Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Perkasa Temadja
"Dengan pemahaman bahwa kompetisi yang makin ketat dengan pesaing di industri yang sama, ditambah dengan gejala klien-klien yang menggunakan jasa headhzmrer yang semakin banyak tuntutamaya, maka sudah selayaknyalah GLC mempunyai strategi pemasaran yang lebih baik untuk mencapai objektif bisnisnya. GLC akan mampu mcmbedakan dirinya dari kompctitomya hanya pada kemampuan GLC dalam membcrikan pelayanan yang baik secara berkelanjutan. Kualitas kandidat, speed atau kecepatan dalam mcngirimkan kandidat dan kualitas hubungan dengan para klien itu sendiri menjadi sangat penting. Metadologi yang digunakan untuk dalam tesis ini adalah observasi dan wawancara. Metode ini dilakukan untuk memahami strategi pemasarnn yang dilakukan GLC. Diperlukannya pcnelitian lebih lanjut untuk memperkuat analisis dan pembahasan dari strategi pemasaran GLC ini.

With an understanding that the competition is getting jiercer in the headhunter industry, and in addition the clients are more demanding in their necessities, it is apparent that GLC must have a better marketing strategy to achieve their business objective. GLC would be able to d@rentiate themselves from the competition by giving good services continuously. Quality of candidates, speed and the qualify of relationship with the clients are important. The methodology used in this thesis is observation and interview. This methodology is done to understand the marketing strategy of GLC. There is a need to conduct further research to strengthen the analysis and study of this marketing strategy of GLC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjar Isdijanto
"Looking at the brutto premium of PT. Asuransi Jasindo and the development of loss insurance industry in Indonesia, it was obvious that the market competition of insurance industry was very competitive. Such competition could be handled if PT. Asuransi Jasindo could apply a marketing strategy that had a sustainable competitive advantage. This served as the background of the research which aimed at identifying the feasibility of applying the sustainable competitive advantage concept as the marketing strategy and to what extent it can be applied to identify competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards other competitors in the loss insurance industry in Indonesia.
The research adopted descriptive method through data collection in a form of secondary and primary data. The former used books, annual reports and other documents related with the research. As for the latter, questionnaires designed based on the Likert Scale were distributed to the personnel of PT. Asuransi Jasindo in the units in the head quarter office and 15 branch offices.
The research adopted Boston Consulting Group (BCG) matrixs theory and the Sustainable Competitive Advantage (SCA) approach. The BCG matrixs was used to identify the competitive position of PT. Asuransi Jasindo towards the competitors in the loss insurance industry and the SCA approach here was to analyse the components of competitors covering own products familiarity, familiarity towards competitors, familiarty towards the competitors? products and the components of competition techniques comprising of cost advantage, product differenciation, market focus, pioneering products and market sinergy.
The results of this research depicted that the competitive position of PT. Asuransi Jasindo in the loss insurance industry in Indonesia was in the star quadrant possessing the growth of long-run opportunities. The strategies that could be adopted were forward integration, backward integration, horizontal integration, market penetration, market development and product development.
Whereas the results of analysis ofthe components of prequisite condition of SCA concept was things like the familiarity of own products, familiarity of competitors? products, cost advantage, product differenciation, market focus and pioneering products receiving good/high level category and as for being familiar with the competitors possessing very good/very high category whereas the market sinergy obtained relatively good/relatively high category. Therefore it could be concluded that the SCA concept could be adopted as the marketing strategy of PT. Asuransi Jasindo.
The optirnalize the adopt on of the SCA concept as the marketing strategy that possessed the sustainable competition required mending and improvement of such strategies as market synergy, human resource development and the market extention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
"Dengan bertambahnya jumlah pengguna internet dan penyelenggara jasa akses internet (ISP) di Indonesia membuat para penyelenggara interkoneksi internet (NAP) berlomba-lomba dalam memenuhi dan menawarkan jasa interkoneksi dan bandwidth internet internasional dengan harga yang kompetitif. ICON+ yang telah mendapatkan lisensi NAP ditahun 2008 pun tidak ketinggalan akan ambil bagian untuk meramaikan bisnis layanan NAP dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Kondisi persaingan yang begitu ketat akan sangat menentukan sekali dalam pemilihan strategi bersaing yang matang. Dari hasil analisis potensi kompetitif layanan NAP dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan NAP IP Transit ICON+ memiliki potensi kompetitif medium dengan skala 60% dan memiliki tekanan tertinggi pada kekuatan pembeli. Sedangkan dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terhadap layanan NAP IP Transit ICON+ didapatkan bahwa layanan tersebut berada di kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif dengan memanfaatkan kekuatan internal dan mengoptimalkan peluang yang ada. Pada tahap pemilihan strategi dari hasil analisis QSPM untuk layanan NAP ICON+ didapatkan bahwa ICON+ dapat menerapkan strategi mengembangkan produk NAP seperti IPLC (International Private Leased Circuit) dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan fiber optik eksisting dan bekerjasama dengan potensial partner maupun konsorsium kabel laut.

With the increasing number of internet users and internet service providers (ISP) in Indonesia make the network access providers (NAP) compete to fulfill and offer interconnection services and international internet bandwidth at competitive prices. ICON+ which has got the NAP license in 2008 will also take a place in NAP service businesses in order to give contribution to the company as a new revenue generator. Competition is so tight conditions will determine the election once in a mature competitive strategy. From the analysis of potential competitive NAP service using Porter 5 Forces model results medium competitive potential value with 60 % scale and has the highest pressure at bargaining power of buyer and rivalry among competitors. While from SWOT analysis results NAP IP Transit ICON+ service in quadrant 1 and must be supported with growth and aggressive orientation strategy . The last analysis using QSPM method to choose attractive strategy is resulted that ICON+ can launch NAP product development as IPLC by utilizing the existing fiber optic network infrastructure and cooperation with potential partners as well as a submarine cable consortium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Ariestika
"Bisnis Wholesale khususnya dalam Jasa Jaringan sebagai salah satu pilar bisnis diharapkan mampu memberikan kontribusi pendapatan yang besar, dan mempertahankan pangsa pasar TELKOM sebagai operator penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi di Indonesia. Kondisi Telekomunikasi Indonesia saat ini telah memasuki era kompetisi yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Hal ini dapat dilihat sebagai ancaman sekaligus peluang bagi TELKOM, dimana TELKOM sebagai operator penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi memebutuhkan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing produk terhadap produk kompetitor. Penelitian dilakukan berdasarkan konsep manajemen stratejik dengan menggunakan metode Porter?s 5 Forces dan SWOT yang digunakan untuk memberikan gambaran tentang peluang bisnis Wholesale jasa jaringan, mengetahui posisi perusahaan, untuk kemudian menentukan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan.

Wholesale Business, spesifically network services as one of TELKOM?s business stream were expected to giving high revenue contribution to the company, and also to maintain TELKOM's market share as a network and service provider in Indonesia. Telecommunication in Indonesia have entered a competititon era, which can be seen by TELKOM as opportunity or threat. TELKOM as a network and service provider need an appropriate business strategy to win the competition among competitors. This research was doing based on strategic management concept, which will use Porter's 5 Forces and SWOT method to illustrate the opportunity of Wholesale Network service business strategy and to get positioning of company which can be used to formulating the company business strategy in winning the competition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T40930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aresdi Mahdi Asyathry
"Penelitian ini mengkaji mengenai bauran pemasaran jasa suatu agen waralaba, yang merupakan bentuk strategi agen waralaba dalam mengembangkan bisnis dan menarik minat konsumen untuk melakukan transaksi. Konsep atau elemen pemasaran jasa yang diteliti berupa lokasi (place), promosi (promotion), proses (process), lingkungan fisik (physical evidence) dan sumber daya manusia (people atau participant). Sedangkan dua elemen lainnya yaitu harga dan produk tidak menjadi fokus penelitian karena pada bisnis waralaba dua elemen ini telah memiliki standar. Jadi penelitian ini akan meneliti strategi pemasaran jasa pada dua agen organisasi bisnis waralaba bidang jasa dengan kategori berbeda yang akan membandingkan penerapan strategi pada kedua agen tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, informan penelitian berjumlah dua orang yang mewakili dua organisasi saja dengan kategori agen besar dan agen kecil, pemilihan informan penelitian didasarkan pada prestasi agen dalam transaksi perhari yang berbeda dengan agen lainnya. Hasil penelitian menunjukkan penerapan strategi pemasaran jasa (elemen 7P) di dua agen yang diteliti pada jasa pengiriman barang, elemen yang terpenting adalah proses (process) penyampaian jasa itu sendiri, dimana baik tidaknya proses dinilai dari pelayanan yang diberikan. Dalam melakukan strategi pada elemen proses sangat penting menerapkan prinsip horizontal marketing yang menempatkan posisi konsumen sama dengan posisi pemasar, dimana konsumen tidak dipandang sebagai objek penjualan, melainkan sebagai sahabat atau teman yang perlu dibuat nyaman. Lebih lanjut penelitian menemukan terdapat perbedaan mendasar dari strategi yang diterapkan pada masing-masing agen. Hal ini terkait strategi komunikasi dalam promosi yang dilakukan ke dua agen pada organisasi jasa yang diteliti, penempatan lokasi gerai, dan kemampuan membangun faktor kedekatan dengan konsumen, dan juga detail strategi yang dilakukan masing masing agen. Salah satu agen organisasi jasa yang diteliti saat ini menggunakan komunikasi pemasaran utama dengan lebih mengutamakan WoM sedangkan Agen lainnya melakukan bauran komunikasi dengan baik sesuai dengan alat komunikasi yang memiliki fungsi dan kelebihan berbeda, sehingga mampu menyentuh konsumen lebih luas. Agen organisasi jasa kategori kecil belum memperhatikan penciptaan lingkungan fisik usaha seperti atmosfir ruangan dan kelengkapan fasilitas pendukung, sedangkan dengan kategori besar telah menerapkan strategi atmosfer gerai yang sangat baik yang membuat konsumen nyaman saat melakukan transaksi.

This research examine the mixture of franchise agent’s marketing service, which is a strategy form to developed business and attract customers to conduct transactions. It studiesconcepts or elements of marketing services, for examples location (place), promotion, process, the physical environment (physical evidence), and human resources (people or participants). On the other hand, other two elements, which are price and product does not become the research focus since they have its standards. Therefore, it will be a qualitative research, examine and compare marketing strategy service application between two Organization Services’s agents with different categories. The categories are large and small agents based on agent’s achievement on daily transactions.
The results show that the most important element of marketing strategy service application (7P elements) between two Organization Service’s agents is the process itself, provided by the quality of service. On process element strategy application, it is highly significant to apply horizontal marketing principal: customers are equal with marketers, they are not regarded as market object but as colleague or friend with comfort needs. Furthermore, the research discover fundamental differences from applied strategy to each agents. It related to the communication strategy in the promotion by both agents, site selection, the ability to buildpropinquity with customers, and applied strategy details. The large agents currently using major marketing communication (prioritizing WoM) whereas the smallest agent commit very well various marketing communication strategy appropriately with communication tools that have different functions and advantages and able to reach broader customers. In spite of the fact that small agent have chosen better way of communication, they did not yet notice the importance of creating physical environment such as comfort outlet atmosphere or complete facility support whereas the large agent have applied considerably excellent and pleasant outlet atmosphere for customers doing their transactions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shiro Esa Emerzet
"Inovasi dalam suatu organisasi dapat diperoleh melalui kreasi pengetahuan (knowledge creating) yang merupakan salah satu dimensi proses knowledge management. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kondisi organisasi yang memenuhi syarat dan kondisi yang mendukung terjadinya proses knowledge management tersebut, khususnya dalam proses kreasi pengetahuan (knowledge creation).
Penelitian mengambil kasus di industri jasa minyak dan gas, yang berkontribusi pada kriteria kondisi organisasi yang harus ada dan kondisi organisasi yang mendukung dalam penerapan knowledge management dan bertujuan mendapatkan strategi knowledge management.
Penelitian menggunakan metode kuesioner, AHP dan metode ELECTRE. Metode kuesioner digunakan untuk menentukan kesiapan kondisi organisasi dalam penerapan knowledge management. Selanjutnya, metode AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk mendapatkan kriteria kondisi organisasi yang penting, untuk menentukan strategi knowledge management. Terakhir, metode ELECTRE (Elimination and Choice Expressing Reality) untuk menentukan prioritas strategi knowledge management.
Penelitian ini menghasilkan tiga strategi utama dalam penerapan knowledge management di industri jasa minyak dan gas, yaitu, strategi development forums, networking workshops, dan intranet/internet.

Innovation within an organization can be obtained through the creation of knowledge (knowledge creating) which is one of dimension process of knowledge management. Therefore, it needs a qualified organization conditions (enabling conditions) that support the knowledge management process, especially in the process of creation of knowledge (knowledge creation).
The research takes the case in the oil and gas service industry, which contribute to the criteria which must be existing in organizational conditions and organizational conditions that support in the implementation of knowledge management and aims to gain knowledge management strategy.
The study used questionnaire method, AHP and ELECTRE methods. Questionnaire method used to determine the readiness of the organizational conditions in the application of knowledge management. Furthermore, AHP (Analytical Hierarchy Process) is used to get the important criteria of organizational conditions, to determine the knowledge management strategy. Finally, the method ELECTRE (Elimination and Expressing Choice Reality) to determine the priority of knowledge management strategy.
This study resulted in three major strategies in the implementation of knowledge management in the oil and gas service industry, namely, strategy development forums, networking workshops, and intranet / internet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T45265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrul Qamar
"Sarana pendukung dalam perdagangan internasional sebagai bagian dari globalisasi adalah transportasi angkutan laut yang merupakan sarana angkutan massal dengan kemampuan jarak yang jauh. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terlibat dalam arus globalisasi harus mempunyai angkutan laut yang mampu bersaing dengan Negara lain. Untuk mendukung hal tersebut maka Pemerintah mengeluarkan undang-undang untuk menetapkan pelayaran Negara Indonesia menggunakan Asas Cabotage. Dengan Asas ini, perusahaan pelayaran di Negara Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang dengan memiliki kemampuan bersaing yang baik.
Sektor Minyak dan Gas di Indonesia membutuhkan jasa pengangkutan laut untuk mendukung proses bisnisnya. PT Pertamina Tongkang yang berada dalam sektor ini harus mempunyai strategi bisnis yang tepat dalam mengembangkan usahanya dan menjadi penguasa pangsa pasar di Indonesia. Dalam penetapan strategi pengembangan bisnis ini, PT Pertamina Tongkang harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri dan faktor internal perusahaan.
Faktor lingkungan umum yang berpengaruh terhadap industri jasa maritim sektor migas adalah demografi, ekonomi, hukum, sosial dan budaya, serta perkembangan teknologi. Sedangkan faktor lingkungan industri menggunakan pendekatan Five?s Forces oleh Michael E. Porter yaitu ancaman dari pesaing di dalam industri, ancaman pendatang baru potensial, ancaman produk subtitusi, kekuatan tawar menawar dari pembeli, dan kekuatan tawar menawar dari pemasok. Serta faktor internal perlu dianalisis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari perusahaan. Faktor-faktor yang dianalisis yaitu kondisi pemasaran, kondisi sumber daya manusia, kondisi jasa dan operasi, serta kondisi keuangan Strategi pengembangan bisnis yang tepat akan didapatkan dari ketiga analisis diatas. Dengan menggunakan strategi generik, maka dapat dirumuskan bahwa PT Pertamina Tongkang dapat menggunakan strategi fokus.
Pengembangan dari strategi fokus PT Pertamina Tongkang maka bisa ditentukan cara untuk meraih peluang bisnis yang ada yaitu dengan meningkatkan publisitas jasanya terhadap para pelanggan yang ada maupun potensial, mencoba mengenalkan jasa yang ada saat ini kepada wilayah baru, serta meningkatkan fungsi Research and Development. Persiapan PT Pertamina Tongkang dalam terjun ke pasar global dilakukan dengan pendekatan analisa Grand Strategy Matrix. Dimana perusahaan berada dalam posisi kuadran kedua, yaitu dalam pertumbuhan pasar yang tinggi serta posisi kompetitif yang lemah.

Supporting Facilities in international trade as part of globalization is sea transportation, which are facilities for mass transportation with remote capability. Indonesia as an archipelagic country and involved in globalization has to have a good sea transportation which is can compete with other country. To support that, The Government issued regulation to regulate Indonesia?s Shipping with Principal of Cabotage. With Principal of Cabotage, shipping company should be able to use the opportunity with good ability to compete with other.
Oil and Gas Sector in Indonesia requires sea transportation services to support its business. PT Pertamina Tongkang who involved in this business has to have right business strategy to develop its business and to become a leader market in Indonesia. To decide or execute business strategy, PT Pertamina Tongkang has to concern some factors, external factors consist of general environment and industry environment, and internal factor is the company its self.
General Environment which is affected to maritime services in oil and gas sector is demography, economy, laws, social-culture, also technology development. For Industry Environment used Five?s Forces approach by Michael E. Porter, rivalry among competing firms in industry, threats from new potential new entrants, threats from subtitute product, bargaining power of buyers, and bargaining power of suppliers. Internal Factors need to be analyze are marketing conditions, human resources, services and operation condition also financial condition. Internal Factor need to be analyzed, to know the weakness and the strength of the company.
Right business strategy can be achieved from three analyses above. Using Generic Strategy can be formulated, that PT Pertamina Tongkang can use Focus Strategy. Development of Focus Strategy PT Pertamina Tongkang can be determined with how to achieve business opportunity that exist, such as increase publicity to the customers (potential costumers and customers who already exist), try to promote and explain the services in a new area, also increasing function of Research and Development. Preparation of PT Pertamina Tongkang in global market can be done by Grand Strategy Matrix analysis approach. The company position in second quadrant, it means high growth and in weak competitive completion.
"
2011
T29560
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denala Rafanayla
"Tulisan ini memaparkan tentang strategi komunikasi pemasaran SASSH, sebuah merek slow-fashion yang berbasis di Jakarta, Indonesia, dan bagaimana pemiliknya dapat secara efektif berkomunikasi dan memasarkan mereknya di Instagram meskipun baru saja dibuat di tengah Pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan strategi yang digunakan untuk menarik banyak audiens serta mengubah perilaku konsumen yang berkaitan dengan teori Komunikasi Pemasaran Terpadu. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi literatur dan konten Instagram SASSH. Temuan penelitian menunjukkan bahwa merek ini dapat menerapkan strategi komunikasi pemasaran untuk merek mereka sendiri dalam menjangkau audiens serta mengubah perilaku konsumen di bidang slow fashion dengan hanya menggunakan Instagram sebagai satu-satunya media sosial mereka.

This article discusses the marketing communication strategy of SASSH, a slow-fashion brand based in Jakarta, Indonesia, and how the owner can effectively communicate and market her brand on Instagram despite the fact that it was created in the midst of the COVID-19 Pandemic. The purpose of this research is to examine and identify the strategies used to attract large audiences and influence consumer behaviour which can be associated with Integrated Marketing Communication theory. A qualitative design is used in this study. Data was gathered through literature study, as well as SASSH Instagram page. The research findings show that this brand could implement marketing communication strategies for its own brand in reaching audiences and changing consumer behavior in the field of slow fashion by only using Instagram as their one-and-only social medium."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rachman Amaluddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan berdaya saing dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, menilai faktor-faktor internal perusahaan dan eksternal lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut.Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang dicetuskan oleh Albert Humphrey dan juga menggunakan metode 5 Forces yang ditemukan oleh Michael Porter.Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman dilingkungan bisnis maupun kekuatan serta kelemahan yang dimiliki internal perusahaan.Sedangkan metode 5 Forces adalah metode yang digunakan untuk mengetahui peta persaingan dengan para kompetitor produk sejenis.Penelitian ini dilakukan dengan metode survey (wawancara dan kuesioner) pada Manajer dan staf pemasaran perusahaan dan konsumen perusahaan. Hasilnya kemudian dianalisis dengan metode Analisis SWOT. Faktor-faktor internal, eksternal, posisi dan jenis usaha serta strategi perusahaan ini merupakan variabel mandiri, yang berarti setiap variabel tidak dilakukan perbandingan, melainkan saling menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain.

This research aims to determine the right marketing strategies and competitive power by first identifying, assessing the company's internal factors and external environment affecting the company. This is done by using the method of SWOT analysis (Strenght, overrun Weakness, Oppurtunity, Threat) which was conceived by Albert Humphrey and also use 5 Forces method discovered by Michael Porter. The SWOT analysis is an analysis that is used to evaluate the opportunities and threats of the business as well as strengths and weaknesses are internal corporate owned.And the 5 Forces Method is a method used to determine competition map with competitors similar products. This research was conducted with survey methods (interviews and questionnaires) in corporate marketing managers and staff and consumer companies. The results are then analyzed by the method of SWOT analysis. Internal factors, external, positions and types of businesses as well as corporate strategies is an independent variable, which means that any variables not done comparison, but rather mutual explains and affects the other variable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anggraini
"Pertumbuhan industri jasa konstruksi yang diikuti dengan pertumbuhan pangsa pasarnya telah menyebabkan berjamurnya perusahaan konstruksi di Indonesia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat, perusahaan harus memiliki strategi pemasaran. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT XYZ dan hambatan dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan adalah strategi yang berbasis pada penekanan sembilan elemen hasil elaborasi service marketing mix dan competitive priorities, yaitu keunggulan mutu, keunggulan waktu, fleksibilitas pelayanan, keunggulan harga, promosi, tempat, sdm, proses, dan bukti fisik. Hambatan yang terjadi ada pada penerapan elemen keunggulan waktu dan fleksibilitas pelayanan.

The growth in the construction industry followed by the growth of its market share has led to a large number of construction companies in Indonesia. In order to survive in the fierce competition, the company must have a marketing strategy. This thesis aims to determine the marketing strategy implemented by PT XYZ and the barriers to implementation. This research used a qualitative approach. Data collection method used is in-depth interviews and direct observation.
The result showed that applied marketing strategy is a strategy that is based on emphasis of nine elements as the result of elaboration theory between service marketing mix and competitive priorities, consist of : quality excellence, time excellence, service flexibility, price advantage, promotion, place, people, process, and physical evidence. Barriers to implementation the strategy are the application of time excellence and service flexibility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>