Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evans Garey
"Penelitian ini adalah penelitian mengenai dinamika pemutihan dari ketergantungan narkoba dalam kaitannya dengan kompetensi diri. Pemakaian narkoba telah menjadi masalah yang mencemaskan di Indonesia. Berbagai masalah baik secant fisik sosial, maupun mental timbul sebagai dampak dari pemakaian narkoba. Pemakaian secara terus menerus mengakibatkan individu mengalami ketergantungan terhadap narkoba. Pemutihan dari ketergantungan narkoba merupakan hal yang sulit namun bukanlah mustahil. Pemulihan dari ketergantungan narkoba bukanlah sekedar tidak menggunakan narkoba saja. Penelitian telah membuktikan bahwa orang yang sudah tidak menggunakan narkoba selama puluhan tahun ternyata bisa menggunakan kembali zat atau substansi tersebut. Pemulihan dari ketergantungan narkoba merupakan proses sepanjang hidup yang menyeluruh dalam diri individu. Seorang yang dikatakan pulih adalah yang dapat melakukan reintegrasi kehidupannya kc dalam lingkungan sehari-hari. Orang yang pulih adalah orang yang mampu mengatasi krisis hidup sehari-hari, mampu mengelola rutinitas hidup. dan mampu menjaga diri dari relapse. Dengan demikian yang menjadi tantangan bagi pemakai yang berada dalam proses pemulihan adalah bukan hanya tidak menggunakan narkoba saja, melainkan juga secara efektif beradaptasi dengan tuntutan perkembangan hidupnya. Masalah penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah seberapa jauh kompetensi diri berperan dalam kelangsungan proses pemulihan ketergantungan narkoba?
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Landasan teori yang digunakan adalah mengenai teori narkotika, ketergantungan, dan pemulihan dengan model perkembangan (The Developmental Model of Recovery). teori perkembangan Erikson. Havighurst, teori perkembangan remaja dan dewasa muda, serta teori kompetensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa subyek penelitian yang berada pada tingkat pemulihan yang lebih tinggi. lebih kompeten dibanding dengan subyek yang berada pada tingkat pemulihan yang lebih rendah. Pada subyek yang berada pada tingkat pemulihan yang lebih rendah terjadi kemandekan dalam tahapan pemulihannya. Beberapa masalah yang menyebabkan diantaranya adalah ketidakmampuan memenuhi tuntutan orang tua, kurangnya dukungan orang tua, kurangnya kepercayaan diri."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari
"Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, Pada tahap tertentu, penggunaan narkoba secara terus menerus dapat berkembang menjadi ketergantungan (addiction). Ketergantungan pada narkoba tentu membawa berbagai akibat yang merugikan bagi penderitanya. Menurut cognitive model of addiction Marlatt, ketergantungan dapat dijelaskan dengan empat proses kognitif, yang salah satunya adalah atribusi kausal. Atribusi kausal adalah penyimpulan mengenai sebab dari suatu peristiwa atau tingkah laku, yang dapat dibedakan menurut berbagai dimensi, antara lain locus, stability, controlability, dan globality. Atribusi kausal ini diketahui berhubungan dengan berbagai konsekuensi psikologis, di antaranya adalah harga diri. Harga diri merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya berharga, penting, mampu menghadapi tantangan dalam hidup, serta layak mendapatkan kebahagiaan.
Harga diri adalah variabel yang berperan penting dalam masalah ketergantungan, termasuk juga dalam menentukan kesembuhan. Didasari hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara atribusi kausal terhadap penggunaan narkoba dengan harga diri pada penderita ketergantungan narkoba yang sedang dalam masa penyembuhan. Selain itu, ingin diketahui juga gambaran atribusi kausal dan harga diri para penderita ketergantungan tersebut. Subyek penelitian adalah penderita ketergantungan narkoba yang sedang dalam masa penyembuhan dari ketergantungan, dengan jumlah 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling, yaitu purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengukur atribusi kausal terhadap penggunaan narkoba, digunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti. Untuk mengukur harga diri digunakan, Sel/ Esteem Inventory dari Coopersmith (1967).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, subyek mengatribusikan penggunaan narkobanya pada sebab yang internal, dapat dikontrol, tidak stabil, dan global. Mengenai harga diri, sebagian besar subyek diketahui memiliki harga diri yang cenderung tinggi. Selanjutnya, ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara atribusi kausal dalam keempat dimensi dengan harga diri. Berarti, atribusi kausal subyek terhadap penggunaan narkobanya tidak berhubungan dengan tinggi rendah harga dirinya. Tidak signifikannya hubungan kedua variabel di atas diduga disebabkan oleh pengaruh variabel yang tidak terkontrol, yaitu treatment yang diperoleh subyek dalam penyembuhannya. Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh variabel treatment tersebut terhadap kedua variabel penelitian, dilakukan wawancara dengan satu orang subyek. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa tinggi rendahnya harga diri subyek lebih berkaitan dengan treatment yang diperolehnya, daripada dengan atribusi kausalnya.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan memasukkan treatment yang diperoleh subyek sebagai salah satu variabel penelitian. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan berharga bagi treatment rehabilitasi untuk penderita ketergantungan narkoba."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliani Eveline
"Penderita narkoba di Indonesia semakin meningkat tajam, tidak hanya menimpa masyarakat menengah ke atas tetapi sekarang ini mulai merambah ke golongan menengah ke bawah. Dalam menanggapi masalah narkoba tersebut, sebagian besar para pecandu narkoba, dengan dukungan keluarga dan atas kemauan sendiri untuk lepas dari narkoba berusaha mengikuti terapi medis dan rehabilitasi di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. Selain metode-metode pemulihan yang diberikan, saya melihal faktor arsitektur lingkungan pemulihan sebuah panti rehabilitasi pun juga sangat berperan dalam kegiatan pemulihan khususnya dalam penataan ruang-ruang yang ada.
Seperti yang diungkapkan oleh Sara O. Marberry," Lingkungan pemulihan adalah suatu hasil kepedulian, yang ingin mengembangkan sebuah ruang yang dapat menimbulkan perasaan damai, harapan, kegembiraan, refleksi diri, dan menyediakan peluang untuk relaksasi, hubungan spiritual, humor dan permainan". Hal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi yang ingin dicapai pada rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melode studi kasus. Tujuan penelitian adalah menentukan konsep dan pola tatanan lingkungan pemulihan di sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba, demi mengantisipasi keinginan dan kebutuhan paramedis, konselor, pengelola dan pasien narkoba. Selain itu ingin menetapkan persyaratan ruang lingkungan pemulihan penderita ketergantungan narkoba di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Dalam merencanakan sebuah rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba perlu memperhitungkan tingkat kenyamanan dalam menjalankan aktivitas pemulihan, sehingga perlu diciptakan ruang yang tidak memberikan kesan menekan atau mengintimidasi. Secara garis besar didapat bahwa pembentuk sebuah ruang perawatan dan lingkungan pemulihan dipengaruhi besaran ruang dan elemen arsitektural yang sesuai aktivitas dan perilaku penderita narkoba. Seperti yang diungkapkan oleh Lefebvre bahwa sebuah ruang tercipta dari perilaku pengguna terhadap ruang, yang ditinggalinya melalui aktivitas, perilaku dan kebutuhan pasien dalam panti rehabilitasi sehari-hari.
Saya berkesimpulan bahwa besaran ruang dan elemen-elemen arsitektur dapat mendukung proses pemulihan pasien, kesan ruang yang dihasilkan pada setiap perencanaan dan perancangan sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba harus mengacu pada alam, dan disesuaikan dengan aktivitas dan perilaku para pengguna bangunan khususnya rumah sakit dan panti ketergantungan narkoba."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T15398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sicilya Yuanita L
"Adversity Quolient adalah konsep yang diperkenalkan Stoltz (1997), yaitu suatu variabel yang menentukan apakah suatu individu tetap berharap dan terkendali dalam menghadapi situasi/keadaan yang sulit. Skor dari Tes AQ ini dapat memberikan gambaran tentang seberapa baik seseorang bertahan dalam menghadapi hambatan dan kemampuan dalam menghadapinya;Siapa yang dapat mengatasi hambatan dan siapa yang tidak;Perkiraan performa , potensi dan kegagalan seseorang. Pemilihan subyek yang ditujukan khusus ibu karena seperti hasil penelitian Rosaldo, Chodrow dan Ortner terdapat asumsi yang berlaku dalam masyarakat bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab ibu.Bagi wanita sendiri begitu ia memasuki tahap menjadi ibu pada saat itulah ia mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang ibu atau istri daripada identifikasi terhadap karimya.(Basow,Gergen dkk, dalam Tumer & Helms, 1995).Selain itu wanita lebih mudah terkena stres bila menyangkut pada kejadian besar yang terjadi pada significant others-nya (Kessler & McLeod dalam Kessler & Almeida, 1998)atau kejadian dalam keluarganya .Sedangkan Tahapan usia dewasa tengah dipilih karena tahap ini menurut Vaillant dapat mendatangkan stres dengan adanya tuntutan perubahan peran sebagai orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak remajanya (dalam Papalia & Olds, 1998) Sedangkan menurut Erikson usia ini timbul dorongan untuk memberi perhatian (care ) yang berarti bertambahnya komitmen untuk mengasuh/menjaga {take care) orang, hasil/produknya , dan ide-ide dengan demikian dapat memenuhi dorongan sebagai orang tua {parental drive).Cara dalam menangani situasi yang menimbulkan stress secara garis besar terdiri dari dua cara: konstruktif/adaptif, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping (Folkman&Lazarus, 1988) dan destruktif/maladaptif (Carver,dkk., 1989). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan coping adalah hardiness dan optimisme - dimana faktor ini secara teoritis berhubungan dengan AQ - serta juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan status ekonomi - yang dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai data kontrol - Permasalahan yang diajukan adalah: Bagaimana kaitan/hubungan antara AQ dengan coping yang ditampilkan oleh para ibu dari anak yang mengalami ketergantungan narkoba? Bagaimana gambaran umum skor total AQ yang terdapat pada para ibu tersebut ? Bagaimana gambaran perilaku coping yang ditampilkan para ibu tersebut? Dan sebagai data tambahan yaitu bagaimana perilaku coping ibu dari tiap masing-masing kelompok dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang berbeda? Alat yang digunakan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan stress pada ibu dibuat berdasarkan hasil elisitasi dan Social- Readjustment Rating Scale dari Holme dan Rahe Pilihan jawaban yang tersedia adalah skala 1- 5 untuk masing-masing dimensi AQ. Alat ini terdiri dari 30 item yang terdiri dari 5 dimensi AQ yaitu Control (C) - menggambarkan seberapa besar kendali yang ditangkap (perceived) suatu individu atas kegagalan yang mereka hadapi. Origin dan Ownership (02) - Origin adalah sumber asal suatu kegagalan dipersepsikan, sedangkan kepemilikan (ownership) berkaitan dengan rasa memiliki hasil atau akibat dari perilakunya (accountability).Reach (R) - menggambarkan seberapa jauh kegagalan/hambatan mempengaruhi area lain dalam hidup suatu individu.Endurance (E) - menggambarkan berapa lama suatu individu menangkap kegagalan/hambatan atau akibat dari kegagalan tersebut berlangsung.Subjek dalam penelitian ini adalah yang anaknya sedang atau pernah mengalami ketergantungan narkoba. Jumlah subjek yang diperoleh sebanyak 30 orang. Untuk melihat gambaran skor tiap dimensi dan gambaran skor total AQ digunakan teknik statistik untuk mendapatkan rata-rata (mean) dan presentase subyek dalam rentang skor total AQ. Uji reliabilitas dan analisis item dari alat coping menggunakan koefisien Cronbach alpha dan metode konsistensi internal dan. Dengan Koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan, maka dapat dikatakan reliabilitas ARP ini sedang cenderung tinggi. Sedangkan untuk mengukur perilaku coping digunakan alat ukur yang sudah terstandarisasi dan baku dari Carver dan Scheier (1989) yaitu COPE Inventory. Alat ini terdiri dari 53 item yang terbagi atas tiga kategori yaitu problem focused coping emotion focused coping dan maladaplive coping. Perhitungan skor masing-masing menggunakan teknik statistik yang mengukur rata-rata {mean). Adaptasi alat ukur dilakukan dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia kenudian untuk mendapatkan umpan balik alat tersebut diberikan kepada dosen pembimbing dan sejumlah ibu-ibu dari rentang usia midd/e-adullhood Dari hasil perhitungan didapati bahwa tidak terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara AQ dengan problem focused coping emotion focused coping dan maladaplive coping; rata-rata coping yang dilakukan dari kelompok sampel adalah emotion focused coping. Dari data tambahan yang diperoleh penelitian ini juga memberikan hasil penelitian yang memiliki kesesuaian dengan hasil penelitian Haan (1977) yang menyatakan semakin tinggi status ekonomi seseorang maka semakin jarang ia menggunakan strategi coping yang mencakup kekakuan dan irasionalitas {coping tidak adaptif)dan hasil penelitian Billing dan Moos (1981) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia semakin menggunakan coping yang berorientasi dengan pemecahan masalah."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S3128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fierza Mucharam
"Penyalahgunaan NARKOBA secara diagnostik dapat digolongkan menjadi suatu bentuk gangguan kejiwaan, dan secara hukum Islam segala sesuatu yang berkaitan dengan NARKOBA (memperdagangkan, memproduksi serta menggunakannya) tidak dengan tujuan yang diperbolehkan seperti dalam pengobatan, hukumnya menjadi haram dan segala kegiatannya dikategorikan sebagai perbuatan dosa.
Seorang dapat menjadi penyalahguna NARKOBA bisa dikarenakan kegagalan dalam pemenuhan fungsi-fungsi yang ideal dalam dirinya. ditemukan bahwa adanya suatu pola kepribadian spesifik diantaranya adalah ketidakmampuan dalam mengatasi frustrasi, ketidakmampuan dalam mengatasi kecemasan dan tekanan merupakan pencetus kecanduan akan NARKOBA. Kecemasan sendiri bisa muncul melalui faktor penerimanan diri yang buruk serta ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam bertindak jujur terbuka di lingkungan sosialnya.
Dalam konteks Psikologi Islami akhlak yang buruk akan kecanduan tersebut terlebih dahulu harus diketahui keadaan dan kondisi jiwanya. Hal itu dapat tergambarkan melalui suasana perasaan yang dimilikinya. Kecemasan dapat dikaitkan dengan kondisi penyerahan dirinya kepada sumber Kekuatan Agung yaitu Tuhan yang tergambarkan melalui tingkat tawakalnya dan juga terlihat dari bagaimana membina hubungan dengan orang lain yang tergambarkan melalui tingkat Perilaku Asertifnya.
Penelitian ini dilakukan di Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) serta Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur. Kedua tempat tersebut digunakan dengan asumsi bahwa setiap Mien yang mendapatkan pelayanan di kedua lembaga tersebut merupakan para pecandu NARKOBA yang sedang dalam proses recovery. Jumlah sample yang diperoleh peneliti sebanyak 95 pecandu, dengan rincian, 54 dari BKSPS dan 45 dari RSKO.
Hasil penelitian ini menunjukkan dua hipotesa alternatif, yaitu : pertama, ada hubungan antara tawakal dangan kecemasan, kedua tidak ada hubungan antara perilaku asertif dengan kecemasan.
Dengan mengetahui gambaran tawakaI akan dapat membantu pecandu untuk melepaskan diri dari permasalahan kecanduan, ketika mulai disadari ketidakberdayaannya di hadapan NARKOBA maka pecandu akan berusaha mencari bantuan. Pada tahap ini dengan memberikan suatu harapan dan keyakinan altar. penyerahan diri kepada Tuhan serta keberanian untuk menjaga akhlak dengan berani menolak tawaran penggunaan NARKOBA akan dapat mengurangi kecemasan pada diri mereka. Diharapkan pada gilirannya mereka akan terbantu dalam proses recovery untuk menuju kehidupan baru yang babas dari kecanduan.

Abuse of DRUGS can be diagnostically classified as a type of mental disorder while in the perspective of Islamic Law, it is anything associated with DRUGS (dealing, producing and consuming) for unauthorized purpose other than medical treatment, in other words, it is forbidden by religion and all such related activities shall be categorized as sinful acts.
A person is vulnerable to be a DRUGS abuser due to failure in fulfilling ideal functions in his/her own life. It is discovered that a pattern of specific personality includes inability to cope with frustration, inability to control nervousness and pressure will initiate addiction to DRUGS. Self-anxiety will emerge on account of poor self-acceptance factor and inability to feel comfortable to act honestly and open in his/her society.
In the context of Islamic psychology, poor morality to addiction can be first identified by taking into careful consideration into the individual mental state. This can be revealed from the emotional condition, Anxiety can be associated with his/her submission to the almighty God which can be represented by the level of Tawakal and the way how such individual maintain his/her relationship to other people as also shown by the level of Assertive Behavior.
This research was conducted in Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi (BKSPS) and Drug Addiction Hospital (RSKO) Cibubur. The two places were selected assuming that each client obtaining services in such two institutions are DRUG Addicts in recovery process. The quantity of sample taken by the researchers totaled 95 male addicts, in more detail 50 from BKSPS and 45 from RSKO.
This research concluded two hypotheses. First; there is a relation between Tawakal and Anxiety, second, there is in relation between assertive behavior and Anxiety.
By identifying the view of Tawakal that helps the addicts to get rid of their addiction, realizing their being powerless for DRUGS, they will start to seek for help. At this stage, by giving hopes and confidence of submission to God and the courage to maintain their morality refusing the offer to use DRUGS will reduce their nervousness. In turn, they will be assisted during the recovery process leading to the new state of life free of addiction.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S27563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Iswardani Adianto
1995
T37919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Mufida
"Akutagawa Ryunosuke adalah pengarang yang mewakili pengarang-pengarang pada zaman Taisho. Sebagian besar karangan-karangannya bersumber dari kesusastraan kuno seperti Konjaku Monogatari dan Ujishui Monogatari. Menjelang saat-saat terakhir hidupnya, karangan_karangannya cenderung berubah. Kalau sebelumnya karangan_karangannya berisi kritikan terhadap kehidupan manusia, karangan-karangan terakhirnya banyak menceritakan keadaan dirinya, misalnya Yabu no Naka, Kappa dan Haguruma. Dalam novel Haguruma, dari awal hingga akhir cerita, Akutagawa menceritakan dengan jelas penderitaan, keadaan hatinya dan ketakutan yang dialaminya. Selama hidupnya ia selalu dihantui perasaan takut kalau-kalau suatu saat nanti ia juga menjadi gila seperti ibunya. Tragedi yang menimpa ia dan keluarganya sangat berpengaruh pada jiwanya terutama kematian suami kakak perempuannya yang mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri dan kematian ibunya yang disebabkan oleh gangguan jiwa yang diderita. Semua masalah itu berbaur dalam jiwanya bingga ia menderita penyakit migran yang disebabkan oleh faktor kejiwaan. Jadi dapatlah disimpulkan, bahwa novel Haguruma merupakan kisah pribadi Akutagawa sendiri yang mengalami masalah kejiwaan yang kompleks, dan ia sudah tidak sanggup lagi mengatasinya. Untuk mengakhiri semua itu, akhirnya Akutagawa memilih untuk bunuh diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thelma Natasuwarna
"Laporan penelitian ini membahas mengenai dinamika perkembangan generativitas berdasarkan suatu Model Generativitas yang dibangun oleh McAdams dan de St. Aubin yang terdiri dari tujuh karakteristik dan kajian hubungannya dengan aspek religiusitas-spiritualitas serta dimensi aktualisasi diri. Wink dan Dillon menemukan bahwa generativitas berhubungan dengan karakteristik religiusitas dan spiritualitas pada seorang individu dewasa. Di masa dewasa madya juga diyakini bahwa individu akan mcncapai suatu kebutuhan aktualisasi diri yang dirumuskan oleh Maslow.
Penelitian ini meninjau hubungan ketiga hal itu berdasarkan kerangka teori masing-masing, hasilnya diharapkan dapat membantu efisiensi perkembangan psikososial dewasa madya dan dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Studi kualitatif dengan metoda pengumpulan data menggunakan wawancara kisah hidup ini terdiri dari delapan pertanyaan pokok mengenai perkembangan dari masa kecil hingga masa dewasa.
Karakteristik generativitas subyek mengalami dinamika sejak usia remaja, dewasa muda, hingga puncaknya usia dewasa madya. Titik temu dari dinamika tersebut adalah karakteristik keyakinan generatif yang berhubungan erat dengan aspek religiusitas dan spiritualitas, dan dengan beberapa dimensi aktualisasi diri yang khas. Ideologi personal secara konsisten mendasari tema dominan hidup subyek. Tema dominan hidup subyek memperkuat keyakinan generatif dan komitmen generatif para subyek. Pada akhimya, dalam penguraian makna generatif, sub-karakteristik tujuan prososial masa depan subyek sangat berkaitan erat dengan keyakinan generatif tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>