Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Park, Chang-hai
Korea: Yonsei University Press, 1975
495.7 PAR k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Ki-Dawk
Seoul: Min Eum Sa, 993
KOR 495.75 PAK k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Chang-hai
Seoul: Yonsei University Press, 1975
KOR 495.7 PAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lukoff, Fred
Seoul: Korea Yonsei University Press, 1988
KOR 495.78 LUK (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hartley, Paul
New York: Companion Website, 2006
438.242 1 HAR r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Argiielles, Alexander
New Jersey: Hollym International Corp, 2000
KOR 495.782 421 ARG h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Iksop
New York : State University Press, [t.tp]
KOR 495.7 LEE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Ji Hyun
"Penelitian ini berusaha menginvestigasi fenomena code switching yang dilakukan oleh penutur asli bahasa Korea dan mahasiswa program studi Korea di FIB UI. Data yang digunakan dalam penelitian menunjukan bahwa code switching dalam bahasa Korea mengkonstruksi hirarki sosial dan memberikan pengaruh kepada mitra tutur. Penelitian ini didasarkan pada observasi code switching pada situasi tertentu dengan melihat tuturan objek penelitian dan situasi yang dibuat sedemikian rupa dalam bahasa Korea. Penelitian ini turut menunjukan bahwa bahasa tidak hanya alat untuk berkomunikasi tetapi juga untuk mencerminkan sebuah kebudayaan. Lebih jauh, penelitian ini membuktikan bahwa code switching yang dilakukan oleh penutur Indonesia yang berbicara bahasa Korea menyimpulkan bahwa bahasa merupakan sarana untuk bersosialisasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Indonesia yang mengambil program studi bahasa dan kebudayaan Korea melakukan code switching dalam bahasa Korea sehingga mereka dapat meningkatkan solidaritas kepada mitra tutur yang merupakan orang Korea asli. Hal ini dilakukan karena mereka berusaha untuk merasa lebih dekat dengan penutur Korea asli. Bahasa Korea dapat digunakan untuk mengidentifikasi derajat otoritas penuturnya sehingga mahasiswa program studi Korea tersebut memperoleh pengetahuan hirarki sosial di dalamnya.

This paper demonstrates the functions of code switching which took place in FIB UI between Korean natives and Korean Language and Culture course students. The data discussed here suggests that code switching for Korean language, in this setting, constructs the social hierarchies and accommodates the addressee. This paper uses the situation-related code switching theory to examine the participants’ utterances and the particular situations in which the use of Korean language is identified. The paper also shows that language is not only a tool for communication but also conveys a culture. Moreover, it demonstrates how the interlocutors’ code switching from Indonesian to Korean language serves as a socializing tool. The result of this analysis is that many Korean Language and Culture course students, as the Indonesian natives, do the code switching to Korean language, so they can improve close solidarity with the addressees, who are the Korean natives. They can also accommodate these addressees, so they can feel comfortable talking with them. Korean language is properly used to invoke figures of authority, so the Korean Language and Culture course students can get the social hierarchies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Eun Hee
"Tesis ini membahas penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea yang ditulis oleh orang Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menganalisis penggunaan kata sapaan dalam buku yang tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea yang ditulis oleh orang Indonesia. Data penelitian ini adalah buku-buku percakapan bahasa Korea yang berjudul Cepat Mudah dan Praktis Kuasai Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea, Gampang Praktis Berbicara Bahasa Korea, Mendadak Pintar Berbicara Bahasa Korea, Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea dan Pintar Bahasa Korea. Teori yang dipakai untuk menganalisis penggunaan kata sapaan dalam percakapan bahasa Korea tersebut adalah teori kata sapaan oleh S. Ervin-tripp, teori SPEAKING yang dikemukan oleh Dell Hymes yang menghasilkan konteks percakapan, teori konteks sosial dan Interaksi di antara penutur dan mitra tutur oleh Holmes. Untuk melihat penggunaan kata sapaan ini buku-buku percakapan bahasa Koreayang ditulis oleh orang Korea dipakai sebagai pembanding.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian penggunaan kata sapaan dalam buku-buku percakapan bahasa Korea dan penyebabnya. Ketidaksesuaian penggunaan kata sapaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan sistem kata sapaan bahasa Korea dan bahasa Indonesia dan juga konteks sosial. Kata sapaan bahasa Korea ini merupakan bagian dari konteks sosial budaya Korea yang mempengaruhi penggunaan bahasa. Penelitian ini bermanfaat dalam pengajaran bahasa Korea di Indonesia karena memberikan informasi bahan ajar bahasa Korea yang baik.

This thesis discusses the use of Korean address terms found in Korean conversation books which are written by Indonesian. This research is a qualitative research which aims to analyze the use of Korean address terms. Data of this research are Korean conversation books written by Indonesian, entitled Cepat Mudah dan Praktis Kuasai Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea, Gampang Praktis Berbicara Bahasa Korea, Mendadak Pintar Berbicara Bahasa Korea, Percakapan Sehari-hari Bahasa Korea dan Pintar Bahasa Korea. In analyzing the data, this research uses Address Term Theory by S. Ervin-tripp, SPEAKING theory of Dell Hymes, Social Context and Interaction between interlocutors by Holmes.
The result of this analysis shows that there are some inappropriatenesses found in those conversation books related to the use of Korean address terms. These inappropriatenesses are caused both by the difference of addressing system between Korean and Indonesian and by the difference of social context from two countries which influences the use of language. This thesis is useful to enable Indonesian learn Korean
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellyana Murtanu
"Dalam bahasa Korea, kata geurae berposisi sebagai kata seru dalam sebuah kalimat, namun penggunaannya dalam komunikasi lisan memiliki berbagai makna dan fungsi. Berdasarkan beberapa penelitian, dapat diketahui bahwa terlepas dari makna dasarnya, kata geurae juga sering digunakan sebagai pemarkah wacana (Discourse Marker/DM), khususnya dalam sebuah percakapan. Pemarkah wacana merupakan kata yang digunakan oleh penutur untuk mengekspresikan perasaan dan pandangan penutur terhadap suatu konteks pembicaraan ke mitra tutur. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk menganalisis bentuk, makna, dan fungsi kata geurae sebagai pemarkah wacana dalam percakapan Bahasa Korea. Penelitian ini merupakan penelitian linguistik deskriptif yang bersifat studi literatur. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kata geurae memiliki tujuh fungsi wacana yang dapat dikategorikan ke dalam dua kategori, yaitu kata reaktif dan kata progresif. Geurae sebagai kata reaktif memiliki fungsi wacana afirmasi, jawaban, rasa kaget, konfirmasi, dan tanggapan, sedangkan kata geurae sebagai kata progresif berfungsi untuk menarik perhatian dan penekanan.

In Korean, the word geurae is positioned as an exclamation point in a sentence but its use in oral communication has diverse meanings and functions. Based on various references from previous researches, it is shown that apart from its basic meaning, the word geurae is also often used as a Discourse Marker (DM), especially in a conversation. Discourse markers are words use by speakers to express their feelings and view of a conversation context to a speech partner. The purpose of this study was to analyze the form, meaning, and function of the word geurae as a discourse marker in Korean conversation. This study is a descriptive linguistics study of literature. From the results of data analysis, it can be concluded that the word geurae has seven discourse functions that can be categorized into two categories, namely reactive words and progressive words. Geurae as a reactive word has a discourse function of affirmation, answer, surprise, confirmation, and response, whereas the word geurae as a progressive word serves to attract attention and emphasis. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>