Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui respons eksplan potongan daun Dendrobium antennatum Lindl. terhadap perlakuan 1 (1 mgl-1 TDZ), perlakuan 2 (1,5 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP), perlakuan 3 (2 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP), perlakuan 4 (1,5 mgl-1 TDZ dan 10 mgl-1 BAP), dan perlakuan 5 (2 mgl-1 TDZ dan 10 mgl-1 BAP) dalam menginduksi tunas. Penelitian dilakukan di laboratorium Khansa Orchids Cimanggis Depok (september 2007--April 2008). Dua puluh lima potong daun dikultur pada 1 botol sampel perlakuan. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan cenderung menghasilkan respons pembentukan protocorm like bodies (plb) dan tunas pada eksplan. Data tersebut juga menunjukan bahwa pada perlakuan 2, 3, dan 4 terdapat sinergisme antara TDZ dan BAP, sedangkan perlakuan 5 tidak menunjukkan adanya sinergisme. Perlakuan 3 (2 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP) cenderung menghasilkan jumlah plb dan tunas terbanyak (49,1 ± 44,7 per botol), dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Eksplan mengawali respons induksi tunas dengan membengkak, dan kemudian membentuk plb atau tunas."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Kusmianto
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui respons eksplan potongan daun Dendrobium antennatum Lindl. terhadap perlakuan 1 (1 mgl-1 TDZ), perlakuan 2 (1,5 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP), perlakuan 3 (2 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP), perlakuan 4 (1,5 mgl-1 TDZ dan 10 mgl-1 BAP), dan perlakuan 5 (2 mgl-1 TDZ dan 10 mgl-1 BAP) dalam menginduksi tunas. Penelitian dilakukan di laboratorium Khansa Orchids Cimanggis Depok (september 2007--April 2008). Dua puluh lima potong daun dikultur pada 1 botol sampel perlakuan. Data yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap perlakuan yang diberikan cenderung menghasilkan respons pembentukan protocorm like bodies (plb) dan tunas pada eksplan. Data tersebut juga menunjukan bahwa pada perlakuan 2, 3, dan 4 terdapat sinergisme antara TDZ dan BAP, sedangkan perlakuan 5 tidak menunjukkan adanya sinergisme. Perlakuan 3 (2 mgl-1 TDZ dan 7,5 mgl-1 BAP) cenderung menghasilkan jumlah plb dan tunas terbanyak (49,1 ± 44,7 per botol), dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Eksplan mengawali respons induksi tunas dengan membengkak, dan kemudian membentuk plb atau tunas."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S31535
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rickie Edwardo
"Katalis merupakan doping suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen sehingga pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.Namun katalis tidak dapat digunakan selamanya. Deaktivasinya aktivitas katalis diduga disebabkan karena terjadi penutupan pori oleh kokas (coke). Regenerasi merupakan proses yang dilakukan untuk menghilangkan kandungan kokas di dalam katalis. Siklus deaktivasi dan regenerasi katalis ini dapat melihat berapa lama masa aktif dari katalis. Siklus aktif katalis yang paling lama terjadi saat proses rentang waktu deaktivasi 3 jam dan suhu regenerasi 450oC. produk akhir siklus yang masih bisa terproduksi sebesar 1.9% Benzena, 0.9% Toluenea dan 0.7 % Xylene.Dari hasil siklus deaktivasi dan regenerasi katalis HZSM-5 dapat terlihat pula kemampuan shape selectivity dari katalis HZSM-5.

The catalyst is a reaction with the intention of doping increase the reaction rate. Catalyst in the reaction but not a permanent chemical change so that at the end of the catalytic reaction will be found back in shape and the same number as before the reaction. However, the catalyst can not be used forever. Deactivated catalyst activity alleged to be caused due to the closure of pores by coke. Regeneration is a process to eliminate the content of coke in the catalyst. In this case regeneration is using air resulting in oxidation reactions. Cycle Deactivation and regeneration of Catalyst can knowing how long active time from catalyst. Cycle active catalyst who longest active at process 3 hours deactivation and 450oC regeneration temperature. The last product who can still production at last cycle is 1.9 % Benzene, 0.9 % Toluene and 0.7 % Xylene. From the results cylcle deactivation and regeneration of catalyst HZSM-5 can we see shape selectivity from catalyst HZSM-5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Melia Tjokrovonco
"Latar belakang: Terapi regeneratif pada kerusakan tulang vertikal telah memberikan hasil yang memuaskan, tetapi kerusakan horizontal masih menjadi tantangan bagi klinisi.
Tujuan Penelitian: Mengevaluasi penggunaan kitosan, kitosan RGD, dan kombinasi PDL cell sheet terhadap peningkatan densitas radiografis tulang alveolar dengan kerusakan tulang horizontal
Metode dan Bahan: Total sampel berjumlah 16 yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yaitu kitosan, kitosan RGD, kitosan PDL cell sheet, dan kitosan RGD PDL cell sheet. Evaluasi radiografis dilakukan empat minggu setelah bedah regeneratif.
Hasil: Hasil substraksi densitas radiograf tulang alveolar kelompok kitosan 7,31 10,27; kitosan RGD 16,70 13,17; kitosan PDL cell sheet 19,34 21,46; kitosan RGD PDL cell sheet 21,97 7,85.
Kesimpulan: Penggunaan kitosan, kitosan RGD, kitosan dan PDL cell sheet, serta kitosan RGD dan PDL cell sheet memiliki potensi meningkatkan densitas tulang alveolar.

Background: Regenerative therapy in vertical bone defect has been shown to be satisfactory, but horizontal defect remains a challenge for clinicians.
Objective: Evaluate the use of chitosan, chitosan RGD, and combination of PDL cell sheet to increase radiographic density of alveolar bone with horizontal bone defect.
Method and Material: Total samples were 16 and divided into four treatment groups Chitosan, Chitosan RGD, Chitosan PDL cell sheet, and Chitosan RGD PDL cell sheet. Radiographic evaluation was performed four weeks after regenerative surgery.
Result: Alveolar bone radiograph density substraction in chitosan group is 7,31 10,27 chitosan RGD group is 16,70 13,17 chitosan PDL cell sheet group is 19,34 21,46 chitosan RGD PDL cell sheet group is 21,97 7,85.
Conclusions: Chitosan, chitosan RGD, chitosan PDL cell sheet, and chitosan RGD PDL cell sheet application have potential to increase the bone density.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Maulana Ghiffary
"Osteoartritis merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kemunduran tulang rawan dan menyebabkan kekakuan, nyeri, dan gangguan pergerakan. Strategi rekayasa jaringan tulang menggunakan perancah dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk regenerasi jaringan tulang yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk fabrikasi dan karakterisasi perancah dengan material chitosan (CS), hyaluronic acid (HA), hydroxyapatite (Hap) dengan kombinasi penambahan graphite (Gr), graphene oxide (GO), dan multiwalled carbon nanotube (MWNCT) untuk aplikasi rekayasa jaringan tulang. Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis GO dan fungsionalisasi kimia dari material Gr dan MWNCT. Fabrikasi perancah dilakukan dengan metode freeze drying. Seluruh kelompok perancah dilakukan karakterisasi SEM dan FTIR, uji tekan dan porositas, uji swelling, wettability, dan laju degradasi. Fabrikasi perancah dibagi menjadi empat kelompok yaitu CS/HA/HAp, CS/HA/HAp/GO, CS/HA/HAp/f-Gr, dan CS/HA/HAp/f-MWNCT dengan ukuran diameter 1 cm, tinggi 1,5 cm, dan luas permukaan luas permukaan 4,71-6,28 cm2. Keseluruhan perancah memiliki ukuran pori yang bervariasi dan terdistribusi pada permukaan. Berdasarkan hasil FTIR, perancah mengandung gugus fungsi O-H, C=O, C-O-C, amida I, amida II, dan fosfat (PO43-). Pada uji kekuatan tekan, keseluruhan perancah memiliki CS/HA/HAp memiliki kekuatan tekan dan young modulus yang serupa dengan cancellous bone sebesar 5,76-6,14 MPa dan 3,95-471 MPa. Perancah memiliki laju porositas dengan rentang 13,8- 86,6%. Perancah memiliki kemampuan wettabiliy yang baik dengan rentang persentase 726-1069%. Rasio swelling perancah berada pada rentang 25,2-39,3%. Laju degradasi perancah cukup terkontrol dengan rentang 16,7-35,5%. Berdasarkan seluruh hasil karakterisitik, perancah CS/HA/HAp dengan penambahan GO merupakan kandidat terkuat sebagai perancah ideal pada penelitian ini. Perancah GO mempunyai karakteristik yang berada diantara perancah kontrol dan perancah f-MWNCT/f-Gr.

Osteoarthritis is a chronic disease characterized by the deterioration of cartilage and causes stiffness, pain, and impaired movement. The bone tissue engineering strategy using scaffolds can be a promising alternative for the regeneration of damaged bone tissue. This study aims to fabricate and characterize scaffolds with chitosan (CS), hyaluronic acid (HA), hydroxyapatite (Hap) with a combination of addition of graphite (Gr), graphene oxide (GO), and multiwalled carbon nanotubes (MWNCT) for tissue engineering applications. In this study, GO synthesis and chemical functionalization of Gr and MWNCT materials were carried out. Scaffolding was done by freeze drying method. All groups of scaffolds were characterized by SEM and FTIR, compressive and porosity tests, swelling, wettability, and rate of degradation tests. Scaffolding was divided into four groups, namely CS/HA/HAp, CS/HA/HAp/GO, CS/HA/HAp/f-Gr, and CS/HA/HAp/f-MWNCT with a diameter of 1 cm, height 1, 5 cm, and a surface area of ​​4.71-6.28 cm2. The entire scaffold has varying pore sizes and is distributed over the surface. Based on the results of FTIR, the scaffold contains functional groups O-H, C=O, C-O-C, amide I, amide II, and phosphate (PO43-). In the compressive strength test, all scaffolds having CS/HA/HAp had similar compressive strength and young modulus with cancellous bone of 5.76-6.14 MPa and 3.95-471 MPa. Scaffolds have porosity rates in the range of 13.8-86.6%. Scaffolds have good wetability with a percentage range of 726-1069%. The swelling ratio of the scaffolds was in the range of 25.2-39.3%. The rate of degradation of the scaffold was quite controlled with a range of 16.7-35.5%. Based on all the characteristic results, the CS/HA/HAp scaffold with the addition of GO was the strongest candidate as the ideal scaffold in this study. The GO scaffold has characteristics that are between the control scaffold and the f-MWNCT/f-Gr scaffold."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Perdana
"Laju pertumbuhan esports sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun masih terdapat banyak tantangan pada ekosistem esports, salah satunya regenerasi pemain. Masalah regenerasi tersebut terjadi karena kurangnya ruang kompetitif pada kelas amatir ataupun pelajar. Padahal pemain-pemain amatir sangat dibutuhkan guna menemukan bakat-bakat baru mengingat regenerasi di dunia esports berjalan dengan sangat cepat karena usia emas atlet esports hanya berkisar dari 18 hingga 22 tahun. Peran komunitas sebagai support system diperlukan untuk mendukung ekosistem esports agar tumbuh lebih baik dan mengurangi kesenjangan dunia amatir dan profesional serta pemerataan esports ke daerah-daerah guna membantu proses regenerasi dan kemajuan industri esports di Indonesia. Penelitian ini bertujuan merancang Knowledge Sharing Systems (KSS) berbasis gamifikasi untuk komunitas esports. Banyak penelitian yang membahas tentang KSS. Namun penelitian yang secara spesifik membahas tentang KSS pada komunitas esports masih belum banyak ditemukan. Selain itu, penelitian KSS terdahulu kebanyakan berfokus pada fitur KS yang bersifat asynchronous dan pengetahuan eksplisit. Penelitian ini menggunakan metode User-Centered Design untuk merancang KSS untuk mendapatkan desain interaksi KSS yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, pendakatan gamifikasi diterapkan guna meningkatkan motivasi pengguna dalam berbagi pengetahuan. Pendefinisian kebutuhan desain dilakukan dengan melakukan wawancara ekploratif menggunakan pendekatan Player-Centered Design yang akan menghasilkan elemen gamifikasi berdasarkan persona, misi, dan motivasi pengguna. Selanjutnya elemen gamifikasi diterjemahkan ke dalam bentuk fitur dan di evaluasi menggunakan metode feature inspections. Sebanyak 15 elemen gamifikasi berhasil diidentifikasi dan diturunkan menjadi fitur-fitur untuk kebutuhan berbagi pengetahuan baik pengetahuan tacit maupun eksplisit. Fitur yang memfasilitasi berbagi pengetahuan tacit adalah ruang pertemuan, siaran langsung, dan panggilan pribadi. Sementara itu fitur yang memfasilitasi perubahan pengetahuan tacit ke eksplisit adalah dokumentasi diskusi sinkronus yang dapat berupa audio dan video. Dan fitur yang memfasilitasi berbagi pengetahuan eksplisit adalah percakapan, pesan pribadi, komentar, dan edit postingan. Hasil evaluasi menunjukan bahwa penerapan elemen gamifikasi terbukti dapat membantu dan mendorong partisipan dalam menggunakan KSS dan berbagi pengetahuan. Adapun fitur yang mengandung elemen gamifikasi yang dimaksud adalah Onboarding (pop-up petunjuk), Signposting (pop-up petunjuk), Points (sistem poin), Voting / Voice (Polling), dan Badge (lencana pengguna terverifikasi, lencana reputasi, lencana keaktifan, dan bintang ulasan).

The rate of growth of esports has been very rapid in recent years. However, there are still many challenges in the esports ecosystem, one of which is player regeneration. The regeneration problem occurs because of the lack of competitive space in the amateur or student class. Even though amateur players are really needed to find new talents, considering that the regeneration in the world of esports is going very fast because the golden age of esports athletes only ranges from 18 to 22 years. The role of the community as a support system is needed to support the esports ecosystem to grow better and reduce the gap between the amateur and professional world as well as the distribution of esports to the regions to help the regeneration process and the progress of the esports industry in Indonesia. This study aims to design a gamification-based Knowledge Sharing Systems (KSS) for the esports community. Many studies discuss KSS. However, there are still not many studies that specifically discuss KSS in the esports community. In addition, previous KSS research mostly focused on KS features that are asynchronous and explicit knowledge. This study uses the User-Centered Design method to design KSS to get a KSS interaction design that suits the needs of users. In addition, a gamification approach is applied to increase user motivation in sharing knowledge. The definition of design requirements is carried out by conducting exploratory interviews using a Player-Centered Design approach which will produce gamified elements based on the persona, mission, and motivation of the user. Furthermore, the gamification elements are translated into features and evaluated using the feature inspections method. A total of 15 elements of gamification have been identified and reduced to features for the need to share knowledge, both tacit and explicit knowledge. Features that facilitate the sharing of tacit knowledge are meeting rooms, live broadcasts, and private calls. Meanwhile, the feature that facilitates the change of tacit knowledge to explicit is synchronous discussion documentation which can be in the form of audio and video. And features that facilitate explicit knowledge sharing are conversations, private messages, comments, and post edits. The evaluation results show that the application of gamification elements is proven to be able to help and encourage participants to use SSC and share knowledge. The features that contain elements of gamification in question are Onboarding (pop-up hints), Signposting (pop-up hints), Points (point system), Voting / Voice (Polling), and Badges (verified user badge, reputation badge, activity badge, and star rating)."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Jennifer Tantry
"Osteoartritis merupakan salah satu penyakit utama penyebab disabilitas. Degradasi tulang rawan pada osteoartritis sulit diatasi karena kemampuan regenerasi tulang rawan yang terbatas. Extracellular vesicles (EVs) dari mesenchymal stem cells (MSCs) memiliki potensi sebagai terapi regeneratif untuk osteoartritis. Regenerasi tulang rawan dapat dianalisis secara histologi menggunakan sistem skor. Analisis molekuler juga dapat dilakukan, misalnya pada salah satu jalur persinyalan yang berperan dalam terjadinya osteoartritis, yaitu jalur persinyalan Wnt. Jalur persinyalan Wnt terdiri dari jalur persinyalan kanonikal dengan aktivator utama WNT3A dan jalur persinyalan nonkanonikal dengan aktivator WNT5A. Belum terdapat penelitian terkait efek pemberian EVs adipose-derived MSCs (AD-MSCs) pada domba model osteoartritis hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat regenerasi tulang rawan domba model osteoartritis yang telah diinjeksikan EVs AD-MSCs sebanyak tiga kali setelah induksi osteoartritis berdasarkan sistem skor Modified O’Driscoll dan mengetahui dampak pemberian EVs AD-MSCs pada domba model osteoartritis terhadap ekspresi gen WNT3A dan WNT5A. Tulang rawan model osteoartritis domba diberi injeksi EVs AD-MSCs tiga kali sebagai perlakuan dan injeksi NaCl sebagai kontrol. Hasil pemberian EVs AD-MSCs dianalisis secara histologi menggunakan sistem skor Modified O’Driscoll. Ekspresi gen relatif WNT3A dan WNT5A dianalisis menggunakan qRT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi EVs AD-MSCs berhasil menyebabkan perbaikan pada tulang rawan model osteoartritis domba. Ekspresi WNT3A memiliki kecenderungan meningkat, sedangkan ekspresi WNT5A memiliki kecenderungan menurun setelah injeksi EVs AD-MSCs. Uji statistik untuk skor Modified O’Driscoll, serta ekspresi gen relatif WNT3A dan WNT5A tidak menunjukkan perbedaan nyata yang disebabkan keterbatasan penelitian ini, yaitu jumlah sampel yang kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini, EVs AD-MSCs memiliki potensi untuk regenerasi tulang rawan.

Osteoarthritis is one of the main causes for disability. Cartilage degradation in osteoarthritis is difficult to overcome due to limited regeneration ability of cartilage. Mesenchymal stem cells (MSCs) extracellular vesicles (EVs) has potential as regenerative therapy for osteoarthritis. Cartilage regeneration can be assessed histologically using scoring systems. Molecular analysis can also be done, such as in one of signaling pathways involved in osteoarthritis, Wnt signaling pathway. This signaling pathway consists of canonical signaling pathway with its main activator, WNT3A, and noncanonical signaling pathway with its activator, WNT5A. Currently, there is no study regarding adipose-derived MSCs (AD-MSCs) EVs effects on osteoarthritic sheep cartilage model. This study aims to know cartilage regeneration degree on osteoarthritic sheep cartilage model after three injections of AD-MSCs EVs after osteoarthritis induction based on Modified O’Driscoll scoring system and to know AD-MSCs EVs effect on WNT3A and WNT5A gene expression in osteoarthritic sheep. Osteoarthritic sheep cartilage model were given three injections of AD-MSCs EVs as treatment and NaCl as control. The result of AD-MSCs EVs injections was assessed histologically using Modified O’Driscoll scoring system. Relative gene expression of WNT3A and WNT5A were assessed using qRT-PCR. This study shows that AD-MSCs EVs injections resulted in repair of osteoarthritic sheep cartilage model. Expression of WNT3A showed tendency to increase, whereas expression of WNT5A showed tendency to decrease after AD-MSCs EVs injections. Statistical analysis for Modified O’Driscoll score as well as WNT3A and WNT5A relative gene expression showed no significant difference due to limitation of this study which is small sample size. Based on these results, AD-MSCs EVs shows potential to regenerate cartilage."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Vidi Miranda
"Fraktur tulang merupakan kondisi ketika kontinuitas dari tulang rusak sehingga menyebabkan perubahan pada bentuk tulang. Rekayasa jaringan tulang merupakan kombinasi dari perancah, sel, dan biofaktor dimana perancah merupakan komponen yang memainkan peranan penting. Solusi yang ditawarkan adalah memfabrikasi perancah dengan gabungan biomaterial atau komposit berupa graphite/ hydroxyapatite/ fibrin (G/HAp/F), graphene oxide/ hydroxyapatite/ fibrin (GO/HAp/F), multiwalled carbon nanotubes/ hydroxyapatite/ fibrin (MWCNT/HAp/F), dan hydroxyapatite/ fibrin (HAp/F) dengan penambahan material karbon (MWCNT, GO, dan G) sebanyak 1% wt, HAp sebanyak 2% wt, dan penambahan fibrin dengan perbandingan HAp:Fibrin senilai 20:1. Metode: Perancah disintesis dengan menggunakan metode freeze-drying. Parameter uji dilakukan melalui uji biokompatibilitas atau viabilitas sel (MTS assay), uji diferensiasi sel (pewarnaan alizarin red), dan analisa statistik. Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat perbandingan antara keempat kombinasi perancah dalam menginduksi osteogenesis dan mempercepat proses regenerasi tulang.
Hasil: Fabrikasi perancah dengan metode freeze-drying menghasilkan perancah dengan ukuran rata-rata diameter 0,68 cm dan tinggi 0,41 cm. Uji viablitas menunjukkan perancah dengan penambahan karbon menunjukkan viabilitas sel yang buruk, tidak menginduksi adhesi dan proliferasi sel, meskipun sel cenderung bermigrasi dan mendekati perancah. Uji diferensiasi menunjukkan perancah dengan penambahan karbon gagal dalam menginduksi diferensiasi sel osteogenik, Sel yang berdiferensiasi hanya ditemukan pada perancah HAp/F.

A fracture is a condition when the continuity of the bone is broken, causing a change in the shape of the bone. Bone tissue engineering is a combination of scaffolds, cells, and biofactors where the scaffold is a component that plays an important role. In this study, scaffolds with a combination of biomaterials or composites in the form of graphite/ hydroxyapatite/ fibrin (G/HAp/F), graphene oxide/ hydroxyapatite/ fibrin (GO/HAp/F), multiwalled carbon nanotubes/ hydroxyapatite/ fibrin (MWCNT/ HAp/F), and hydroxyapatite/ fibrin (HAp/F) with the addition of carbon material (MWCNT, GO, and G) as much as 1% wt, HAp as much as 2% wt, and the addition of fibrin with a HAp:Fibrin ratio of 20:1 were fabricated. Scaffolds were synthesized using the freeze-drying method. The test parameters were carried out through biocompatibility or cell viability test (MTS assay) and cell differentiation test (alizarin red staining), and statistical analysis. The test was conducted to see the comparison between the three combinations of scaffolds in inducing osteogenesis and accelerating the process of bone regeneration. The scaffold fabrication using the freeze-drying method resulted in a scaffold with an average diameter of 0.68 cm and an average height of 0.41 cm. Viability test showed that the scaffolds with the addition of carbon showed poor cell viability, did not induce cell adhesion and proliferation, although cells tended to migrate and approach the scaffold. Differentiation test showed that the scaffolds with addition of carbon failed to induce osteogenic cell differentiation. Differentiated cells were only found in the HAp/F scaffold."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Hati merupakan organ yang memiliki kemampuan regenerasi tinggi setelah mengalami kerusakan. Sel punca mesenkimal asal tali pusat merupakan sumber progenitor hati yang dapat ditranplantasikan dan dapat digunakan pada kasus kerusakan hati yang parah. Kerusakan hati yang parah akan memunculkan sel oval sebagai pertahanan tingkat ke dua. Proses regenerasi hati yang diperantarai sel oval sangat kompleks karena melibatkan sitokin, faktor pertumbuhan, hormon dan morfogen. DLK1 (Delta-Like 1 homolog) merupakan salah satu morfogen yang diekspresikan kembali pada kasus kerusakan hati dengan kondisi proliferasi hepatosit yang dihambat. DLK1 diekspresikan oleh sel oval dalam jumlah yang terbatas.
Penelitian ini bertujuan mengetahui ekspresi DLK1 dan proliferasi hepatosit yang dinilai menggunakan Ki67 pada kerusakan yang diinduksi 2AAF/CCl4. Selain itu juga akan dinilai pengaruh sel punca pada ekspresi DLK1 dan proliferasi hepatosit yang dinilai menggunakan Ki67 pada saat proses regenerasi hati. Penelitian ini menggunakan 30 tikus jantan strain Wistar berusia 8 minggu yang dibagi menjadi 5 kelompok (n=6). Proses Induksi kerusakan hati menggunakan 2AAF/CCl4 selama 12 minggu kemudian diberikan injeksi sel punca mesenkimal asal tali pusat manusia dengan dosis 1x106 sel melalui vena ekor. Dua kelompok (kontrol dan induksi 2AAF/CCl4) diterminasi pada akhir minggu ke-12 sebagai model kerusakan hati sedangkan tiga kelompok lainnya (kontrol, kelompok dengan sel punca dan kelompok tanpa sel punca diterminasi pada akhir minggu ke-14.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan ekspresi DLK1 namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada tingkat proliferasi hepatosit yang dinilai dengan Ki67 pada kerusakan hati yang diinduksi 2AAF/CCl4. Sedangkan pada regenerasi hati tidak ditemukan perbedaan signifikan ekspresi DLK1 dan Ki67 antara kelompok yang diberikan sel punca dan tidak diberikan sel punca.

The liver is an organ that has a high regeneration ability after being injured. Mesenchymal stem cells from the human umbilical cord are transplanted sources of liver progenitors and can be used in cases of severe liver injury. Severe liver damage will bring out oval cells as a second level defense. The process of liver regeneration which is mediated by oval cells is very complex because it involves cytokines, growth factors, hormones and morphogens. DLK1 (Delta-Like 1 homologue) is one of the morphogens that is expressed again in cases of liver injury with inhibited hepatocyte proliferation. DLK1 is expressed in subpopulation in oval cells compartement of rat liver.
This study aims to determine the expression of DLK1 and hepatocyte proliferation which was assessed using Ki67 in the 2AAF/CCl4 induced severe injury. It will also be assessed the effect of mesenchymal stem cells on DLK1 expression and hepatocyte proliferation which was assessed using Ki67 during the liver regeneration process. This study used 30 male 8-week-old Wistar strain rats divided into 5 groups (n = 6). The process of induction of liver injury using 2AAF/CCl4 for 12 weeks was then given mesenchymal stem cell injection from human umbilical cord at a dose of 1x106 cells through the tail vein. Two groups (control and 2AAF/CCl4 groups) were terminated at the end of the 12th week as models of liver injury while the other three groups (control, groups with stem cells and groups without stem cells were terminated at the end of week 14.
In this study it was found that there was a significant difference in DLK1 expression but there was no significant difference in the rate of hepatocyte proliferation assessed by Ki67 in 2AAF/CCl4 induced liver injury, whereas in liver regeneration there was no significant difference in DLK1 and Ki67 expression between groups given stem cells and not given stem cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Anismar
"Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai politik Islam yang lahir dari sebuah gerakan sosial keagamaan yang sering disebut Tarbiyah. Universitas Indonesia merupakan salah satu kampus yang menjadi titik awal berkembangnya Jamaah Tarbiyah di Indonesia. Hingga saat ini Tarbiyah kampus masih menjadi salah satu basis sosial utama PKS. Skripsi ini membahas bagaimana Jamaah Tarbiyah UI sebagai basis sosial PKS melakukan proses kaderisasi terhadap anggotanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Skripsi ini memaparkan Jamaah Tarbiyah UI memiliki struktur organisasi yang berkoordinasi dengan PKS, namun hal ini disamarkan. Jamaah Tarbiyah UI membangun sistem mulai dari rekrutmen, kaderisasi, dan pembinaan yang sistematis. Hal ini tidak lain adalah strategi yang dilakukan PK dalam rangka mempertahankan basis sosialnya dari kalangan kaum muda terdidik.

PKS is an Islamic political party which was formed by a social of religious movement named Tarbiyah. UI is one of Universities that becomes the starting point of Jamaah Tarbiyah development. Tarbiyah is still one of the main bases of PKS. This thesis use qualitative method with indepth interview. This thesis deals with how Jamaah Tarbiyah UI as the social base of PKS does the process of cadre formation to their members. It also discusses further that Jamaah Tarbiyah UI has an organization structure that is coordinated with PKS which is not officially published. Jamaah Tarbiyah UI also develops the system of the recruitment, cadre formation, and systematical training. All of these are the strategies done by PKS in order to maintain their social base of educated youth."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>