Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Euis Hendrawati Widyanto
"enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inteligensi umum dan
inteHgensi emosional terhadap prestasi belajar dan terhadap ctrt
kepemimpinan translOrrnasional di SMU Al Azhar Bumi Serpong Damai
lnteligensi umum dan inteligensi emosional merupakan dua sisi kecakapan
dasar yang dimiliki siswa, Sedangkan prestasi belajar dan kepernimpinan
dipifih sebagai ukuran keberhasilan pendidikan, masing-masing dari sisi
pengetahuan dan ketrampilan,
Siswa SMU yang terlibat dalam penelilian ini berjumlah 124 orang. Alasan
dirunbilnya siswa SMU sebagai subyek penelitian karena pada usia ini sudah
menunjukkan mulai adanya kematangan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial
Untuk mengukur keempat variabel tersebut digunakan: (1) tes pengukuran
intcligensi umum Raven's Advanced Progressive Matrices (R.-\PM). (2) tes
pengukuran inteligensi emosional dengan Inventori Kecerdasan Emosional
(IKE) yang disusun oleh Sri Lanawati. (3) tes pengukuran ciri kepemimpinan
transfommsional yang dikernbangkan pada penelitian ini dari MLQ-5S olch
Bass dan Avolio. dan (4) data prestasi belajar dari buku nilai siswa.
Penelilian ini bcrsifal ex post facto Pengolahan data menggunakan bantuan
program komputer SPSS versi 10.0 untuk analisis dcskriptif korelasi dan
regresi
Hasil penelitian menunjukkan:
1. lnteligensi umum dan inteligensi emosional secara bersama memberi
sumbangan efektif yang bermakna terhadap prestasi belajar dengan
koefisien regresi yang distandarkan. p. masing-masing sebesar 0.22 dan
0.22 pada signifikasi yang ditcrima yaitu masing-masing sebcsar 0,01
dari 0.02
2. Intelegensi umum dan intelegensi emosional secara bersama memberi sumbangan yang bermakna terhadap ciri kepemimpinan transformasional. Walaupun demikian hanya intelegensi emosional yang secara signifikan (dengan nilai hamper nol) memberikan sumbangan tinggi yaitu dengan B sebesar 0,5. Dipandang dari sisi komponennya ketrampilan sosial dan kesadaran diri memberikan sumbangan yang
bermakna dengan ~ sekitar 0,3 pada signifikansi yang diterima, yaitu
hampir nol Pengamatan lebih lanjut pada pengelompokan siswa dengan
ciri kepemirnpinan transfonnasional yang semakin tinggi memmjukkan
adanya sumbangan dari inteligensi umurn hingga sebesar 0,2 walaupun
tidak siginifikan.
3. Hasil sosiometri mengenai pemimpin berdasarkan pilihan siswa
berkorelasi secara signifikan berkorelasi dengan ciri kepemimpinanan
transformasional dengan koefisien detenninasi, R2
, sebesar 13%. Namtm
pada kelompok siswa dengan aknr inreligensi di atas rata-rata (IU:: 14)
diperoleh R = 44%.
4. Alat ukur ciri perilaku kepemimpinan transformasional memiliki
validitas dan reliabilitas yang tinggi dan pada signifikansi yang diterima
yaitu hampir nol. Ditemukan hanya ada satu butir kuesioner yang berada
sedikit di bawah batas ambang reliabilitas yang diterima, yaitu dengan
nilai r = 0,22. Pada penelitian ini ditetapkan reliabilitas diterima pada r;
0.25.
Secara umum disarankan bagi pendidik dan orang tua untuk lebih
memperhatikan peningkatan inteligensi emosional di samping inteligensi
umum karena dari penelitian ini terlihat bahwa inteligensi emosional
berperan pada peningkatan prestasi belajar dan pembentukan ciri
kepcmimpinan transformasional. Sedangkan bagi peneliti disarankan untuk
mengembangkan alat ukur kepemimpinan transformasional menjadi
kepemimpinan mullifaktor seperti halnya konstruk asli dari MLQ-SS.
Dcngan demikian diharapkan dapat diperoleh peta ciri kepemimpinan rernaja
yang lebih lengkap dari transformasional hingga laissez-faire."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganefi Evita Burhan
"Masalah pendidikan merupakan hal yang esensial untuk mcmbentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Di Indonesia, masalah pendidikan tampaknya kurang mendapat perhatian dilihat dari besamya angguran yang disediakan. Untuk itu, perlu kesadaran dan keljasama dari pihak sekolah, orang tua maupun siswa agar kualitas pendidikan tidak mengalami penurunan. Proses belajar merupakan faktor penting dalam pendidtkan karena ikut menentukan keberhasi1an siswa dalam mencapai prestasinya. Regulasi diri dalam belajar merupakan salah satu bentuk strategi dalam belajar. Penelitian Pintrich dan De Groot (1990) menemukan bahwa siswa dengan prestasi tinggi kebanyakan menggunakan aktivitas regulasi diri dalam proses belajarnya.Ornng tua berpenan dalam pembentukan regulasi diri dalam belajar anak. Orang tua dapat memberi dukungannya dalam memonitor aktivitas belajar anak, sebagaimana disebutkan oleh Schunk dan Zinunerman (1996) bahwa dukungan orang tua berpenan dalam perkembangan rcgulasi diri dalam belajar anak. Penelitian dati Lyons, Robbins dan Straith (1983) menunjukkan bahwa hila ornng tua membantu anak dalam belajar, mereka dapat berprestasi lebih baik. Sekolah dalam bal ini dapat rnembantu meningkatk:an regulasi diri daiam belajar siswa secara tidak Iangsung melalui pemberian pekerjaan rumah atau yang dikenal dengan istilah PR. Togas PR memberi kesempalan pada siswa untuk mengulangi pelajaran di rumah. Di samping itu, menurut Cooper ( 1989) manfaat jangka panjang PR adalah membentuk kebiasaan belajar yang lebih baik.
Atas dasar uraian di atas, penelitian ini rnengungkapkan penanan tugas PR dan keterlibatan orang tua terhadap regulasi diri dalam belajar. Lebih jauh, penelitian ini juga rnelihat peranan tugas PR, regulasi diri dalam belajar dan keterlibatan orang tua terhadap preslasi belajar dalam pelajaran maternatika.
Regulasi diri dalam belajar menunjuk pada proses belajar dimana siswa menggunakan pikiran, perasaan, strategi dan perilakUllya untuk mencapai sasaran belajar mereka (Schunk & Zimmerman, 1998). Dalarn penelitian ini regulasi diri dalam belajar ditinjau melalui dimensi-dimensi psikologis yang terkait (Zimmerman, 1994) yaitu motif, metode, hasil kinerja dan lingkungan sosial. Dimensi tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Keterlibatan orang tua dilihat dari usaha mereka menciptakan lingkungan belajar positif, interaksi dalam belajar dan nilai terhadap pendidikan. Keterlibatan orang tua diukur juga dengan menggunakan alat ukur kuesioner. PR dilihat dari nilai-nilai tugas PR matematika selatna Cawu I sedangkan prestasi belajar dilihat dari nilal Evaluasi Hasil Belajar matematika Cawu II.
Pengambilan sampel dlakukan dengan cara pwposive sampling. subyek adatah siswa kelas V SDN 01 Pasar Minggu. Penggunaan hanya satu sekolah adalah agar tingkat kualitas pengajaran yang diberikan guru sama. Jumlah sarnpel adalah 45 sisiwa. Orang tua subyek daiam penelitian juga digunakan untuk menglsi kuesioner keterlibatan orang tua. Untuk menguji reliabilitas dan validitas item-item dalam kuesioner digunakan tehnik reliabilitas Cronbach-Alpha, sedangkan untuk melihat masing-masing sumbangan variabel digunakan annlisis regresi Hasil penelitian tidak menunjuk.kan adanya sumbangan yang signifikan dari masing-masing variabel. Siswa kelas V SD yang tergolong dalam anak usia sekolah ini kemungkinan belum teriatih untuk menggunakan strategi regulasi diri dalam belajar. Di samping itu, kemungkinan lain adalah bahwa pelajaran matematika keas V SD kurang menekankan pemahaman lebih jauh tentang rnateri pelajaran sehingga dirnensi psikologis regulasi diri dalam belajar yang ingin diungkap dalam penelitian ini tidak rnuncul. Fakto r lain yang kurang mendukung dalarn penelitian adalah kemungkinan karena jumlah sampe1 yang tcrbatas sehingga mempengaruhi perhitungan statistik. Namun demikian ditemukan bahwa keterlibatan orang tua dalarn bentuk dimensi 'nilai terhadap pendidikan dan PR' memberikan sumbangan yang signilikan terhadap dimensi 'metode belajar regulasi diri siswa'. Hal ini kemungkinan disebabkan karena nilai positif orang tua terhadap pendidikan dan PR mendorong anak untuk merniliki sikap positif terhadap kegiatan nkademik sehingga anak mernahami langkah-langkah dalam metode belajar yang seharusnya dilakukan pada saat rnenekuni tugas-tugas akademiknya.
Saran yang diajukan untuk penelitian berikut antara lain penggunaan sampel yang lebih banyak, pengambilan data tidak banyak dari nilai PR tetapi juga proses mengerjakan tugas PR dan rnata pelajaran diperluas. Alai ukur disusun sedernikian rupa untuk meminimalkan item-item yang mengandung social desirablitity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Nuraini
"Penyediaan tenaga kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmnu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu aspek yang berperan dalam peningkatan sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dilakukan melalui pengembangan pendidikan. Upaya yang dilakukan antara lain melalui proses perbaikan yang dilakukan secara terus menerus antara lain melalui sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan perbaikan struktur organisasi.
Sa1ah satu tugas Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) melakukan pembinaan Politeknik Kesehatan Depkes dari segi teknis dan administrasi yang menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT). PeIaksanaan pembinaan tersebut memerlukan adanya pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dalam penetapan tolok ukur dan akhirnya dapat mendukung dalarn pengambilan keputusan dan kebijaksanaan terutama dalam hal kualitas di Poltekkes.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang tidak hanya menekankan pada kualitas produk akhir, tetapi juga mengutamakan pada kualitas proses, lingkungan kerja dan sumber daya rnanusianya dan rnelibatkan pueuk pimpinan dalam penetapan tolok ukur suatu kualitas produk atau jasa.
Adanya permasalahan yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja para dosen akan berdampak ke efektifitas kerja, sehingga memerlukan adanya pengukuran pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan garnbaran faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektifitas kerja, sehingga diharapkan pelaksanaan pembinaan dapat difokuskark pada faktor yang mempunyai kontribusi besar terhadap efektifitas kerja. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta 11 Depkes Tahun 2007. Hipotesis dalarn penelitian ini adalah adanya pengaruh antara lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta II Depkes Tahun 2007.
Bekerja baik dosen tetap maupun tidak tetap di Poltekkes Jakarta II. Sarnpel yang diambil adalah seluruh pegawai tetap di 7 (tujuh) jurusan di Poltekkes Jakarta II. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Proportionate Stratified Random Sampling. Pada penelitian ditetapkan jumlah seluruh samplel adaIah sebanyak 60 dosen.
Hasil analisa dan uji hipotesis menggunakan program LISREL dan didapat variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.39% atau 39%. Kinerja mempengaruhi efektifitas kerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.50 atau 50%. Variabel lingkungan kerja berpengaruh secara tidak langsung melaiui kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.19 atau 19% dan sisanya 0.41 atau 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada di luar model.
Kesimpulan : pengaruh iangsung yang signifikan terdapat pada variabel lingkungan kerja terhadap kinerja, pengaruh langsung antara kinerja dan efektifitas kerja. Hasil analisis keseluruhan didapat model akhir yang menggarnbarkan hubungan antara lingkungan kerja, kinerja dan efektifitas, dimana lingkungan kerja mempengaruhi efektifitas kerja secara tidak 1angsung meIalui kinerja sebesar 0.19 atau 19%.
Saran : Bagi pihak Poltekkes Jakarta II sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas kerja yang melibatkan indikator yang lebih beragam dan melibatkan mahasiswa sebagai penilai. Bagi Badan PPSDM Kesehatan perlu adanya penetapan penetapan kebijakan yang rnendukung perbaikan dan peningkatan mutu di Poltekkes.

Providence of health professionals, which is oriented to the public's needs and to the development of sciences and technology, is one of the many aspects that plays the role in enhancing the health system and health services which are provided for the public; one among which is done through developing education. The effort is done such as through a process of improvement which is performed continuously among others through lectures' system, enhancing the lecturers' quality and improving the structure of organization.
One of the duties of Human Health Resources Empowerment and Development Board (BPPSDMK) is constructing technically and administratively the Health Polytechnics of the Ministry of Health which become the Technical Implementation Unit (UPT).
The constructing implementation requires a scientific approach which can be used in setting the standards and finally can support in making decisions and policies especially in the matter of quality of the Health Polytechnics.
Total Quality Management (TQM) is an approach which raises quality as an effort strategy that not only emphasizes on the quality of the end products but also prioritizes the quality of process, working environment and human resources as well as the involvement of the top leaders in setting the standards for the quality of products or services.
The existence of problems which influences satisfaction and performance of lecturers will have an impact on effectiveness of work such that it requires the measurement of how much influence do working environment, performance and satisfaction have on effectiveness of lecturers work.
Based on all of those, it is thus required to have profiles on any factor that has influence over effectiveness of work so that the training implementation can hopefully be focussed on to factors which have great influence on effectiveness of work.
The research objective is to determine the influence that working environment, teaching performance and satisfaction have over the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007. The study hypothesis is that there exist an influence among working environment, teaching performance and satisfaction on the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007.
The study population is all working lecturers, full-time as well as part-time lectures, in Jakarta Health Polytechnic II. Selected samples are all full-time staff from 7 (seven) different majors in Jakarta Health Polytechnic II. Sample selection technique is done using Proportionate Stratified Random Sampling. In this study the total number of samples have been set to be as many as 60 lecturers.
Results of analysis and hypothetical testing using LISREL program find that working environment variable has influence over performance with a coefficient of 0.39 or 39%. Performance influences the effectiveness of work with a coefficient of 0.50 or 50%. Working environment has indirect influence through performance with a coefficient of 0.19 or 19%. The remaining 0.41 or 41% is influenced by other factors outside the model.
Conclusion: Direct significant influence exists in working environment variable over performance as well as direct influence between performance and the effectiveness of work. From the overall results of analysis, a final model is obtained, which illustrates the association among working environment, performance and effectiveness whereby working environment influences the effectiveness of work indirectly through performance with a coefficient of 0.19 or 19%.
Advice: For Jakarta Health Polytechnic II is better to conduct further research regarding the effectiveness of work which involves a more variety of indicators and which involves students as evaluators. For BPPSDMK is mandatory to have policy setting which supports the improvement and enhancement of quality in health polytechnics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Mitra Rachmawati
"Tanggung jawab siswa berkaitan dengan pencapaian prestasi akademiknya. Prestasi ini juga didukung oleh guru, terutama melalui efektivitas mengajar guru selama di kelas. Pada penelitian ini akan diketahui hubungan antara tanggung jawab siswa dalam lingkup pendidikan dengan persepsi siswa terhadap efektivitas mengajar guru, khususnya mata ajar matematika, pada siswa kelas 2 SMA. Tanggung jawab dalam lingkup pendidikan dilihat melalui enam faktor yaitu hasil kerja yang bermutu, kesediaan menanggung resiko, pengikatan diri pada tugas, memiliki prinsip hidup, kemandirian, dan keterikatan sosial (Sukiat, 1993).
Persepsi efektivitas mengajar guru dilihat melalui persepsi siswa dalam area perencaan, pengajaran, penilaian, dan manajemen kelas (Hubbard, 2001). Partisipan dalam penelitian ini berasal dari satu sekolah negeri dan satu sekolah swasta di Depok. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tanggung jawab siswa dengan persepsi efektivitas mengajar guru pada mata ajar matematika. Selain itu, diketahui juga beberapa karakteristik guru yang dianggap efektif oleh siswa.

Students' responsibility has a correlation in their academic achievements. This academic achievements also supported by teachers, especially in teachers' effectiveness during the class. This study will find out the correlation between students' academic responsibility in educational context and students' perception of effective teaching, especially in mathematic, among students at second grade in senior high school. Responsibility in educational context was seen through six factors, sterling result, willingness to take a risk, task fulfillment, having a life principle, self-autonomous, and social bonding (Sukiat, 1993).
Perception of effective teaching was seen through students? perception in four areas namely, planning, instruction, grading, and classroom management (Hubbard, 2001). Participants of this study derive from derive from one public high school and one private high school located in Depok. Result indicated that there was a significant correlation between students' responsibility and students? perception of effective teaching in mathematic. Beside this result, study also showed some teachers' characteristics that students repute as effective.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monabella Noor Jaswandi, autho
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan dari efikasi diri pemimpin dengan perilaku pencarian umpan balik pada mahasiswa berorganisasi. Melalui analisis data ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara leader self efficacy dengan perilaku pencarian umpan balik pada setiap tipenya; self positive, self negative, other positive, dan other negative. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki leader self efficacy akan memperjelas tujuan yang ingin dicapai, sehingga berhubungan dengan tipe perilaku pencarian umpan balik yang diperlukan untuk mendukung pencapaian tersebut.

This study aims to see whether there is a correlation of leaders self efficacy in academic performance with feedback seeking behavior on college students who join organization. Through the data analysis from 177 participants of Indonesia University college students who join organization, found that there is a significant relationship between leader self efficacy with the behavior of search feedback on each type self positive, self negative, other positive, and other negative. This suggests that students who have a self efficacy leader will clarify the goals to be achieved, so as to relate to the type of feedback seeking behavior needed to support that achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Rama Setiawan
"Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Kompetensi terhadap Kinerja Penyidik dan Penyidik Pembantu Polda Metro Jaya. Kinerja penyidik dan penyidik pembantu sangat penting karena berkontribusi kepada kinerja Polda Metro Jaya dalam melaksanakan salah satu  tugas dan fungsinya yaitu penegakan hukum. Penelitian ini menggunakan metode survey sampel. Data yang digunakan adalah data primer dengan bantuan kuesioner yang diadaptasi dari teori pelatihan, motivasi, kompetensi dan kinerja. populasi penelitian ini bejumlah 1179 (anggota penyidik dan penyidik pembantu pada Ditreskrimum, Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya). Sampel penelitian yang diambil adalah 100 orang penyidik dan penyidik pembantu. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis SEM (Stuctural equation modeling) dengan bantuan software SPSS dan SmartPLS.
Penelitian ini menemukan bahwa pelatihan mempunyai pengaruh signifikan dengan kinerja. Selanjutnya motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pelatihan juag mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi dan motivasi juga memiliki pengaruh terhadap komptensi Temuan dalam penelitian ini adalah kompetensi dapat memdiasi pengaruh pelatihan kepada kinerja dan sebaliknya kompetensi tidak dapat memediasi pengaruh motivasi terhadap kinerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan sangat dibutuhkan oleh penyidik dan penyidik pembantu karena memiliki pengaruh paling besar diantara variabel lainnya terhadap kinerja. Pelatihan juga dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi yang kemudian dapat meningkatkan kinerja.

This study was conducted to examine the effect of Training, Motivation and Competence on the Performance of Polda Metro Jaya Assistant Investigators and Investigators. The performance of investigators and assistant investigators is very important because it contributes to the performance of the Metro Jaya Regional Police in carrying out one of its tasks and functions, namely law enforcement. This study uses a sample survey method. The data used are primary data with the help of a questionnaire adapted from the theory of training, motivation, competence and performance. the study population was 1179 (members of investigators and assistant investigators at Ditreskrimum, Ditreskrimsus and Ditresnarkoba Polda Metro Jaya). The research sample taken was 100 investigators and assistant investigators using the Slovin formula. The analysis technique used in this study is descriptive analysis and SEM analysis (structural equation modeling) with the help of SPSS and SmartPLS software.
This study found that training has a significant effect on performance then motivation has a significant effect on performance and competence has a significant effect on performance.Training also has a significant effect on competence and motivation also has an influence on competence The findings in this study are that competencies can influence the effect of training on performance and conversely competencies cannot mediate the effect of motivation on performance. This research concludes that training is needed because it has the most influence among other variables on the performance. Training is also needed to improve competencies which can then improve the performance.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lanawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar siswa di sekolah tidak terlepas dari kemampuan inteligensi (IQ) yang dimiliki siswa. Diperkirakan siswa yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi juga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Namun dalam proses belajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, bahkan ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. IQ bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa di sekolah, masih banyak faktor lain yang menentukan, seperti kreativitas, kepribadian, emosi dan sebagainya.
Menurut Goleman manusia mempunyai dua inteligensi yang berbeda yaitu Emotional Intelligence (EI) dan Rational Intelligence (IQ). Keberhasilan kehidupan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IQ, melainkan juga ditentukan oleh EI. Selanjutnya ia juga menunjukkan bahwa EI dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar (Goleman, 1995:284).
Berdasarkan pandangan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara EI, IQ dan prestasi belajar yang diperoleh siswa SMU di sekolah, serta melihat sumbangan yang diberikan EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dan sumbangan yang diberikan dimensi-dimensi EI (kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial) dan IQ terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa SMU, di mana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1987). Sebanyak 129 siswa SMU Methodist dilibatkan dalam penelitian ini. Kepada mereka diberikan Inventori EI (Emotional Intelligence Inventory) dan Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test), sedangkan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata raport cawu III tahun ajaran 1997-1998.
Untuk penelitian ini dilakukan adaptasi Inventori EI melalui analisis butir, penentuan validitas dan reliabilitas. Sampel normatif adalah siswa SMU dan mahasiswa S1, sejumlah 895 orang dari SMU Kalam Kudus, SMU Bethel, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia. Data diperoleh melalui pemberian tes secara kelompok. Prosedur adaptasi inventori EI adalah : butir-butir EI yang telah disusun berdasarkan Bar-On Emotional Inventory (Bar-On, 1997) dan Meta Mood Scale (Salovey, 1996), serta beberapa butir yang disumbangkan oleh Rudy Salan, dan beberapa butir lagi disusun oleh penulis sendiri, dikonsultasikan bersama tiga orang nara sumber. Uji coba diadakan untuk menentukan waktu yang diperlukan dan kejelasan pengertian bahasa. Kemudian hasil uji coba digunakan untuk mengambil data adaptasi inventori EI. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Liked. Dalam menilai taraf reliabilitas butir-butir digunakan rumus Cronbach's Alpha, kemudian untuk melihat validitas konstruk dilakukan analisis faktor dengan rotasi varimaks.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara EI dan prestasi belajar (r = 0.150 dengan p = 0.090). El juga berkorelasi secara tidak bermakna dengan IQ (r = 0.054 dengan p = 0.545). Namun ditemukan korelasi yang bermakna antara IQ dan prestasi belajar (r = 0.239 dengan p = 0.006). Dari analisis regresi untuk menghitung sumbangan varians EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dengan metode step-wise, varians yang keluar hanya IQ, dan diperoleh multiple regression sebesar 0.239. Dengan kata lain dalam penelitian ini hanya IQ yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar (R2 = 5.7%), sedangkan EI tidak memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar. Dalam menghitung sumbangan varians dari ke lima dimensi EI (self-awareness, self-control, self-motivation, empathy dan social skill) dan IQ terhadap prestasi belajar, ternyata hanya IQ dan SC (self-control) yang memberikan sumbangan signifikan kepada prestasi belajar (R= 0.324). Dengan kata lain, SC dan IQ memberikan sumbangan varians sebesar 10.5%, di mana 4.8% sumbangan dari dimensi SC dan 5.7% sumbangan dari varians 1Q. Hal ini berarti dari ke lima dimensi EI hanya dimensi SC yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar.
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan ialah perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang menurut konstruk teoritik lebih sesuai, yaitu orang dewasa yang sudah mempunyai pengalaman kehidupan sehari-hari. Perlu melakukan validitas eksternal dengan menemukan hubungan tes EI ini dengan instrumen lainnya. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu menggunakan tes yang baku."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prestasi di bidang akademik yang dicapai oleh siswa sekolah menengah yang
berada pada tahapan usia remaja, dinilai memegang peranan penting karena
dianggap sebagai batu loncatan bagi keberhasilan pendidikan dan pekerjaan di
masa yang akan datang. Sehubungan dengan meningkatnya perkembangan sosial
dan kecenderungan remaja untuk mengikuti kegiatan berkelompok, maka faktor
harapan kelompok yang turut mempengaruhi pembentukan aspirasi cukup penting
untuk diperhatikan. Remaja yang kebutuhan berafiliasinya cukup besar biasanya
condong kepada standar tingkah Iaku teman sebayanya, dan akan berusaha untuk
memebuhi standar yang ditetapkan kelompok agar mendapatkan penerimaan dari
para anggota kelompok. Hal tersebut membuat peneliti sampai pada suatu asumsi
bahwa remaja yang memiliki keterikatan dengan kelompok akan Iebih terpacu untuk
berprestasi serta meningkatkan aspirasi akademiknya bila kelompok dipersepsikan
cenderung berorientasi akademik atau Iebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. Sementara bila kelompok dipersepsikan Iebih menghargai hal-hal yang
sifatnya non-akademik, maka anggota kelompok akan cenderung mengikuti standar
kelompok atau hal-hal yang Iebih dihargai oleh kelompoknya itu. Namun pada
kenyataannya tidak selalu demikian. Suatu kelompok yang cenderung berorientasi
akademik ternyata juga memliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya rendah sehingga prestasi yang ditampilkan lebih rendah dibanding anggota kelompok yang
lain. Sementara ada kelompok yang tampaknya kurang berorientasi akademik, tapi
memiliki anggota yang tingkat aspirasi akademiknya tinggi sehingga prestasinya
lebih memuaskan dibanding anggota kelompok yang lain. Adanya kesenjangan
antara asumsi secara teoritis dengan kenyataan yang ditemui tersebut, mendorong
peneliti untuk mengetahui dan membuktikan apakah sebenarnya harapan kelompok
atau standar yang dianut oleh kelompok memang berperan atau berkaitan secara
langsung dengan tingkat aspirasi akademik remaja. Adanya pertentangan antara
beberapa hasil penelitian mengenai faktor jenis kelamin yang turut mempengaruhi
tingkat aspirasi, mendorong peneliti untuk mengetahui apakah sebenarnya memang
terdapat perbedaan antara tingkat aspirasi akademik pria dan wanita.
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling
dengan teknik insidental. Sebagian siswa-siswi SMU Negeri IV Jakarta akan
mewakili populasi remaja di Jakarta yang berusia antara 15 tahun sampai 18 tahun
yang berada pada tingkat pendidikan Sekoiah Menengah Umum (SMU). Sebagai
alat pengumpul data digunakan kuesioner yang item-itemnya disusun sendiri oleh
peneliti. Kuesipner tersebut bertujuan untuk mengukur persepsi remaja tentang
harapan kelompoknya serta tingkat aspirasi akademik remaja tersebut.
Dalam penelitian ini ada beberapa hasil yang ditemukan oleh peneliti. Pertama,
diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang harapan1
kelompok dengan tingkat aspirasi akademik pada remaja. Masih berkaitan dengan
hal tersebut, dalam penelitian ini diketahui pula bahwa faktor kedekatan diantara
para kelompok ternyata juga dapat menjadi prediktor yang cukup baik.
untuk meramalkan tingkat aspirasi akademik remaja. Selanjutnya hasil yang kedua,
tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat aspirasi akademik remaja pria
dengan tingkat aspirasi akademik remaja wanita. Namun ternyata dalam hal
persepsi tentang harapan kelompok, ditemukan bahwa antara subyek pria dan
wanita terdapat perbedaan dalam mempersepsikan hal-hal yang Iebih dihargai oleh
kelompoknya. Kelompok pria Iebih banyak yang mempersepsikan kelompoknya
cenderung berorientasi akademik atau lebih menghargai keberhasilan di bidang
akademik. SebaIiknya, kelompok wanita Iebih banyak yang mempersepsikan
kelompoknya cenderung berorientasi non-akademik.
Saran yang dapt diberikan pada pihak sekolah adalah untuk mencoba
membina serta mengarahkan kelompok-kelompok sebaya yang memang sudah ada
atau sudah terbentuk tanpa adanya paksaan, dalam suatu kelompok belajar yang
terkoordinir dan terarah. Pihak sekolah sebenarnya juga mulai dapat membentuk
beberapa kelompok belajar sejak awal tahun ajaran baru. Adanya kedekatan
diantara para anggota kelompok mungkin dapat dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan aspirasi akademik anggota kelompok yang masih rendah. Mungkin
saja cara ini dapat menjadi permulaan dari suatu sistem pembinaan prestasi
akademik siswa yang cukup efektif dan efisien. Sebagai saran bagi penelitian
selanjutnya, mungkin dapat dilihat secara lebih mendalam mengenai adanya
perbedaan antara pria dan wanita dalam mempersepsikan harapan kelompoknya.
Selain itu mungkin dapat dilihat pula kaitan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan tingkat aspirasi akademik remaja."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Adi Prianto
"Pemerintah menyadari pentingnya kebutuhan pendidikan bagi rakyatnya agar siap menghadapi tantangan dalam era globalisasi yang tengah melanda dunia. Pendidikan dirasakan sangat penting untuk mengembangkan potensi seseorang. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah mengusahakan suatu lingkungan dimana setiap anak didik diberi kesempatan untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, baik sesuai dengan kebutuhannya maupun kebutuhan masyarakatnya (Utami Munandar, 1990). Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, kreatif dan berprestasi di berbagai bidang.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk anak yang normal saja tetapi juga berlaku bagi anak-anak yang mengalami cacat maupun anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Selama ini pemerintah telah mengusahakan berbagai pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi anak-anak cacat agar bisa maju dan berkembang. Dengan mengusahakan berbagai sarana dan alat bantu yang dibutuhkan. Namun bagi anak-anak dengan kemampuan yang unggul belum dapat mengembangkan potensinya dalam suatu sekolah khusus karena pemerintah selama ini hanya menyediakan sekolah-sekolah umum, sehingga anak-anak dengan kemampuan unggul berkembang bersama anak-anak normal. Anak-anak yang tergolong cerdas dan berbakat menjadi kurang dapat mencapai prestasi yang seharusnya ditampilkan karena rangsangan yang kurang sesuai. Sedangkan mereka memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan sesuai bakat dan minatnya.
Sistem pendidikan di Indonesia pada dasarnya juga mendukung perlunya perhatian khusus bagi anak-anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Hal ini telah dikemukakan dalam GBHN tahun 1993 dan Pasal 8 ayat 2 UU Pendidikan No. 11 tahun 1989.
Secara implisit hal-hal tersebut mengisyaratkan perlunya menyelenggarakan sekolah unggul sebagai salah satu alternatif untuk melayani anak-anak yang berbakat unggul, atau disebut juga anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Secara khusus, sekolah unggul bertujuan menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal-hal sebagai betikut, yaitu (a) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi; (c) wawasan IPTEK yang mendalam dan luas; (d) motivasi dan komitmen yang tinggi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>