Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masagus Zainuri
"Penelitian ini bertujuan menganalisis aktivitas spesifik enzim MnSOD, katalase dan OPT pada sel hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik dan hubungannya dangan stres oksidatif. Sampel penelitian ini adalah jaringan had tikus jantan strain Sprague Dawley (Rattus novergieus L), yang diinduksi hipoksia sistemik kmnik 1,7,14 dan 21 hari. Pada homogenat hati tikus dilakuksn beberapa pomeriksaan, yaitu pemeriksaan aktivitas spesifik MnSOD, aktivitas spesifik katalase, aktivitas spesifik enzim OPT, kadar MDA dan pemeriksaan senyawa karbonil.
Dari penelitian ini didapatkan hasil tidak adanya perubahan bennakna pada aktivitas spesifik MnSOD, OPT, dan kadar karbonil. Pada hipoksia 7 dan 21 hari terjadi penurunan bermakna aktivitas spesifik katalase, dan kadar MDA menurun bertuakna peda bipoksia 21 hati.
Dari hasil analisis didapat bubungan negatif antara MnSOD dan katalase dengan kerusakan oksidatif, disimpulkan bahwa MnSOD dan kstalase berperan dalam mencegah kerusakan oksidatif. Analisis hubungan aktivitas spesifik OPT dengan kerusakan oksidatif didapat hubungan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan OPT di hati dapat dipaksi sebagai indikator kerusakan oksidatif.
Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa jaringan hari memiliki sistem pertahanan antioksidan yang adekuat, sehingga sel hati cukup tahan terhadap terjadinya kerusaknn oksidalif.

The aim of this study was to analyze the specific activities of MoSOD, catalase and GPT in rat liver cells induced by systemic hypoxia related to oxidative stress. The samples were obtained from liver tissue of Spmgue Dawley rats at days I, 7, 14, and 21 of citronic systemic hypoxia and were used to measure specific activity ofMnSOD, catalase, GPT, and the levels ofMDA, and protein carbonyis.
Results showed that there were not significant alteration of specific activity ofMnSOD, ofGPT, and levels of carbonyls. At days 7 and 21 of hypoxic induction there were significant decrease of catalase specific activity. Levels of MDA significant decreased at days 21.
Based on correlation analyzing it can be concluded that MnSOD and catalase had a role in prevent oxidative damage. Correlation analyzing of OPT specific activity and oxidative damage showed negative correlation. This means that decreased of GPT specfic activity in liver could be used as oxidative damage indicator.
It is concluded that liver tissue provided with adequate antioxidant defense mechanism which makes Uver cells survive during hypoxic oxidative insult.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32819
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Dewi
"Tujuan: Menganalisis ekspresi gen manganese superoxide dismutase (MnSOD) pada jaringan jantung, otak dan darah tikus yang diinduksi hipoksia sistemik.
Desain: penelitian eksperimental in vivo dengan menggunakan hewan coba.
Metode: Sampe! penelitizm ini adalah 25 ekor tikus jantan strain Sprague Dawley (Rarms novergicus L), yang dibagi menjadi 5 kelompok: kelompok I tikus tanpa perlakuan hipoksia sebagai kontrol, kelompok II, III, IV dan V adalah kelompok tikus dengan perlakuan hipoksia 10% O2 selama 1, 7, 14 dan 21 hari. Setelah perlakuan tikus dimaiikan, kemudian darah, otak dan jantung tikus diambil untuk diperiksa tingkat ekspresi mRNA dengan menggunakan real time RT PCR dengan pewamaan SYBR green, serta diukur aktivitas spesifik MnSOD dengan menggunakan kit RanSOD® dengan ditambahkan NaCN untuk menghambat aktivitas CuZn SOD.
Hasil: Pada hipoksia awa] (1 hari) ekspresi relatif mRNA MnSOD dan aktivitas spesifik MnSOD menunjukkan penurunan di darah dan jantung, sedangkan pada otak tidak te1jadi penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan hipoksia sistemik perlindungan antioksidan pada otak terjadi lebih awal dibandingkan jantung dan darah. Pada hipoksia awal di jantung dan darah, mulai terjadi peningkatan ROS sehingga aktivitas spesink MnSOD menurun, namun belum dapat menstimulasi peningkatan eksprsi mRNA-nya_ Pada hipoksia I-I4 hari baik ekspresi mRNA maupun aktivitas spesiiik MnSOD pada ketiga jaringan tersebut mengalami peningkatan sejalan dengan lamanya hipoksia. Pada hipoksia lanjut (21 hari) terjadi korelasi negatif antara ekspresi relatif mRNA dngan aktivitas spesiiik MnSOD di jantung dan darah. Hal ini mnmgkin disebabkan karena produksi ROS yang sangat masif, sehingga ekspresi MRNA terus ditingkatkan namun stres oksidatif belum dapat diatasi, sedangkan pada otak fenomena tersebut tidak terjadi. Hal ini diduga karena peningkatan ROS pada hipoksia lanjut masih dapat diatasi dengan aktivitas enzim MnSOD yang tersedia tanpa harus meningkatkan ekspresi mRNA-nya. Hasil ini menunjukkan bahwa otak cenderung lebih dilindungi dalam keadaan hipoksia sistemik dibandingkan janrung dan darah. Hasil analisis uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa perubahan ekspresi relatif MRNA dan aktivitas spesifik MnSOD pada induksi hipoksia sistemik pada darah sejalan dengan perubahannya pada jantung dan otak.
Kesimpulan: Setiap jaringan mempunyai pola ekspresi gen MnSOD dan aktivitas MnSOD yang berbeda-beda pada kondisi hipoksia. Terdapat perbedaan regulasi ekspresi gen MnSOD antara hipoksia sistemik awal dan lanjut. Pengukuran ekspresi MnSOD (mRNA dan aktivitas spesifik) pada darah dapat sekaligus menggambarkan ekspresi tersebut pada jantung dan otak.

Background: The aim of this study is to determine the gene expression of manganese supenoxide dismutase (MnSOD) in rat?s heart, brain and blood induced by systemic hypoxia.
Design: This study is an in vivo experimental study.
Method: This study was conducted on 25 male Sprague Dawley rats (Rattus no1°e:~_gicn.s~ L) which were divided into 5 groups and subjected to systemic hypoxia by placing them in hypoxic chamber supplied by 10% O3 for O, l, 7. I4, 2.1 days. respectively. Rats were sacrified after treatment, and the blood. heart and brain were used for measurement of relative mRNA level ofMnSOD with real time RT PCR and measurement of spesitic activity of MnSOD enzyme using RanSOD® kit.
Result: Determination of gene expression of MnSOD (relative mRNA expression and specific activity) in rat blood and heart cells under early hypoxic induction (1 day) resulted in the lower levels compared to the level in control group. After l day of hypoxic induction the gene expression level was then increased and again decreased under very late hypoxic condition (21 days) compared to the control. This suggests that the blood and heart cells at early hypoxia have not enough time to provide more MnSOD enzyme through gene expression to eliminate the sudden accumulation of ROS. In contrast to the results in heart and blood cells. the gene expression of MnSOD in brain cells were demonstrated to be increased since early systemic hypoxia (day I) up to day l4_ and tends to decrease under late hypoxic condition (day 21) although the level still slightly higher compared to the level in control group. Under late hypoxic condition (21 days). the capacity of1VlnSOD to eliminate the accumulated ROS has been saturated as found in brain cells, or even reduced to the lower level than in normal condition as found in blood and heart cells. This study could demonstrate that brain cells have different pattern of gene expression of MnSOD compared to blood and heart cells during several time points of hypoxic induction, particularly at early stage. It should also be considered that the levels of gene expression of MnSOD in each tissue were distinct although measured under the same condition. Analysis of Pearson correlation test shows that pattern of gene expression ot`MnSOD in blood cells is appropriate with the pattern in heart and brain cells under hypoxic condition.
Conclusion: Every tissue has the different pattern of gene expression of MnSOD (relative mRNA expression and specific activity) under hypoxic condition There is different regulation of MnSOD gene expression at early and late hypoxia Analysis gene expression of MnSOD in blood cells could represent the analysis of gene expression of MnSOD in heart and brain cells under hypoxia condition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Nugroho Putri
"Hipoksia pada ketinggian diketahui menyebabkan stress oksidatif. Dilakukan penelitian mengenai aktivitas spesifik katalase pada jaringan hati tikus dengan metode spektrofotometri untuk mengukur pemecahan hidrogen peroksida. Tikus dipajankan pada hipoksia hipobarik akut berulang dengan simulasi ketinggian 35,000 kaki yang diturunkan bertahap ke ketinggian 25,000 kaki, 20,000 kaki, lalu 18,000 kaki. Hewan uji dibagi ke dalam 4 kelompok: 1) diberi 1 kali perlakuan, 2) diberi 2 kali perlakuan, 3) diberi 3 kali perlakuan, 4)diberi 4 kali perlakuan, dengan setiap prosedur diselingi periode normoksia selama 7 hari. Hipoksia menyebabkan penurunan aktivitas spesifik katalase pada semua kelompok uji. Penurunan bermakna didapatkan pada kelompok 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), dan 4 (p = 0.008). Hasil pada kelompok 1 tidak menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan kontrol (p = 0.548). Hipoksia hipobarik menginduksi penurunan aktivitas spesifik katalase hati.

Hypoxia at high altitude is known as a cause of oxidative stress. Specific activity of catalase in rat liver submitted to recurrent acute hypobaric hypoxia were studied by means of measuring the breakdown of hydrogen peroxide spectrophotometrically. Animals were submitted to simulated altitudes of 35,000 ft lowered gradually to 25,000 ft, 20,000, and 18,000 ft. The experimental groups were as follows: 1) rats exposed to one procedure, 2) exposed to two procedures, repeatedly, 3) exposed to three-times of procedures, and 4) exposed to four-times of procedures, each procedure was interrupted with 7 days period of normoxia. Hypoxia produced a decrease in specific activity of liver catalase in all experimental groups. Significant decreases were showed in group 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), and 4 (p = 0.008). Group 1 showed no significant difference compared to control group (p = 0.548). Hypobaric hypoxia induces a decrease in the specific activity of catalase in rat liver."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Nida
"Tujuan: menganalisis aktivitas speslfik enzim MnSOD pada karsinogenesis payudam tikus yang diioduksi DMBA dan hobungannya dengan sires oksidatif.
Disain: penelitian eksperimen in vivo dengan menggunnakan hewan coba.
Metode: Sampel penelitian ini adalah darah dan jaringan payudara tikus betina Sprsgue Dawley (Rmtus norveglcus L.),yang diiodoksi dengan 2Q mglkg BB DMBA dalam minyak jagung sebanyak 2, 4, 6, 8 dan 10 kall serta kelompok konttol yang hanya diberikan minyak jagung secam oral. Dari sampel damh dan jaringan payudara diukur aktivitas MnSOD dengan kit RanSOD", enzim ks1lilase, kadar MDA dan kadar asam sialat Homogenat jaringan payudara diukur aktivitas spesifik enzim MnSOD dan ks1lilase, kadar seoyawa karbonil, MDA, asam sialat serta analisis jaringan bistopatologi.
Hasil: Penurunan aktivitas spesifik enzim MnSOD pada damh secara bennakna, peningkatan yang tidak bennakna pada jaringan kemudian menurun bennakna, dan ada hubungan positif lemah antara aktivitas MnSOD di damh dan jaringan. Aktivita.? enzim ks1lilase plasma turun kemudian meningkat secara bermakna, dan menurun seeara bennakna pada jaringan. Kadar MDA plasma darah mula-mula meningkat kemudian turun, pada jaringan payudara meningkat seeam bennakna pada semua kelompok pedakuan. Kadar senyawa karbon pada jaringan payudara yang diiodoksi DMBA menurun pada semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol meski tidak bermakna secara statistik.

Background: The aim of this study is to analyze the specific activity of MnSOD in blood and rat's breast cell iodueed by chemical carcinogen DMBA related to oxidative stress.
Design: This is an in vivo experimental study.
Method: This study was eooducted on 30 female Sprague Dawley rats whieh were divided into 6 gronps and were induced twice. 4 times, 6 times, 8 times and I 0 times by 20 mglkg DMBA in com oil omlly. Rats were sacrificed 5 weeks after treatment, and the blood and breast were used for measurement of specific activity of MnSOD enzyme using RanSOD"' kit and catalase, also the level of sialic acid, MDA, protein carbonyl and histnpsthology analysis.
Result; Detetmlnation of specific activity of MnSOD in blood and breast cells in the lower levels compare to the control group and there were positive weak relationship between specific activity of MnSOD in blood and breast cells. Specific activity of catalase was decrease in early carcinogenesis then increase in blood and increase in all treatment groups in breast cells. The plasma MDA level was lower than control group in early induodon then dacrease but increase in breast cells in all tteatment groups. The protein carbonyl level was dacrease in all treatment groups compare to control one.
Conclusion: Specific activity of MnSOD is decrease in blood and breast cells in rats induced by DMBA. There are relationships between specific activity of MnSOD and the level of sialic acid, MDA, protein carbonyl, score of bistopsthology and specific activity of catalase.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T31640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Evendi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempeiajari konsumsi glukosa. aktivitas spesifik LDH
dan pola isozim LDH pada kondisi hipoksia sistemik kronik. Penelitian dilakukan
terhadap hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik kronik 1, 3. 7 dan 14 hari.
Konsumsi glukosa diukur dengan metode enzimatik Trlnder. Aktivitas spesiflk LDH
diukur dengan metode German Society of Clinical Chemistry (DGKC). Poia isozim
LDH dianaJisis dengan eJektroforesis Titan Gel. Hasil peneHtian menunjukkan bahwa
konsumsi g!ukosa pada hipoksia sistemik kronik cenderung rneningkat walaupun
tidak. berbeda dengan kontrol. Aktivitas spesIfik LDH ditemukan paling tinggi pada
hipoksia 3 hari sedangkan pola elektroforesis isozim LDH menunjukkan perbeda.an
pada hari ke-3 dan ke-7 hipoksia dengan kontroL Tidak terdapat hubungan antara
konsumsi glukosa dengan aktivitas spesifik LDH.

ABSTRACT
The aim of this study was to observe glucose consumption, specific activity of
LDH and electrophoretic LDH isoenzyme patterns on systemic chronic hypoxia. The
study was carried out with Jiver tissue of rats exposed to systemic hypoxia for 3, 7
and 14 days. Glucose consumption was measured by Trinder method. The specific
activity ofLDH was performed using Gcnnan Society of Clinical Chemistry (DGKC)
method, while LDH isoenzyme patterns were analyzed using Titcm Gel
electrophoresis, Results indicated that glucose consumption showed tendencies to
increase compared to control group, although the difference were not sigr.itlcant. The
specific activity of LDH was highest on day 3 of the hypoxic group. Electrophoretic
patterns of LDH isoenzyme showed differences on day 3 and day 7 of hypoxia with
controL It is concluded that glucose consumption is not related to specific activity of
LDH."
2010
T32795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia F. S.
"Manusia telah beradaptasi dengan kehidupan di tempat tinggi sejak ribuan tahun lalu. Secara alami telah terjadi proses adaptasi fisiologis sebagai mekanisme kompensasi terhadap hipoksia karena berkurangnya tekanan oksigen di udara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang aktivitas spesifik katalase pada jaringan jantung tikus percobaan hipoksia hipobarik akut berulang. Sebanyak 25 hewan percobaan dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang mendapat perlakuan hipoksia hipobarik (dalam hypobaric chamber), terdiri dari 4 (empat) kelompok yaitu kelompok E (terpapar 1 (satu) kali hipoksia hipobarik dalam hypobaric chamber), kelompok F (terpapar dua kali hipoksia hipobarik dalam hypobaric chamber), kelompok G (terpapar tiga kali hipoksia hipobarik dalam hypobaric chamber), dan terakhir kelompok H (terpapar 4 kali hipoksia hipobarik dalam hypobaric chamber), dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata aktivitas spesifik katalase jaringan jantung kelompok kontrol sebesar 0.06762±0.02862 U/mg protein, kelompok E sebesar 0.07480±0.02463 U/mg protein, kelompok F 0.19835±0.04879 U/mg protein, kelompok G 0.08580±0.02600 U/mg protein, dan kelompok H sebesar 0.09533±0.02691 U/mg protein.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase jantung paling tinggi didapatkan pada kelompok perlakuan dua kali prosedur hypobaric chamber (kelompok F) yang kemudian menurun kembali pada tiga kali prosedur (kelompok G) dan empat kali prosedur (kelompok H). Dari uji statistik diketahui, hanya kelompok yang dua kali terpapar hipoksia hipobarik (kelompok F) yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol.

Human being has adapted well in high altitude since many years ago. There are some physiological process of adaptation as a response to hypoxia in the high altitude. This mechanism is due to the decrease of oxygen pressure in the air in the high altitude. The aim of this study was to investigate the spesific activity of catalase in rat heart tissue induced by acute intermittent hypoxia hypobaric. 25 tested animal were divided into 5 groups. The groups were the experimental groups induced by hipoxia hypobaric in hypobaric chamber and the control group. Those experimental groups then divided into four groups. They were group E (only one time induced by hypoxia hypobaric), group F (two times induced by hypoxia hypobaric), group G (three times induced by hypoxia hypobaric), and group H (four times induced by hypoxia hypobaric). This research found that mean+S.D of specific activity of catalase in rat heart tissue of each groups are 0.06762±0.02862 U/mg protein for control group, 0.07480±0.02463 U/mg protein for group E, 0.19835±0.04879 U/mg protein for group F, 0.08580±0.02600 U/mg protein for group G, and 0.09533±0.02691 U/mg protein for group H.
Those results showed that the specific activity of catalase in rat heart tissue reached its peak in group F and decreased almost toward normal in group G and group H. Statistical test of those results showed that only group F was significantly different in comparison with control group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Sadikin
"Keadaan hipoksia menyebabkan peningkatan Hypoxia Inducible Factor (HIP) sebagai respon terhadap menurunnya kadar oksigen. Selain menyebabkan peningkatan HIP, hipolsia juga menyebabkan peningkatan pembentukan dan penglepasan Reactive Oxygen Species (ROS) dari dalam mitokondria. yang kemudian akan meregulasi respons terhadap 02 yang rendah. Akibat peningkalan pembentukan ROS, kcmungkinan dapat teijadi stres oksidatif Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengamati pengaruh hipoksia sistemik terhadap ekspresi gen HIF I-a dan stres oksidatif pada jaringan hati tikus yang diindiksi hipoksia sistemik selama I, 3, 7 dan 14 hari yang dibandingkan dengan kelompok normoksia sebagai kontrol.
Induksi hipoksia sistemik dilakukan dengan memaparkan tikus jantan Sprague-Dawley terhadap lingkungan dengan oksigen l0% dan nitrogen 90% dalam sungkup hipoksiai Kada: protein, glutatzion (GSH) dan malondialdehid (MDA) diperiksa dari homogenat hati likus. Kadar protein dihitung dengan mengukur serapan pada 1 280 nm dan dibandingkan dengan serapan larutan standar Bovine Serum Albumin. Kadar malondialdehid (MDA) ditetapkan dengan metode Wiils dan kadar glutation (GSH) diukur dengan rnetode Ellman. Analisis ekspresi gen HIF 1-a dilakukan dengan metode Wesrern Blot dengan menggunakan anti HH? l-oi sebagai antibodi primer, anti IgG mouse sebagai antibodi sekunder dan pewamaan menggunakan aminoerhyl carbazole.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA hati meningkat mulai hari ke-l hipoksia dan bertahan sampai I4 hari, walaupun tidak bemiakna secara statistik Kadar GSH hati menunjukkan penutunan yang bermakna seiring dengan lamanya hipoksizi Hasil Weslerrz Blot menunjukkan adanya HIP I-a pada normoksia, hipoksia 1 hari dan 3 hari. Dapat disimpulkan bahwa terjadi stres oksidatif di jaringan hati seiring dengan lamanya hipoksia.

Hypoxia condition increases the level of hypoxia-inducible factor (HIF) as response to oxygen deprivation. Hypoxia also increases production and releases of reactive oxygen species (ROS) from mitochondria Excessive production of ROS can lead to oxidative stress, due to its reactivity with macromolecules within cell, ie lipid. The objective of this study is to observe the effects of induction of systemic hypoxia on expression of HIP 1-c. gene and its relation oxidative stress in rat liver tissue.
The experiment was conducted on 25 male Sprague-Dawiey rats, which were divided into 5 groups : normoxic, hypoxia for l day, 3 days, 7 days and 14 days. Induction of systemic hypoxia was carried by exposing the rats in a hypoxic chamber with environment 10% 02 and 90% N2. To asses the oxidative stress condition, malondialdehyde (MDA) and glutation (GSH') concentration in liver was measured using Wills? and Ellman?s method, respectively. Expression of HIP 1-ot gene was analyzed using Westem Blot.
The result showed that MDA concentration is higher in all hypoxic group with no statistically significance difference. The GSH level decreased significantly until day 14. It seemed that oxidative stress occurred at day 14. HIF 1-a was expressed in normoxic condition, hypoxia day l and day 3. It was concluded that oxidative stress was more likely to occur at day 14 of hypoxia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T32318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ay ly Margaret
"Tujuan: Mengetahui aktivitas MnSOD pada darah penderita kanker paru dengan riwayat merokok, menilai hubungan aktivitas MnSOD dengan stres oksidatif dan genotipe MnSOD.
Metode: Penelitian ini adalah studi kasus kontrol. Sampel yang digunakan adalah set leukosit dari 20 pasien kanker paru di RS Persahahatao Jakarta, Kontrol adalah 50 pcrokok dan 50 non perokok dari pabrik pulp di Tangerang. Pcmeriksaan aktivitas spesifik MnSOD berdasarkan prinsip penghambatan terhadap xantin oxidase. untuk menghambat Cu/ZnSOD perlu ditambahkan natrium sianida 5 mM pada sampel lalu diinkubnsi 5 menit pada suhu ruang. Kadar MDA plasma ditcntukan berdasarkan reaksi dcngan asam tiobarbituat membentuk produk berwama merah sesuai metod: Wills, pengukuran kadar karbonil plasma menggunakan metode modifikasi Levine. Aktivitas spesifik katalnse ditentukan berdasarkan penguraian H2O2 yang terjadi menglkuti metode modiflkasi Mates. Pemeriksaan genotype menggunakan metode PCR-RFLP dengan NgoMIV sebagai enzim restriksi.
Hasil: Kadar MDA plasma pada paslen kanker paru kbih rcndah cJibundingk0-n konlrol (p*"0,479). Hal ini merupakan konsekuensi dari progresivitas tumor mekanisme yang menyebabkan belum jelas). mekanisme adaptasi terhadap stres oksidatif atau digunakan sebagai sumber pcmbentukan oksidasi protein. Kadar karbonil plasma pada pasien kanker paru lebih tinggi dibandingkan konfrol (p=0.003), Hal ini menandakan sistem antloksidan telah jenuh dengan ROS yang tinggi dl jaringan paru, juga menandakan kerusakan sel yang lebih luas dan berat. Aktivitas spesifik katalase pada darah penderita kanker paru lebih rendah daripada ke!ompok kontrol (p=0.036). Hal ini mungkin disebabkan oleh ROS di jaringan yang tinggi atau karcna telah terjadi kerusakan oksidatif pada protein. Aktivitas spesifik MnSOD pada pusien kanker paru lebih rendah datipada kontrol (p=0,000). Hal ini menunjukkan enzim MnSOD telah jenuh oleh ROS yang banyak, kerusakan oksidatif pada protein MnSOD. atau gangguan transpor MnSOD, Aktivitas spesifik MnSOD pada perokok juga lebih rendah dilbandingkan dengan non perokok, Hal ini menunjukkan bahwa pajanan asap rokok yang kontinu mcningkatkan pruduksi ROS sehingga aktivitas enzim menurun. Studi ini menemukan genotipe Val/val dan Val/Ala pada kelompok kanker paru (80% dan 20%), pada perokok (90% dan 10%), dan non perokok (100% dan 0%). Kami tidak menemukan genotipe Ala/Ala pada kelompok kasus dan kontrol. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara genotipe dengan aktivitas spesifik MnSOD.
Kesimpulan: Kebiasaan metokok mempengaruhi aktivitas spesifik MnSOD di darah. Penyakin kanker paru dengan kebiasaan merokok mempengaruhi aktivitas spesifik MnSOD di darah. Perubahan aktivitas spesifik MnSOD berkorelasi lemah dengan kerusakan oksidatif baik pada kelompok kanker paru, kontrol perokok, dan non perokok. Tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas spesifik MnSOD dengan genotipe MnSOD Ala16Val pada kekompok kanker paru dan kontrol. Aktivitas spesifik MnSOD dalam darah dapat diusulkan sebagai petanda dini karsinogenesis paru pada perokok."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T32017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdah Binti Muhammad Amin
"ABSTRACT
Hypoxia is described as a condition of decreased oxygen supply to the tissue and leads to the formation of free radicals. This phenomenon induces cell damage and initiates the pathogenesis of degenerative diseases. An enzyme known as catalase physiologically scavenges the free radicals at a cellular level. This research aims to observe the catalase specific activity in the rat heart following exposure to systemic continuous hypoxia for 1, 3, 5, and 7 days. Groups were divided according to the duration of hypoxia exposure. Catalase specific activity is calculated between groups and was measured using a spectrophotometer. Results showed catalase specific activity was relatively lower on day 1, however, it increased on day 3 and reached the peak on day 5, followed by a dramatic decrease on day 7. ANOVA test revealed significant difference within groups.

ABSTRAK
Hipoksia adalah kondisi berkurangnya suplai oksigen yang merangsang pembentukan radikal bebas di dalam sel. Enzim katalase adalah salah satu enzim yang berperan untuk mengatasi radikal bebas di dalam sel. Radikal bebas yang terbentuk dapat menyebabkan kerusakan sel dan berperan dalam patogenesis berbagai penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas spesifik enzim katalase pada organ jantung tikus setelah perlakuan hipoksia sistemik kontinu selama 1, 3, 5, dan 7 hari. Kelompok eksperimen dibagi sesuai lama perlakuan hipoksia. Parameter yang diukur adalah aktivitas spesifik katalase dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase menurun setelah hari 1, namun meningkat pada hari 3 dan mencapai puncak pada hari 5, kemudian sedikit berkurang pada hari 7, menyerupai aktivitas katalase kelompok kontrol kelompok yang tidak terpapar hipoksia . Data diuji dengan menggunakan tes ANOVA. Secara statistik, terdapat perbedaan bermakna antara grup."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Hipoksia mengakibatkan peningkatan ROS. Hingga saat ini, belum banyak diketahui mengenai peran MnSOD ? enzim antioksidan endogen utama ? pada respons adaptasi sel terhadap hipoksia. Penelitian ini bertujuan menganalisis ekspresi mRNA dan aktivitas spesifi k MnSOD pada darah, jantung dan otak tikus yang diinduksi hipoksia sistemik.
Metode: 25 ekor tikus Sprague Dawley diinduksi hipoksia sistemik di dalam ruang hipoksia (8-10% O2) selama 0, 1, 7, 14 atau 21 hari. Ekspresi relatif mRNA MnSOD dianalisis menggunakan Real Time RT-PCR. Aktivitas spesifi k MnSOD diukur dengan metode inhibisi xantin oksidase.
Hasil: Ekspresi relatif mRNA MnSOD pada darah dan jantung tikus menurun selama fase awal induksi hipoksia sistemik (hari ke 1) dan meningkat setelah hari ke 7, sedangkan ekspresi mRNA pada otak meningkat sejak hari ke 1 dan mencapai kadar maksimum pada hari ke 7. Hasil pengukuran aktivitas spesifi k MnSOD selama awal induksi hipoksia sistemik menyerupai hasil ekspresi mRNA. Pada kondisi hipoksia yang sangat lanjut (hari ke 21), aktivitas spesifi k MnSOD pada darah, jantung dan otak menurun secara signifi kan. Ekspresi mRNA MnSOD pada ketiga jaringan tersebut selama hari ke 0-14 induksi hipoksia sistemik berkorelasi positif dengan aktivitas spesifi knya. Selain itu, ekspresi mRNA dan aktivitas spesifi k MnSOD pada jantung berkorelasi kuat dengan hasil pada darah.
Kesimpulan: Ekspresi MnSOD pada fase awal dan lanjut induksi hipoksia sistemik mengalami regulasi yang berbeda. Ekspresi MnSOD pada otak berbeda dengan pada darah dan jantung, menunjukkan bahwa jaringan otak dapat lebih bertahan pada induksi hipoksia sistemik dibandingkan jantung dan darah. Pengukuran ekspresi MnSOD di dalam darah dapat digunakan untuk menggambarkan ekspresinya di dalam jantung pada keadaan hipoksia sistemik.

Abstract
Background: Hypoxia results in an increased generation of ROS. Until now, little is known about the role of MnSOD - a major endogenous antioxidant enzyme - on the cell adaptation response against hypoxia. The aim of this study was to determine the MnSOD mRNA expression and levels of specifi c activity in blood, heart and brain of rats during induced systemic hypoxia.
Methods: Twenty-five male Sprague Dawley rats were subjected to systemic hypoxia in an hypoxic chamber (at 8-10% O2) for 0, 1, 7, 14 and 21 days, respectively. The mRNA relative expression of MnSOD was analyzed using Real Time RT-PCR. MnSOD specifi c activity was determined using xanthine oxidase inhibition assay.
Results: The MnSOD mRNA relative expression in rat blood and heart was decreased during early induced systemic hypoxia (day 1) and increased as hypoxia continued, whereas the mRNA expression in brain was increased since day 1 and reached its maximum level at day 7. The result of MnSOD specifi c activity during early systemic hypoxia was similar to the mRNA expression. Under very late hypoxic condition (day 21), MnSOD specifi c activity in blood, heart and brain was signifi cantly decreased. We demonstrate a positive correlation between MnSOD mRNA expression and specifi c activity in these 3 tissues during day 0-14 of induced systemic hypoxia. Furthermore, mRNA expression and specifi c activity levels in heart strongly correlate with those in blood.
Conclusion: The MnSOD expression at early and late phases of induced systemic hypoxia is distinctly regulated. The MnSOD expression in brain differs from that in blood and heart revealing that brain tissue can possibly survive better from induced systemic hypoxia than heart and blood. The determination of MnSOD expression in blood can be used to describe its expression in heart under systemic hypoxic condition. "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>