Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mawaddah
"Rumah sakit sebagai tempat pendidikan dan penelitian kedokteran, merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks dapat menjadi sumber bahaya bagi tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini mengetahui persepsi perawat terkait masa kerja, sikap, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan terhadap risiko kesehatan kerja. Design penelitian ini cross sectional, menggunakan kuesioner, analisis data mengunakan uji chi square.
Hasil analisis menunjukkan hubungan pengetahuan dengan persepsi risiko kesehatan bermakna dengan nilai P Value = 0,015 (P Value < a), variabel lain tidak bermakna, namun memiliki kecenderungan terhadap risiko kesehatan. Disarankan bagi rumah sakit mengadakan Pelatihan K3 untuk meningkatkan persepsi, pengetahuan, keterampilan dalam mengenali bahaya atau hazard di lingkungan kerja, sehingga perawat di Rumah Sakit Mitra Keluraga Bekasi Barat menjadi sehat dan produktif.

Hospital as a education and medical research, where workplace is unique and complex, can be a source of danger to health. The purpose of this study is to perceive the nurse perception related to years of service, attitude, experience, training and knowledge of ocupational health risk. Cross sectional design study is used, using questionnaires and data analysis using chi square.
The result shows there is significant relationship between knowledge and health risk perception with p value = 0.015 (p value
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha
"Penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra belum berjalan dengan optimal maka perlu pengukuran budaya keselamatan pasien tertutama di kalangan perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien dan bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 77 perawat dengan sampel 68 perawat.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi perawat tentang budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra yaitu 72.1% baik. Dimensi paling banyak dipersepsikan baik yaitu dimensi operan sebesar 75% dan paling sedikit dipersepsikan baik adalah dimensi dukungan manajemen sebesar 1.5%. Secara statistik usia (p value = 0.048), masa kerja (p value = 0.016) dan jabatan perawat (p value = 0.049) memiliki hubungan dengan persepsi perawat terhadap budaya keselamatan pasien (p<0.05).
Pada penerapan sasaran keselamatan pasien yaitu 55.15% memahami dengan baik bagaimana penerapan sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Setia Mitra. Disarankan agar tim keselamatan pasien yang ada lebih dioptimalkan tugas dan fungsinya sehingga budaya keselamatan pasien di rumah sakit dapat terus ditingkatkan.

It is necessary to measure patient safety culture especially among nurses. This study aims to describe the nurses perception about patient safety culture and how the implementation of patient safety goals at Setia Mitra Hospital. This descriptive research conducted with quantitative and qualitative approaches. Population in this study is all nurses in Setia Mitra hospital that consist of 77 nurses with sample 68 nurses.
The result of study shows the nurse's perception about patient safety in Setia Mitra hospitals is 72.1% good. Dimension with the most good nurse perception is hospital handoffs and transitions dimension by 75% and at least perceived good is management support dimension of 1.5%. Statistically, age (p value = 0.048), work period (p value = 0.016) and the level of nurses (p value = 0.049) have a relationship with the nurses perception on patient safety culture (p <0.05).
In the implementation of patient safety goals in Setia Mitra Hospital, namely 55.15% with a good understanding. It is recommended that patient safety team in the Setia Mitra Hospital further optimized its duties and functions so that the patient safety culture in hospitals can be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafri Enta
"Risiko ergonomi terkait postur kerja selama beraktivitas merupakan kesalahan ergonomi yang sering ditemui pada perawat di rumah sakit. Sebagian besar pekerjaan perawat dilakukan dalam posisi berdiri atau membungkuk, dan jarang dilakukan dalam posisi duduk. Kegiatan tersebut jika dilakukan dalam postur kerja yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan risiko ergonomi postur kerja dengan gangguan muskuloskeletal. Desain penelitiannya observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan Formulir observasi Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menilai tingkat risiko ergonomi postur kerja dan Kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengevaluasi keluhan gangguan muskuloskeletal pada perawat yang melibatkan 76 perawat. Analisa data menggunakan analisis deskriptif, uji Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan (67,1%), tingkat pendidikan DIII keperawatan (46,1%), dengan indeks masa tubuh normal (46,1%), dan sebesar (55,3%) bekerja di rawat inap. Usia termuda perawat 23 tahun dan usia tertua 58 tahun, serta masa kerja perawat paling singkat 1 tahun dan paling lama 36 tahun. Terdapat hubungan yang signifikan antara postur kerja perawat dengan gangguan muskuloskeletal (p=0,000) dan unit kerja dengan gangguan muskuloskeletal (p=0,001). Perlunya perawat memahami postur kerja yang berisiko terhadap gangguan muskuloskeletal dan dapat menerapkan postur kerja yang baik selama memberikan asuhan keperawatan untuk mencegah gangguan muskuloskeletal.

The ergonomic risk of working posture during activities is an ergonomic error that is often encountered by nurses in hospitals. Most nursing work is done in a standing or bent position, and rarely in a sitting position. If these activities are carried out in an inappropriate working posture, they can cause musculoskeletal disorders. This study aims to determine the relationship between ergonomic risk of work posture and musculoskeletal disorders. The research design was analytical observational with a cross sectional approach using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) observation form to assess the level of ergonomic risk of work postures and the Nordic Body Map (NBM) Questionnaire to evaluate complaints of musculoskeletal disorders in nurses involving 76 nurses. Data analysis used descriptive analysis, Chi Square test and logistic regression. The results showed that the majority of nurses were female (67.1%), had a DIII nursing education level (46.1%), had a normal body mass index (46.1%), and (55.3%) worked in inpatient settings. . The youngest nurse is 23 years old and the oldest is 58 years old, and the nurse's working period is at least 1 year and the longest is 36 years. There is a significant relationship between nurses' work posture and musculoskeletal disorders (p=0.000) and work units and musculoskeletal disorders (p=0.001). It is necessary for nurses to understand work postures that are at risk of experiencing musculoskeletal disorders and apply good work postures to prevent musculoskeletal disorders."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Mezza Febriyanti
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan kebijakan retensi tenaga perawat yaitu bagaimana rumah sakit menerapkan kebijakan untuk mempertahankan perawat untuk tetap bekerja di Rumah Sakit Jati Sampurna Bekasi. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah tingginya tingkat turnover perawat di Rumah Sakit Jati Sampurna Bekasi, sehingga manajemen rumah sakit harus melakukan upaya dalam mempertahankan perawat.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kebijakan retensi dan motif tenaga perawat untuk tetap bertahan di Rumah Sakit Jati Sampurna Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Hasil penelitian menemukan sejumlah alasan perawatperawat masih bertahan untuk bekerja di rumah sakit ini yaitu kebijakan mengenai kompensasi, hubungan kerja yang baik, dan peraturan rumah sakit yang cukup fleksibel, selain itu ada alasan lain yang muncul karena motif individu yaitu jarak rumah dan rumah sakit yang dekat serta suasana kekeluargaan yang tinggi antar sesama pegawai di rumah sakit.
Peneliti menyarankan agar kebijakan mengenai retensi tenaga perawat yang belum diterapkan di Rumah Sakit Jati Sampurna Bekasi seperti jenjang karir perawat, penghargaan perawat berprestasi, program pengembangan dan pelatihan perawat, meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, serta meninjau kembali sistem kompensasi yang sudah berjalan.

This research explained about the application of policy retention of nurses that is how the hospital management to implement that policies to retain nurses to keep working in Jati Sampurna Hospital Bekasi. The problem in this research is the turnover rate of nurses is high in Jati Sampurna Bekasi Hospital, so that the hospital management must make the efforts to retain nurses who are still working.
The purpose of this study was to analyze the policy retention and motives of nurses in Jati Sampurna Bekasi Hospital in effort to retain the nurses. This research is descriptive survey with qualitative approach.
The result of the research found some reason of the nurses remained to work in this hospital is a policy of compensation, good working relationship, and hospital rules are flexible, beside that had another reasons arising from the individual motives, that is the distances between home and hospital, and as well as a high familial atmosphere among fellow employees at the hospital.
I suggest that policy about retention of nurses which hasn?t been applied in Jati Sampurna Bekasi Hospital like a career upgrading system, nurses achievement award, nurses development training program, to increase availability of infrastructure that supports of nurses work, and review the existing compensation policy in Jati Sampurna Bekasi Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S61225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Oktaviani
"Perawat mempunyai resiko mengalami status gizi berlebih yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus. Intervensi konseling gizi dan diet diduga dapat menurunkan berat badan pada orang dengan status gizi berlebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Konseling Gizi dan penerapan Diet Rendah Energi Seimbang Teratur (REST) terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit. Penelitian dilakukan di RSUD Kesehatan Prov. Jabar dengan subjek penelitian 22 orang perawat yang mempunyai status gizi berlebih, melakukan intervensi Konseling Gizi dan penerapan Diet REST TM serta menggunakan kuesioner Bouchard, kuesioner OSI-RTM dan lembar food record. Rata-rata penurunan berat setelah mendapatkan Konseling Gizi dan melaksanakan Diet RESTM paling besar terjadi pada minggu ke-12 akhir pengamatan sebesar 2,6 kg dengan 95% IK=1,3-3,9 kg. Berdasarkan analisa bivariat didapatkan jenis kelamin memberikan pengaruh yang bermakna terhadap rata-rata penurunan berat badan. Perawat laki-laki memiliki rata-rata penurunan yang lebih besar dibandingkan perempuan (p=0,038). Rata-rata penurunan berat badan perawat laki-laki 3,1 ± 1,7kg dan perawat perempuan 1,6 ± 1,3kg. Sedangkan pengaruh faktor pekerjaan terhadap penurunan berat badan setelah mendapatkan Konseling Gizi dan menjalankan Diet RESTTM tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, yaitu jabatan pekerjaan (p=0,948), jumlah jam kerja (p=0,220), pembagian shift kerja (p=0,692) dan stres kerja (p=0,813).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh Konseling Gizi dan Diet RESTTM selama 12 minggu terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit.

Nurse has a risk to get an excessive weight nutritional status that can increase the risk of serious health problems, such as heart disease, hypertension and diabetes mellitus. The intervention of nutrition counseling and diet are expected to lose weight in people with excessive nutritional status. Purpose of this study is to determine the effectiveness of nutrition counseling and the implementation of Rendah Energi, Seimbang dan Teratur (REST) diet on weight loss among hospital nurses with excessive weight nutritional status in the hospital. The study was conducted at Occupational Health Hospital of West Java with 22 nurses as study subjects with excessive weight nutritional status, implemented nutrition counseling intervention, a RESTTM Diet and also used the Bouchard questionnaire, OSI-RTM questionnaire and food record sheets. The greatest average weight loss after receiving nutrition counseling and implementing a RESTTM Diet occurred in the 12th week of the last observation. It was 2.6 kg with 95% CI=1.3-3.9 kg. Based on the bivariate test showed gender had a significant effect on the average weight loss. The male nurses had greater average weight loss than female nurses (p=0.038). The average weight loss of male nurses was 3.1 ± 1.7kg and female nurses 1.6 ± 1.3kg. Meanwhile, the effect of occupational factors on weight loss after receiving nutrition counseling and implementing the RESTTM Diet did not show a significant effect, such as job position (p=0.948), the number of working hours (p=0.220), work shift schedule (p=0.692) and work stress (p=0.813). The conclusion of this study is there was an effect of nutrition counseling and a RESTTM Diet in 12 weeks on weight loss among nurses with excessive weight nutritional status in the hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazura Rindu Tuffahatti
"Kelelahan kerja adalah kondisi yang ditandai dengan perasaan yang menurun dalam kecepatan bekerja, gangguan sistemik saraf pusat akibat aktivitas yang panjang. Kelelahan kerja jika dialami secara terus menerus, maka akan menurunkan kinerja maupun produktivitas kerja. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor risiko kelelahan (faktor risiko individu dan faktor pekerjaan) pada Perawat di Rumah Sakit X tahun 2023. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain tudi cross-sectional. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder yang ada di Rumah Sakit X. Sampel dalam penelitian ini dibutuhkan sekitar 60 responden Perawat yang terbagi dalam beberapa unit di Rumah Sakit X. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 4 responden (6,7%) mengalami kelelahan ringan, 48 responden (80,0%) mengalami kelelahan sedang, dan 8 responden mengalami kelelahan tinggi (13,3%). Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kelelahan kerja di Rumah Sakit X adalah Beban Kerja dengan p-value = 0,018 dan Jabatan Perawat dengan p-value = 0,040.

Work fatigue is a condition characterized by feelings of decreased work speed, central nervous system disorders due to long periods of activity. If work fatigue is experienced continuouslym it woll reduce work performance and productivity. Many factors can cause fatigue, therefore this study was conducted to analyze the risk factors for fatigue individual risk factors and work, in Nurses at the Hospital X in 2023. Research was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data was collected using secondary data at the Hospital X. This research collected 60 respondents divided into several units at Hospital X. The results of the analysis showed that 4 respondents (6.7%) experienced mild fatigue, 48 respondents (80.0%) experienced moderate fatigue, and 8 respondents experienced high fatigue (13.3%). The risk factor that is closely related to the occurrence of work fatigue at the Hospital X is Workload with p-value = 0.018 and Nursing Position with p-value = 0.040."
Depok: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Relimba
"Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja dibandingkan industri lainnya. Perawat IGD harus selalu siap sedia 24 jam untuk menangani kasus kegawatdaruratan yang dialami oleh berbagai pasien yang datang ke rumah sakit sehingga dengan tanggung jawab tersebut, sangat rentan bagi perawat IGD untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini membahas faktor terkait kelelahan kerja pada perawat IGD Rumah Sakit X Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada bulan Juli-Agustus pada seluruh perawat IGD Rumah Sakit X yaitu sebanyak 35 responden. Pengukuran kelelahan kerja perawat menggunakan pengukuran secara subjektif dengan kuesioner Subjective Self Rating Test yang dikembangkan oleh Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat IGD Rumah Sakit X lebih banyak mengalami kelelahan kerja ringan (71,4%) dan faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja yaitu kebisingan (P-Value=0,027). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian terhadap pajanan bising bagi perawat IGD di Rumah Sakit X dan juga perlu adanya prosedur fatigue management untuk mencegah dan mengendalikan tingkat kelelahan kerja pada perawat IGD Rumah Sakit X.

Hospitals are workplaces that have a higher risk of work accidents compared to other industries. ER nurses must always be ready 24 hours to handle emergency cases experienced by various patients who come to the hospital so that with this responsibility, ER nurses are very vulnerable to experiencing work fatigue. This research discusses factors related to work fatigue in ER nurses at Hospital. Measurement of nurses' work fatigue uses subjective measurements with the Subjective Self Rating Test questionnaire developed by the Japanese Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) which has been translated into Indonesian. The results of the study showed that ER nurses at Hospital X experienced more mild work fatigue (71,4%) and the factor related to work fatigue was noise (P-Value=0,027). Based on this, it is necessary to carry out various efforts to control noise exposure for emergency room nurses. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Irina Darmawan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26473
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lieta Sarah Anggraeni W.
"Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan dengan jenis pekerjaan yang kompleks dan memiliki banyak potensi bahaya. Jenis pekerjaan terkait kesehatan dengan tingkat cedera tertinggi yang mengakibatkan absen kerja yaitu pada perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan persepsi perawat terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja di instalasi rawat inap rumah sakit. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilakukan pada instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; pada bulan Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat inap di RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; sebanyak 348 orang dengan total sampel yang diambil adalah sebanyak 126 orang dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi square test.
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 126 perawat di Instalasi Rawat Inap RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; terdapat 50,8 perawat memiliki persepsi baik terhadap risiko K3, sedangkan 49,2 memiliki persepsi kurang. Hasil analisis bivariat menunjukkan dari 10 variabel yang diteliti ada 6 variabel yang menyatakan ada hubungan yang bermakna signifikan dengan persepsi risiko, yaitu kesegeraan efek, pengetahuan paparan risiko, pengetahuan risiko, pengendalian risiko, ketakutan, dan konsekuensi. Berdasarkan hasil tersebut, maka perlu adanya sosialisasi dan pengkajian lebih mengenai risiko K3 yang ada di instalasi rawat inap agar para perawat bisa lebih waspada terhadap segala potensi bahaya yang ada.

Hospitals are one of health care facilities with a complex type of work and has many potential hazards. Nurse is the type of health related occupation with the highest injury rate resulting in the absence of work. This study aims to determine and describe the nurse rsquo s perception of occupational health and safety risks in hospital rsquo s inpatient unit. This study is an descriptive analytic research with quantitative approach using cross sectional research design in June 2017. Population in this research is all nurses who work in inpatient unit at RS Kanker ldquo Dharmais rdquo as much 348 people with total sample taken is 126 people with purposive sampling method. The data were collected by questionnaire as research instrument and analyzed by univariate and bivariate analysis with chi square test.
The results of this study showed that 126 nurses in the inpatient unit of Dharmais RS Kanker ldquo Dharmais rdquo shows 50.8 nurses had good perception on occupational health and safety risks, while 49.2 had less perception. The result of bivariate analysis shows that there are 6 variables that have significant correlation with risk perception, that are immediate effect, knowledge of risk exposure, risk knowledge, risk control, fear, and consequence. Based on these results, it is necessary to socialize and assess more about occupational health and safety risks in the inpatient unit so that the nurses can be more vigilant against any potential hazards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Wulandari
"Perbedaan persepsi antara perawat dan keluarga terhadap pelibatan keluarga dalam perawatan anak di rumah sakit menyebabkan konsep FCC sulit untuk diterapkan. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologi deskriptif yang bertujuan mendapatkan gambaran mengenai persepsi perawat terhadap pelibatan keluarga dalam perawatan anak di rumah sakit. Didapatkan empat tema, yaitu Peluang promosi kesehatan bagi keluarga, Optimalisasi pencapaian tujuan perawatan, Faktor pendorong pelibatan keluarga dan Karakteristik keluarga sebagai faktor determinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi bidang keperawatan rumah sakit untuk mengembangkan model asuhan keperawatan pasien anak berpusat pada keluarga yang berorientasi pada kebudayaan keluarga.

Different perception between nurses and family toward family involvement in child care at the hospital caused FCC concept is difficult to be applied. This research was a qualitative study used phenomenology descriptive approach method. The aim of this research was to obtain the description about nurse?s perception of family involvement in child care at the hospital. Four themes that arised: Health promotion for family, The optimalization of nursing goal achievement, Motivative factor of family involved, Characteristic of family as determinant factor. Based on this research it is expectedthat the hospital develop the model of nursing care for the child care which focused on family that consider family culture."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>