Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Sudarta
"Modeling is one part of ways to determine and define the risk level of
potentially failure caused by several factors and impact result due to system failures. On perfomting of pipeline safety risk analysis where pipeline is used to transport natural gas by PT. XYZ from one place to other place with using W. Kent
Muhlbauer’s model. This model will use to calculate and to define the risk level from gathered data that collected from PT. XYZ. The risk analyses results are used to justify the actions are to be taken in accordance with priority level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34389
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambi Pradiptha, exminer
"Gas klorin merupakan bahan kimia yang berbahaya karena sifatnya yang beracun dankorosif. Klorin juga termasuk ke dalam Extremely Hazardous Substances EHS ataubahan yang berbahaya sekali karena gas klorin dapat menimbulkan kematian EPA,1990 . Penelitian ini membahas tentang analisis risiko kebocoran gas pada fasilitastangki penyimpanan klorin di PT XYZ dengan mengasumsikan adanya korosi padavalve dan fusible plug tangki klorin. Dianalisa menggunakan pendekatan ComputationalFluid Dynamics 3 dimensi yang diproses dengan meggunakan perangkat lunak FLACS.Desain penelitian menggunakan analisis risiko secara kualitatif dengan desain deskriptifdan menggunakan FTA untuk menentukan skenario kebocoran dengan menggunakandata sekunder. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebaran kebocoran gas klorin yangdihasilkan dari pemodelan berpotensi menyebar tidak hanya didalam area PT XYZnamun juga sampai ke pemukiman penduduk dengan tingkat konsentrasi yangbervariasi mulai dari angka tertinggi 300 ppmv sampai 10 ppmv. PT XYZ disarankanuntuk selalu melakukan pengecekan berkala pada fasilitas tangki klorin, melakukanpelatihan tanggap darurat kebocoran klorin dan audit berkala sebagai bentuk upayapencegahan kebocoran klorin.

Chlorine gas is a dangerous chemical because of its toxic and corrosive nature. Chlorine is also included in Extremely Hazardous Substances EHS or very dangerous materials because chlorine gas can cause death EPA, 1990 . This study discusses the gas leakage risk analysis at the chlorine storage tank facility at PT XYZ by assuming the corrosion of the valve and fusible plug of the chlorine tank. Analyzed using a 3 dimensional Computational Fluid Dynamics approach processed by using FLACS software. The research design uses qualitative risk analysis with descriptive design and uses FTA to determine leakage scenarios by using secondary data. From the result of the research, it is known that the chlorine gas leak distribution generated from the modeling has the potential to spread not only within the PT XYZ area but also to the residential population with varying concentration levels ranging from the highest number of 300 ppmv to 10 ppmv. PT XYZ is advised to always conduct periodic checks on chlorine tank facilities, conduct chlorine leak emergency response training and periodic audits as a form of prevention of chlorine leakage.."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyningtyas Putri Perwitasari
"Seiring dengan perkembangan zaman, gas bumi terus menjadi sumber energi yang penting dalam pergantian dari energi yang bersumber dari minyak bumi. Kebutuhan gas bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga membutuhkan peningkatan produksi gas bumi guna memenuhi kebutuhan di masyarakat. Selain meningkatkan produksi gas bumi, optimisasi infrastruktur gas bumi seperti jaringan pipa transmisi perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja infrastruktur gas yang sudah dibangun.
Dalam penelitian ini, optimisasi dilakukan untuk mendapatkan solusi optimum dari dua fungsi obyektif, yaitu laju alir gas dan linepack pada sistem perpipaan dengan keadaan sebelum dan sesudah penambahan titik suplai dan delivery. Optimisasi dilakukan dengan menggunakan permodelan algoritma genetika yang hasilnya dianalisis menggunakan Pareto Optimally Solution sehingga diperoleh beberapa solusi optimum. Penambahan titik suplai dan delivery meningkatkan nilai laju alir optimum tetapi menurunkan nilai linepack optimum pada sistem perpipaan.
Hasil optimisasi dengan permodelan algoritma genetika kemudian dibandingkan dengan uji simulasi pada Pipeline Studio. Hasil optimisasi yang didapatkan dengan permodelan algoritma genetika lebih optimum dibandingkan dengan uji simulasi pada Pipeline Studio.

As the time flies, natural gas continues to be an important energy source in the turnover from energy sourced from petroleum. The need for natural gas is increasing from year to year so it requires an increase in natural gas production to meet the natural gas demand. In addition to increasing natural gas production, optimization of gas infrastructure such as the natural gas transmission pipeline network need to be done to optimize the performance of the gas infrastructure that has been built.
In this research, optimization has been done by multi-objective optimization to get optimum solutions for gas flowrate and linepack for pipeline system before and after additional supply and delivery points. Optimization has been done by genetic algorithm modelling and the result was analyzed by Pareto Optimally Solution so there are several optimum solutions. An additional supply and delivery points increase the optimum flowrate but decrease the linepack.
The result of optimization by genetic algorithm modelling then compared with simulation in Pipeline Studio. The result of this comparison is optimum solution from genetic algorithm modelling is better than simulation in Pipeline Studio.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmaluddin
"Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Pipa Gas (O & M) dilakukan untuk memastikan Infrastrtuktur Pipa Gas dapat berjalan dengan handal dan aman. Estimasi Biaya O & M yang digunakan untuk menyusun anggaran O & M Rutin, Non Rutin serta Pendukung O & M menggunakan pendekatan deterministik dimana telah diketahui komponen penyusun pekerjaan serta harga pembentuknya. Namun dari data tahun 2016-2019 terdapat realisasi atas biaya yang belum pernah dialokasikan seperti pekerjaan tidak terencana (unplaned) dan penanganan kondisi gawat darurat (emergency) dan mengambil alokasi anggaran yang telah direncanakan untuk kegiatan O & M. Realisasi biaya tersebut dapat diartikan sebagai Biaya Kontingensi O & M dimana biaya tersebut tidak dapat diprediksi dan dihitung sebelumnya namun terjadi. Dampak jangka Panjang dari diambilnya alokasi anggaran O & M yang sudah direncanakan dimana perusahaan belum mengalokasikan khusus anggaran kontingensi, dapat mengganggu Integrity dan keselamatan penyaluran gas. Untuk menjawab masalah tersebut diperlukan Pemodelan Estimasi Biaya Kontingensi Operasi dan Pemeliharaan yang digunakan untuk menentukan formula beban biaya kontingensi Operasi dan Pemelihaaan Jalur Pipa Gas Distribusi terhadap perencanaannya. Dalam Tesis ini dilakukan penelitian mengenai pengujian komponen variabel pembentuk biaya kontingensi Pengoperasian dan Pemeliharaan pipa gas seperti variabel Perbaikan Pipa, Relokasi Pipa, Sewa Lahan agar didapatkan suatu Pemodelan Estimasi Biaya kontingensi Operasi dan Pemeliharaan yang sesuai menggunakan Artificial Neural Network dengan bantuan Matlab Program. Dari hasil Pemodelan tersebut didapatkan formula model estimasi biaya  kontingensi Operasi dan Pemeliharaan. Dari hasil estimasi biaya yang diperoleh, perusahaan dapat melakukan perencanaan anggaran yang lebih aktual dengan mengalokasikan biaya kontingensi secara khusus untuk dapat tetap memastikan kegiatan preventive, predictive maintenance dan corrective action dapat berjalan sesuai dengan siklus life time asset serta integrity dan keselamatan kegiatan operasional dapat dilaksanakan guna keberlangsung bisnis perusahaan serta memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dan pemangku kepentingan.

Operation and maintenance (O & M) activities are carried out to guarantee that the Gas Pipeline Infrastructure can operate reliably and safely. The O&M Cost Estimation utilized to prepare Routine, Non-Routine, and O&M Supporter budgets employs a deterministic methodology in which the components of the job and their costs are known. However, the 2016-2019 data shows that costs that were never allocated, such as unanticipated work (unplanned) and dealing with emergency situations (emergency), as well as taking planned budget allocations for O&M operations, were realized. These costs can be regarded as costs when they are realized. O&M contingency expenditures cannot be forecast or anticipated in advance, yet they do occur. The long-term consequences of taking the scheduled O&M budget allocation and not allocating a special contingency budget can jeopardize the integrity and safety of gas distribution. Model the Estimation of Operations and Maintenance Contingency Costs, which are used to establish the contingency cost load formula for Operation and Maintenance of Distribution Gas Pipelines against its plans, is required to solve this problem. In order to obtain a suitable contingency cost estimation modeling using Artificial Neural Network with the help of the Matlab Program, a research was conducted on testing the variable components that form contingency costs for operation and maintenance of gas pipes, such as variable pipe repair, pipe relocation, and land rent. A model formula for estimating Operations and Maintenance contingency costs is derived from the modeling findings. The company can plan a more actual budget based on the estimated costs obtained by allocating contingency costs specifically to ensure that preventive, predictive maintenance, and corrective action activities can run in accordance with the life time asset cycle, and the integrity and safety of operational  "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhesti Herawati
"Meningkatkan penetrasi sumber energi terbarukan dalam bauran pembangkit listrik dan menghapus penggunaan batu bara dianggap sebagai langkah penting untuk mengurangi emisi di sektor energi. Mengingat peran Indonesia sebagai produsen bahan bakar fosil yang signifikan, studi ini bertujuan untuk menyelidiki peran gas bumi sebagai bahan bakar transisi dalam sektor energi Indonesia dengan menggunakan Versatile Data Analyst – The Integrated MARKAL-EFOM System (VEDA-TIMES) untuk optimasi sistem energi. Berbagai skenario dievaluasi, termasuk skenario business as usual (BAU) dengan dan tanpa batasan jatah karbon, skenario yang berfokus pada peningkatan penetrasi energi terbarukan (RPS), dan skenario penghentian penggunaan batu bara (CPO) dengan batasan jatah karbon. Dalam skenario BAU, pembangkit listrik batu bara tanpa batasan lingkungan akan mencapai 69% dari sistem, turun hanya sebesar 24% dalam skenario RPS pada tahun 2060. Peningkatan peran gas bumi meningkat pada skenario CPO dengan batasan jatah karbon, terutama antara tahun 2035 dan 2055, sebesar 34.1% dari total produksi listrik pada puncaknya. Meskipun demikian, dengan meningkatnya bauran energi terbarukan seperti solar utility scale dan geothermal, serta teknologi penyimpanan baterai, peran gas bumi secara bertahap mengalami penurunan, menegaskan peran gas sebagai bridge fuel menuju dekarbonisasi yang lebih luas.

Enhancing the portfolio of renewable energy sources and phasing out coal are essential measures for reducing emissions in the power sector. Considering Indonesia's role as a notable fossil fuels producer, this study investigates the role of natural gas as a bridge fuel in Indonesia's power sector, employing a Versatile Data Analyst – The Integrated MARKAL-EFOM System (VEDA-TIMES) for energy system optimization. Various scenarios are assessed, including a business-as-usual scenario (BAU) both with and without carbon budget constraints, a scenario focusing on increasing renewable energy penetration (RPS), and a coal phase-out scenario (CPO) with carbon budget constraints. In the BAU scenario, unabated coal power plants will comprise 69% of the system, decreasing by only 24% in the RPS scenario by 2060. The importance of natural gas becomes more pronounced in the CPO and carbon budget constraint scenarios. As coal is phased out, natural gas reaches its highest share in 2045, accounting for 34.1% of the power generation mix. However, its contribution declines post 2050 as solar utility-scale and battery storage expand. This trend underscores a broader shift toward decarbonization, positioning natural gas as a crucial bridge fuel in meeting energy needs while renewable technologies mature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrya Alfandi, Author
"ABSTRAK
Hidrogen sulfida merupakan gas beracun yang terkandung pada instalasi
produksi associated gas suatu industri eksplorasi minyak dan gas. Skripsi ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatif menggunakan
data sekunder perusahaan dan literature serta observasi lapangan yang kemudian
dianalisis menggunakan perangkat lunak Areal Location Hazardous Atmosphere
(ALOHA). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsekuensi yang terjadi
berdasarkan jangkauan dispersi gas, dan populasi berisiko terpajan dari skenario
kebocoran instalasi produksi associated gas yang sudah dirancang.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa skenario worst case (ruptur dan
tidak terkendali) pada pipa gas berukuran 10 inch memiliki dispers gas paling
luas. Dalam satu jam, dispersi gas H2S terjauh dengan AEGL-1 0.51 ppm (60
min) mencapai 3.6 km dengan populasi berisiko mencakup penduduk yang tinggal
di sekitar area station produksi PT. X. Selain itu didapatkan gambaran
pengetahuan populasi berisiko terpanajan mengenai bahaya kebocoran gas serta
gambaran sistem keselamatan kebocoran gas yang tersedia di PT.X

ABSTRACT
Hydrogen sulfide is a toxic gas that is contained on the installation of
associated gas production of an oil and gas exploration industry. This thesis is a
descriptive study with a semi-quantitative approach using secondary data from the
company, literature and field observations. Then, these data are analyzed using the
software Areal Location of Hazardous Atmosphere (ALOHA). The purpose of
this study was to determine the consequences that occur based on the range of gas
dispersion, and population at risk to exposed of leakage scenarios that have been
designed at the associated gas production installations.
The results of this study found that the worst case scenario (uncontrolled
rupture) in a 10 inches gas pipeline has the most extensive gas dispersion. Within
an hour, the farthest H2S gas dispersion with AEGL-1 0.51 ppm (60 min) reached
3.6 km with a population at risk include people living in the surrounding area of
production station. Moreover, other results from this study were the level of
knowledge from population at risk about the dangers from gas leaks and gas leaks
safety systems overview that available in PT.X."
Universitas Indonesia, 2014
S54963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengga Ade Saputra
"Industri pertambangan dapat secara aktif berkontribusi pada sustainable development dengan mengurangi dampak negatif terhadap degradasi lingkungan, seperti kegagalan peralatan. Penggunaan sianida dalam metode heap leaching untuk ekstraksi emas merupakan salah satu cara untuk memperoleh recovery yang lebih tinggi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan merkuri. Menggunakan metode risk-based inspection (RBI) sesuai standar API 581 dengan pendekatan semi-kuantitatif, dapat menghitung probability dan consequency dari kegagalan yang akan terjadi pada pipa irigasi heap leaching. Tujuan dari penelitian adalah menentukan rencana inspeksi yang optimal pada pipa irigasi heap leaching dan tingkat risikonya. Inspeksi berbasis risiko dilakukan pada pipa irigasi heap leaching 12 inci yang datanya diperoleh dari hasil pengukuran ketebalan. Penerapan semi-kuantitatif risk-based inspection (RBI) sesuai standar API 581, dapat menentukan rencana jadwal inspeksi yang lebih optimal dan mengurangi tingkat risiko pada peralatan objek penelitian dibandingkan metode inspeksi berbasis waktu. Penelitian yang dilakukan terhadap analisis data hasil inspeksi untuk risk-based inspection (RBI), mendapatkan data yang diambil pada posisi elbow pipa terdapat pengurangan ketebalan dinding pipa sebesar 0,97 mm per tahun yang memiliki nilai Probability of Failure (PoF) sebesar 2 dan Consequence of Failure (CoF) pada tingkat D dengan potensi konsekuensi gangguan bisnis sebesar US$958.506, sehingga menghasilkan tingkat risiko pada posisi 2D atau level medium. Penjadwalan inspeksi ditetapkan berdasarkan tingkat risiko dan sisa umur pakai pipa untuk mencegah tercapainya/terlampauinya target risiko (ketebalan minimum).

The mining industry can actively contribute to sustainable development by reducing negative impacts on environmental degradation, such as equipment failure. For example, using cyanide in the heap leaching method for gold extraction is a way to obtain a higher recovery and is more environmentally friendly than mercury. Furthermore, using the risk-based inspection (RBI) method according to API 581 standard with a semi-quantitative approach, it is possible to calculate the probability and consequence of failure that will occur in heap-leaching irrigation pipes. This research aims to determine the optimal inspection plan for heap-leaching irrigation pipes and their level of risk. A risk-based inspection is carried out on a 12-inch heap leaching irrigation pipe for which the data is obtained from the thickness measurement results. The application of semi-quantitative risk-based inspection (RBI), according to API 581 standard, can determine a more optimal inspection schedule plan and reduce the level of risk on research object equipment compared to time-based inspection methods. Research conducted on data analysis of inspection results for risk-based inspection (RBI), obtained data taken at the pipe elbow position where there is a reduction in pipe wall thickness of 0.97 mm per year which has a Probability of Failure (PoF) value of 2 and Consequence of Failure (CoF) at level D with potential business interruption consequences of US$958,506, resulting in a risk level in 2D or medium level. Therefore, inspection scheduling is determined based on the level of risk and the remaining life of the pipe to prevent achieving/exceeding the risk target (minimum thickness)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Wulandhari
"Dalam produksi minyak dan gas bumi, pengendalian kimiawi dari kontaminasi mikrobiologi bagi integritas jaringan pipa dan vessels salah satu caranya yaitu dengan menggunakan biosida Glutaraldehid. Dari data pencatatan Penyakit Akibat Kerja (PAK) PT. X, pada tahun 2019 telah terjadi insiden akibat kesalahan penanganan bahan kimia dan informasi yang tidak memadai pada Lembar Data Keselamatan (LDK) yang mengakibatkan ketidaksesuaian pemilihan sarung tangan kimia sehingga menyebabkan 7 kasus dermatitis kontak iritan pada pekerja yang melakukan injeksi biosida Glutaraldehid. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi, menilai besarnya risiko kesehatan melalui rute paparan kulit dan potensi dampak terjadinya iritasi pada kulit yang berkaitan dengan faktor-faktor risiko kulit, menentukan tingkat bahaya pada rute paparan, kulit serta mengevaluasi efektifitas pengendalian risiko dan memperoleh rekomendasi mitigasi yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja pada proses injeksi biosida Glutaraldehid di fasilitas produksi hulu migas PT. X. Metode dalam penelitian ini yaitu observasional melalui pendekatan deskriptif yang bersifat semikuantitatif menggunakan metode Dermal Risk Assessment (DREAM) dan survei Nordic Occupational Skin Questionnaires (NOSQ 2002/SHORT) modified pada enam lapangan operasi di PT. X yang memiliki proses injeksi biosida Glutaraldehid. Hasil penelitian didapatkan, tingkat paparan dermal pada task level site B keseluruhan SkinW-Atask yaitu 118.97 tingkat risiko paparan tinggi; site S memiliki tingkat risiko paparan ekstrim tinggi yaitu 5809.38; site C memiliki tingkat risiko paparan ekstrim tinggi yaitu 11864.48, site CU tingkat risiko paparan ekstrim tinggi yaitu 11607.97 dan site SU dengan injeksi manual memiliki tingkat risiko paparan tinggi dengan hasil 492.45, sedangkan hasil open dan closed drain yaitu tingkat risiko sangat rendah. Tingkat paparan dermal pada task level tertimbang waktu (SkinW-Atask.w) pada proses injeksi Glutaraldehid di enam lapangan operasi memiliki tingkat risiko paparan rendah pada site B (18.34), risiko paparan sedang pada site S (76.98) dan site SU dengan proses manual (49.75); risiko paparan tinggi pada site C (175.02) dan site CU (141.20) serta risiko paparan sangat rendah pada site SU proses open drain (1.75) dan closed drain (4.37). Tingkat paparan dermal pada job level (Skinw-Ajob) pada proses injeksi Glutaraldehid di enam lapangan operasi memiliki tingkat risiko paparan sedang, rendah hingga sangat rendah. Perhitungan faktor-faktor dalam DREAM yang dikombinasikan dengan evaluasi faktor pendukung lainnya serta survei NOSQ 2002/SHORT modified dapat menangkap beberapa informasi dan gambaran awal paparan kulit serta adanya potensi terjadinya Penyakit Kulit Akibat Kerja (PKAK) pada proses injeksi Gluataraldehid di fasilitas produksi hulu migas PT. X.

Microbiological contamination using biocide glutaraldehyde is one of the applications to maintain the integrity of pipelines and vessels in oil and gas production. PT. X’s data on the recording of occupational illness shows an incident that occurred in 2019 due to chemical mishandling. The incident resulted in an inappropriate selection of chemical gloves and caused seven cases of irritant contact dermatitis in workers who injected biocide containing glutaraldehyde. The purpose of this research are to Identify and assess the magnitude of health risks through the route of skin exposure and potential irritant effects on the skin related to dermal risk factors, determining the level of hazards on the skin exposure route, and evaluating the effectiveness of risk control to obtain appropriate mitigation in the biocide injection process at PT. X upstream oil and gas production facilities. The method used in this study is observational through a descriptive semi-quantitative approach using the Dermal Risk Assessment (DREAM) and Nordic Occupational Skin Questionnaires (NOSQ 2002/SHORT) modified in six operating sites at PT. X, which has a Glutaraldehyde biocide injection process. The results showed that the level of dermal exposure at the task level site B, overall SkinW-Atask was 118.97 with a high risk level of exposure; site S has a high level of risk of extreme exposure, which is 5809.38; site C has a high level of risk of extreme exposure, which is 11864.48; site CU has a high level of risk of extreme high exposure, which is 11607.97; and site SU with manual injection has a high level of risk (492.45). Total Actual Time Weighted Dermal Exposure at Task Level (SkinW-Atask.w) during the Glutaraldehyde injection procedure in six operating sites was low at site B (18.34), moderate at site S (76.98), and high at site SU during manual processing (49.75); significant exposure risk at site C (175.02) and site CU (141.20); and extremely low exposure risk at open drain (1.75), and closed drain (4.37) SU sites. Total Actual Time Weighted Dermal Exposure at Job Level (Skinw-Ajob) in six operating sites during the Glutaraldehyde injection process has a moderate, low to extremely low risk of exposure. The calculation of the DREAM factors, in conjunction with the evaluation of other supporting factors and the modified NOSQ 2002/SHORT survey, can provide some information and a preliminary description of dermal exposure and the potential for Occupational Dermatoses (OD) that occur in the Gluataraldehyde injection process at PT. X's upstream oil and gas production facility"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihar Mayangsari
"ABSTRAK
PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi sedang mengembangkan model bisnis baru, yaitu Internet of Things (IoT). Koneksi perangkat IoT ke Internet dapat menjadi ancaman bagi pengguna dan penyedia layanan karena tantangan keamanan. Namun, ditengah potensi ancaman keamanan IoT, PT. XYZ sendiri belum fokus terhadap keamanan dan tidak adanya kerangka kerja tata kelola yang digunakan untuk layanan IoT mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang terkait dengan manajemen keamanan layanan IoT di PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sebagai metode untuk mengidentifikasi risiko keamanan potensial pada layanan IoT dengan rekomendasi berdasarkan ISO 27002:2013 dan COBIT 2019. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, studi literatur, dan kuesioner dengan total sembilan penilaian ahli. Dalam studi ini, layanan IoT dibagi menjadi tujuh domain: IoT Device dan Sensor, IoT Network, IoT Platform dan Aplikasi, People, Operations, Asset Management, dan Supplier Management. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi pada peningkatan kontrol keamanan dan manajemen risiko dalam layanan IoT. Hasil analisis risiko didapatkan kemungkinan 31 potensial risiko pada layanan IoT dengan 23 risiko yang membutuhkan tindakan korektif.

ABSTRACT
XYZ agency as one of the telecommunications companies is developing a new business model, namely the Internet of Things (IoT). The connection of IoT devices to the Internet can be a threat to users and service providers due to security challenges. However, XYZ agency has not yet implemented a security framework for their IoT service. This study aims to identify the risks associated with IoT service security management at XYZ agency. This study uses Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) as a method to identify potential security risks in IoT services with recommendations based on ISO 27002: 2013 and COBIT 2019. Data were collected by interview, observation, literature studies, and questionnaire with total 9 experts' judgement. In this study, IoT services are divided into seven domains: IoT Devices and Sensors, IoT Networks, Platforms and Applications, People, Operations, Asset Management, and Suppliers. The major contribution of this study is to contribute the improvement of security controls risk management in IoT services. The results of the risk analysis show that there are 31 potential risks in IoT services with 23 risks that require corrective action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Tirtasiwi Sekti
"Hidrokarbon merupakan bahan yang mudah terbakar yang dapat menyebabkan kecelakaan besar kecelakaan dan ledakan di instalasi anjungan lepas pantai pengolahan hidrokarbon. Kebakaran dan ledakan di anjungan lepas pantai adalah kecelakaan yang relatif jarang terjadi tetapi dapat memiliki konsekuensi tak terduga yang berdampak signifikan terhadap kematian dan kehilangan aset. Metode: Metode deskriptif dengan desain kuantitatif dari data sekunder tahun 2020 (cross sectional) dan studi literatur tanpa melakukan intervensi pada objek penelitian (non-experimental) dianalisis menggunakan perangkat lunak (PHAST) untuk mengevaluasi model konsekuensi kebakaran dan ledakan. Analisis frekuensi dengan metode fault tree dan event tree analysis, untuk menganalisa kemungkinan terjadinya overpressure dan terjadi nya kecelakaan besar pada fasilitas pengolahan hidrokarbon gas dan minyak di anjungan lepas pantai yang merupakan Major Hazard Plant. Hasil: Tingkat risiko tertinggi untuk kematian personel yang bekerja di anjungan lepas pantai tersebut berada pada tingkat ALARP Region dari kontributor skenario terbesar flash fire dengan jumlah fatality sebanyak 10 orang dan nilai frekuensi 3,26E-08/year artinya 1 dari 30.674.847 peluang skenario flash fire dalam 1 tahun dapat terjadi hingga menyebabkan kematian 10 orang, sedangkan risiko terhadap aset berada pada tingkat risiko yang dapat diterima/Acceptable dari kontributor skenario terbesar jet fire dengan nilai kehilangan aset sebesar 40.590.800,00 dan nilai frekuensi tertinggi 6,31E-08/year artinya 1 dari 15.847.861 peluang skenario jet fire dalam 1 tahun dapat terjadi hingga menyebabkan kehilangan aset sebesar $ 40.590.800 dari kebakaran dan ledakan skenario overpressure yang berpotensi terjadi di anjungan baru lepas pantai dengan mempertimbangkan beberapa sistem pengaman yang telah ditentukan dalam desain. Kesimpulan: Tidak diperlukan adanya tambahan mitigasi dikarenakan sistem pengaman yang telah ditentukan dalam desain cukup untuk mencegah kecelakaan besar yang dapat terjadi sehingga anjungan baru lepas pantai dinyatakan aman untuk dioperasikan

Hydrocarbons are flammable materials can cause major accidents and explosions at offshore platform hydrocarbon processing. Fires and explosions on offshore platforms are relatively rare accidents but can have unforeseen consequences that can have a significant impact on fatality and loss of assets. Methods: Descriptive method with quantitative design from secondary data in 2020 (cross sectional) and literature study without intervention on the research object (non-experimental) using software (PHAST) to evaluate the consequences of fire and explosion models. Frequency analysis with fault tree and event tree analysis methods, to analyse the possibility of overpressure and major accidents events on offshore platforms hydrocarbon processing facilities which are Major Hazard Plants. Result: The highest risk level for the personnel fatality working on the offshore platform is in the ALARP Region level from the largest contributor to the flash fire scenario with the number of fatalities as many as 10 peoples and the frequency value of 3.26E-08/year means 1 out of 30,674,847 flash fire scenario opportunities in 1 year can occur to cause fatality of 10 people, while the risk to assets is in an acceptable risk level from the largest contributor to the jet fire scenario with loss of assets 40,590,800.00 and the highest frequency value is 6.31E-08/year) means that 1 in 15,847,861 opportunities of a jet fire scenario in 1 year can occur to cause asset loss of $ 40,590,800 from fires and explosions in overpressure scenarios that have the potential to occur on the new offshore platform taking into account some of the safety systems that have been defined in the design. Conclusion: There is no need for additional mitigation because the safety system that has been determined in the design is sufficient to prevent major accidents that can occur so that the new offshore platform is declared safe to operate"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>