Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan permasalahan yang
kompleks dalam kehidupan masyarakat Masalah pelacuran melibatkan kaum
perempuan dan laki - laki, melibatkan nilai - nilai dan standar moralitas ganda dalam masyarakat , melibatkan pula berbagai aspek Iain yaitu ekonomi, sosiologis, kultural
dan aspek-aspek lain nermasuk aspek psikologis yang saling terkait satu sama lain.
Terdapat stigma dan label yang diberikan oleh masyarakat terhadap status sebagai pekerja seks. Hal ini mcmbuat PSK enggan untuk mengakui jati diri sebagai pekcrja
seks. Salah satu cara yang dapat dllakukan untuk dapat membantu mengungkap jati diri PSK adalah dengan menggunakan alat tes yang dapat mengungkapkan data yang khas dari PSK.
Dalam ilmu psikologi dikenal alat bantu untuk melakukan diagnostik, yang disebut sebagai tes psikologis. Salah satu bentuk dari tes adalah teknik proyek-tif Tes
proyektif menggunakan stimulus yang relatif tidak terstruktur. Hal ini meznungkinkan munculnya respon yang bervariasi.Stimulus tersebut dapat berfungsi sebagai layar
untuk dapat mengungkapkan karakteristik proses berpikir, kebutuhan, kecemasan atau pun konflik yang tidak disadari atau tidal: cliakui oleh individu _ Salah satu tes proyeksi yang digunakan saat ini adalah TAT. TAT merupakan mctodc untuk dapat
mcngungkaplcan dorongan - dorongan, emosi, sentiment, kompleks atau kontlik kepribadian yang dominan pada diri individu Dalam tes proyeksi terdapat asumsi yang menyatakan bahwa respon subyek terhadap stimulus yang ambigu mencerminkan atribut kepribadian yang relatif menetap (Anastasi & Urbina 1988)
khususnya umuk TAT yang hasilnya clipengaruhi oleh faktor kemampuan verbal (Anastasi, 1988). Dalam TAT yang dikembangkan oleh Murray ( 1943) hal ini terungkap dalam need dan press yang dimiliki tokoh utama dalam respon subyek
Namun asumsi ini masih dipertanyakan. Pcnelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah TAT dapat memproyeksikan need dan press yang dimiliki oleh subyek PSK
mengingat PSK pada umumnya memiliki taraf pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi kemampuan verbalnya dalam memberikan respon pada TAT. Sebagai
indikator need dan press subyek digunakan anamnesa subyck_ Pcnelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakandata sekunder bempa laporan
kepaniteraan mahasiswa profesi di bagian Psikologi Universitas Indonesia di mana TAT digunakan sebagai alat tes.. Jumlah laporan kasus yang dijadikan data dalam penelitian ini adalah lima berkas.
Hasil pcnelitian ini menunjukkan bahwa TAT dapat mengungkapkan need dan press subyek yang tampil dalam anamnesa subyek. Hal menunujukkan bahwa TAT
adalah metode yang proyektif Di samping itu TAT juga mampu mengungkapkan
need dan press yang tidak terungkap dalam ananmesa. Hal ini merupakan nilai lebih TAT. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa subyek mengenalkan iigur dan objek yang tidak terdapat dalam gambar pada kartu TAT yang menunjukkan
keinginan- keinginan suhyek. Penelitian ini juga menunjukkan adanya Egur dan objek yang djabaikan oleh subyck Hal ini menunjukkan tyerdapat hal- hal yang di repres
oleh subyek Temuan lain yang cukup menarik adaiah bahwa subyek menampilkan tokoh utama yang berbeda dengan kenyataan diri nya. Di samping itu subyek tampak
memiliki pandangan yang berbeda tentang masa depannya bila dibandingkan antara hasil tes dan kenyatnan yang tcrtcra dalam anamnesa subyek Dalian' pustaka: 13 (1960 - 2000)"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Susilowati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Renny Oktora
"Keberadaan Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan salah satu profesi yang sudah ada di masyarakat kita sejak dahulu dan semakin menjamur seiring dengan berkembangnya zaman dan kesulitan ekonomi yang dialami bangsa. Profesi ini membawa banyak dampak tidak hanya pada masyarakat dan keluarga tetapi juga pada para pelakunya sendiri, dalam hal ini PSK. Mereka akan mengalami kecemasan untuk terjun kedalam lingkungan masyarakat karena label dan stigma yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka cenderung bersifat negatif. Label, stigma dan pandangan masyarakat ini diinternalisasi oleh para PSK sehingga secara sadar mereka menganggap dirinya seperti yang di labelkan masyarakat itu, yaitu antara lain merasa kotor, nista, bermoral rendah dan penuh dengan dosa (Wahyudin, 2002).
Bagaimana individu memandang dirinya sendiri disebut dengan konsep Perubahan konsep diri ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan secara tidak langsung akan berperngaruh juga pada bagaimana PSK melihat orientasi masa depannya, karena seperti yang dikatakan oleh Tim Yayasan Kakak (2002) bahwa para PSK pada umumnya mengalami kebingungan akan masa depannya Pada PSK kebingungan yang akan sangat dirasakan adalah ketika mereka berniat akan membentuk keluarga karena tidak dapat dipungkiri pandangan masyarakat yang negatif membuat mereka khawatir tidak akan diterima oleh lingkungan masyarakat termasuk juga orang yang mereka cintai, yaitu laki-laki yang diharapkan menjadi suaminya kelak dan juga keluarga calon suaminya itu.
Oleh karma itu penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif ini mencoba mengungkapkan bagaimana konsep diri dan orientasi masa depan para PSK sesungguhnya dan bagaimana pula konsep tersebut berpengaruh terhadap orientasi masa depannya.
Melalui observasi dan wawancara yang dilakukan diperoleh hasil penelitian bahwa dari keempat subyek penelitian, seluruh subyek memiliki konsep diri yang negatif. Namun tidak seluruhnya memiliki orientasi masa depan yang negatif pula. Bahkan dari keempat subyek terdapat tiga subyek yang tetap memiliki orientasi masa depan yang baik untuk membentuk keluarga dan hanya satu orang yang merniliki orientasi masa depan yang buruk untuk membentuk keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri para PSK tidak terlalu berpengaruh terhadap orientasi masa depannya untuk membentuk keluarga."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sali Rahadi Asih
"Kanker payudara menempati salah satu urutan teratas penyakit yang membahayakan jiwa manusia. Penanganan utama kanker payudara dilakukan melalui operasi pengangkatan payudara, atau maslektomi. Wanita mastektomi mengalami berbagai macam fenomena yang, mempengaruhi kondisi fisiologis dan psikologis. Adapun kondisi Esiologis berkaitan dengan rangkaian penanganan dan efek samping obat. Kondisi psikologis berkaitan dengan penyakit kanker, efek pengangkatan payudara dan hubungan sosial. Berbagai fenomena diatas menimbulkan berbagai dinamika emosi,kecemasan, pikiran dan konflik yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Oleh karena itu informasi mengenai dinamika diatas perlu diketahui untuk membantu proses penyesuaian diri wanita mastektomi. Dalam ilmu Psikologi terdapat berbagai macam tes, salah satunya adalah thematic Apperception Test (TAT) yang merupakan tes proyektif Tes ini memiliki stimulus berupa gambar dan memunculkan respon yang bervariasi pada tiap individu. Tujuan tes ini mengungkap dorongan-dorongan dominan, emosi-emosi, sentimen-setimen, kompleks serta konilfik yang bersifat tidak kentara dan termenifestasi dalam hubungan interpersonal individu. Pemberian TAT pada wanita mastektomi bertujuan mengungkap berbagai pikiran dan perasaan yang terhambat karena tidak mau diakui ataupun tidak dapat diakui karena tidak dlsadari. Hasil yang didapatkan dari TAT digunakan untuk membantu wanita mastektomi untuk lebih memahami diri mereka sehingga membantu dalam proses penyesuaian diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran respon TAT pada wanita maslektomi, persepsi wanita mastektomi mengenai imej ketubuhan, hubungan seksual/suami-istri dan fenomena kematian. Anammesa digunakan sebagai informasi mengenai persepsi subyek yang bersedia diungkap. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, menggunakan data primer berupa anamnesa subyek dan respon-respon yang diperoleh dari TAT. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian adalah lima orang wanita mastektomi. Hasil penelilian menunjukkan bahwa TAT dapat mengungkap dinamika pikiran dan perasaan yang lebih kaya dibandingkan anamnesa subyek. Persepsi subyek mengenai imej ketubuhan adalah merasa diri tidak lengkap tidak percaya diri dengan tubuhnya dan rasa iri terhadap wanita lain yang benasib berbeda Ada kekhawatiran akibat kehilangan bagian tubuh vital yang, berkaitan dengan pembentukan citra diri mereka sebagai seorang perempuan. Persepsi subyek mengenai hubungan seksual/suami adalah merasa tidak berdaya, merasa cemas dan merasa bersalah akibat ketidakmampuan mereka sebagai partner dalam hubungan seksual. Subagian besar subyek beranggapan bahwa mereka memiliki kontribusi timbulnya masalah dalam hubungan perkawinan. Persepsi obyek mengenai fenomena kematian adalah perasaan cemas yang mendalam menghadapi kematian. Rasa bingung dan ketakutan timbul akibat adanya penolakan diri terhadap kematian itu sendiri yang setiap saat bisa datang. Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, hambatan yang dialami oleh subyek karena adanya perasaan tegang dan cemas, ketidakberdayaan, kebingungan dalam hidup, serta memsakan ketidakpastian. Selain itu keinginan diri untuk keluar dari masalah namun merasa diri tidak berdaya menjadi konflik yang terus timbul dalam diri mereka."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Handayani
"Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Pendekatan menggunakan tes ini didasarkan pada metode yang sifatnya idiograflk, dimana individu dilihat sebagai mahluk yang unik. Respons individu setelah diinterpretasikan, dapat mengungkapkan kepribadian individu yang sifatnya lebih dinamis, dau dipahami dalam situasi sosial atau dalam hubungan interpersonal. Murray (dalam Bellak,1994) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai cerminan kehidupan sosial seseorang, sehingga perilaku apapun yang muncul akan rnenoerminkan kepribadian individu. Berdasarkan uraian-uraian di atas mal-ra akan dilakukan penelitian untuk melihat gambaran TAT pada ibu rumah tangga.
Pekerjaan perempuan sebagai ibu rumah tangga merupakan faktor pekerjaan yang memilikzi tekanan psikologis yang. Selain itu, panjangnya jam kerja yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dihandingkan dengan pekerjaan di luar rumah, membuat tekanan yang dialami oleh ibu rumah tangga setiap harinya lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan yang dialami oleh suaminya yang bekerja di luar rumah. Karakteristik pekemjaan ibu rumah tangga ini akan mempengaruhi pola pikir dan cara seseorang memandang dunianya Kemampuan TAT untuk melihat garnbaran unik individu dari situasi kehidupan sosialnya, membuat tes ini dipilih sebagai alat untuk mendapatkan gambaran ibu rumah tangga tersebut.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif, terhadap 30 orang ibu rumah tangga yang suclah lama menjalani pekeljaannya atau minimal 5 tahrm, serta tidak memilikj pekeljaan lain di luar rumah. Dengan harapan, mereka sudah lebih rnenghayati peran dan pekeljaannya sebagai seorang ibu rumah tangga, sehingga gambaran yang diperoleh pun lebih khas menggambarkan karakteristik-karakteristik tertentu dari seorang ibu rumah tangga.
Hasil penelitian ini adalah struktur dan dorongan tak sadar yang dimiliki oleh sebagian besar subyek adalah kebutuhan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada keluarga Subyek menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang selalu dibutuhkan keluarganya ketika keluarganya mendapatkan masalah, memberikan dukungan kepada keluarganya, danjuga orang yang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya, terutama kebutuhan keluarga akan kasih sayang. Subyek melihat lingkungannya sebagai lingkungan yang kurang membexikan dukungan, serta adanya perasaan kesepian, dan kesendirian. Subyek melihat dirinya sebagai isteri yang harus memberikan dukungan, menyayangi, dan menghormati suaminya. Subyek melihat isteri sebagai seseorang yang membutuhkan kasih sayang dari pasangannya dan patuh pada pasangannya.
Subyek juga bertugas memberikan bimbingan dan menyayangi anaknya. Konflik yang dialami oleh subyek adalah konflik antara keinginan subyek untuk melakukan sesuatu untuk keluarga dengan ketidakmampuannya dan hambatan dari lingkungan. Subyek merasa cemas akan ketidakberdayaannya dalam menghadapi kehidupan dan masalah yang dialami karena keterbatasannya Selain itu subyek juga merasakan kecemasan akan kehilangan cinta, terutama kehilangan cinta dari pasangan dan anak-anaknya, atau kehilangan cinta dari keluarganya. Untuk mengatasi masalahnya subyek lebih memilih bentuk repressi Tidak diperoleh gambaran struktur superego yang jelas, walaupun terdapat gambaran superego yang memberikan hukuman atas kejahatan atau kesalahan yang dibuat. Subyek tidak adekuat dalam menghadapi masalah-masalahnya Subyek cenderung pasrah dan lebih banyak merenungkan keadaannya daripada berusaha mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi program-program pengembangan kepribadjan atau program-program peningkatan kesehatan mental bagi para ibu rumah tangga dan berguna bagi konseling-konseling perkawinan Ibu rumah tangga juga disarankan untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk dirinya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat kualitatif untuk rnenggali lebih dalam lagi dan mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kehidupan ibu rumah tangga dan gambaran kepribadiannya, Serta mernbedakan antara konflik interpersonal dengan konflik intrapersonal yang dialami oleh ibu rumah tangga Selain itu juga perlu dilakukan adaptasi atau penyesuaian gambar-gambar pada kartu-kartu TAT, misalnya gambar orang yang penampilan fisiknya lebih menyerupai orang Indonesia. Sehingga subyek atau orang yang diberikan TAT dapat lebih bisa memproyeksikan dirinya lewat tokoh-tokoh yang dinilainya lebih mirip dengan dirinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anki Tias Yolanda
"ABSTRAK
Pekerja Seks Komersial PSK menjadi populasi kunci penularan virus HIV. Perkembangan sektor pariwisata dan penerimaan masyarakat menjadikan PSK tetap bertahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada ODHA Orang Dengan HIV AIDS PSK. Desain penelitian ini adalah kuantitatif melalui pendekatan studi cross-sectional dengan jumlah sampel 80 ODHA PSK di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Analisis data menggunakan Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara efikasi diri p=0,000; OR=9,365 dan perasaan aman p=0,033; OR=2,762 dengan perilaku seksual berisiko. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan p=0,244 , pengetahuan p=0,110 , sikap p=0,978 , pemakaian narkoba p=0,150 , konsumsi alkohol p=0,642 , dan kekerasan seksual p=0,968 dengan perilaku seksual berisiko. Pelayanan keperawatan diharapkan lebih berfokus pada upaya promotif dan preventif dengan melibatkan masyarakat dalam program-program kesehatan dan peningkatan fasilitas kesehatan.

ABSTRACT
Commercial Sex Workers CSWs are the key populations of HIV transmission. The development of the tourism sector and the acceptance of the community has made CSWs survive. This study aimed to identify associated factors with sexual risk behavior among HIV Positive CSWs. The design of this study was quantitative study with cross sectional approach. Sample size was 80 HIV Positive CSWs from Special Region of Yogyakarta and Central Java. Data analysis used Chi Square and multiple logistic regression. The results showed significant relationship between self efficacy p 0,000 OR 9,365 and feeling secure p 0,033 OR 2,762 with risky sexual behavior. There was no significant relationship between income p 0,244 , knowledge p 0,110 , attitude p 0,978 , drug use p 0,150 , alcohol consumption p 0,642 , and sexual violence p 0.968 with risky sexual behavior. Nursing practices are expected to focus more on promotive and preventive efforts by involving communities in health programs and improvement of health facilities."
2017
T47731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Greta Vidya Paramita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T38540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
"Semua untuk kaum laki-laki dan tidak ada sesuatu pun untuk kaum perempuan, itulah hukum dan ajaran kami” merupakan cuplikan kalimat dalam surat Kartini kepada Stella M. Zeehandelaar tanggal 6 November 1899 ketika beliau mencoba untuk menggambarkan kondisi hukum dan kebudayaan yang berlaku di Indonesia saat itu. Ternyata setelah lewat lebih dari seabad kondisi hukum di Negara ini tidak kunjung mengalami perubahan. Hukum masih tetap untuk kaum laki-laki dan kondisi hukum yang demikianlah yang melegitimasi penindasan terhadap kaum perempuan, termasuk dalam bentuk prostitusi. Prostitusi merupakan salah satu manifestasi ketidakadilan gender dan ketidakadilan itu sudah melembaga bahkan sampai ke hukum. Kondisi tersebut mengakibatkan pengalaman perempuan pekerja seks komersial tidak dipertimbangkan dalam rangka pembentukan hukum. akibatnya, hukum gagal memberikan perlindungan yang perempuan pekerja seks perlukan untuk melawan penindasan. Penelitian ini menerapkan inti gagasan dari pendekatan hukum berperspektif perempuan untuk menganalisa Pasal 505 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sebagai salah satu dasar dilakukannya razia terhadap pekerja seks komersial, dan Peraturan Daerah (Perda) Tangerang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pelarangan Pelacuran, khususnya Pasal 4 Perda tersebut. Dengan demikian akan terlihat bahwa kedua Peraturan Perundang-undangan tersebut tidak mampu memberikan keadilan bagi perempuan pekerja seks komersial, yang mengakibatkan mereka tidak dapat menikmati hak-hak dasarnya dan tidak memperoleh perlindungan hukum. Selanjutnya kasus pengalaman perempuan pekerja seks komersial, yang diperoleh dari wawancara, digunakan sebagai unit analisis untuk melihat hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki. Kerangka analisis yang dipergunakan untuk memfokuskan analisa pengalaman perempuan pekerja seks komersial adalah kerangka yang dibentuk dari teori-teori yang disampaikan oleh Louise Brown dalam bukunya yang berjudul Sex Slaves, yang merupakan hasil penelitiannya terhadap sindikat perdagangan perempuan di Asia. Dengan menarik pengalaman perempuan sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan hukum, maka diketahui bahwa upaya memutus mata rantai suatu jaringan prostitusi tidak tepat sasaran jika menyerang pekerja seks komersial yang tidak lain hanya sekedar komoditas industri seks, yang perannya mudah tergantikan, dan mengabaikan aktivitas para pengelola dan konsumen industri seks. Hukum yang tepat sasaran adalah hukum yang berpihak kepada perempuan pekerja seks komersial bukan hanya sekedar hukum yang netral dan tidak berpihak, yang sesungguhnya malah melakukan legitimasi penindasan terhadap perempuan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S26310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Yunita Santosa
"Penelitian mengenai “Analisa Isi Hand Tes pada Pekerja Seks Komersial di PRW Mulya Jaya” bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran lsi Hand Tes pada PSK dan untuk pengernbangan alat diagnostik psikologi yaitu Hand Test. Penelitian dilakukan ams dasar pentingnya hubungan antara lingkungan dan kecenderungan tingkah laku yang muncul pada masa kini pada PSK sertapengembangan alat diagnostik Hand Test pada kasus-kasus klinis diantarana kelompok PSK. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif (perhitungan statistika) dan didampingi oleh metode wawancara pada tiga puluh enam siswi-siswi Mulya Jaya. Pengambilan kasus dilakukan dengan menggunakan data primer maupun Sekunder. Hasilnya secara umum memperlihatkan bahwa perbandingan antara respon Interpersonal, Enviromental, MaIac§ustive dan Withdrawal adalah 12 1 8 2 2 : 0.
Dengan respon Interpersonal menduduki jumlah respon terbanyak, namun jumlah respon untuk sub kategori skoring diduduki oleh respon active. Hal ini memperlihatkan bahwa kelompok subyek adalah individu-individu yang mampu untuk membina hubungan baik dengan orang lain dan mau melakukan usaha yang aktif untuk mencapai tujuannya. Sedangkan untuk respon kualitatif yang menonjol adalah skor oral dimana menunjukkan bahwa individu-individu cenderung untuk bergantung kepada orang lain. Saran-saran diajukan untuk memberi sumbangan bagi kemajuan dan perbaikan bagi PRW Mulya Jaya dan siswi-siswinya Serta metode penelitian."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>