yang dari segi format maupun isi bacaannya, sesuai untuk dibaca oleh anak kurang lihat. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner langsung kepada penerbit bacaan anak sebagai responden. Juga dilakukan wawancara dengan narasumber, yakni pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan pener_bitan bacaan anak dan pengajaran anak kurang lihat. Pelaksanaan pengumpulan data dijelaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada usaha penerbitan bacaan anak yang khusus ditujukan untuk anak kurang lihat. Akan tetapi dari bacaan anak yang sudah diterbitkan (sudah ada di pasaran), diketahui bahwa dipandang dari sudut format bacaan, sudah ada bacaan yang dapat dibaca oleh anak kurang lihat. Walaupun masih diperlukan perhatian pada kesesuaian antara isi bacaan dengan usia pembaca anak kurang lihat. Oleh karena itu, untuk memperluas kesempatan bagi anak kurang lihat untuk membaca, dan meningkatkan kemampuan penglihatannya, penanganan pada penerbitan yang khusus ditujukan untuk anak kurang lihat, merupakan suatu langkah yang patut untuk dilaksanakan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umie Retno Indriemayuni
"Fenomena dunia olahraga Indonesia saat ini antara lain telah melambungkan suatu iming-iming atau insentif pada para atlet yang akan berlaga dalam multi-event internasional. Insentif menurut Gage dan Berliner (1984) adalah janji atau harapan. Insentif yang diberikan diharapkan dapat memotivasi atlet untuk berprestasi dan mampu memperoleh gelar terbaik dalam persaingan dengan negara-negara lain. Bandura (1986) menyatakan terdapat insentif dalam bentuk tangible (nyata) dan sosial. Insentif dalam bentuk nyata meliputi trofi, medali atau uang, dan insentif sosial dapat berupa penghargaan atau penerimaan orang lain atas suatu keberhasilan. Dalam perkembangannya di tanah air, insentif merambah pada multi-event di tingkat nasional, baik dalam tingkat antar provinsi seperti Pekan Olahraga Nasional (PON ), bahkan antar kabupaten dalam suatu Provinsi atau Pekan Olahraga Daerah (PORDA). Insentif mendorong atlet mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi suatu pertandingan untuk dapat berprestasi tinggi. Karena insentif diharapkan akan mampu membantu meningkatkan gaya hidup. Loudon dan Della Bitta (1993) menyatakan bahwa gaya hidup (lifestyle) diekspresikan melalui minat dan pendapat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan insentif yang diperoleh, atlet dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan minat dan pendapatnya yang dianggap baik untuk dirinya Yang menarik dalam penelitian ini adalah tetap tampilnya atlet perempuan senior yang telah memasuki masa pasca golden-age (prestasi puncak) dalam kompetisi baik nasional maupun persaingan untuk menjadi duta Indonesia di arena Internasional. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa insentif telah mendorong atlet untuk terus berprestasi, karena dengan berprestasi akan memperoleh peningkatan hidup. Namun demikian prestasi harus ditingkatkan melalui catatan skor, mengingat cabang olahraga yang yang ditekuni subjek merupakan cabang olahraga terukur. Prestasi yang dicetak diharapkan juga dapat membuat atlet bersikap mawas diri karena dengan berprestasi, atlet menjadi panutan dalam lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada 4 (empat) atlet panahan perempuan berusia 25-45 tahun dan sampai kini tetap menjadi andalan Indonesia di arena internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan menyeluruh tentang bagaimana insentif memotivasi subyek untuk mencapai prestasi.;-"
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prianka Diany Kinanti
"ABSTRAK

Motivasi berprestasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademik. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada anak sulung laki-laki dan perempuan. Sebanyak 140 responden merupakan mahasiswa Universitas Indonesia usia 18-24 tahun, terdiri dari 65 anak sulung laki-laki dan 75 anak sulung perempuan. Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) oleh Lang dan Fries (2006) untuk melihat hope of success dan fear of failure. Urutan kelahiran terdiri dari urutan kelahiran ordinal dan psikologis. Urutan kelahiran psikologis diukur dengan menggunakan White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) oleh White, Campbell, Stewart dan Davies (1997). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara ordinal, anak sulung perempuan memiliki motivasi berprestasi dalam fear of failure yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung laki-laki (signifikan pada p < 0.05). Tetapi secara psikologis, anak sulung laki-laki memiliki motivasi berprestasi dalam hope of success yang lebih tinggi dibandingkan anak sulung perempuan (signifikan pada p < 0.05).


ABSTRACT

Achievement motivation is an important that determine academic proficiency. The research was done to see the difference of achievement motivation in hope of success and fear of failure among firstborn male and firstborn female. Respondents are 140 college students from Universitas Indonesia aged 18-24, 65 respondents are firstborn male and 75 respondents are firstborn female. Achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R) by Lang and Fries (2006) to see hope of success and fear of failure. There are two kind of birth order: ordinal and psychological. Psychological birth order was measured by White-Campbell Psychological Birth Order Inventory (PBOI) by White, Campbell, Stewart and Davies (1997). The result of this research shows that ordinal firstborn female have higher achievement motivation in fear of failure than ordinal firstborn male (significant at p < 0.05). But, psychological firstborn male have higher achievement motivation in hope of success than psychological firstborn female (significant at p < 0.05).

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Wahono
"Penelitian ini adalah mengenai penyampaian informasi yang ditujukan bagi anak-anak. Tujuan penelitian ini memahami penyampaian informasi kepada anak-anak, yang disampaikan melalui media buku bacaan bergambar. Metode yang dipakai adalah analisis isi dengan pendekatan kualitatif. Objeknya adalah dua buah buku bacaan bergambar berjudul Aku Diganggul dan Tidak Adil. Kedua buku ini tergabung dalam buku seri Kenali Perasaanmu. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa dalam penyampaian informasi kepada anak-anak, ilustrasi adalah faktor yang paling dominan karena dapat menarik minat anak-anak untuk mengaksesnya. Ketiadaan aliterasi dan bentuk kalimat yang kurang sesuai bagi anak-anak ini kemungkinan disebabkan karena buku_-buku ini adalah karya terjemahan dari Bahasa Inggris. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah buku-buku ini diperuntukkan bagi anak usia 2 atau 3 s.d. 6 tahun dan hendaknya dibaca bersarna orangtua agar informasi yang terdapat dalam buku dapat tersampaikan dengan baik kepada anak-anak. Ilustrasi-ilustrasi dalam buku ini sangat tepat sesuai dengan fungsi-fungsinya. Ketiadaan aliterasi dan bentuk-bentuk kalimat yang terlampau panjang dapat menjadi faktor penghambat buku ini sebagai media penyampaian informasi yang baik bagi anak-anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwini Astuti Martoyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Darmawan
"ABSTRAK
Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari keberadaannya. Di mana
pun dan kapan pun manusia selalu dihadapkan dengan perubahan. Oleh karena itu, yang
harus dilakukan adalah bukan menghindarinya, melainkan bagaimana menghadapinya.
Untuk dapat survive dalam menghadapi perubahan yang teijadi, diperlukan sikap terhadap
perubahan yang positif.
Studi ini dilakukan untuk menelaah kontribusi kepemimpinan dan motivasi
berprestasi pada sikap terhadap perubahan organisasi. Responden berasal dari dua
populasi. Kelompok responden pertama adalah staf pengajar dan staf administrasi pada
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kelompok responden
kedua adalah staf pengajar dan staf administrasi pada Program Pascasarjana Ilmu
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penelitian ini melibatkan sampel
sebanyak 187 orang. Sampel penelitian, diambil dengan teknik accidental sampling. Data
variabel kepemimpinan atasa, motivasi berprestasi, dan sikap terhadap perubahan
diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh staf pengajar dan karyawan non sta f pengajar.
Setelah terkumpul, data tersebut dianalisis secara statistik dengan teknik analisis regresi
multipel (multiple regression analysis) dengan menggunakan software SPSS 11.0.
Variabel-variabel kepemimpinan terdiri atas perilaku kepemimpinan
transaksional, perilaku kepemimpinan transformasional, dan perilaku kepemimpinan
laissez faire. Variabel-variabel motivasi berprestasi terdiri atas inconsistent
responding, self-enhancing, s e lf critical (sub profil response style), achiever, motivation^
competitiveness, goal orientation (sub profil motivation fo r achievement), relaxed style,
happiness, patience, self-confidence (sub profil inner resources), assertiveness, personal
diplomacy, extroversion, cooperativeness (sub profil interpersonal strengths), planning
and organization, initiative, team player (sub profil work habits). Variabel-variabel
sikap terh ad ap perubahan organisasi terdiri atas menerima aktif, menerima pasif,
menolak pasif, dan menolak aktif
Hasil yang diperoleh dari analisis regresi multipel pada kelompok responden
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen FE UI sebagai berikut:
• Salah satu aspek motivasi berprestasi, yaitu Team Player, berkontribusi negatif
terhadap sikap menolak pasif terhadap perubahan, sedangkan aspek motivasi
berprestasi lainnya, yaitu S e lf Enhancing and S e lf Critical, serta aspek
kepemimpinan, yaitu Perilaku Kepemimpinan Transformasional, berkontribusi positif
pada sikap menolak pasif terhadap perubahan organisasi.
• Jika orang memiliki S e lf Enhancing and Self-Critical yang rendah, serta
mempersepsikan perilaku kepemimpinan atasan sebagai transformasional, berarti
bahwa sikap menolak pasif terhadap perubahan organisasi pada orang tersebut juga
rendah (kemungkinan untuk menolak aktif). Demikian pula sebaliknya.
• Self-Enhancing and Self-Critical berkontribusi positif terhadap sikap menolak aktif
terhadap perubahan organisasi, sedangkan Initiatif berkontribusi negatif terhadap
sikap menolak aktif terhadap perubahan organisasi. Ini berarti bahwa orang yang
profil motivasi berprestasi Self-Enhancing and Self-Critical rendah (tidak tinggi
kadarnya pada nervoiis, tidak takut ditolak, tidak menyembunyikan perasaaannya,
perasaan yang tidak berubah-ubah, tidak mudah marah, dsb.), akan memiliki skor
Menolak Aktif yang tinggi (cenderung untuk memiliki sikap menolak secara aktif atas
perubahan). Begitu pula sebaliknya.
Sedangkan, jika orang memiliki Initiative yang rendah), berarti bahwa sikap menolak
aktif atas perubahan pada orang tersebut akan tinggi (kemungkinan bersikap menolak
aktif atas perubahan). Begitu pula sebaliknya.
• Aspek profil motivasi berprestasi SELF-ENHANCING AND SELF-CRITICAL lebih
berperan daripada INISIATIVE dalam menimbulkan SIKAP MENOLAK AKTIF
ATAS PERUBAHAN. Hal ini terlihat dari angka intercept X2 bernilai positif
sedangkan angka intercept X3 bernilai negatif. Selain itu, angka koefisien 15,788 ini
juga menunjukkan bahwa jika kedua variabel X tidak ada, sikap menolak aktif akan
tetap ada.
Pada kelompok responden Departemen Manajemen FE UI, hanya ditemukan
kotribusi yang kecil dari perilaku kepemimpinan atasan (transaksional, transformasional,
maupun laizzes faire) dan profil motivasi berprestasi (response style, self-enhancing and
self-critical, motivation fo r achievement, inner resources, dan interpersonal strengths)
terhadap sikap atas perubahan organisasi. Berdasarkan analisis peneliti, hal ini
dikarenakan beberapa kemungkinan:
- Berkenaan dengan karakterik kelompok responden perguruan tinggi, khususnya di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, terdapat sejumlah staf pengajar yang sedikit
sekali melakukan contact dengan pimpinan Departemen maupun pimpinan Fakultas.
Contact belum tentu teijadi satu kali dalam satu bulan. Karena pengambilan data pada
Departemen Manajemen FE UI dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan disertai
pengantar resmi dari pimpinan Departemen Manajemen FE UI dan karena status
peneliti yang juga sebagai staf pengajar pada Departemen Manajemen FE UI, dapat
membuat responden memiliki rasa segan kalau tidak mengisi kuesioner yang
diberikan. Diperkirakan ada beberapa, responden yang memaksakan diri memilih
jawaban pada kuesioner, meskipun tidak paham benar perilaku kepemimpinan Kepala
Departemen Manajemen, sehingga hasil penelitian menjadi bias.
- Karakteristik yang khas dari perilaku kepemimpinan Ketua Departemen Manajemen
FE UI sebagai atasan yang dinilai.
- Sikap terhadap perubahan organisasi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, lebih ditentukan oleh faktor-faktor lain di luar dua prediktor
yang diteliti: Kepemimpinan Atasan dan Motivasi Berprestasi.
- Faktor-faktor lain yang perlu diteliti dengan penelitian selanjutnya."
2006
T38004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>