Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Djarot Darsono Wahyu Hartanto
"Latar belakang : Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan olch ketcrsediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Unioef tahun 2000, mcnyatakan adanya bukti empiris yang menunjukkan bahwa hal tezsebut sangat ditentukan oleh status gizi. Semakin muda usia seozang anak untulc rnenderita gizi kurang, maka semakin bel-at akibat yang ditimbulkan. Dimana kemunduran mental yang diakibatkan oleh keadaan gizi kurang yang berat dapat bersifat pennanen, akan tetapi pada keadaan gizi kurang yang ringan maupun sedang kecenderungan kemunduran mental dapat dipulihkan, semenjak dengan bertambah baiknya keadaan gizi danlingklumgan anak dibesarkan. (I-lusaini, 1986, Jalal, 1998 dan Azwar, Azrul. 2004).
Metodologi : Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain kohort retrospektifi Jumlah sampel kesehuuhan adalah 1200 anak. Analisis kandidat model menggunakan chi-kwadrat, dan analisis untuk variabel independen yang masuk ke dalam model menggunakan uji regxesi logistik dan Mantel-Haenzel.
Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian di pcngaruhi olch bias obsen/asi bersifat misklasiiikasi non dejizrensial yang under estimate, confounding, interaksi multipikatif positif dan chane variazion. Alcan tetapi penelitian ini sangat konsisten karena mendulcung beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya., seperti: Burd L., Hames (1988), Cook Jr (1993) dan Halterman (2001), serta tidak dimungkinkan untuk texjadinya temporal ambiguity, sehingga dapat diaplikasikan pada populasi yang eligible dan populasi sumber. Dampak poterisial yang timbul pada populasi untuk tcxjadinya prestasi belajar verbal yang rendah dapat dicegah sebesar 44% pada saat anak usia baduta dan 30% pada saat anak usia setelah baduta apabila dalam status gizi balk pada usia tersebut. Dan dampalc potensial yang timbul pada populasi untuk terjadinya prestasi belajar numerik yang rendah dapat dioegah sebesar 80% pada saat anak usia baduta dan 63% pada saat anak usia setelah baduta apabila dalam status gizi baik pada usia tersebut.
Kesimpulan: Semakin dini seomng anak menderita gizl kurang, maka semakin berisiko untuk mengalami prestasi belajar yang rendah, seperti besamya risiko prestasi verbal yang rendah dapat texjadi pada anak yang memiliki gizi kurang pada saat usia baduta sebesar 6,5 kali, dan pada saat usia setelah baduta 5 kali dibanclingkan dengan anak yang memiliki gizi baik pada saat usia texsebut. Demikian pula besarnya risiko prestasi numerik yang rendah dapat teljadi pada anak yang memilil-Li gizi kumng pada saat usia baduta sebesar 25 kali, dan pada saat usia setelah baduta I5 kali dibandingkan dcngan anak yang memiliki gizi baik pada saat usia tersebut. Prestasi verbal sangat dipengaruhi oleh kodisi (iluktuasi) status glzi individu sepanjang hayatnya. Suatu hal yang agak berbeda te1jadi pada prestasi numerik, dimana status gizi pada saat usia balita saja yang telihat berpengaruh.

Background : The successful development of one’s nation is determined by availability of qualified human resources. UNICEF in 2000 said that there was empirical proof that those qualifications are detemained by nutritional status. The younger children get malnutrition, the heavier impact will be gotten by the children. The condition will be much heavier if the malnutrition starting to occur in fetus in the pregnancy. Mental retardation caused by severe malnutrition could be permanent, but if it happens in mild or moderate malnutrition it could be cured, as the nutritional status and environment where the children grow is getting better. (Husaini, 1986, Jalal, 1998 and Azwar, Azml. 2004).
Methodology : This study was an analytical study with retrospective cohort design. Total sample in this study was 1200 children. Model candidate analysis used Chi Square, and analysis for independent variables to enter the model used logistic regression and Mantel-Haenzel.
Result and Discussion : The result of the study was influenced by observational bias, which is non deferential rnisclassiiication that could be underestimated the result, positive multiplicative interaction, and chance variation. Thus, the result of this study was very consistent; because it supports prior study conducted by Burd L. Harnes (1988), Cook Jr (1993) and I-laltennan (2001), and also it is not by any chance temporal ambiguity could be happened, so the result of this study could be generalized to eligible population and source population. Potential impact that occurs in the population to have low verbal accomplishment which could be prevent was 44% if the nutritional status constantly good in children age less than 2 years and 30% if the nutritional status is good in children aged more than 2 years. Moreover, potential impact that occurs in population to prevent low numeric accomplishment which could be prevent is 80% if the nutritional status constantly good in children age less than 2 years and 63% if the nutritional status is good in children age more than 2 years.
Conclusion : The younger a child get nutritional deiiciency, the bigger risk he will have low study accomplishment, such as the risk to have low verbal accomplishment could be happen in children age less than 2 years who has malnutrition is 6.5 times, and in children age more than 2 years the risk is 5 times than children in the same age 'with good nutritional status. Moreover, the risk to have low numeric accomplishment in children age less than 2 years is 25 times, and in children age more than years, the risk is I5 times than the children in the same age with good nutritional status. Verbal score was very influenced by condition or fluctuation of nutritional status of a person all his life. A little difference &om that, numeric score only being influenced by a person's nutritional status in his first five years of life
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bowo Setiyanto
"Pertambahan penduduk lansia yang sangat cepat dari tahun ke tahun terlihat pada proporsi penduduk lansia yang semakin meningkat pula. Data WHO tahun 2009 persentase penduduk lansia di Indonesia adalah 9% dari total penduduk, hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020 (BPS, 2011). Status gizi lansia berkaitan dengan lingkungan sosial ekonomi, dan faktor fisik. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan mengolah data primer yang penelitiannya dilakukan pada bulan Desember 2012 di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha dan Posbindu Cempaka di Kota Bogor, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran serta hubungan beberapa variabel dengan status gizi, serta melihat faktor paling dominan yang mempengaruhi status gizi lansia. Jumlah sampel sebanyak 80 orang lansia. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata IMT lansia di panti adalah 21,01 ± 4,71 dan di posbindu adalah 26,08 ± 5,43. Masalah gizi yang paling banyak pada lansia di panti gizi kurang/kurus sedangkan masalah gizi yang paling banyak pada lansia di posbindu adalah obese. Berdasarkan analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi lansia adalah variabel umur, pendapatan dan IADL. Hasil analisis multivariat mendapatkan variabel status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi status gizi lansia di panti werdha dan posbindu cempaka.

Elderly population increases very rapidly from year to year seen in the proportion of elderly population is increasing as well. WHO data in 2009 the percentage of the elderly population in Indonesia is 9% of the total population, the predicted results show that the percentage of the elderly population will reach 9.77 % of the total population in 2010 and to 11.34 % in 2020 (BPS, 2011). Nutritional status of the elderly related to social-economic, and physical factors. The study design was cross-sectional (cross-sectional) by processing the primary data research conducted in December 2012 in the Nurshing Home of Tresna Werdha and Posbindu Cempaka in Bogor, which aims to describe the nutritional status and comparisons based on several variables, as well as looking at the most predominantly affecting elderly nutrition. Total sample is 80 respondents. Processing and analysis data is using by chi squaret (bivariate) and multiple linear regression (multivariate). The results showed that the average BMI of the elderly in nursing was 21.01 ± 4.71 and 26.08 ± 5.43 posbindu is. The main of nutritional problems in elderly at nurshing home is malnutrition/underweight, and main of nutritional problems in the elderly in posbindu are obese. Based on bivariate analysis, variables that have a significant relationship with the nutritional status of the elderly is age, income and IADL. The results of multivariate analysis, marital status is the most dominant factor affecting nutritional status of elderly in nursing home and posbindu."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat Sahid
"Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi anak yangdiukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan anak. Data status gizi pada anak usiaumur 5-12 tahun di DKI Jakarta menunjukkan underweight 14,0 , stunting 22,7 ,wasting 9,9 , dan gemuk 6,8 . Data secara spesifik untuk wilayah Jakarta Selatanadalah underweight 7,4 , stunting 17,8 , wasting 6,3 , dan gemuk 7,3 . Dari datatersebut didapatkan gambaran mengenai permasalahan gizi yang terjadi di DKIJakarta. Permasalahan gizi memiliki dampak pada tumbuh kembang anak. Gizimerupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap prestasi akademiksiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status giziterhadap prestasi akademik siswa kelas 1-3 sekolah dasar. Desain yang digunakanadalah cohort restrospective dengan melihat hubungan antara hasil School WideAssessment SWA dengan status gizi anak pada 9 bulan sebelumnya. Populasi dalampenelitian ini adalah siswa kelas 1-3 sekolah dasar di Sekolah HighScope Indonesiadengan dilakukan total sampling yaitu mengambil seluruh siswa kelas 1-3 yangberjumlah 480 anak. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yangbermakna antara variabel status gizi lebih pada pelajaran Bahasa Indonesia RR 1,89 CI 95 1,46-2,44 , Bahasa Inggris RR 5,22 CI 95 3,23-8,45 , Matematika RR1,81 CI 95 1,45-2,26 dan IPA RR 1,90 CI 95 1,48-2,44 . Demikian juga padaprestasi akademik kumulatif yaitu RR 6,29 CI 95 3,82-10,35 . Oleh karenanyamasyarakat khsususnya orang tua perlu menyadari adanya pengaruh status giziterhadap prestasi akademik sehingga akan lebih bijak dalam memilih asupanmakanan dan jenis sekolah atau pendidikan yang tepat sesuai dengan usia anak.

Utritional status is a measure of success in the fulfillment of child nutrition asmeasured by weight and height. The prevalency of nutritional status of children aged5 12 years in Jakarta is 14.0 underweight, 22.7 stunting, 9.9 wasting, and 6.8 fat. Specific data for South Jakarta area were underweight 7.4 , stunting 17.8 ,wasting 6.3 , and grease 7.3 . Nutrition problems have an impact on child growth.Nutrition is one of the important factors that affect student achievement. The purposeof this study was to determine the effect of nutritional status on academicachievement of grade 1 3 elementary school students. The design used was cohortrestrospective by looking at the correlation between School Wide Assessment SWA with child nutritional status in the previous 9 months. The population in this researchis the students of 1 3 grade of elementary school in HighScope Indonesia with takingall students which amounts to 480 children as a total sampling. The results of thisstudy indicate that there is a significant relationship between the variables of nutritionstatus more on Indonesian lessons RR 1.89 95 CI 1.46 2.44 , English RR 5.22 95 CI 3.23 8, 45 , Mathematics RR 1.81 95 CI 1.45 2.26 and IPA RR 1.90 95 CI 1.48 2.44 . Similarly, the cumulative academic achievement of RR 6.29 95 CI 3.82 10.35 . Therefore, especially the parents should be aware of theinfluence of nutritional status on academic achievement so it will be wise in choosingfood intake and the type of school or education that appropriate to the child."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinantya Ratnasari
"Tesis ini mengkaji hubungan intensi ibu terhadap asupan dan status gizi anak di dua sekolah dengan status sosial menengah ke atas dan ke bawah. Tujuannya untuk mengetahui gambaran faktor-faktor pembentuk intensi dan tingkah laku serta hubungannya dengan asupan dan status gizi anak. Faktor-faktor itu terdiri atas sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC). Asupan gizi mencakup asupan energi, protein, frekuensi konsumsi buah dan sayur. Status gizi anak diukur menggunakan indikator indeks antropometri TB/U dan BB/U.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cros sectional. Responden penelitian terdiri atas 67 orang, mencakup 33 orang dari sekolah X dan 34 orang dari sekolah Y. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Spearman Rank Order dan uji perbedaan menggunakan teknik Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap, norma subyektif, dan intensi ibu dengan asupan dan status gizi, tetapi ada korelasi positif antara PBC dan asupan energi anak. Hasil juga menunjukkan bahwa intensi ibu dari Sekolah Y lebih tinggi dari ibu di Sekolah X. Hasil menunjukkan bahwa ibu yang memiliki intensi memberi makanan sehat lebih tinggi memiliki kecenderungan memberikan makanan sehat yang lebih tinggi daripada ibu yang memiliki intensi memberi makanan sehat yang lebih rendah.
Peneliti menyarankan untuk meningkatkan persepsi kontrol pada para ibu untuk memberi makanan sehat melalui peningkatan self-efficacy, mengembangkan strategi penyediaan bahan mentah, dan meningkatkan keterampilan memasak.

This thesis examines the relationship among mother’s behavioral intention, child food intake and nutritional status children in two schools in South Jakarta, using the theory of planned behavior approach. The goal is to describe the factors forming intentions and behavior and its relationship with the nutritional status of children. These factors consist of attitude, subjective norm, PBC. Food Intake includes intake of energy, protein, frequency of consumption of fruits and vegetables. Nutritional status was measured using anthropometric indicators of HFA and WFA.
This study used quantitative methods with cross sectional study design. The respondents consisted of 67 people, including 33 people from school X and 34 people from school Y. Data were analyzed using Spearman's Rank Order Correlation technique and mean difference test using the Mann-Whitney technique.
The results showed no significant relationship between attitudes, subjective norms, and intentions to food intake and nutritional status of children, but there is a positive correlation between perceived behavioral control and children’s intake of energy. The results also indicate that mother’s behavioral intention of the Preschool Y is higher than mother’s behavioral intention of the Preschool X. Results showed that mothers who have higher intention of giving healthy food has a higher tendency to give healthy foods than mothers who have lower intention.
Researchers suggest to improve mother’s perception of control on providing healthy food through increased self-efficacy, modeling, developing strategies to supply raw material food, and improve their cooking skills.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sora Yullyana
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak urutan ke-2 di dunia.
Selama beberapa dekade terakhir, tuberkulosis juga muncul pada populasi anak. Tahun 2017,
proporsi kasus tuberkulosis anak masih mengalami peningkatan menjadi 5.86 per 100.000
penduduk pada umur 0-4 tahun dan 5.89 per 100.000 penduduk pada usia 5-14 Tahun. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui distribusi tuberkulosis anak di Kota Administrasi Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi adalah semua kasus tuberkulosis
anak yang ditemukan di pelayanan kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2017.
Kelompok kasus adalah seluruh anak berumur 0-14 tahun yang sudah didiagnosis tuberkulosis
positif berdasarkan sistem skoring tuberkulosis paru anak dan tercatat dalam register di
Puskesmas wilayah Jakarta Timur. Kelompok kontrol adalah anak 0-14 tahun yang tinggal di
wilayah Jakarta Timur dan tidak terdiagnosis tuberkulosis paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kurang gizi kelompok kasus sebesar 29.17%
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil analisis T-test menjelaskan bahwa
anak dengan gizi buruk memiliki risiko TB paru dibandingkan dengan anak dengan status gizi
normal (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0,002). Hasil analisis regresi logistik menjelaskan bahwa
anak dengan malnutrisi berisiko tuberkulosis paru 3.37 dibandingkan dengan anak dengan status
gizi normal setelah dikontrol oleh variabel kondisi atap, pencahayaan, riwayat imunisasi dasar,
dan riwayat kontak kasus tuberculosis (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Kegiatan preventif dan promotif merupakan upaya dalam pencegahan dan pengendalian
tuberkulosis paru khususnya pada anak. Upaya preventif dapat dilakukan melalui Gerakan
Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). Untuk memperkuat Gerakan TOSS
TB, Pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS).

ABSTRACT
Indonesia is the country with the second highest number of tuberculosis cases in the
world. Over the past few decades, tuberculosis has also emerged in the childhood
population. In 2017, the proportion of cases of childhood tuberculosis still increased by
5.86 per 100,000 population at 0-4 years old and 5.89 per 100,000 population at 5-14
years old. This study aims to determine the association nutritional status and
pulmonary tuberculosis of children in Health Center Area, East Jakarta Administrative
City in 2019.
This study used a case-control design. The population was all children 0-14 years old
who live in the East Jakarta Region in 2018 until March 2019. The case group was all
children 0-14 years old who had been diagnosed with positive tuberculosis based on the
scoring system of pediatric pulmonary tuberculosis and recorded in registers in the
Puskesmas in East Jakarta. The control group was children 0-14 years old who lived in
the east Jakarta region and without pulmonary TB.
The results showed that the proportion of malnutrition of case groups at 29.17% higher
compared to control groups. The results of the T-test analysis explained that children
with malnutrition had a risk of pulmonary tuberculosis compared to a children of
normal nutritional status (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0.002). The results of the
logistic regression analysis explained that children with malnutrition at risk of
pulmonary tuberculosis 3.37 compared to children with normal nutritional status after
being controlled by variable roof conditions, lighting, history of basic immunization,
and history of contact with tuberculosis cases (95% CI 1.10-10.25; p 0.034).
Preventive and promotive activities are efforts in the prevention and control of
pulmonary tuberculosis, especially in children. Preventive efforts can be made through
the Movement to Find Tuberculosis Treat to Treat (TOSS TB). To strengthen the TOSS
TB Movement, the Government and the community can carry out the Healthy Living
Society Movement (GERMAS)."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Saifah
"Anak usia sekolah adalah kelompok yang berisiko terhadap masalah gizi. Salah satu penyebab masalah gizi adalah faktor perilaku. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan peran keluarga, guru, teman sebaya, dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cluster proportional 174 anak usia sekolah kelas 4,5, dan 6. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna peran keluarga dan media massa dengan perilaku gizi anak usia sekolah (p<0,05), tidak ada hubungan bermakna peran guru dan teman sebaya dengan perilaku gizi anak usia sekolah (ρ>0,05), media massa merupakan faktor dominan. Rekomendasi penelitian adalah integrasi pendidikan gizi dengan kurikulum, pelatihan guru UKS, peningkatan promosi kesehatan, asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah, penelitian selanjutnya tentang faktor predisposisi dan pemungkin perilaku gizi.

School-age children are the group at risk for nutritional problems. One cause nutritional problems are behavioral factors. This study aims to determine the relationship of families, teachers, peers, and mass media in nutrition behavior of school-age children. The design used was a descriptive correlation approach cross sectional. Proportional cluster sampling with 174 school age children grade 4,5,dan 6. The results showed no significant relationships family roles and the mass media with nutritional behavior of school-age children (p <0.05), there was no significant relationship roles of teachers and peers with nutritional behavior of school-age children (ρ> 0.05), the mass media is dominant factor. Recommended research is the integration of nutrition education with curriculum, teacher training school health, increased health promotion, family nursing care with school-age children, further research on predisposing and enabling factors of nutrition behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Jaelani
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V SDN Pancoranmas 02 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok tahun 2014 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional . Sampel dalam penelitian ini sebanyak 112 siswa. Data penelitian didapatkan dari data primer dengan menggunakan kuesioner, angket, timbangan injak dan mikrotoa, serta data sekunder dari nilai ulangan harian dan arsip sekolah. Data dianalisis secara univariat untuk melihat gambaran masing-masing variabel dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi IMT/U (p value 0,03) dan pendidikan ibu (p value 0,01) dengan prestasi belajar, sedangkan tidak terdapat hubungan antara status gizi TB/U, kebiasaan sarapan, asupan zat gizi, pendidikan ayah, pendapatan orang tua dan pekerjaan ibu dengan prestasi belajar.

The aim of this thesis is to determine factors that associated with student achievement in 4th and 5th grade, Pancoranmas 02 Elementary School, Pancoranmas District, Depok 2014 using cross-sectional research design. Sample in this study is 112 students. Research data obtained from primary data using questionnaires, scales and mikrotoa, as well as secondary data from report card and school archive. Data were analyzed using univariate to see an overview of each variable and bivariate analysis using chi square test.
Thus, the result of bivariate analysis showed that there is relationship between the nutritional status (BAZ) (p value 0.03) and mother's education (p value 0,01) with student achievement, whereas there is no relationship between the nutritional status (HAZ), breakfast habits, intake of nutrient , father's education, parent?s income and mother's occupation with learning achievement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salim S Alatas
"Status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah asupan nutrien, baik makronutrien dan mikronutrien. Dalam penelitian ini, saya ingin mengetahui bagaimana tingkat status gizi dan hubungannya dengan asupan kalsium harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids. Penelitian ini menggunakaan desain cross sectional analitik. Data diambil pada 18 Oktober 2009 dengan jumlah repsonden sebesar 73 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat asupan kalsium harian pada anak usia sekolah di Yayasan Kampung Kids yang tergolong kurang sebanyak 64 responden (87,67%), normal sebanyak 8 responden (10,96%) dan tergolong lebih 1 orang (1,37%). Berdasarkan tingkat status gizi, sebanyak 35 responden (47,9%) memiliki status BB/U kurang, sebanyak 37 responden (50,7%) memiliki status BB/U baik dan sebanyak 1 responden (1,4%) memiliki status BB/U yang tergolong lebih. Sedangkan berdasarkan indikator TB/U, sebanyak 21 responden (28,8%) memiliki status TB/U kurang dan sebanyak 52 responden (71,2%) memiliki status TB/U baik. Berdasarakan BMI (BB/TB), sebanyak 27 responden (37%) memiliki status BMI kurang dan sebanyak 46 responden (63%) memiliki status BMI yang tergolong baik. Dengan menggunakan uji two-sample Kolmogorov-Smirnov test dan uji Fisher?s Exact Test, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara status gizi berdasarkan BB/U (p=1,000), TB/U (p=1,000), dan BB/TB (p=1,000) dengan tingkat asupan kalsium harian.

The nutritional status is influenced by many factors, such as the balanced intake of macronutrient and micronutrient. In this study, I would like to do research about the nutritional status level and its association with the calcium daily intake level at school aged children at Yayasan Kampung Kids. The design of this study was analytical cross sectional. This study was held on 18th October 2009 and involving about 73 respondent. The result showed that the number of students with low calcium daily intake level were 64 people (87,67%), with normal calcium daily intake level were 8 people (10,96%), and with high calcium daily intake level only 1 people (1,37%). According to the level of nutritional status (weight for age), children in Kampung Kids, there were 35 people (47,9%) categorized underweight, there were 37 people (50,7%) in normal range, and there was 1 people (1,4%) categorized overweight. In addition, according to the height for age status, there were 21 people (28,8%) categorized short stature but most of them ( 71,2%) were in normal range and for weight for height status (BMI), most of them also were in normal range (63%) and the less were categorized into underweight (37%). The data retrieved and then processed by using Two-sample Kolmogorov-Smirnov Test and Fisher?s Exact Test, which gave result that weren?t have significant correlation between nutritional status indicators (weight for age, p= 1,000), height for age (p=1,000), and weight for height (p=1,000) and the calcium daily intake level among school aged children at Yayasan Kampung Kids."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seala Septiani
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran umum tinggi badan terhadap umur (TB/U) serta faktor lain yaitu karakteristik siswa, karakteristik keluarga, dan durasi pemberian ASI, serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa kelas 3 dan 4 SDN Cinere 2 Cinere, Depok Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dan analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April tahun 2012. Sampel minimal penelitian ini adalah sebesar 103 namun dalam penelitian ini berhasil didapat sebanyak 115 responden. Perhitungan sampel tersebut menggunakan uji hipotesis beda dua proporsi.
Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat 49,6% siswa memiliki prestasi kurang. Dalam penelitian ini juga ditemukan 14,8% siswa yang tergolong pendek (stunting) dengan rincian 1,7% sangat pendek dan 13,7% pendek. Uji statistik yaitu uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara variabel kebiasaan sarapan, angka kecukupan energi, angka kecukupan protein, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan durasi pemberian ASI, dengan prestasi belajar siswa. Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara beberapa variabel dengan prestasi belajar namun menunjukkan adanya kecenderungan siswa yang pendek, kurang asupan Fe, absen lebih dari 2 hari, nomor urut anak ketiga atau lebih dalam keluarga, dan siswa yang ibunya bekerja, lebih banyak memiliki prestasi belajar yang kurang baik.
Penelitian ini lebih jauh menyarankan baik bagi pihak orang tua siswa maupun sekolah untuk lebih memperhatikan gizi pada siswa SD. Saran lainnya yaitu pada ibu yang masih memiliki anak bayi agar melanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggali lebih dalam hubungan antara TB/U dengan prestasi belajar pada anak serta melihat pada populasi dalam penelitian ini apakah hubungan variabel dependen dengan prestasi belajar bersifat sementara atau permanen.

This thesis discusses about general description of height for age, characteristics of individual, characteristics of family, and breastfeeding duration, and also its relationship with the 3rd and 4th grade student?s academic achievement in Cinere 2 public elementary school, Cinere, Depok 2012. This is a descriptive and analitical study which was designed with cross sectional approach. This study had been done on April 2012. Minimum sample of this study is 103 but in this study we got a total of 115 respondents.
The result of this study showed that 49,6% of students were having lower academic achievement. This study also showed that there were 14,8% of students classified as stunting (1,7% severly stunting and 13,7% stunting). Chi-square analysis showed that breakfast, energy intake adequacy, protein intake adequacy, parent's education, and breastfeeding duration, were significantly correlated with student's academic achievement. Interestingly, this study also found out that stunting, lack of iron intake, absent more than two days, the 3rd child or more in family, and student whose mother are working, tend to have lower academic achievement.
Furthermore, this study suggest the parents and school to put more concern on school children?s nutrition. Another suggestion from this thesis is to continue breastfeed the infants until two years. Finally, this study needs more exploration hence advanced studies are needed to know if the correlation between dependent and independent variables are lasting temporarily or permanently.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anggraeni Puspitasari
"Prevalensi gizi kurus di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2010 tergolong tinggi sebesar 11,0%. Pusat Tekhnologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik mempunyai klinik pemulihan gizi secara rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan status gizi balita gizi kurus yang mengikuti pemulihan gizi buruk secara rawat jalan selama tiga bulan dan faktorfaktor yang berhubungan dengan perubahan status gizi anak balita. Jenis penelitian yang digunakan kuasi eksperimen before and after jumlah sampel sebanyak 75 anak balita gizi kurus,yang mengikuti paket pemulihan gizi selama tiga bulan menggunakan data sekunder PTTK dan EK tahun 2006-2010.
Hasil penelitian ini terjadi perubahan status gizi balita kurus menjadi normal selama 3 bulan mengikuti pemulihan sebesar 58,7% dan yang turun menjadi sangat kurus sebesar 2,7% dari jumlah sampel 75 anak balita usia 6-59 bulan. Setelah dilakukan uji statistik ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan orangtua dengan perubahan status gizi (p=0,009), dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik anak (umur, jenis kelamin, nomor urut kelahiran), karakteristik keluarga (umur ibu, pendidikan orangtua, pekerjaan ayah, jumlah angoota rumah tangga), penyakit infeksi, kepatuhan dalam mengikuti jadwal kegiatan dengan perubahan status gizi.

Prevalence of underweight malnutrion in West java in 2010 is high at 11%. Applied technology centers and health clinics have cllinicalepidemiology of malnutrition recovery on an out patien basis. The study aims to determinane the nutrional status of bony changes that follow. The nutrional recovery on an outpatient basis for three months and the factors associated with changes in nutritional status of achildren under five. This type of research used quasi eksperimental before and after asample of 75 children under five under weight malnutrition, which followed the utritional recovery package for three months by using asecondary data and EK PTTK 2006-2010.
The result of this study changes in nutrional status of children under weight to normal during the 3 months following the recovery of 58,7%, and that drops to avery thin at 2,7% of the total sample 75 toddlers ages 6-59 months. Having performed statistical test are meaningful relationship between their parents job to change the nutritional status (p=0,009), and there is no meaningful relationship between child characteristic (age, sex, serial number of births), family characteristics (maternal age, parental education, father?s work, the number of household), infectious deseases, compliance in the following schedule of activities wih changes in nutrional status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>