Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202037 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lela Nurlaela
"The purpose of this study is to identify and analyze (1) Relations trust with taaruf motivation for weddings (2) Relations qanaah with taaruf motivation for the wedding.
Tarbiyah group that became the subject of this study is one of the Islamic groups which hold regular weekly study group, discussing various things in it; aqidah, worship and morality. Marriage is one chapter of worship, so that needs to be fixed in order to implement the process in accordance with syar?i. Taaruf is beginning the process towards an Islamic marriage. But today, the process for some members tarbiyah taaruf not considered relevant to undergo the process of early marriage.
Research methods and quantitative approach with a descriptive survey method of analysis, with 150 respondents sempel tarbiyah members and use the questionnaire as a measuring tool. Structural analysis of this study using Equation Modeling (SEM) and data processing using the program LISREL 8.8.
In this research found that trust has a significant relationship with taaruf motivation for marriage. Qanaah While it did not have a significant relationship with the motivation taamf However, if combined qanaah with trust, they have a significant relationship with raaruf motivation for marriage.
"
2010
T33429
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
"Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement.

Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998.
The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roshana Rubi Ellora
"Remaja memiliki tahap perkembangan yang relatif pesat sehingga remaja membutuhkan asupan gizi yang lebih tinggi. Perilaku sarapan di kalangan remaja masih menjadi masalah di beberapa negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar pada remaja. Rancangan penelitian cross-sectional dengan uji korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar pada remaja. Penelitian kuantitatif dengan teknik simple random sampling melibatkan 120 siswa SMA yang dipilih secara acak. Angket yang digunakan adalah angket penilaian perilaku sarapan pagi dan angket Motivated Strategy Learning Questionnaire (MLSQ) untuk menilai tingkat motivasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3% remaja memiliki perilaku sarapan yang buruk dan 50,8% remaja memiliki motivasi belajar yang rendah. Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku sarapan pagi dengan motivasi belajar (p value = 0,001). Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak pelayanan keperawatan dapat berkoordinasi dengan instansi pendidikan, instansi kesehatan, dan orang tua untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan terkait manfaat sarapan pagi dan pentingnya sarapan setiap hari, khususnya bagi mahasiswa dalam membantu meningkatkan proses pembelajaran.

Adolescents have a relatively rapid developmental stage so that adolescents need higher nutritional intake. Breakfast behavior among adolescents is still a problem in several countries. This study aims to determine the relationship between breakfast behavior and learning motivation in adolescents. A cross-sectional study design with Pearson's correlation test was used to analyze the relationship between breakfast behavior and learning motivation in adolescents. The quantitative research using simple random sampling technique involved 120 high school students who were randomly selected. The questionnaire used was a breakfast behavior assessment questionnaire and a Motivated Strategy Learning Questionnaire (MLSQ) questionnaire to assess the level of learning motivation. Based on the results of the study showed that 53.3% of adolescents have bad breakfast behavior and 50.8% of adolescents have low learning motivation. The results of the research analysis using the Pearson correlation test showed that there was a significant relationship between breakfast behavior and learning motivation (p value = 0.001). With this research, it is hoped that nursing services can coordinate with educational institutions, health agencies, and parents to carry out health education regarding the benefits of breakfast and the importance of breakfast every day, especially for students in helping improve the learning process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qory Andriyenni
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara intensi shalat berjamaah, tarbiyah dan intensi memaafkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa (1) Hubungan antara intensi shalat berjamaah dengan intensi memaafkan; (2) Seberapa besar intensi shalat berjamaah menjelaskan hubungannya dengan intensi memaafkan.
Teori yang digunakan adalah teori intensi dari Ajzen (1975) dan teori forgiveness dari McCullough (1999). Penelitian ini dilakukan di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey yang bersifat deskriptif analitis, dengan sampel 145 responden yang mengikuti tarbiyah dan menggunakan kuesioner sebagai alat ukurnya. Analisis penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan pengolahan data menggunakan program LISREL 8.51
Pada penelitian ditemukan bahwa intensi shalat berjamaah berkontribusi positif terhadap intensi memaafkan sebesar 30 persen. Hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. intensi shalat berjamaah mempunyai hubungan yang signifikan dengan intensi memaafkan. 2. Dimensi sikap memiliki pengaruh yang tinggi terhadap, intensi shalat berjamaah dan dimensi norma subjektif memiliki pengaruh yang tinggi terhadap intensi memaafkan. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa tarbiyah dapat dijadikan satu kegiatan yang bermanfaat untuk individu.

The research is about the correlation between intension of jamaah prayer, (education) tarbiyah, intension of forgiveness. The aims of this research are to know and to analyze (1) The correlation between intension of jamaah prayer and intension of forgiveness (2) how many influence of intension of jamaah prayer and tarbiyah could explained the relationship with intension of forgiveness. The theory used are intension theory of Ajzen (1975) and forgiveness theory from McCullough (1999). This research was conducted at Andalas University, Padang, West Sumatera. The research method used quantitative approach method by survey with descriptive analysis and 145 respondents who followed tarbiyah, by using questioner. The analysis of this research is used structural equation modeling (SEM) and processing of data with LISREL 8.51.
The research found that intension of jamaah prayer has positive contributes with intension of forgiveness by 30 percent value. The conclusion of the research are:
(1) intension of jamaah prayer has the correlation with intension of forgiveness.
(2) dimension of attitude has a high correlation with intension of jamaah prayer and dimension of norm subjective has a high correlation with intension of forgiveness.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T26818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Netismar
"Dukungan keluarga dan motivasi dalam perawatan diabetes dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi diabetisi tipe 2 dalam upaya mencegah komplikasi diabetes dan meningkatkan kualitas hidup diabetisi. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, dukungan keluarga, dan motivasi diabetisi tipe 2 dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel penelitian berjumlah 110 responden yang diambil secara proporsional random sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Chi-Square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan dukungan penghargaan keluarga dan motivasi intrinsik dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan p value.

Family Support and motivation treatment in diabetes patients will improve health services utilization. It aims to prevent diabetes complications and improve the diabetes patients quality of life. This study aimed to investigate the Relationship between patients characteristics, family support and motivation in patients with diabetes type 2 with health services utilization. This study used cross sectional with descriptive analytical approach with 110 respondents Which choosen by proportional random sampling. Analysis result using chi square and multiple logistic regression showed relationship between family reinforcement support and Intrinsic motivation with health services utilization p value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nabilla Hamid
"Motivasi kerja, burnout dan kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi performa ojek online dalam bekerja. Kurangnya kualitas tidur menjadi penyebab utama rasa kantuk berlebihan sehingga menyebabkan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan motivasi bekerja, burnout dengan kualitas tidur pada ojek online. Penentuan sampel menggunakan teknik cross sectional,total sampel 107 di Pondok Aren. Sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur buruk. Berdasarkan hasil uji chi-square motivasi bekerja dengan kualitas tidur diperoleh Pvalue=0,243 dan hasil uji chi-square burnout dengan kualitas tidur diperoleh Pvalue=0,012. Kesimpulannya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian motivasi bekerja dan kualitas tidur serta terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dengan kualitas tidur. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat fokus pada faktor penyebab gangguan tidur.

Work motivation, burnout and lack of sleep can affect the performance of online drivers at work. Lack of quality sleep is the main cause of excessive sleepiness, so that causing accidents. This study aims to determine the relationship between work motivation, burnout and sleep quality in online drivers. Determination of the sample is using cross sectional technique, the total sample of 107 in Pondok Aren. As many as 80 people (74,8%) has poor sleep quality. Based on the results of the chi-square test, motivation of working with sleep quality obtained Pvalue = 0,243 and the results of the burnout with sleep quality obtained Pvalue = 0,012. In conclusion, there is no significant relationship between work motivation and sleep quality and there is a significant relationship between burnout and sleep quality. It is hoped that further research can focus on the factors that cause sleep disturbances."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fudhla Hafizhah
"Dua cara memasuki pernikahan adalah love marriage dan arranged marriage. Di Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim, salah satu bentuk arranged marriage adalah taaruf, yaitu bentuk perjodohan yang dilakukan sesuai dengan norma Islam. Taaruf menjadi salah satu dari dua tren pemilihan pasangan di Indonesia bersama dengan pacaran yang lebih cenderung kepada love marriage. Adanya perbedaan di antara keduanya menimbulkan dugaan terdapat pula perbedaan dalam hal komitmen pernikahan. Komitmen pernikahan terdiri dari komitmen personal, komitmen moral, dan komitmen struktural. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan komitmen pernikahan pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf, dilakukan penelitian terhadap 305 partisipan yang terdiri dari 147 individu yang menikah melalui proses pacaran dan 158 individu yang menikah melalui proses taaruf dalam masa delapan tahun pertama pernikahan. Perhitungan menggunakan independent sample t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan komitmen personal (t(303) = -0.524, p = 0.608), komitmen moral (t(303) = 0.324, p = 0.746), dan komitmen struktural (t(303) = -1.268, p = 0.206), pada individu yang menikah melalui proses pacaran dan taaruf.

Generally, two of the most common marriage systems are love marriage and arranged marriage. In Indonesia, a Muslim-majority country, one form of arranged marriage is called taaruf, a form of matchmaking that is carried out in accordance with Islamic norms. Taaruf is one of the two trends of partner selection in Indonesia aside from dating, which tends to lean more towards love marriage. Differences between the two raises the assumption that there are also differences in terms of marital commitment. Marital commitment consists of personal commitment, moral commitment, and structural commitment. To discover if such differences prevail in marital commitment between individuals getting married through dating and those through taaruf, a study was conducted on a total of 305 participants consisting of 147 individuals getting married through dating and 158 others through taaruf, all of whom are within the first eight years of marriage. Calculations using independent sample t-test showed that there were no differences in personal commitment (t(303) = -0.524, p = 0.608), moral commitment (t(303) = 0.324, p = 0.746), and structural commitment (t(303) = -1.268, p = 0.206), between individuals getting married through dating and taaruf."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irama Angkat
"Konsep diri merupakan salah satu masalah yang dihadapi istri pasangan perkawinan campur untuk dapat terus menerus menyesuaikan diri. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri diantaranya qanaah dan mahabbah. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar kontribusi variabel qanaah dan mahabbah secara bersamaan dapat menjelaskan varians peningkatan konsep diri pasangan perkawinan campur. Dalam penelitian ini konsep diri mencerminkan persepsi atau gambaran individu terhadap diri sendiri secara keseluruhan, yang meliputi gambaran individu terhadap dirinya berdasarkan keyakinannya, mengandung aspek deskriptif dan evaluatif dan terbentuk melalui proses belajar dan bukan merupakan faktor bawaan juga berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya dalam bentuk umpan balik yang diterima dari orang-orang yang berarti bagi individu. Qanaah di definisikan sebagai kondisi dimana individu mampu menerima diri mereka sendiri serta memiliki kemauan untuk menghadapi kenyataan dan kondisi kehidupan mereka sebagaimana adanya, meski menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Sedangkan mahabbah adalah pernikahan yang mengikat antara dua orang yang meliputi intimacy, passion, dan commitment (mawaddah, rahmah, dan aqad). Sampel penelitian ini adalah 107 istri pasangan perkawinan campur di Jakarta, diperoleh berdasarkan accidental sampling. Alat ukur konsep diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), qanaah dan mahabbah menggunakan dimensi-dimensi kajian tehadap beberapa pandangan para Ulama Islam pada klasik dan modern. Validitas dan reliabilitas instrument menggunakan Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan teknik regresi linier ganda.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Qanaah memberikan kontribusi yang bermakna terhadap konsep diri, sebesar 11,74%, Mahabbah 72,38%. Ternyata kontribusi mahabbah lebih besar dari qanaah terhadap konsep diri. Terdapat korelasi bermakna pada variabel qanaah dan mahabbah bersama-sama terhadap variabel konsep diri, dengan kontribusi sebesar 40.9 %. Sedangkan sisanya yaitu 59.1 % adalah karena adanya faktor lain yang mempengaruhi konsep diri. Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain disarankan mencoba mengungkap model-model yang berbeda di dalam penelitiannya. Sehingga, dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih bermanfaat bagi semua pihak.

Self-concept is one of poblems the mixed-marriage wife faces in order to be able to keep adjusting. There are many factors that influence the self-concept such as Qana'ah (contentment) and mahabbah (affection). The issue of this research is how strong or influential the Qana'ah (contentment) and mahabbah (affection) indicate the variant of self-concept rising of mixed marriage-couple. In this research, self-concept totally reflects individual perception or description to its own self that includes individual description to its self based on its belief contains descriptive and evaluative aspect, and is formed through learning process, not innate factor, as well as develops through environmental interaction in feed-back concept accepted from people around. Qana'ah is defined as condition in which an individual is capable in accepting its self and willing to face its life reality and condition as it is, either it is exciting or not. And mahabbah is marriage which fastens between two people including intimacy, passion, and commitment (mawaddah, rahmah, and aqad). The sample of this research is 107 mixed-marriage wives in Jakarta, obtained from accidental sampling. And the self-concept measurer utilizes TSCS (Tennessee Self Concept Scale) modification and adaptation − while qana'ah and mahabbah utilize study proportion to some of classic and modern Muslim scholars' arguments. The validity and reability of instrument utilizes Alpha Cronbach and the data analysis utilizes double linier regression technique.
The conclusion of this research is that qana'ah gives a meaningful contribution to self-concept, in the amount of 11,74 %, and mahbbah 72,38 %. The contribution of mahabbah is bigger than that of qana'ah. There is a meaningful correlation between variable qana'ah and mahabbah and variable self-concept, through contribution in the amount of 40,9, whereas the rest 59,1 is because of other factors that influence it. According to the restrictiveness of this research, further research should be performed by using various models in it so that the result of research, which is useful for all parts, can be obtained."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32893
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Chadavi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan motivasi sukarelawan, dan juga untuk melihat dimensi-dimensi religiusitas yang memiliki hubungan dengan motivasi sukarelawan. Pengukuran religiusitas menggunakan alat ukur religiusitas (Iqbal, 2011) yang diadaptasi dari alat ukur religiusitas milik Fetzer (2003) dan pengukuran motivasi sukarelawan menggunakan alat ukur volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Partisipan penelitian ini adalah sukarelawan yang mayoritas mengikuti kegiatan sukarela di bidang pendidikan dan keagamaan. Total partisipan dalam penelitian ini berjumlah 182 orang dan berdomisili di Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (understanding, reciprocity, dan social interaction). Sebaliknya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (values). Selain itu, dimensi religious coping diketahui sebagai satu-satunya dimensi dalam religiusitas yang memiliki hubungan signifikan dengan motivasi sukarelawan (reciprocity).

The Study was conducted to find the relationship between religiousity and volunteer motivation, and also to see which dimensions of religiousity that has a relationship with a volunteer motivation. Measurement of religiousity using religiousity measuring instrument (Iqbal, 2011), adapted from the measuring religiousity instrument?s of Fetzer (2003), and the measurement of volunteer motivation using volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Participants of this study were volunteers who followed the majority of the volunteer activities in the field of education and religious affairs. Total Participants of this study are 182 volunteers who live in Jabodetabek.
The results of this study showed a significant positive relationship exists between religiousity and volunteer motivation (understanding, reciprocity, and social interaction). In contrast, there is no significant relationship between religiousity and volunteer motivation (values). In addition, coping religious dimension known as the only dimension in religiousity that has a significant positive relationship with the volunteer motivation (reciprocity).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marliyani
"Pernikahan akan sukses ketika masing-masing pasangan merasakan kepuasan sehingga terhindar dari perceraian (Lucas dkk, 2008). Kepuasan pernikahan akan diperoleh dengan mengatasi stres. Stres eksternal adalah stres yang berasal dari luar hubungan yang dapat mempengaruhi hubungan romantis dan tingkat kepuasan pasangan, dan dapat diatasi dengan melakukan dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Upaya lain dalam rangka memperoleh dan mempertahankan kepuasan pernikahan adalah dengan melakukan religious coping.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan dengan mediasi dyadic coping dan moderator religious coping. Partisipan penelitian adalah individu dari pernikahan taaruf yang merupakan pasangan suami istri (N=130, 65 pasangan) dan non-taaruf (N=138, 69 pasangan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dyadic coping secara signifikan positif memediasi pengaruh stres eksternal terhadap kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Negatif religious coping memoderasi secara signifikan negatif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada kedua kelompok partisipan. Namun religious coping positif hanya memoderasi secara signifikan positif hubungan dyadic coping dan kepuasan pernikahan pada pasangan non-taaruf. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan jangkauan partisipan yang lebih luas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan hubungan antar variabel penelitian.

Marriage will be successful when each partner feels satisfaction in order to avoid divorce (Lucas et al, 2008). Marital satisfaction will be obtained by overcoming stress. External stress is stress that originates from outside relationships that can spill into a romantic relationship and affect the partners level of satisfaction, and can be overcome by coping with dyadic coping (Randall Bodenmann, 2009; 2017). Another effort in order to achieve and maintain marital satisfaction is by religious coping.
The purpose of the study was to study the influence of external stress on marital satisfaction by mediating role of dyadic coping and religious coping as moderators. The participants of the study were individuals from taaruf (N = 130, 65 couples) and non-taaruf (N = 138, 69 couples) marriage.
The results showed that significant positive effect of dyadic coping which mediated external stress on marital satisfaction in both groups of participants. Religious coping has signifficant negative effect in marital satisfaction in both groups of participants. However, positive religious coping only has significant positive effect in moderates the relationship between dyadic coping and marital satisfaction in individuals from non-taaruf marriage. Further research need to be done in the future in order to gain a deeper understanding on the topic.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>