Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninik Sri Listiyani
"Kecilnya penurunan angka kemiskinan di Indonesia tiap tahunnya menunjukkan bahwa akan ada sekelompok penduduk yang akan mengalami kemiskinan dalam jangka waktu lama (miskin kronis). Penduduk yang mengalami kemiskinan kronis memiliki karakteristik yang berbeda dibanding penduduk dengan kemiskinan transien yang mendominasi kemiskinan di Indonesia. Diperlukan intervensi kebijakan yang berbeda agar penduduk dapat keluar dari kemiskinan kronis dan transien.
Dengan menggunakan data hasil gabungan Susenas 2005 dan Podes 2006 serta analisis multilevel multinomial akan dilihat karakteristik individu, kepala rumah tangga, serta rumah tangga maupun wilayah, yang melatarbelakangi penduduk mengalami kemiskinan kronis. Hasil menunjukkan bahwa penduduk yang bekerja di pertanian, mengalami keluhan kesehatan, tinggal dengan kepala rumah tangga bekerja di pertanian serta mempunyai tingkat pendidikan rendah, berada dalam rumah tangga dengan ukuran rumah tangga yang besar, memiliki rasio ketergantungan tinggi dan kepemilikan aset terbatas, berada di wilayah timur Indonesia, tanpa prasarana kesehatan, listrik serta jalan aspal/beton dan memiliki prasarana sekolah SD/SMP serta pasar mempunyai peluang lebih tinggi untuk mengalami kemiskinan kronis. Adanya perbedaan karakteristik antara kemiskinan kronis dan transien menyebabkan kebijakan pembangunan yang sama dapat memberikan dampak yang berbeda bagi keduanya.

The insignificant decrease of poverty number in Indonesia each year shows that there will be a number of poeple who will get poor in a long time range (chronic poverty). The peoples with chronic poverty has different characteristic comparing with transient one, which occupied poverty in Indonesia. lt is needed the interference of different policy so that the people can come out from transient and chronic poverty.
By using the mixed data result of Susenas 2005-Podes 2006 and analysis of multinomial multilevel, there could be seen the individual characteristic, head of household, household and area as a background of population got chronic poverty. The outcome indicated that population working in an agriculture area, getting healthy problem, living with head of household in an agriculture area and possessing a low education level, staying in a big size of household, owning a high dependency ratio and limited ownership of asset, living in east area of Indonesia, being no infrastructure of health, electricity, and asphalt/concrete, being facilitated with elementary school and junior high school infrastructure, and traditional market had a higher chance to get chronic poverty. There is differences characteristics between chronic and transient poverty would affect the variation of implication policy to both side."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Pengukuran kemiskinan di Indonesia masih terfokus pada pendekatan moneter yaitu mengukur kemiskinan dengan nilai uang sedangkan menurut Sen Poverty is Capability Deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant" yaitu kemiskinan moneter lebih mudah diukur dari pada pendekatan deprivation. Deprivation dapat diartikan sebagai keadaan tidak berpunya pada salah satu indikator kesejahteraan (well being) yang dapat diobservasi tidak tergantung kepada pendapatan, dan dialami oleh mereka yang miskin. Pendekatan ini lebih baik untuk melihat kemiskinan anak karena akan melihat kemiskinan berdasarkan indikator kebutuhan tumbuh kembang anak. Dengan mempergunakan data gabungan Susenas 2008, Sakernas 2008 dan Podes SP 2010 dengan analisis multilevel logistik biner akan melihat pengaruh karakteristik individu, rumahtangga dan wilayah terhadap peluang timbulnya kemiskinan anak. Hasil menunjukan bahwa faktor latar belakang rumahtangga cukup dominan terhadap peluang munculnya kondisi anak miskin yaitu jenis kelamin KRT, pendidikan KRT, status bekerja KRT, status kemiskinan rumahtangga, jumlah anggota rumahtangga dan tempat tinggal. Jenis kelamin anak dan umur juga memberikan perbedaan terhadap peluang munculnya peluang kemiskinan anak. Faktor tingkat pengangguran, fasilitas kesehatan dan tingkat pendidikan kepala desa juga berpengaruh.
The measurement of poverty in Indonesia is still focused on the monetary approach that measures poverty by monetary standards. According to Sen, poverty is capability deprivation, ?Deprivation Intrinsically Important but Income Poverty Instrumentally Significant?. Poverty by monetary approach is easier to measure then the deprivation approach. Deprivation can also mean lack in several observable variables in the wellbeing indicator that is does not depend on income but is definitely experienced by the poor. This approach is appropriate to seek child poverty because it is based on deprivation of needs that are important for child to grow. This study utilize a combination of Susenas 2008, Podes SP 2010 and Sakernas 2008 data using binary multilevel logistic analysis to study deprivation by their individual characteristics, households characteristics and regions on the probability incidence child poverty. Results shows that household background that dominates the probability of the child to be poor is the head of household's sex, head of household's education, head of household's working status, household's poverty status, number of household members and household?s place. The sex and age of the child also differentiates the probability incidence of child deprivation. Level of unemployment, health facility ratio and education of local authority officials also has effects in probability of child deprivation incidence."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Sugito
"Tujuan penelitian mempelajari pengaruh status kemiskinan terhadap perilaku pencarian pengobatan penyandang disabilitas dengan memperhitungkan faktor aksesibilitas dan faktor sosial demografi dengan menggunakan data Susenas 2013 dan Podes 2014. Hasil regresi logistik multinomial menunjukkan bahwa status kemiskinan signifikan mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan penyandang disabilitas, baik tidak berobat, berobat sendiri maupun berobat jalan ke fasilitas kesehatan modern. Setelah memperhitungkan faktor aksesibilitas, penyandang disabilitas miskin memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk berobat ke fasilitas kesehatan modern jika memiliki jaminan kesehatan selain jamkesmas, memiliki kendaraan dan terdapat fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggalnya. Setelah memperhitungkan faktor sosial demografi, faktor terkuat dalam menentukan pencarian pengobatan penyandang disabilitas adalah status bekerja, terutama untuk berobat menggunakan fasilitas kesehatan modern.

This study examines the effect of poverty status on health seeking behavior of persons with disabilities by controlling variables such as accesibility factor and social demography factor using Susenas 2013 and Podes 2014 data. Results of multinomial logistic regression analysis show that poverty status affect health seeking behavior of persons with disabilities, either no treatment, selftreatment, or outpatient treatment to modern health facilities. According to accessibility factor as control variables, if the poor persons with disabilities have the other health insurance besides Jamkesmas, have a vehicle and health facilities in the area where they lives, more likely to have outpatient treatment using modern health facilities. According to social demography factors, the strongest determinants of health seeking behavior of person with disabilities was work status, especially for outpatient treatment using modern health facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Mukhanif
"Kemiskinan merupakan masalah kependudukan yang sangat kompleks bukan saja dilihat dari perspektif determinan yang sangal bervariasi antar individu tetapi lebih dari itu kemiskinan merupakan fenomena yang dinamis. Pada tahun 2005-2007, BPS menghitung bahwa sebagian besar penduduk miskin merupakan miskin transient atau miskin sementara (60,4%) dan 39,6 persen berstatus miskin kronis atau selalu berstatus miskin. Banyaknya miskin transient identik dengan tingginya dinarnika masuk dan keluar kategorl miskin, ditambah dengan penumpukan penduduk pada level subsisten menunjukkan tingginya tingkat kerentanan individu untuk menjadi miskin. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran karakteristik rumahtangga serta perubahan karakteristik tersebut dalam memicu perubahan status miskin rumahtangga baik masuk menjadi miskin (entry to poor) maupun keluar dari miskin (exit from poor). Event perubahan karakteristik mencakup perubahan demografis, labor marketf dan human capital serta perubahan kondisi makro. Model menggunakan Multilevel Logistik Biner untuk melibat peran variabel­ variabel tersebut dalam menentukan probabilita Entry to Poor dan Exit from Poor. Hasil estimasi menunjukkan pada rumahtangga tidak miskin. rentanitas menjadi miskin terutama dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi responden, baru kemudian faktor peristiwa demografis dan ketenagakerjaan. Sebaliknya pada rumahtangga miskin, peristiwa demografis menyumbang peran terbesar pada probabilita keluar dari miskin dibanding latar belakang sosial ekonomi dan peristiwa ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi terbukti tidak berasosiasi?

The poverty is complex population probiem in order to has vary determinant among individu. More than that perspective, poverty is dynamics phenomena. Along 2005-2007, BPS-Statistics of Indonesia count that majority of poor popu!ation was transient poor (60.4%) and 39.6 percent was chronnic poor or persistens poor. This figure desribes high dynamics entry and exit from poor category, In other side, the Indonesia population has phenomena that high density at around of poverty line (subsistent level) area. It shows high vulnerability of individu to fall in poor. This study to found how role of household characteristics also their changes be trigger mobility of household povert state as well as entry to poor and exit from poor. The events of characteristics changes covers demographic changes, labor market, human capital also characteristic makro changes. The study uses Multilevel Binary Logistic Model to find role of these variabels in determine probability of entry to poor and exit from poor. Result of estimation suggests that no poor household, vulnerability being poor mainly determined by social economics factor of household then respectively by demographic and labor market events. Oppositely, on non poor household demographic events are largest role to contribute probability exit from poor than social economic background and labor market events. Other fact, economic growth has no association with probability of entty to poor and exit from poor. However employment rate significantly associated. Other finding, into aging time elder population has increasing in probability entry to poor that trigger by split of worker household members. Adding of household members has effect increasing?"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T20932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmi Agustiyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penganggur atau pekerja yang lebih sejahtera dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dan karakteristik pekerja yang berpengaruh terhadap status kemiskinannya. Hasil analisis deskriptif menggunakan variabel tingkat pendidikan, status kesehatan, fasilitas rumah yang berasal dari data Susenas 2008 ditemukan bahwa penganggur lebih sejahtera dibanding pekerja. Dalam menganalisis status kemiskinan pekerja digunakan dengan kriteria miskin yaitu di bawah GK, UMP atau 60 persen median earning. Data yang digunakan adalah Sakernas 2008. Dari hasil analisis inferensial menggunakan regresi logistik ditemukan bahwa baik dengan kriteria miskin GK, UMP maupun 60 persen median earning, variabel yang berpengaruh terhadap status kemiskinan pekerja adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, daerah tempat tinggal, status perkawinan, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, jumlah jam kerja seminggu, lama bekerja di pekerjaan saat ini dan pengalaman mengikuti kursus. Pekerja berpeluang lebih tinggi mengalami kemiskinan jika perempuan, umur di atas 60 tahun, tinggal di desa, cerai, pendidikan 5 SD, sektor pertanian, berusaha sendinl/pekexja bebas, jam kerja kurang dari 35 jam/minggu, belum lama kerja dan tidak pernah kursus.

The objective of this study is to find out whether workers or unemployed persons are wealthier and to find out which characteristics of the workers can affect the poverty status ofthe workers. Descriptive analysis on the 2008 Susenas data regarding variables such as education attainment, health status, housing facilities indicates that the unemployed is wealthier than worker. To analyse the poverty status of fo workers, three poverty criteria are used, which are below GK (poverty line), below UMP (provincial minimum wage) and below 60 percent of the value of median earning. The logistic regression results with the 2008 Sakemas data show that in each poverty criterion the variables that affect the poverty status of workers are sex, age, education, living area, marital status, industry, working status, working hour for a week, length working in the current job and attended a course. Workers have higher probability to become poor when they are female, over 60 years old, living in rural area, divorced or widowed, having SD education or below, working in agricultural sector, being self employed/a casual employee, working for less than 35 hours per week, working in a shorter period of time and never attended a course."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33451
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Tunggal Basuki Joko Purwanto
"Penelitian yang dilakukan dalam rangka menyusun tesis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai " Karakteristik sosio-demografi dan aktivitas penduduk lanjut usia di Jawa Tengah serta isnplikasi sosial-ekonominya.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data SUPAS 1985. Analisis data dilakukan baik dengan statistik deskriptif maupun dengan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang berdimensi dua atau tiga, terutama digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif variabel dan hubungan antar variabel yang karena variabel tak bebas yang dipelajari bersifat dipelajari dalam penelitian ini. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik sosio demografi yang terdiri dari variabel jenis kelamin, tempat tinggal, status perkawinan, hubungan dengan kepala rumah tangga dan pendidikan penduduk lanjut usia sebagai variabel bebas dengan aktivitas bekerja atau tidak bekerja yang dilakukan penduduk lanjut usia, sebagai variabel tak bebas, dikotomous atau binary, dan variabel bebasnya lebih dari satu variabel, maka teknik analisis yang dipertimbangkan paling sesuai adalah teknik analisis regresi logistik linier berganda.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik penduduk lanjut usia di Jawa Tengah dengan batasan usia di atas atau sama dengan 65 tahun, terutama dicirikan dengan proporsi penduduk lanjut usia yang relatif lebih banyak yang tingggal di daerah pedesaan, relatif lebih banyak penduduk lanjut usia perempuan, relatif lebih banyak yang berstatus cerai mati, relatif kurang berpendidikan dan relatif masih banyak yang berstatus sebagai kepala rumah tangga.
Dari sejumlah 2.745 orang responden penduduk lanjut usia di Jawa Tengah dalam penelitian ini, sebanyak 1.037 orang responden atau 37,78 persen menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas. Sedangkan lainnya, dari sebanyak 1.706 orang responden atau 62,22 persen yang mampu melakukan aktivitas, 61,24 persen diantaranya atau 38,21 persen dari seluruh responden masih aktif melakukan aktivitas bekerja. Responden yang mampu melakukan aktivitas, tetapi tidak melakukan aktivitas bekerja sebanyak 659 orang atau sebanyak 24,01 persen dari seluruh responden. Mereka yang tidak bekerja ini, sebanyak 352 orang atau 2,82 persen dari seluruh penduduk lanjut usia atau sebanyak 33,41 persen dari mereka yang mampu melakukan aktivitas, aktivitas yang mereka lakukan adalah mengurus rumah tangga.
Sedangkan sisanya, sebanyak 307 orang atau 11,18 persen dari seluruh penduduk lanjut usia atau sebanyak 46,59 persen dari yang mampu melakukan aktivitas, mereka melakukan aktivitas lainnya. Peluang penduduk lanjut usia di Jawa Tengah ini untuk melakukan aktivitas bekerja, bila dilihat perbedaannya untuk masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin mempunyai hubungan positip nyata, sedangkan untuk variabel tempat tinggal dan pendidikan mempunyai hubungan negatip yang nyata. Untuk variabel status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga menunjukkan hubungan yang positip tidak nyata terhadap peluang penduduk lanjut usia di Jawa Tengah untuk melakukan aktivitas bekerja. Hal ini dapat dijelaskan bahwa peluang penduduk lanjut usia laki-laki untuk melakukan aktivitas bekerja lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk lanjut usia perempuan.
Penduduk lanjut usia yang tinggal di daerah pedesaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk melakukan aktivitas bekerja bila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Semakin berpendidikan, peluang untuk melakukan aktivitas bekerja di masa lanjut usia semakin kecil. Sedangkan untuk status perkawinan dan hubungan dengan kepala rumah tangga, meskipun tidak mempunyai hubungan yang nyata, tetapi di antara keempat status perkawinan yang mempunyai peluang terbesar untuk melakukan aktivitas bekerja adalah penduduk lanjut usia yang berstatus kawin. Untuk variabel hubungan dengan kepala rumah tangga, di antara 5 kategori hubungan dengan kepala rumah tangga, mereka yang berstatus sebagai kepala rumah tangga mempunyai peluang yang terbesar untuk melakukan aktivitas bekerja."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Setyono P.
"Masih tingginya angka kematian bayi dan kematian maternal, hal ini mencerminkan masih kurangnya kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat khusunya perawatan kehamilan serta proses pertolongan persalinan dan neonatal. Kabupaten Sumedang sudah mempunyai 243 bidan diantara 269 desa, dengan kenyataan tingginya angka kunjungan pemeriksaan kehamilan oleh bidan, tidak disertai dengan pemanfaatan tenaga bidan sebagai penolong persalinan.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan tentang gambaran pengetahuan, sikap dan karakteristik sosio demografi ibu dalam pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun atau bidan serta alasan-alasan yang melatarbelakangi pemanfaatan penolong persalinan di Kabupaten Sumedang.
Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif dengan fokus group diskusi, karena ingin diperoleh informasi yang lebih dalam dan rinci. Kegiatan analisis data yang dilakukan berupa analisa isi I content analysis. Infoman pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan anak terakhir pada kurun waktu antara bulan Januari 1997 sampai dengan bulan Juni 1997 yang menggunakan jasa pelayanan dukun, bidan serta dukun bersama bidan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Pengetahuan informan tentang hal yang berkaitan dengan persalinan dan penolong persalinan cenderung baik 2) Sikap informan cenderung positif terhadap bidan, ini terlihat dari tingginya kunjungan pemeriksaan kesehatan kehamilan 3) Umur informan berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan, bahkan ada kecenderungan memilih dukun 4) Informan paritas berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 5) Pendidikan informan yang relatif tinggi ada kecenderungan tidak memanfatkan dukun sebagai tenaga penolong persalinan 6) Penghasilan keluarga informan yang lebih baik ada kecenderungan mernilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 7) Persepsi informan tentang jarak menyatakan dekat bila masih satu desa dengan tenaga penolong persalinan 8) Pengambilan keputusan dalam pemilihan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua, mertua atau suami.
Mengingat pengambilan keputusan pemanfatan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua atau mertua maka diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi ) bagi tokoh masyarakat, tokoh agama dari para orangtua serta para suami dari ibu yang sedang hamil atau pasangan usia subur.

The death-rate of baby and maternal mortality are still high, it indicates the state ability in giving the medical services to the people is still submissive : especially in taking care of pregnancy and the process of birth-rate and neonatal. The regency of Sumedang has 243 midwives in 269 villages in fact that the inspection rate of pregnancy by midwives not involving the using of midwives abilities in the process of birth.
The objective of this research are to get the illustration of skill, behavior and sosiodemografy of mother in using of birth process aid by tradisional or obstretical midwives and also the background reason of the midwives utilization.
Ths method of research is accomplished by the approximation of qualitative method and foccused in group discussion to get more detailed information. The activity of data analysis is accomplished by using the form of content analysis. In this research, the informans are mother who bore the last baby in January 1997 until June 1997 and use the services of traditional midwives, obstretical midwives or both of them.
From this research, the conclusions are : 1) The skill informans of birth process and the personal who help the birth process are good enough. 2) The informans behaviour of midwives is good enough. It is indicaated the maximum inspection rate of pregnancy to the people. 3) The age of risky mothers do not always choose the obstretical midwives to help the bird process but they prefer using the traditional midwives services. 4) The risky paritas mother do not always choose the obstretical midwives to help the bird process.5) The education level respondents that high relatively has tendency to use obstretical midwives.6) A mother coming from the family with the better income ho s a tendency to choose the obstretical midwives to help the bird process.7) Mother has a perception of the distance, it indicates close if the midwives stay in the same village.8) The taking of decision to choose the man who help the birth process is still influenced by the parents and parents in law.
Deciding that taking decision in using the skillful personal to help the birth process is still influenced by the parents and parents in law so it important to involve KIE to the mayor figure in community, the mayor figure of religion society, the parent and husband of pregnant wife or fertilized couples.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Kindri Bahar
"Penelitian ini merupakan studi yang membahas determinan kemiskinan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan kemudian akan dilihat hubungan antara variable karakteristik rumah tangga tersebut serta dibandingkan dampak masing masing variabel di masing masing wilayah tersebut terhadap kemiskinan Penelitian ini menggunakan metode logistik pada data cross section Hal ini memiliki tujuan dan harapan agar kemiskinan semakin dapat diatasi serta Indonesia akan semakin membaik dalam jangka panjang Kata kunci Kemiskinan Perkotaan Pedesaan Karakteristik Socio economic dan Susenas 2012.

This study is a study that addresses the determinants of poverty using data Susenas 2012 Study aims to know the factors that affect poverty in urban and rural household level This study using logistic method on cross section data Demographic characteristics of households indicates the direction of education in accordance with previous studies while the manufacturing and agricultural sectors shows the probability to be poor compared to the trade and educational services Keywords Poverty Urban rural Household Characteristics and Susenas 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Gusti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donni Bambang Prasetio Sukrandono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wirausaha di Indonesia dengan menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012. Unit analisis dalam penelitian ini adalah angkatan kerja yang berusia 15 tahun keatas dengan analisis inferensial menggunakan metode regresi logistik multinomial. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa daerah tempat tinggal, jenis kelamin, status perkawinan, umur, tingkat pendidikan, penggunaan akses internet dan kwintil pengeluaran secara statistik signifikan mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha.

This research aims to study the characteristics of entrepreneurs in Indonesia by using the data of the National Socio-Economic Survey (Susenas) in 2012. The respondents are the labour force aged 15 years above with inferential analysis using multinomial logistic regression method. The results of inferential analysis showed that the area of residence, variable gender, marital status, level of age, level of education, the use of internet access and kwintil expenditure significant influence someone to be entrepreneurs.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>