Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Solha
"Masa remaja adalah periode yang paling rawan sepanjang daur kehidupan , yaitu masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Pada masa ini sering tenjadi masalah seksual yang berhubungan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan mereka, dimana honnon hormon seks yang mulai aktif berfungsi. Keadaan ini merupakan hal yang normal. Seiiring dengan meningkatnya aktititas seksual mereka, dimana akhirnya mereka ekspresikan dalam berbagai bentuk perilaku seksual.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul akibat dorongan seksual, dan menjadi perhatian besar dikalangan remaja yang apabila tidak mendapat penyaluran yang tepat akan mengakibatkau masalah dalam kesehatan reproduksi seperti hamil diluar nikah, KTD, aborsi, penyakit menular seksual dan lain lain.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMU kelas 2. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan keluarga, untuk membina kesehatan reproduksi khususnya perilaku seksual pada remaja_ Penelitian ini adalah Studi kuantitatif dengan rancangan cross-sectional serta melihat hubungan antar variabel jenis kelamin, umur, pengetahuan, sikap, tempat tinggal, pcrnanfaatan layanan konsultasi, hubungan dengan orang 1118. dan sumber sumber informasi terhadap perilaku seksual pada remaja SMU kelas 2.Penelitian dilakukan pads bulan April 2007 dan lokasi penelitian adalah SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud. B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI yang seluruhnya berada dalam wilayah Kecamatan kalidoni Palembang dengan jumlah sampcl sebanyak 240 responden.
Hasil penelitian mcnunjukkan proporsi murid yang berisiko terhadap perilaku seksual scbesar 20,4% dcngan umur dialas 15 tahun sebesar (20,9%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 38,8% atau 31 mmid. Sebanyalc 14 orang (45%) dari siswa laki-laki tersebut telah melakukan hubungan seksual, 3 orang diantaranya teljadi kehamilan yang tidak diinginkan pada remaga perempuan yang menjadi pasangannya yang akhirnya melakukan penggugumn kandungan.
Delapan variabel yang diuji, terdapat hubungan yang bennakna dengan perilaku seksual adalah variabel jenis kelamin, pemanfaatan layanan konsultasi dan variabel sumber informasi. Namun analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang paling berpengamh terhadap perilaku selmual.

Youngster is a critical time during the life where transition between childish to adult was begun. On this time the sexual problem is often happened in conjuction with the growing process and their development, where sexual hormon is actively ftmgtional. This condition is a normal event. In relation to increasing its sexual activities, the behaviour is expressed in various sexual actions.
Sexual behaviour is action that may arise as a result of sex willingness and will become big attention among the youngster if it doesn?t have correct guideline and will cause to reproductive health problem like unwanted pregnancy, abortion, infected sexual disease etc.
The goal of this research is to verify some factors that related to sexual behaviour of 2 ed grade of High School students. The function of this research is expected to give some informations to the community and families to guide reproduction health especially about sexual behaviour for youngster.
The research is a quantitative study with cross - sectional reference in conjuction among sex variable, age, knowledge, attitude, living house, parents relationship, usage of consultation services and information resources against yoimgster sex behaviour The research is perfonned on April 2007 and the location is SMU 7, SMU Pusri, SMU Sultan Mahmud B H, SMU Bina Cipta, SMU PGRI in Kalidoni district, Palembang with the total sample of 240 respondences.
The research show that proportional student has risky sex behaviour amount 20,4% with the age above 15 years is 20,9% and for male is 38,8% or 31 students. There arc 14 male students (45%) who had already had sexual intercouse, three of the male couple happened to have unwanted pregnancy, which led them to do an abortion. Eight variable tested there are significant relation on sexual behaviour is sexual variable, the application of consultation services and the variable of information source. Eventhough, the multivariation analysis shows that sexual variable is the most dominant factor of sexual behaviour."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustri Widaningsih
"Permasalahan remaja semakin Jama dirasakan semakin kompleks dan memprihatinkan Khususnya yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi remaja. Selain berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri, faktor lingkungan sosial dan budaya yang negatif juga merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak dalam perilaku yang bertsiko terhadap kesehatan dan keselamatan remaja.
Dewasa ini telah terjadi perubahan sejumlah nilai dari tradisional ke nilai yang oleh sebagian masyarakat disebut modern. Hubungan antar bangsa yang menjadi lebih mudah menyebabkan terbawanya budaya dan kebiasaan asing kedalam masyarakat kita. Pengaruh komunikasi-informasi yang begitu cepat dan tanpa hambatan juga mempercepat perubahan ini.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pandangan perilaku seksual pada remaja antara lain adalah pengawasan dan perhatian orang tua dan keluarga yang semukin longgar, orang tua yang mengizinkan pola pergaulan yang bebas lepas, lingkungan yang semakin permisif, semakin banyaknya hal-hal yang memberikan rangsangan seksual yang sangat mudah dijumpai dan fasilitas yang mendukung untuk itu yang sering kali diberikan oleh Keluarea itu sendirt tanpa disadari.
Tujuan dart penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual tersebut.
Manfaaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikun informasi kepada instansi terkait dalam merencanakan program promosi kesehatan, konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Jenis penclitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional , populasinya adalah siswa SMAN di Kabupaten Tangerang dengan jumlah sampel 480 orang. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regrest logistik dan uji interaksi.
Hasil analisis multivariat yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, umur pubertas, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan sikap terhadap kesehatan reproduksi. Sedangkan hasil uji interaksi menunjukan variabel sikap terhadap kesehatan reproduksi sebagai variabel yang dominan berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan program pendidikan seks dan reproduksi sebat perlu diberikan dikalangan remaja baik disekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Selain itu perlu lebih memperketat sensor tayangan media elektronik yang bersifat pornografi melalui undang-undang penyiaran, memperketat akses terhadap situs porno di internet dan memperketat aturan tentang jual beli media cetak yang bersifat pornografi.

Teenagers problem is felt getting more complex and concerd especially which related to teenager repreduction health. Beside related to growth and development of the teenagers themseives, the factor of social and cultural environmenthat are negative which also is the riskful factor for teenagers to be trapped in some riskful behaviour to the teenagers health and savety.
Nowadays, there has been changes a number of traditional value to a value that by some people is called modern. The relation among nation become easier caused of communication — information which is so rapid and no delayed are also accelerated this changes.
The factor that caused of changing of sexual behaviour aspects on teenagers, one of the reasons is surveillance and attention from parents or family that is getting loose, parents who permit community pattern totally free, the environment which is getting permissive, the increasing of some things which give sexual attemtion that is so easy to be found and facility that support for that is many times given by the family itself without it’s being realized.
The purpose of this study is to gain the information about factors which related to teenagers sexual behaviour of State High School Students in Tangerang Regency and factors which related to the sexual behaviour itself.
The benefit of this study is excpected to be able to give information to the related institution/Departement in Planning of Health Promotion Program, Counselling and Teenagers reproduction health service.
The type of quantitative study with sectional cross approach, its population is state highschool students in Tangerang Regency in number of sample of 480 people. The data management is done by univariat analysis, bivariat wih chi square test and multivariat with logistic regressive test.
The result of multivariant analysis which has meaningful relation is gender, puberity ages, the knowledge of health reproduction and manners of healh reproduction which has ever had. The clarity of any printed medias and with media cf information, meanwhile the result of interaction test showed variable manners of healh reproduction of which have ever had as vartable that was dominant related to teenager sexual behaviour after the knowledge of health reproduction control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34294
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Husna Hadianti
"Remaja merupakan kelompok yang berpotensi berisiko tinggi atas perilaku seksual mereka seperti Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Infeksi Menular Seksual (IMS), dan HIV/AIDS, sehingga perlu mendapat perhatian serius. Keadaan emosi yang cenderung meninggi selama masa remaja diperoleh dari kondisi sosial yang mengelilingi remaja masa kini. Studi ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan di 3 SMAN Kabupaten Biltar. Sampel berjumlah 217 dari siswa- siswi yang diambil dengan metode simple random sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar (59%) remaja SMA di Kabupaten Blitar telah melakukan perilaku seksual pranikah berisiko berat. Dari 90,8% remaja yang pernah atau sedang memiliki teman kencan (pacar) sebanyak 7,1% diantaranya telah melakukan hubungan seksual pranikah. Berdasarkan analisis bivariat, jenis kelamin, sikap terhadap seksualitas, pengaruh dari teman sebaya, dan paparan media pornografi memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku tersebut.
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak orang tua, sekolah, dan dinas terkait memberikan perhatian serta informasi yang intensif terhadap remaja tentang kesehatan reproduksi supaya dapat meningkatkan pemahaman remaja, sehingga mereka akan berpikir dengan cermat sebelum melakukan perilaku seksual pranikah.

Adolescents are important groups that reported have potentially high risk from unwanted pregnancy, STIs and HIV/AIDS infections, so that needs serious attention. Social conditions that surround today’s youth make emotional condition increase during adolescence. This type of quantitative study with cross-sectional approach were performed in 3 SMAN Biltar Regency. The sample totaled 217 of the students were taken by simple random sampling method.
The results of this study are mostly (59%) high school teens in Blitar have premarital sexual behavior risk weight. 90.8% of teens who have or are having a date (exfriend) as much as 7.1% of them have had sexual intercourse before marriage. Based on bivariate analysis, gender, attitudes toward sexuality, peer pressure, and media exposure to pornography have a significant relationship to such behavior.
From this study, it is expected that parents, school, and related agencies provide intensive care, attention and information to adolescents about reproductive health in order to improve understanding of youth, so that they will think carefully before doing premarital sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohanis
"Masalah perilaku seksual di kalangan remaja, tidak saja sebagai akibat faktor biologis semata tetapi juga berkenaan dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi tentang seksualitas yang sehat secara utuh dan menyeluruh.
Beberapa penelitian menunjukkan telah terjadi pergeseran nilai dan moral perilaku dalam kehidupan remaja khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual. Hal ini juga berlaku di kota Padang yang kuat dengan adat dan agamanya, dibuktikan dengan hasil penelitian PKBI (1995) untuk 100 responden remaja ditemui kasus hubungan seksual 10,5% dan panelitian yayasan Widya Prakarsa (1999) ditemui dari 339 responden remaja telah melakukan hubungan seksual 5,9%.
Melihat permasalahan diatas dan belum adanya penelitian yang menjawab permasalahan tersebut di kota Padang, maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SMU, SMK dan MA) yang berada diwilayah kota Padang tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, populasinya adalah siswa kelas dua Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SMU, SMK dan MA) di kota Padang dengan sampel sebanyak 200 orang. Penelitian ini menggunakan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan 27% responden berperilaku seksual berisiko berat dan 73% responden berperilaku seksual berisiko ringan, didapati 2,5% telah melakukan hubungan seksual. Variabel-variabel independen yang mempunyai hubungan yang berrnakna dengan perilaku seksual adalah pengetahuan, sikap, agama, peran media massa dan peran teman sebaya, sedangkan variabel yang tidak bermakna yaitu jenis kelamin dan peran prang tua, dari variabel tersebut yang paling dominan adalah pengetahuan dengan OR sebesar 3,80.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan seksualitas remaja oleh Instansi berwenang dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan dan pemuka masyarakat baik melalui pendidikan formal maupun informal seperti seminar, pelatihan yang dapat menggiring remaja ke arah perilaku seksual yang baik.

Factors Related to Sexual Behavior of Public High School Students (SMU, SMK, MA) in Padang City 2003Sexual behavior problem among teenagers, not only caused biologically, but also regarding on environment factors and minimum information about sexuality health.
Some of this study showed that that there is shiftiness on value and moral of behavior in teenager especially in sexuality behavior. This is happened in Padang which has strong and strictness cultural on religion, this evidence found by PKBI study (1995) for 160 respondents 10,5% have sexual relationship experience and study of Widya Praicarsa Foundation found from 339 respondents 5,9% do sexual intercourse.
This study tries to find out factors that related to sexual behavior of public high school student (SMU, SMK, and MA) in Padang City 2002.
This study use cross sectional design, population is second grade of public high school in Padang City with 200 samples and statistically analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.
Result of this study showed that 27% respondents have bad severe sexual risk behavior and 73% have light sexual risk behavior, 2,5% have sexual intercourse. Independents variables which have significant relation to sexual behavior are knowledge, attitude, religion, mass media, and peer group. While the insignificants variables are sex and role of parent, the most dominant variable is knowledge (OR=3,so).
Based on result of this study, we recommend there should be some efforts to improve knowledge about sexuality which involving social organization and public figures through formal and informal education, seminar, training that could lead teenagers to have better sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Rimawati
"Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perilaku seksual berisiko remaja dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya di Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri Kelas X dan XI di Kota Bengkulu Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 693 orang siswa dari Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih sebagai sampel penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Gambaran perilaku seksual remaja ditemukan sebanyak 5,3% remaja mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Hasil analisis menunjukkan bahwa niat remaja untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah, teman sebaya dan sikap remaja terhadap seksualitas memiliki hubungan dengan perilaku seksual berisiko yang dilakukan remaja (p value < α). Disarankan adanya kerjasama antara instansi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan layanan kesehatan reproduksi, khususnya layanan informasi, edukasi dan konseling yang turut melibatkan remaja secara langsung dalam program yang ramah remaja.

Adolescence is characterized by growth, change, the emergence of a variety of opportunities and often run the risk of reproductive health. This study was conducted to see the picture of adolescent risky sexual behavior and the factors that associated with in Three Public High School Grade X and XI in Bengkulu City in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample size of 693 students from Three Public Senior High Schools that were selected as the study sample. Collecting data in this study using a structured questionnaire and was conducted in May 2013.
The result show that adolescents that engage with risky sexual behavior found as many as 5.3%. The results showed that adolescents intention to have sexual intercourse before marriage, peers and adolescent attitudes toward sexuality have relationships with adolescent risk sexual behavior (p value <α). The suggestion that could be given by this study is the collaboration between government agencies, schools, and communities to improve reproductive health services, especially information services, education and counseling that also directly involve youth in youth-friendly programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jawiah
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang telah terjadinya perubahan pandangan bagi kelompok remaja terhadap penyimpangan perilaku seks, pada periode terakhir ini banyak remaja yang mengalami kehamilan pranikah, aborsi, dan dapat terjadinya PMS. Perilaku seks yang telah dilakukan oleh remaja mahasiswa jurusan keperawatan Palembang, yaitu hubungan seks sebelum menikah, menjadi perek, dan diantaranya ada yang mengalami kehamilan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja mahasiswa tingkat III Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Angkatan Tahun 2001-2004. Tujuan khusus untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan perilaku seks dengan variabel independen karakteristik mahasiswa, pengetahuan, kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks, variabel dependen adalah perilaku seks remaja.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, jumlah sampel total populasi 80 mahasiswa, dengan menggunakan analisis stalistik univariat, bivariat dan multivariate. Hasil penelitian ditemukan perilaku seks didominasi oleh jenis kelamin laki - laki yaitu 2 mahasiswa laki - laki telah melakukan hubungan seksual, 2 mahasiswa laki - laki bercumbu dengan teman sejenis, dan 1 mahasiswa perempuan bercumbu dengan teman sejenis. Hasil analisis bivariat ditemukan 7 variabel yang berhubungan secara bermakna, yaitu jenis kelamin, umur menarche, mimpi basah, kota asal SMU, pengetahuan kesehatan reproduksi, komunikasi orang tua, komunikasi dengan teman, keterpaparan media elektronik dan cetak serta sikap terhadap perilaku seks. Hasil uji multivariat jenis kelamin tidak ditemukan hubungan secara bermakna tetapi hanya ada 6 variabel yang berhubungan secara bermakna setelah dianalisis multivariate dan komunikasi orang tua merupakan faktor yang paling dominan berhubungan secara bermakna dengan perilaku seks remaja.
Disarankan agar pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku seks remaja perlu ditingkatkan oleh orang tua/keluarga melalui binaan etika, adat istiadat serta didikan agama dan pihak institusi pendidikan, berdirinya bimbingan konseling, kerjasama PKBI, melalui Youth Center sebagai pusat pelayanan KIE. Mahasiswa diikutsertakan dalam kegiatan remaja yang dibina oleh BKKBN dan PKBI, pengalaman mahasiswa dapat diterapkan dalam kegiatan PKL.

Analytics Factors Relationship with Sex Behavior Adolescent Student at 3th Level in Program of Nurses Healthy of Polytechnic Palembang Year of 2004This research is done base on student already happen change opinion for adolescent about divergence sex behavior, at the end this period many adolescent which experiencing of pregnancy before married, abortion, and PMS. Sex behavior which done by adolescent student in nurses healthy of polytechnic palembang is sexual contact before married, become perek, and among others experiencing of pregnancy.
General purpose for this research is for know the imagine and know the factor are have relationship with student sexual behavior at 3"' level in nurses study at Healthy Polytechnics, year 2001-2004. Special purpose for know the factor have relationship with sexual behavior with variable independent characteristic, knowledge, reproduction healthy, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics device and news also attitude about sexs behavior, variable dependent is sex adolescent behavior.
This research using cross sectional plant, total sample maximum population is 80 students, with using statistics univariat, bivariat, and multivariat analytics. Result from this research, found sex behavior upon domination with man gender, that is 2 men student already do the sexual contact, 2 men student fiance with same gender, and one girl student fiance with same gender. Analytic bivariat result Found 7 variable have connection accordance with purpose, that is gender, menstruation, wet dream, town origin of SMU, reproduction health knowledge, communicate with parents, communicate with friends, explanation from electronics devices and news, also attitude about sex behavior. Result multivariat test gender not friend connection accordance with purpose but only have 6 variable have connection accordance with purpose after multivariate analytic done and communicate with parents will constitute dominant factor connection accordance with adolescent sex behavior.
Suggest, so that know the reproduction knowledge attitude and sex behavior adolescent need to be increase by parents/family pass through attitude, tradition culture and religion knowledge and also institution side, exist counseling guidance, cooperation with PKBI, pass through youth centre base on center service KIE. Student also must participate inside youth activity organize by BKKBN and PKBI, Student experience can they are implement inside PKL activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Dorthea Henny Ramba
"Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Perubahan fisik dan psikis yang tidak seimbang menyebabkan remaja remaja memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan disekitarnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi penelitian di Kabupaten Mimika pada bulan Maret 2008 dengan subjek penelitian remaja 4 Sekolah Menengah Atas dengan sampel 200 responden. Penentuan sampel menggunakan metode klaster dengan jumlah sampel sebanyak 200 siswa. Pengolahan data dilakukan dengan uji regresi logistik.
Hasil analisis ditemukan sebanyak 35% remaja SMA di Kabupaten Mimika memiliki perilaku seksual berisiko, dimana 14% diantaranya sudah pernah berhubungan seksual. Hasil analisis selanjutnya ditemui melalui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol yaitu komunikasi dengan teman tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas„ peran adapt/tradisi terhadap berbagai perilaku seksual, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas, sikap terhadap berbagai perilaku seksual, dan keterpaparan dengan media tentang seksualitas. Diantara berbagai faktor tersebut, komunikasi dengan teman merupakan faktor paling dominant berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada siswa SMA di Kabupaten Mimika tahun 2008, dimana remaja yang berkomunikasi aktif dengan teman tentang kesehatan reproduksi tentang seksualitas berpeluang 5 kali untuk berperilaku seksual berisiko dibandingkan dengan remaja yang tidak aktif berkomunikasi dengan teman.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk sekolah membentuk peer educator di lingkungan sekolah sedangkan dinas kesehatan (puskesmas) dapat mengaktifkan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Kepada para tokoh agama dan adat diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan dan pembelajaran sehingga adapt/tradisi yang permisif secara perlahan akan hilang.

Adolescent period is known as transition period from childhood to adult which indicated by identified with the changes of physical, emotion and psychology of the individual. Adolescent need congeniality support and tuition about him/her because the changes of phychical and psychical uneven. This research was quantitative research that using cross sectional research design. Research location in Mimika in the month of march 2008 with adolescent population at 4 Senior High School and the sample as 200 respondents. Variable studied are consisting of demographic factors (sex), thoughts and feelings factors (knowledge and attitudes), reinforcing factors (communication with the parent, peer and teacher), resources factors (exposure on media) and culture factors (local tradition). Data processing performed by logistics regression examination.
The result of the research showed from 200 Senior High School adolescent in Mimika, 35% have sexual behavior at risk even 14% among others have sexual intercourse. Result of the research analysis, variable that having significantly related to adolescent sexual behavior are: communication with peers about reproduction health, local tradition on a variety sexual behavior, knowledge reproduction health, attitude to a variety sexual behavior and media information exposure. Among those factors, communication with the peers is the dominant factor related with the adolescent sexual behavior at senior high school in Mimika, 2008, where aldolescent communication actively with the peer, were more than five times as high risky sexual behavior.
Based on result this research, it is suggested peers educator at surrounding school, activate Service Health Program for Adolescent Care and counseling and learning increases so that permissive tradition slowly will be decreased.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34351
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Masrifahati
"Hasil penelitian darah pada NAPZA suntik pada tahun 2001 menunjukkan HIV positif sebanyak 50%. Angka tersebut mengisyaratkan prevalensi H1V/AIDS cukup tinggi sehingga risiko masyarakat disekitarnya untuk tertular HIV/AIDS lebih besar.
Program Rumatan Methadon (PRM) adalah program pengalihan NAPZA suntik ke methadon, yang diberikan per oral. Program sukarela tersebut bertujuan untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik (darah) dan meningkatkan kesehatan/ kesejahteraan klien.
Penelitian ini melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku seksuaI berisiko terhadap penularan HIV/AIDS pada peserta program rumatan methadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS yang dimaksud adalah meliputi perilaku seksual yang ditandai dengan berganti-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom.
Penelitian ini menggunakan data sekunder.Desain penelitian dengan cross sectional pada 89 responden yang mengikuti program rumatan methadon. Karakteristik individu yang diteliti ada 8 variabel (jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pengetahuan, sikap, usia pertama kali menggunakan NAPZA, ketersediaan kondom dan dukungan petugas).
Hasil analisis bivariat dengan chi square menunjukkan ada 2 variabel yang berhubungan erat (p<0,05) dengan perilaku seksual berisiko yaitu status perkawinan dan dukungan petugas. Hasil penelitian ini: Pertama, memperlihatkan bahwa meskipun responden yang mengikuti program methadone sudah menikah, ternyata masih berperilaku seksual risiko tinggi. Kedua, walaupun responden sudah terjalin hubungan dengan petugas dan memperoleh penyuluhan dan konseling, responden penelitian ini masih berperilaku seksual risiko tinggi.
Dari hasil penelitian tersebut maka penting kita mengupayakan konseling/penyuluhan yang intensif mengenai perilaku seksual peserta methadon melalui pelatihan tenaga konselor, penerapan kebijakan kondom 100% yang diikuti pelayanan yang komprehensif seperti sosialisasi kondom, distribusi kondom, dan pendidikan kesehatan reproduksi.

Factors of Sexual Behavior Risk Background Within Methadon Maintenance Program Among Patient At Drugs Depending Hospital (RSKO) Jakarta in 2004According to the recent research in NAPZA blood test sample, there were 50 percent of respondents who show as an HIV positive in 2001. It means that the HIVIAIDS prevalence is increased as well as HIVI AIDS spreading surround the environment.
The Methadone Maintenance Program (MMP) is a Changing Methadone Used Method which is using by Syringe Injection Route to Methadone Oral Route. This program is a volunteer program whereas the goal of this program is prevent HIV/AIDS spreaded to other people by using an injection route and to enhance their wealthy ness.
This research show that sexual behavior risk is the most strong factor which is influenced in spreading up the HIV virus to other patient who also follow an MMP treatment. Means that sexual behavior risk of HIV/AIDS is an exchanging spouse behavior while intercoursing activity without using a condom.
By using a Cross- Sectional design, as a secondary data, there were 89 respondents who followed MMP treatment in this research study. Eight characteristics of respondent which explored including sex, married status, educational background, respondent's knowledge and behavior of HIV/AIDS risk, NAPZA using at the first time, condom using, and healthcare support system.
The Bivariat analysis result, using by Chi-Square method, show that there were two variables which have very strong significantly (p<0,05) to the sexual behavior risk factors: married status and healthcare support system.
This research shows that: firstly, there was evidence based that married MMP respondents, however, still have strong significant sexual behavior risk on H IV/AIDS. Secondly, even though the MMP respondents have been contact with HIV/AIDS counselor, they still have performed a sexual behavior high risk.
While, Multivariate analysis show that two variables above (married status and healthcare support system) enabling to build to a Sexual Behavior Risk Factors Model. However, this research also show that 80,9 percents respondents who unmarried have 0,125 times to get high risk sexual behavior than married respondents. More over, respondents who were not supported by healthcare system have 0,296 times to get high risk sexual behavior rather than respondents who were not supported by healthcare system.
Finally, based on this research result, this research can suggest that health counseling or health education program on MMP is the importance needs to release risk of sexual behavior within HIV/AIDS patient. By using a comprehensive health counseling services following condom socialization, condom free distribution and health education on reproduction within the patient with NAPZA accordingly will reduce sexual behavior risk among the patient with HIV/AIDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T13578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Pertiwi
"Seksualitas dan kesehatan reproduksi yang tabu untuk dibicarakan menjadikan remaja cenderung ingin mencoba-coba sehingga remaja menjadi berisiko pada perilaku seks yang berisiko. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional. Sampel sebanyak 147 responden yang diambil secara Probability Proportional to Size, kemudian responden yang dipilih menggunakan sistematik random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Dari hasil analisis, didapatkan sebanyak 36,7% berperilaku seksual berisiko. Sebagian besar responden berumur 13 tahun dan sebagian besar responden sudah mengalami pubertas, sebagian besar memiliki pengetahuan baik, memiliki sikap positif. Sebagian besar responden tidak melakukan komunikasi aktif dengan orang tua (81,6%), sebagian responden melakukan komunikasi pasif dengan teman (79,6%). (62,6%) yang menyatakan mempunyai pacar. Usia rata- rata mulai berpacaran 12 tahun. Lama pertemuan dengan pacar rata-rata 3 jam, responden yang berhubungan seksual (6,1%). Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku seksual remaja yaitu, umur, sikap, pola komunikasi dengan orang tua dan teman sebaya, status perkawinan, lama pertemuan dan jumlah pacar, paparan media ponografi.
Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya komunikasi yang terbuka dan adanya tata aturan keluarga yang jelas dalam pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.

Sexsuality and reproductive health taboo, it makes teens to want experiment, so that teens at risk on the risky sexual behaviour. The study was conducted a cross sectional. Sample of 147 respondents with Probability Proportional to Size, and then respondents were selected with Sytematik random sampling. Data were collected questionnaire.
From analysis, it was found 36,7%, as risky sexual behaviour, the respondents was 13 years, respondents have a good knowledge, have a positive attitude, communications with parents not perform active 81,6%. Communication with friends have passive 79.6%. the average age began dating at 12 years, 62,6% respondents have boyfriends and girlfriends.
Variables that a significant with adolescent sexual behaviour, that is age, attitude, communication with parents and peers, status mariage of parents, leght of meeting and number of girlfriends and boyfriends, exposure to media pornography.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S43962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>