Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Budy Pratama
"Organisasi kepemudaan tingkat nasional dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan untuk dapat memberdayakan pemuda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep organisasi kepemudaan harapan stakeholders dan merancang strategi mewujudkan organisasi kepemudaan sesuai dengan harapan stakeholders dan Undang-Undang Kepemudaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa Stakeholders mengharapkan organisasi kepemudaan menjadi organisasi yang mandiri, menjadi tempat pembelajaran bagi kader, mempunyai kepemimpinan yang kuat, sistem kaderisasi berjalan lancar, implementasikan manajemen modem, menjadi oranisasi yang akuntabel dan menjadi organisasi terbuka, mampu menjalin jejaring dan bermitra sejajar dengan organisasi lain.

The national youth organizations face various problems and challenges to be able to empower young people. The aim of this research is to [ind out the concept of youth organizations as expected by the stakeholders and to design strategy to establish youth organizations in accordance with the expectation ofthe stakeholders and with the Laws about the Youth. The research is qualitative research.
The research results discover that the stakeholders expect the youth organizations to become independent organizations, to become a learning place for the cadres, to have strong leadership, to have smooth cadre formation, to implement modern management, to become an accountable and open organization, and to be able to establish network and be in equal partnership with other organizations.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T32903
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astatia Damaiska
"Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI masih ditenggarai beberapa permasalahan padahal hal tersebut berperan penting terhadap pembangunan kepemudaan nasional. Fokus penelitian ini adalah pemberdayaan Organisasi Kepemudaan nasional pasca terbitnya Undang-Undang Kepemudaan Tahun 2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data Mixed Method.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan belum berhasil dan membutuhkan peninjauan kembali terkait peraturan Undang-Undang Kepemudaan. Hal ini disebabkan sosialisasi peraturan yang belum merata dan tingginya penolakan peraturan pembatasan usia pemuda; rendahnya koordinasi kemitraan strategis; minimnya ikatan yang terjalin antara Organisasi Kepemudaan nasional dengan Kemenpora; serta bantuan dana untuk program kerja Organisasi Kepemudaan nasional yang dianggap masih belum memadai.

of Youth Organisation that conducted by the Ministry of Youth and Sports is still suspected some problems though have important role against the national youth development. The focus of this research is the empowerment of national Youth Organisations after the publication of the Youth Law in year 2009. This study used a qualitative approach with a mixed methods of data retrieval.
These results indicate that empowerment has not been successful and requires a review of the Youth law. This is due to socialization Youth Act that has not been spreaded evenly and high rejection of regulatory restrictions on the age of youth; low level of strategic partnership of coordination; lack of bond exists between the National Youth Organization with the Ministry of Youth and Sports; and funding for the program of national youth organizations that were deemed to be inadequate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
"Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berperan dalam memfasilitasi organisasi kepemudaan dengan menyediakan fasilitas, anggaran, program, bantuan teknis serta konsultatif sehingga lembaga tersebut bisa mencapai kemandirian. Melalui Undang-undang tentang Kepemudaan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga berusaha untuk menjalankan fungsi pembinaan, fasilitasi, dan penataan organisasi kepemudaan.Penelitian ini memiliki fokus utama pada bagaimana organisasi kepemudaan memberikan respon terhadap berlakunya undang-undang kepemudaan, upayanya melakukan judicial review dan upaya lainnya serta alasan organisasi kepemudaan memberikan respon. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dimana dalam meneliti kondisi suatu objek kajian ilmiah, peneliti berperan sebagai instrumen (alat ukur) kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), serta analisis data yang bersifat induktif. Dengan demikian analisa hasil penelitian adalah bentuk data verbal (kata, kalimat, skema, gambar) dan data-data tersebut merupakan pengukuran nilai mandiri tanpa membuat perbandingan ataupun menghubungkan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Informasi dan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undang-undang Kepemudaan yang segera diberlakukan tidak membuat organisasi kepemudaan melakukan penyesuaian secara responsif untuk menata organisasinya. Organisasi kepemudaan cenderung bersifat konservatif dan status quo menghadapi peraturan yang baru. Upaya untuk mengajukan judicial review masih belum dilakukan hanya masih sebatas isu. Upaya lain yang ditempuh oleh organisasi kepemudaan yaitu dengan melakukan kompromi terkait batasan usia pemuda. Organisasi kepemudaan merespon undang-undang kepemudaan karena minimnya partisipasi publik dalam proses pembuatan undang-undang.
The Government through the Ministry of Youth and Sports was instrumental in facilitating youth organizations by providing facilities, budget, program, technical and consultative assistance to institutions to achieve independence. Through the law on the government led by the Ministry of Youth and Sports attempted to perform the function of coaching, facilitation, and youth organizational management. This research has a main focus on how youth organizations to respond to the enactment of legislation youth, efforts to conduct a judicial review and other efforts and the reasons for youth organizations to respond. The method used in this study is a qualitative research method, which examines the condition of an object in a scientific study, researchers act as instruments (gauges) key. Data was collected by triangulation (combined), as well as data analysis is inductive. Thus the analysis of the research is a form of verbal data (words, sentences, schematics, drawings) and these data are self-measurement value without making a comparison or connection between one variable with another variable. Information and data obtained and analyzed using content analysis approach. The results showed that the laws that take effect immediately led youth organizations do not make responsive adjustments to restructure its organization. Youth organizations tend to be conservative and status quo face new regulations. Efforts to apply for judicial review was not done just yet limited issue. Other efforts taken by the youth organization that is a compromise associated with the age limit of youth responded. Youth organizations respond to youth laws because of the lack of public participation in the law making process."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Fuadi
"Perjalanan bangsa Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga kini telah mencatat kekuatan pemuda sebagai sebuah kekuatan pelopor yang mendorong perubahan besar dengan semangat kolektif memunculkan metode alternatif melalui pendirian organisasi pergerakan nasional. Pemuda masa kini perlu memiliki semangat kepeloporan yang sama. Salah satu stakeholders kepemudaan yang berperan dalam memfasilitasi pengembangan kepeloporan pemuda adalah organisasi kepemudaan. Organisasi kepemudaan telah diakui eksistensinya sebagai salah satu tempat bagi pemuda dalam mengembangkan potensi dan kapasitas pemuda. Dalam rangka mendorong penumbuhan nilai-nilai kepeloporan pemuda diperlukan suatu strategi yang tepat dalam pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan agar pemuda dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan kepemudaan.
Penelitian ini memiliki pembahasan mengenai pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan. Fokus kajian penelitian ini yaitu pada upaya merumuskan model pengembangan kepeloporan pemuda di organisasi kepemudaan dan strategi organisasi kepemudaan dalam upaya pengembangan kepeloporan pemuda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pengurus organisasi kepemudaan tingkat pusat dan studi dokumen organisasi kepemudaan mengenai upaya organisasi kepemudaan dalam pengembangan kepeloporan pemuda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi kepemudaan memiliki peran besar dan strategis dalam pengembangan kepeloporan pemuda di berbagai bidang. Model pengembangan kepeloporan pemuda yang dilaksanakan oleh organisasi kepemudaan dikembangkan dari analisis terhadap aktivitas pengembangan kepeloporan yang selama ini dilaksanakan oleh organisasi kepemudaan dan harapan organisasi kepemudaan kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenpora. Model pengembangan kepeloporan pemuda ini didasari oleh perlunya pembagian peran dari masing-masing pihak yang terkait. Pemerintah baik di level kordinasi maupun kementerian teknis berperan menyiapkan perangkat regulasi dan peran kordinasi yang menunjang kepeloporan.
Pendekatan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan adalah pendekatan bottom up. Strategi pengembangan kepeloporan di organisasi kepemudaan dilakukan melalui pendekatan strategi intensif di mana organisasi kepemudaan perlu melakukan upaya-upaya intensif dalam pengembangan kepeloporan pemuda melalui strategi penetrasi sasaran kepeloporan pemuda, strategi pengembangan bidang kepeloporan pemuda, dan strategi pengembangan program kepeloporan pemuda.

The course of Indonesian nation before the freedom until now has recorded youth strength as a pioneering force that drives major change with a collective spirit to rise an alternative method through the establishment of national movement organizations. Youth today need to have the same pioneering spirit. One of youth stakeholders who play a role in facilitating the development of yotuh pioneering youth is youth organization. Youth organizations have been recognized their existence as place for youth to develop the potential and capacity of youth. In order to encourage the growth of youth pioneering values needs appropriate strategies in pioneering the development of youth in youth organizations for young people to contribute to the development of youth.
This study has a discussion of the development of youth pioneering in youth organizations. The focus of this research study is to formulate a model of development of youth pioneering in youth organizations and the strategy of the development of youth pioneering efforts in youth organizations. The method used in this study is a qualitative approach. In this research, data collection conducted by researcher by in-depth interviews with the central committee of youth organizations and study of youth organizations’ documents in the development of youth pioneering.
Results showed that youth organizations have a major and strategic role in developing youth pioneering in various fields. The model of the development of youth pioneering implemented by youth organizations was developed from an analysis of the development of pioneering activity which is carried out by youth organizations and the expectations of youth organizations to the government, in this case Kemenpora. The model is based on the need for the division of roles of each of the parties concerned. Government either at ministerial level or technical coordination has a role to prepare the coordination of regulation and support pioneering.
The approach taken by the youth organization is a bottom up approach. The strategy of the development of youth pioneering in youth organizations implemented through an intensive strategy approach where youth organizations need to make intensive efforts in the development of youth pioneering through penetration strategy of targeting youth pioneering, the strategy of developing the field of youth pioneering, and the strategy of developing youth pioneering programs.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Saputra
"Tesis ini meneliti tentang konsep dan implementasi gaya kepemimpinan multikulturalisme dalam organisasi kepemudaan nasional dengan mengambil studi kasus pada Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia periode 2011-2014. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan design penelitian deskriptif-analitis.
Hasil penelitian ini adalah kepemimpinan multikulturalisme sudah cukup dijalankan dengan baik dalam organisasi KNPI. Hal itu dapat terlihat dengan terciptanya perasaan saling menghargai keberagaman suku, agama, budaya, latar belakang organisasi dan lainnya yang ada dalam kepengurusan. Selain itu para pemimpin organisasi ini sudah berusaha maksimal mempengaruhi dan mengajak anggota atau kader lain untuk menjalankan kepemimpinan multikultural.
Dalam persoalan multikulturalisme yang berkaitan dengan pola komunikasi antar budaya, para pengurus berusaha mengelola dinamika yang terjadi dalam kepengurusan selama tiga tahun. Ada beberapa kekurangan yang harus dibenahi seperti masih adanya pandangan kepemimpinan dijalankan dengan sistem politik uang, belum adanya standar baku kepemimpinan setiap kepengurusan, masih adanya program yang belum berjalan, pola komunikasi yang harus lebih efektif lagi dan masih menguatnya maskulinitas dalam kepengurusan sehingga posisi perempuan atau pemudi belum mendapatkan porsi yang seimbang dalam kepengurusan.

This thesis examines the concept and implementation of leadership style multiculturalism in the national youth organization with a case study on the Central Executive Board of the National Committee of Indonesian Youth 2011-2014 period. This study is a qualitative study with descriptive-analytic study design.
Results of this study are leadership multiculturalism run well enough in the organization KNPI. It can be seen with the creation of mutual respect diversity of tribe, religion, culture, background organizations and other that exist in the management. Besides the leaders of this organization has been trying to maximum affect and invite members or other cadres to run a multicultural leadership.
In issues related to multiculturalism intercultural communication patterns, officials are trying to manage the dynamics that occur in the management for three years. There are some shortcomings that need to be addressed such as the persistence of the view of leadership is run by the political system of money, lack of leadership each management standards, there still exists a program that has not worked, communication patterns must be more effective and still the strengthening of masculinity in the management so that the position of women or girls not getting a balanced portion in the management."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratno
"Penelitian ini merupakan kajian perencanaan anggaran. Fokus kajian penelitian ini adalah tentang proses penyusunan anggaran dan penentuan alokasi anggaran program kepemudaan di Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010. Metode yang saya gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil analisis strategi penganggarem program kepemudaan menunjukkan bahwa dalam proses penyusunan anggaran program kepemudaan belum menerapkan sistem "programt oriented" dan masih cenderung "budget oriented". Sementara penentuan alokasi anggaran program kepemudaan di kemenpora pada prinsipnya mengacu pada program, tetapi dalam teknis pembagian anggaran ke unit-unit kepernudaan dilakukan dengan cara proporsionai dengan melihat tahun lalu. Mengacu pada teori perencanaan, strategi penganggaran program kepemudaan belum melakukan identifikasi stakeholder; belum mengembangkan visi dan misi, ukuran-ukuran kinerja, rencana-rencana tindakan, Serta sistem penelusuran.

This research is an analysis of budgeting in the Ministry of Youth and Sport. The focus of this analysis is the process of arranging the budget and determining the allocation of the budget for youth in the Ministry of Youth and Sport in 2010. In this research, I use qualitative method. The analysis on the strategy of budgeting for youth programs shows that the process of arranging the budget for youth programs has not applied "program oriented" system and tends to apply "budget oriented" system. Meanwhile, the determination of the budget allocation for youth programs in the Ministry of Youth and Sport basically refers to the programs, but technically the distribution of its budget is done proportionally by referring to the preceding year. Referring to the theory of planning, the strategy of budgeting for youth programs has not done stakeholder identification and has not developed the vision and mission, the measurement of performances, and the investigation system."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gangga Adi Purwanto
"Desain Pelatihan Pembentukan Karakter untuk Organisasi Kepemudaan Tingkat Nasional"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29666
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahenedra Arfan Azhara
"Gejala kepemimpinan Indonesia dianalogikan sebagai fenomena ?Sindroma Kepiting? karena saling jatuh menjatuhkan (Muluk, 2010). Konsep kepemimpinan yang tepat dianggap esensial dalam melakukan perubahan (Burke, 1994). Salah satu diantaranya adalah pembangunan kepemimpinan yang berfokus pada sifat pemimpin (Allport, 1961).
Dengan menggunakan mix method dan mengacu pada kerangka big five personalily, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan sifat pemimpin masa depan Indonesia. Perumusan sifat dilakukan melalui wawancara tokoh role model, studi Iiteratur dan studi biografi. Sifat yang ditemukan diujikan pada empat organisasi kepemudaan yang diasumsikan sebagai stok pemimpin masa depan yakni HMI, IMM, KAMMI, dan PMII.
Hasil penelitian menyimpulkan lima sifat yang pa!ing dominan: competence, ideas, values, trust, dan altruism. Meski verifikasi sifat pada organisasi kepemudaan menunjukkan lima sifat ini sudah ada pada diri para pemimpin organisasi, namun perlu ditingkatkan untuk mencapai kepimpinan masa depan yang transformasional. Kelima sifat tersebut disarankan menjadi rujukan tidak hanya dalam pengembangan kepemimpinan organisasi kepemudaan semata melainkan pemuda pada umumnya.

Indonesian leadership symptom is analog as a ?Crab Syndrome? because it has overthrowed each other (Muluk, 2010). The right leadership concept is considered esential in order to make a change (Burke, 1994). One of them is to build leadership by focus on the leader?s traits (Allport, 1961).
By using mix methods and refering to the frame of big five personality, this research purposes to formulate the traits of Indonesian future leader. The traits are formulated by deep interviews with the role model leaders, literature studies, and biography studies. The finding traits were tested on four youth organizations that assumed to be the future leaders stock, which is HMI, IMM, KAMMI, and PMII.
The research concludes five dominant trait: competence, ideas, values, trust, and altruism. Eventhough the traits verification in youth organization show that the leaders are already have them, but these trails need to be improved to reach the future transformational leadership. These five traits are suggested to be reference not only in youth organizational leadership development but also in youths development.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33235
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Syaiful Bahri Ali
"Ketahanan pangan merupakan bagian yang sangat penting dari ketahanan nasional. Karena krisis pangan bukan saja menimbulkan krisis ekonomi, melainkan juga krisis sosial-politik. Sasaran pembangunan ketahanan pangan Indonesia adalah terwujudnya kemandirian pangan yang bertumpu pada produksi dalam negeri dan berbasis pada kearifan sumberdaya lokal. Salah satu kendala serius dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut adalah lemahnya kualitas SDM pertanian. Kondisi tersebut menjadi semakin sulit karena rendahnya minat generasi muda untuk bekerja pada sektor pertanian.
Upaya untuk menumbuhkembangkan minat dan peran serta generasi muda terhadap pembangunan sektor pertanian perlu menjadi prioritas untuk mewujudkan kemandirian pangan. Sementara itu, peran penting dan strategis yang dimiliki oleh Organisasi Kepemudaan sebagai wadah pengembangan potensi pemuda belum terstruktur dalam upaya pembangunan ketahanan pangan.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal Organisasi Kepemudaan dalam menunjang pembangunan ketahanan pangan serta merumuskan strategi pemberdayaannya.
Berdasarkan hasil penelitian, meskipun Organisasi Kepemudaan menghadapi tantangan/hambatan dari faktor eksternal, tetapi masih terdapat potensi kekuatan internal yang dimiliki Organisasi Kepemudaan dan dapat dioptimalkan untuk meminimalisasi tantangan/hambatan tersebut. Sehingga strategi yang dapat digunakan dalam pemberdayaan Organisasi Kepemudaan untuk pembangunan ketahanan pangan adalah mengoptimalkan kekuatan untuk meminimalisasi hambatan/tantangan.

Food security is a part of the national security, where the crisis of food is not only become a cause of economic crisis but also will be a cause of sosio-politic crisis. The target of the Indonesian food security development is to realize self-sufficiency food which established by domestic production and local wisdom. One of the main obstacle to realize it is the poor quality of human resources in agricultural sector. This condition is compounded by the low interest of Indonesian youth to work in agricultural sector.
In order to realize the food security development, effort that can be done to grow the interest of youth to participate in the agricultural development should be a priority. Unfortunately, the strategic role of youth organization has not been developed well in the food security development.
This study is designed by using SWOT analysis tool to identify the internal and external factors of youth organizations in supporting the food security development and formulating its empowerment strategies.
The result of this study shows that the youth organizations have several external obstacles in food security development but there are still internal strong potentials in youth organizations which can be optimalized to minimize this obstacles. Consequently, the strategies that should be used in this study is to oplimalize the strong that youth organizations had to minimize its obstacles.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buang Sabdo Watyoko
"Pemuda merupakan elemen terpenting dari pondasi bagi setiap Negara, tak terkecuali di Indonesia. Banyak sudah sejarah besar bangsa Indonesia merupakan hasil dari kontribusi dan peran serta pemuda mulai dari peristiwa kebangkitan Indonesia, Sumpah Pemuda, peristiwa kemerdekaan sampai pada gerakan mahasiswa dan pemuda pada reformasi tahun 1998. Semua peristiwa-peristiwa diatas mencatatkan sejarah pergerakan pemuda di Indonesia dengan tinta emas. Sedangkan DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Indonesia, dimana segala pusat aktivitas ekonomi, politik bangsa Indonesia dan segala macam kejadian-kejadian besar diawali dari Jakarta. Setiap gejolak yang terjadi baik secara politik maupun ekonomi yang te!jadi di Jakarta akan sangat berdampak bagi stabilitas nasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemuda dan Jakarta merupakan dua hal yang sangat strategis dan menarik untuk dikajL Untuk itu dalam mensikapi fenomena diatas perlu adanya arah pemberdayan pemuda yang tepa!dalam menggali potensi pemuda sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana karakter dan potensi yang dimiliki oleh para penuda yang aktif dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), karena memang pemuda-pemuda inilah yang nanti akan menjadi pemimpin bangsa ini. Juga bagaimana program dan kebijakan pemerintah sela.ma ini dan strategi pemberdayaan pemuda kedepan. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) selama ini perannya sangat membantu dalam pemberdayaan pemuda di DKI Jakarta ini, meskipun dirasakan perannya belum secara optimal. Untuk itu kedepan diperlukan strategi yang lebih baik dan matang dalam perencanaan prograrnnya yang tentu disesuaikan dengan kemampuan pengurus dan OKP masing-masing. Dalam menjalankan strategi pemberdayaan pemuda, OKP di DKI Jakarta perlu melakukan tiga langkah yaitu : proses penyadaran, proses pengkapasitasan dan proses pemberdayaan. Dari penelitian, Proses pemberdayaan terhadap pemuda, sudah beljalan namun dirasakan kurang optimal. Strategi kedepan yang dilakukan untuk proses pemberdayaan pemuda : menjalin kerjasama dengan instansi dengan lebih massif; untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pemerintah dengan pihak OKP, senantiasa menyebarkan nilaiĀ­ nilai OKP kesemua pengurus dan anggota organisasi, meningkatkan kesolidan internal organisasi, memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung pada pemberdayaan pemuda dan rnasyarakat.

The youth is an important element of the national foundation in every country, included Indonesia. Many historical events of this country which have been the result of the contribution and participation of its youth, from the resurgence of Indonesia, the Youth Declaration, the Independence of Indonesia to the student and youth movement in the Reformation in 1998. Those events underlining the importance of the youth movement history in Indonesia Jakarta is the capital city of the Republic ofindonesia, in which all of the economy and politic activities are centralized and many significant events were begun in this city. Every dynamic which happen in either politic or economy in Jakarta will affect the national stability. Therefore, it can be concluded that the youth and Jakarta are two strategic and interesting things to be discussed. For this reason, it is needed an appropriate direction of the youth empowerment in digging out the youth's potencies based on their characteristics. This research is focused on how the characteristics and potencies of youth who are active in the youth organizations. Since in the future, they will be the leader of this country. It is also analyzed the role of the government program and policies, and also its strategy in the empowerment of the youth. The youth organizations actually have supported the youth empowerment in Jakarta but their role has not been optimum yet. Furthermore, in the future, it is needed a better and well-planned strategy based on the ability of the youth organizations and its members. In implementing the strategy of the youth empowerment, the youth organizations in Jakarta have to follow these three processes: raising awareness, enhancement of capacity, and empowerment. From this research, it is concluded that there is a process of youth empowerment but has not run well. So, the future strategies of the youth empowerment will be: a more massive coordination with the local government, regular internalization of the youth organization value to its members, enhance the internal bond, make a priority in the events that can directly affect to the youth and society empowerment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>