Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurrokhmah Rizqihandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kermiskinan kelurahan berdasarkan karakteristik rumah tangga miskin di DKI Jakarta serta untuk mengetahui hubungan antara kondisi kelurahan miskin tersebut terhadap struktur ruang kota. Analisis faktor dilakukan terhadap data PSE 2005 DKI Jakarta dan dengan mengadopsi indeks kemiskinan UNDP untuk mendapatkan karakteristik kemiskinan. Dengan menggunakan analisis korelasi Khi-kuadrat dan autokorelasi keruangan, hubungan antara kondisi kemiskinan dengan struktur kota dapat diketahui.
Kondisi kemiskinan DKI Jakarta dipengaruhi oleh kondisi bangunan, pola konsumsi, karakteristik kepala rumah tangganya serta ketersediaan penunjang kebutuhan harian. Penduduk miskin yang tinggal di bagian barat aliran Ci Liwung kondisi kemiskinannya lebih buruk daripada yang tinggal di bagian Timurnya.
Terdapat hubungan yang signifikan, walaupun tidak kuat, antara indeks kemiskinan dengan struktur kota. Ditemukan pula bahwa penduduk miskin berkondisi buruk berasosiasi dengan hidup mendekati dan berada di pusat kegiatan. Terbentuk klusterisasi kemiskinan yang ditandai dengan nilai indcks Moran sebesar 0,3467. Klusterisasi tersebut juga berada dan mendekati pusat kegiatan.

This study aims to determine the characteristics of urban poverty based on the characteristics of poor households in Jakarta and to investigate the relationship between the conditions of poor villages and the urban structure. By performing factor analysis using the 2005 PSE Data of DKI Jakarta and by adopting the poverty index issued by the UNDP, the characteristics of poverty can be identified. By using chisquare analysis and spatial autocorrelation, the relationship between the conditions of poor villages and urban structure can be known.
The conditions of poverty among the poor in the villages of DKI Jakarta are affected by the condition of the building, consumption patterns, household head characteristics, and the availability the supports for daily needs. The conditions of the poor people living at the western part of Ci Liwung are worse than the pooer people living at the eastem part of Ci Liwung.
There is a significant but not so strong correlation between the poverty index and the urban structure. The worst conditions of the poor people are associated with living at and next to the center of activities in the city. The clusterisation poverty, whis is characterized by Moran?I of 0,3467, is located at and next to the center of activities in the city."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Octaviany
"Dewasa ini, hutan kota sering kali dijadikan sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat perkotaan selain fungsi utamanya yaitu ekologis. Namun jika dilihat secara garis besarnya, baru beberapa hutan kota yang dijadikan sebagai sarana umum untuk rekreasi. Sehingga tidak banyak masyarakat yang mengetahui tentang fungsi hutan kota. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi hutan kota yang dilihat dari aspek site dan situation serta hubungannya dengan motivasi pegnunjung dan karakteristik pengunjung berdasarkan jumlah pengunjung, kegiatan pengunjung, frekuensi pengunjung, dan partner berkunjung, Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antar variabel yang terdiri dari karakteristik lokasi, karakteristik pengunjung dan motivasi pengunjung. Hasil penelitian ini yaitu karakteristik lokasi hutan kota di DKI Jakarta paling dominan merupakan hutan kota dengan tipe “Kurang Lengkap Bervariatif dan Kurang Strategis” dimana memiliki vegetasi yang kurang variasi dan berada di situation pemukiman cukup efesien dan tidak dilewati oleh angkutan umum. Terdapat hubungan antara karakteristik lokasi hutan kota dengan jumlah pengunjung, dimana tipe “Lengkap Bervariatif dan Kurang Strategis” memiliki jumlah pengunjung yang banyak dan tipe “Kurang Lengkap Kurang Bervariatif dan Kurang Strategis” memiliki jumlah sedikit. Selain itu, tidak ada hubungan antara karakteristik lokasi dengan kegiatan pengunjung, partner berkunjung dan frekuensi pengunjung serta tidak ada hubungan dengan motivasi pengunjung dikarenakan memiliki karakteristik pengunjung dan motivasi yang relatif sama antar lokasi.
Nowadays, urban forests are often used as a means of recreation for urban communities in addition to their main function, namely ecological. However, when viewed in outline, only a few urban forests are used as public facilities for recreation. So that not many people know about the function of urban forests. This study aims to analyze the characteristics of urban forest locations viewed from aspects of the site and situation and their relationship with visitor motivation and visitor characteristics based on the number of visitors, visitor activities, frequency of visitors, and visiting partners. This research is a descriptive study with a spatial approach and uses descriptive analysis to see the relationship between variables consisting of location characteristics, visitor characteristics, and visitor motivation. The results of this study are that the characteristics of the location of urban forests in DKI Jakarta are the most dominant urban forests with the type of "Less Complete Varied and Less Strategic" which has a vegetation that has less variation and in the situation settlements quite and not bypassed by public transport. There is a link between the characteristics of a city forest location with the number of visitors, where the "complete and less strategic" type has a lot of visitors and the type "less complete less varied and less strategic" has a small amount. In addition, there is no relation between location characteristics with visitor activities, visiting partners and the frequency of visitors and there is no relation with visitor motivation due to having relatively similar visitor characteristics and motivation between locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Favten Ari Pujiastuti
"Tesis ini meneliti tentang kemiskinan kota di Jakarta dari sisi gender dan migrasi. Perspektif gender yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga perempuan di kota dan rumah tangga laki-­laki, sementara perspektif migrasi yang dimaksud adalah membandingkan karakteristik kemiskinan rumah tangga migran dan rumah tangga non migran. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Basis Data Terpadu (BDT) yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Data Migrasi hasil pendataan program perlindungan social (PPLS) 2011. Analisis dilakukan melalui dua metode, yakni secara deskriptif dan dengan menggunakan metode regresi logistic. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bantuan sosial yang diberikan pemerintah, seperti beras miskin (raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), dan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), tingkat pendidikan kepala rumah tangga (SD, SMP, SMA-­keatas), kepala rumah tangga pada kelompok umur di atas 64 tahun (age_tua), jenis kelamin kepala rumah tangga (jk), status pekerjaan kepala rumah tangga informal/formal (inf), kepemilikan KTP DKI Jakarta (KTP), lama tinggal kepala rumah tangga (migran), jumlah anggota rumah tangga (jml_art), rasio jumlah anggota rumah tangga yang bekerja terhadap jumlah anggota rumah tangga (ras_bekerja), angka ketergantungan/dependency ratio dalam rumah tangga (dep_rasio), luas lantai per kapita (j_lt), jenis lantai rumah (d_lt), status kepemilikan rumah (d_rmh), akses terhadap air bersih (d_air), dan akses terhadap tempat pembuangan akhir tinja (d_jamban). Hasilnya, varibel yang menjadi determinan kemiskinan perempuan di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2, Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, Status Kepemilikan Rumah, Akses terhadap Air bersih, dan Penerima manfaat program perlindungan sosial. Kemudian variabel yang menjadi determinan kemiskinan migran di Jakarta adalah Jumlah ART, Dependecy Ratio, Status pekerjaan (Informal), Luas lantai < 8m2 , Jenis lantai rumah, Sanitasi buruk, Usia KRT diatas 64 tahun, Pendidikan kepala rumah tangga, Proporsi jumlah ART yang Bekerja, dan Akses terhadap Air bersih.

This thesis examines the urban poverty in Jakarta in terms of gender and migration. Gender perspective in this research mean to compare the poverty characteristics of women and men households , while migration perspective mean to compare the poverty characteristics of migrant and non-­ migrant households . The data used in this study comes from the Integrated Data Base (BDT) which is managed by the National Team for Accelerating Poverty Reduction (TNP2K) and Migration Data from data collection on social protection program (PPLS) 2011. The analysis was performed in two methods, descriptively and logistic regression. The variables used in this study are the social assistance provided by the government , such as rice for the poor (Raskin), Family Hope Program (PKH), and health insurance (jamkesmas) , the level of education of household head (SD, SMP, SMA-­keatas) , household heads in the age group above 64 years (age_tua), gender of household head (jk), employment status of the head of household (inf), ownership of Jakarta ID card (KTP), length of stay of the head of the household (migrant), number of household members (jml_art), the ratio of the number of household members who work on the number of household members (ras_bekerja) , the dependency ratio in the household (dep_rasio), floor area per capita (J_lt), the type of the floor of the house (d_lt), home ownership status (d_rmh), access to clean water (d_air) , and access to the place of final disposal of feces (d_jamban). The result of the research, which becomes the determinant variables of poverty among women in Jakarta are the number of household members , dependecy ratio , employment status ( Informal ) , floor area < 8m2 , the floor type , bad sanitation , Age of the head of household was over 64 years, education of the head of household, proportion of member of household that work, Home Ownership status, access to clean water, and beneficiaries of social protection programs. Meanwhile, the determinant variables of urban poverty among migrants in Jakarta is the number of household members, dependecy ratio, employment status (Informal) , floor area < 8m2 , the floor type, bad sanitation, Age of the head of household was over 64 years, education of household head, proportion of member of household that work, and access to clean water."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Haris
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S33689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Maulana
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan yang mereka hadapi. Lokasi penelitian adalah di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur di mana Surabaya adalah salah satu kota pionir program pertanian kota yang langsung diinisiasi oleh pemerintah dengan karakter sampel para petani kota di Surabaya yang memiliki penghasilan dari penjualan baik hasil panen maupun produk olahannya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 46 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan di antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan.

ABSTRACT
This research aims to examine the correlation between urban farmers capacity and their poverty condition. Taking place in Surabaya City, East Java Province as one of the city pioneer in implementing urban farming on their city policy, the sample characteristics of the research is the urban famers who have the incomes from selling their yields and processed products. This research is quantitative descriptive interpretive with total sampling method with 46 respondents as its sampling technique. The main result shows that there is no correlation between urban farmers capacity and their poverty condition in Surabaya City."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Jelani
"ABSTRAK
Kota hakekatnya adalah pemukiman yang terdiri dari
unsut unsur penduduk, tempat tinggal dan sarana. Karens adanya
suatu persaingan, unsur-unsur tersebut menjadi suatu susunan
yang kemudian memberikan ciri tertentu bsgi suatu kota
(Nellissen di dalam Nas, 1984).
Sebagai salah satu unsur kota, penduduk terus bertambah
jumlahnya, sehingga mengakibatkan pula bertambahnya kebutuhan
akan tempat (tsnah) dan sarana kota (fasilitas kota), namun
tanah di kota luasnya relatif tetap. Hal ini mengakibstkan
tingginya persaingan dalam memperoleh dsn memanfaatkan tanah
yang kemudian mendorong pemanfaatan tanah ke arah yang lebih
infensif. Tingginya persaingan ini mengakibatkan pula nilai
i-anah menjadi tinggi, dimana tanah mempunyai nilai dalam arti
ekonomi yang terwujud dalam ukuran harga. Selain tingginya
nilai tanah kota, seringkali dijumpai pula harga tanah berbeda
antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Sehubungan dengan itu, dengan mengambil daerah
penel'itian di sebagian DKI Jakarta yang meliputi daerah dari
tengah kota ke arah barat hingga ke pinggir kota akan dijawab
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana distribusi harga tanah di sebagian DKI Jakarta ?
2. Bagaimana kaitan harga tanah dengan penggunaan tanah,
aksesibi1itas dan pelayanan fasilitas kotanya ?
BATASAN.
Harga tanah adalah nilai tanah dalam arti ekonomi yang
mempunyai daya tukar terhadap nilai uang.
- Aksesibi1itas adalah kemudahan untuk mencapai bagian tengah
kota dari tiap-tiap daerah di wilayah penelitian yang diukur
berdasarkan keadaan sarana dan prasarana transportasinya.
~ Fasilitas kota yang dimaksud adalah fasilitas listrik
telepon, air minum dan saluran pembuangan air kotor.
Untuk menjawab masalah tersebut di atas digunakan metode
deskriptif dengan mengandalkan data dan peta dari instansi yanq
terkait dengan prosedur sebagai berikut : pejl^ama, membagi
seluruh daerah penelitian ke dalam grid. Kemudian diukur nilai
tiap-tiap variabel yang diteliti pada setiap grid. Berdasarkan
hasil pengukuran tersebut dianalisis kaitan masing-masing
variabel terhadap variabel lainnya dengan menggunakan metode
perbandingan peta, grafik dan statistik. Hasil yang diperoleh
dapat diringkas sebagai berikut : Pada daerah dengan harga tanah tinggi umumnya mempunyai
aksesibi1itas tinggi dan fasilitas kota yang baik,
sebaliknya daerah dengan harga tanah rendah umumnya juga
mempunyai aksesibi1itaa rendah dan fasilitas kota yang
buruk.
- Pada daerah dengan harga tanah tinggi, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah jasa dan usaha, dimana pada region-region
harga tanah yang semakin rendah, prosentase luas pnggunaan
tanah jasa dan usaha juga semakin rendah.
Pada daerah dengan harga tanah agak tinggi, merupakan
konsentrasi penggunaan tanah perumahan, dimana prosentase
luas penggunaan tanah perumahan menurun berturut-turut pada
region harga tanah sedang, tinggi dan rendah.
- Pada daerah dengan harga tanah sedang, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah industri, dimana prosentase luas penggunaan
tanah industri menurun berturut-turut pada region harga
tanah agak tinggi, rendah dan tinggi.
Pada daerah dengan harga tanah rendah, merupakan konsentrasi
penggunaan tanah pertanian, dimana pada region-region harga
tanah yang semakin rendah, prosentase luas penggunaan tanah
pertanian semakin tinggi.
Dengan demikian distribusi harga tanah berkaitan dengan
pola penggunaan tanahnya yang mencerminkan adanya persaingan
dari berbagai kegiatan penduduk terhadap suatu tempat."
1991
S33407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraeni Srihartati
"Berbasiskan studi kepatuhan wajib pajak dengan menggunakan tax compliance model Fischer et.al (1992) yang dimodifikasi, penelitian ini mengevaluasi penerapan aturan PBB-P2 berupa tarif pajak progesif dan kenaikan basis pajak Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) tahun 2014 di Provinsi DKI Jakarta dan hubungan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan metode survei terhadap 368 wajib pajak yang dianalisis menggunakan regresi logit, penelitian ini mengungkap variabelvariabel pada hubungan persepsi wajib pajak atas faktor struktur pajak, faktor sosio-demografis dan faktor sosio-ekonomi yang signifikan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Secara spesifik, variabel yang signifikan adalah pengaruh kelompok dari faktor sosio-demografis dan tingkat pendapatan dari faktor sosioekonomi. Untuk persepsi wajib pajak atas faktor strukur pajak, variabel yang signifikan adalah keadilan sistem pajak, kompleksitas sistem pajak, sanksi pajak, tarif progresif dan basis pajak. Variabel basis pajak NJOP 2014 yang diasumsikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak justru positif, yang menunjukkan wajib pajak menerima aturan kenaikan NJOP PBB-P2 di DKI Jakarta tahun 2014.

Based on taxpayer compliance study using a modification of Fischer et.al's tax compliance model frame (1992), this research emphasizes on evaluating Rural and Urban Property Tax Province of DKI Jakarta's policies for progressive tariff tax and increasing tax base Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) in 2014 and its relation with taxpayer's compliance. By using survey method for 368 taxpayers and logit regression analysis for the survey data, this research unveils variables of taxpayer's perception of tax structure's factor, socio-demographic factor, and socio-economic factor which had significant effects on taxpayer's compliance. Specifically, significant variables are peer influence from socio-demographic factor and income lever from socio-economic factor. For taxpayer`s perception of tax structure's factor, the significant variables are: fairness of tax system, complexity of tax system, tax sanction, progressive tariff tax and tax base. Other result from this research shows that the tax base variable NJOP 2014, which was assumed to have a significant negative effect on taxpayer compliance, was ascertained to have a significant positive effect on taxpayer compliance. This outcome shows taxpayer`s approval on increasing tax bases NJOP 2014's regulation in Province of DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrin Liputo
"Perkembangan perkotaan secara spasial (ruang) dan peningkatan aktivitas ekonomi kota, telah meningkatkan beban pencemaran udara yang dikeluarkan ke atmosfer. Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, memberikan kontribusi sebagai sumber polusi udara di perkotaan sebesar 70% dimana penyebaran emisi kendaraan bermotor mempunyai pola penyebaran spasial yang meluas. Disisi lain, penggunaan lahan perkotaan membawa konsekuensi negatif terhadap aspek lingkungan, dimana lahan yang tadinya merupakan ruang terbuka hijau, dengan bertambahnya kebutuhan penduduk akan ruang menyebabkan terjadinya konversi lahan hijau menjadi kawasan terbangun. Jakarta, dengan luas lahan terbuka sebesar 33%, termasuk lahan belum terbangun, seharusnya dapat memperbaiki mutu udara akibat kendaraan bermotor. Namun, kenyataannya lahan terbuka tersebut tidak sepenuhnya membantu memperbaiki kualitas udara Jakarta. Penelitian ini bertujuan membangun model hubungan emisi dengan curah hujan, volume lalu lintas dan kualitas kawasan hijau perkotaan.
Berdasarkan metoda Korelasi Kolmogorov-Smirnov dan Analysis of Variance, ditemukan pengaruh curah hujan, volume lalu lintas, luas RTH, sebaran RTH, kerapatan dan jenis tanaman terhadap konsentrasi zat pencemar primer CO, HC, NO2, SO2, PM10, TSP di Provinsi DKI Jakarta, selain itu ditemukan juga bahwa kondisi topografi wilayah kajian berpengaruh terhadap konsentrasi dan sebaran pencemar primer. Berdasarkan hubungan sebaran pencemar primer dan kualitas kawasan hijau tersebut ditemukan 6 model hubungan antara emisi dengan curah hujan, volume lalu lintas dan kualitas RTH berdasarkan karakteristik wilayah penelitian.

The development of urban spatial and an increase in economic activity of the city, has increased the burden of air pollution released into the atmosphere. Motor vehicles as a means of transport, contribute as a source of urban air pollution by 70% where the spread of motor vehicle emissions have a widespread pattern of spatial distribution. On the other hand, urban land use have serious negative consequences on environmental aspects, where the land was once an open green space, with increasing space needs of the population will lead to the conversion of green land into developed space. Jakarta, with an area of open land by 33%, including undeveloped land, supposed to improve air quality as a result of a motor vehicle. However, in reality the open space is not fully helped improved the air quality in Jakarta. This study aims to build a model of the relationship of emissions and quality of urban green areas.
Based on methods of the Kolmogorov-Smirnov correlation and data analysis of variance, it was found the effect of rainfall intensity, traffic volume, area and distribution of green space, density and type of plants to the concentration of primary pollutants CO, HC, NO2, SO2, PM10 and TSP in Jakarta Capital City. Furthermore, it was also found that the tophographical of study area was also effect to concentration and distribution of primary pollutants. Based on the relationship between primary pollutants distribution and quality of the green areas, it was found 6 models of the relationship between emissions and the intensity of rainfall, traffic volume and quality of urban green areas based on the characteristics of the study area.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aji Wahyu Ramadhani
"ABSTRAK
Tingkat kemiskinan anak yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan penduduk menunjukkan anak lebih rentan terhadap dampak kemiskinan. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga miskin cenderung tidak dapat menikmati berbagai hak dasar dan berpotensi menghambat tumbuh kembangnya. Penelitian dengan data Susenas Provinsi DKI Jakarta memiliki dua tujuan yaitu mengukur tingkat deprivasi hak-hak dasar anak serta menguji faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah dengan MODA, sementara untuk menjawab tujuan kedua adalah dengan regresi logistik. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 22.0 menunjukkan tingkat deprivasi terbesar yang dialami oleh anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pada dimensi kesehatan dengan 33,41%, diikuti dimensi perumahan sebesar 32,37%, dimensi makanan dan nutrisi dengan 25,92%, kemudian dimensi fasilitas dengan 24,15%, dimensi pendidikan dengan 23,33%, dan yang terendah dimensi perlindungan anak dengan 3,95%. Pengukuran kemiskinan anak dengan metode MODA menunjukkan terdapat 10,25% anak miskin yang terdeprivasi minimal pada 3 dimensi dan 3,56% anak miskin yang terdeprivasi pada minimal 4 dimensi. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pendidikan kepala rumah tangga, status bekerja ibu, dan jumlah anggota rumah tangga. Kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta harus segera diatasi, diantaranya dengan memberikan prioritas terhadap dimensi yang memiliki tingkat deprivasi terparah yaitu dimensi kesehatan dan dimensi perumahan. Peningkatan angka imunsasi dasar lengkap pada anak usia balita serta memperbanyak penyediaan hunian vertikal bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dapat menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan.

ABSTRACT
Child poverty rates that are higher than population poverty rates indicate that children are more vulnerable to the effects of poverty. Children who grow up in poor households tend to not be able to meet various basic rights and potentially inhibit their growth and development. Research with data from Susenas of DKI Jakarta Province has two objectives namely measuring the level of deprivation of basic rights of children, then testing the factors of household characteristics that influence the child poverty in DKI Jakarta Province. The analytical method used to answer the first objective is MODA, while to answer the second objective is logistic regression. The results of data processing using SPSS 22.0 showed the greatest deprivation rate experienced by children in DKI Jakarta Province was on the health dimension with 33.41%, followed by housing dimensions by 32.37%, food and nutrition dimensions with 25.92%, then dimensions facilities with 24.15%, education dimensions with 23.33%, and the lowest dimensions of child protection with 3.95%. The measurement of child poverty by the MODA method yields a rate of 10.25% of poor children who are minimally deprived of 3 dimensions and 3.56% who are deprived of at least 4 basic rights dimensions. The results of the logistic regression analysis showed that the factors of household characteristics influence the poverty status of children in DKI Jakarta Province are the education of the head of the household, the working status of mothers, and the number of household members. Child poverty in DKI Jakarta Province must be ended immediately through giving priority to dimensions that have the worst levels of deprivation. Increasing the number of complete basic immunizations for children under five years old and increasing the provision of vertical housing for people with middle to lower income can be a priority for immediate implementation.

 

"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T51681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>