Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirajuddin Jalil
"Data eksperimen BGOOD terbaru untuk sudut maju pada reaksi g + p ! K+ + L telah dipelajari dengan menggunakan model isobar. Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memperoleh kesesuaian data eksperimen dan teori. Metode perhitungan menggunakan model isobar dua kanal K+L dan K0L secara simultan, di mana terdapat parameter bebas untuk mereproduksi data eksperimen. Total data eksperimen yang digunakan pada studi ini yakni 9536. Hasil dari studi ini dibandingkan dengan studi dan data eksperimen sebelumnya. Hasilnya yakni pengaruh data BGOOD lebih signifikan pada observabel penampang lintang. Pada observabel polarisasi tunggal dan ganda pengaruhnya tidak signifikan. Temuan lainnya yaitu data belum bisa direproduksi dengan mudah dengan menggunakan model tersebut, khususnya pada daerah sudut sangat maju. Selain memasukkan data BGOOD baru, juga ditambahkan missing resonans P13 yang dibandingkan dengan resonans S11, P11, dan D13. Data BGOOD baru ini belum bisa menemukan missing resonans tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan resonans D13 pengaruhnya lebih signifikan dalam mereproduksi data dibanding ketiga resonans lainnya.

The new BGOOD experimental data for forward-angle on the g + p ! K+ + L reaction have been studied by using an isobar model. This study was a phenomenological approach to obtain the compatibility of experimental data and theory. The numerical calculations were constructed using the isobar model with coupled K+L and K0L channels simultaneously, where the unknown parameters in the model were fitted to reproduce the experimental data. The total numbers of experimental data used in this study were 9536 points. The result of this study was compared with those of previous investigations and experimental data. The effect of the new BGOOD data is more significant in the case of differential cross sections on the K+L channel. For the single and double polarization, the effect is insignificant. Another finding is that the data cannot be reproduced easily using the models, especially in the very forward regions. In addition, the new BGOOD data were fitted with the missing resonance P13 compared with S11, P11, and D13 resonances. Nevertheless, this new BGOOD data have not been able to find the missing resonance. The fitted results show that the D13 resonance is more significant to reproduce the all data compared to the others."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sydney: The Book Company International, 1997
080 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandoz, Mari
[Place of publication not identified]: University of Nesbraska Press, 1958
920.9 SAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taris Hadyantama
"Dalam menggunakan wahana fixedwing yang dipergunakan secara autonomous, diperlukan perhitungan kalkulasi energi agar didapatkan rencana penerbangan Flight Plan yang optimal agar jarak yang ditempuh sesuai dengan kapasitas battery yang digunakan. Pada penulisan skripsi ini akan ditelaah kalkulasi energi yang digunakan pada wahana fixed-wing skywalker. Selanjutnya korelasi energi ini dapat digunakan untuk merencanakan jalur penerbangan yang efisien dari sisi konsumsi energi.

In the use of fixedwing vehicles that be used for autonomous flight, calculation of energy is required to obtain an appropriate flight plan and optimal for distances according to the battery capacity. In this thesis will cxplain how to calculate energy that used by fixed wing skywalker. Furthermore, this energy correlation can be used to plan an efficient flight route in order to use less energy consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
SpPdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Setyoko
"Berbagai metode pengembangan roket telah dilakukan, namun tidak semua orang bisa mengikuti perkembangannya karena teknologi roket merupakan teknologi rahasia yang pada akhirnya menyebabkan tidak adanya referensi. Kendali roket merupakan tahapan yang paling penting dari pengembangan teknologi roket yang pengembangannya hanya bisa dilakukan jika mempunyai data atau model. Penelitian ini mencoba untuk mendapatkan data penerbangan roket dari simulator pesawat X-Plane kemudian mengembangkan kendali roket menggunakan Neural Network. Konsekuensi yang ditimbulkan karena pemakaian simulator pesawat untuk menerbangkan roket akan dijadikan bahan analisis apakah data yang dihasilkan dari penerbangan roket mempunyai mekanisme fisika layaknya roket.
Pengujian terhadap sistem kendali Neural Network berbasis Direct Inverse Control Open-Loop dilakukan untuk mengetahui keandalan sistem kendali yang dirancang. Sistem kendali roket yang dibuat menggunakan metode backpropagation dengan pembatasan pengendalian yaitu hover, sebuah trajectory terbang roket yang mempunyai pengaruh paling besar dalam jangkauan dan arahnya. Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa data yang dihasilkan mempunyai dinamika gerak layaknya roket dan sistem kendali hover roket yang dibuat mempunyai kemampuan yang baik.

Various methods of rocket development have been done, but not everyone can follow its development because rocket technology is a secret technology that ultimately leads to no reference Rocket control is the most important stage of development of rocket technology whose development can only be done if it has data or models. In this study trying to get rocket flight data from the X Plane aircraft simulator then develop rocket control using Neural Network. The consequences of using the aircraft simulator to fly the rocket will be used as an analysis material whether the data generated from the rocket flight has a rocket physics mechanism.
Testing of Neural Network control system based on Direct Inverse Control Open Loop is done to know the reliability of control system designed. The rocket control system created using backpropagation method with control limitation is hover, a rocket flying trajectory that has the greatest influence in its range and direction. From the results of this test is known that the resulting data has the dynamics of motion like a rocket and rocket hover control system is made to have good ability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Kartika Purnasasmita
"Tesis ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur berbasis pemahaman bau yang dapat membentuk lintasan dalam proses navigasi ruang arsitektur. Studi ini diawali dengan argumen bahwa arsitektur cenderung untuk menghilangkan atau menimpa kehadiran bau yang ada. Hal ini mendiskriminasi kehadiran bau dalam ruang dan menjadikannya hanya dilihat sebagai rangsangan dari matter. Tesis ini kemudian mengangkat pentingnya pergeseran perspektif bau dalam ruang dimana yang dilihat melalui pemahaman akan lintasan bau. Hal ini menunjukkan bahwa bau menghadirkan kondisi dinamis dalam ruang. Penelusuran lintasan bau dapat mengungkap lapisan-lapisan bau dalam ruang dimana tesis ini melihat lapisan tersebut dalam komposisi foreground-background. Tesis ini melihat lintasan bau berdasarkan pergerakan bau dalam ruang, pergerakan manusia, dan susunan lapisan tersebut.
Fragmentasi kemudian dilihat sebagai metode yang dapat mengungkap dan mengintervensi lintasan bau. Kajian fragmentasi diawali dengan penelusuran makro melalui proses smellwalking pada konteks urban untuk melihat susunan lapisan dalam lintasan yang menghasilkan navigasi dinamis dalam ruang. Studi tersebut dilanjutkan dengan penelusuran mikro yaitu mengeksplorasi ragam perlakuan bau dan medium perantara dimana berfokus pada bau rempah-rempah tradisional Indonesia. Temuan dari studi ini menghasilkan rancangan arsitektur lintasan bau untuk navigasi dengan menyoroti makna temporalitas oleh bau dalam membentuk dan menembus waktu. Rancangan yang dihasilkan berupa skenario lintasan yang terdiri atas susunan lapisan foreground-background dan navigasi dinamis berupa wayfinding serta koreografi respons tubuh manusia dengan bau. Hal ini mempertimbangkan temporalitas serta hubungan aktif bau, tubuh manusia, elemen spasial (medium perantara bau), dan waktu.

This thesis explores the trajectory of smell as the basis of architectural design method development in navigating space. It argues that architecture often removes or overwrites smell based on its stimulating existence created from matter. However, it tends to discriminate the presence of smell in space. This thesis then highlights the importance of understanding smell through the idea of trajectory, enabling the dynamic condition in space. The investigation of the trajectory of smell reveals layers of smell in space which can be seen in the form of foreground-background compositions. Furthermore, the trajectories of smell in this study are driven by the distribution of smell in space, human movement, and the existing layers within the space.
Fragmentation is seen as an architectural design method that reveals and intervenes the trajectory of smell. The study began with a macro investigation by conducting the process of smellwalking in urban context. It reveals the compositions of foreground-background enabling dynamic navigations in space. Further micro investigations are done through various explorations of the smells’ treatment and mediums by focusing on the smell of traditional Indonesian herbs and spices. These findings then suggest possible architectural programming in navigating space by developing various scenarios of trajectory. It highlights the notion of temporality of smell in making and passing through time. The scenarios consist of foreground-background layers and dynamic navigation in the form of wayfinding and various choreographies of bodily response towards the smell. This thesis then higlights the notion of temporality and the active relations between smell, human body, spatial elements (mediums), and time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Priambodo Wisnubaroto
"Instrumentasi posterior mengharuskan dipertahankannya fiksasi stabil sekrup pedikel di tulang belakang untuk mencapai fusi. Hal ini dapat menjadi sulit terutama pada kondisi tertentu, misalnya pada penurunan densitas masa tulang pedikel. Teknik insersi sekrup dengan lintasan kortikal diharapkan menambah antarmuka sekrup dan tulang dengan meningkatkan engagement antara sekrup dengan korteks tulang. Lintasan sekrup dari arah kortikal infero-superior serta kortikal supero-inferior diharapkan memiliki keunggulan kekuatan cabut (pullout strength) dibandingkan dengan lintasan konvensional dalam mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil biomekanik awal lintasan kortikal dan perbedaan pull out strength lintasan konvensional (Weinstein, 1992), kortikal infero-superior (Santoni, 2009), dan kortikal supero-inferior. Metode: Sampel dari lumbal (L1-L5) babi Yorkshire (n=30) dilakukan pengukuran morfometri dan dibagi secara acak. Sampel dilakukan pengeboran dan sekrup dimasukkan ke dalam tulang dengan tiga lintasan: konvensional, kortikal infero-superior, dan kortikal supero-inferior. Arah lintasan diperiksa kembali dengan sinar-x. Dilakukan penarikan sekrup dengan arah sesuai aksis insersi sekrup dengan kecepatan translasi 5mm/menit. Hasil dicatat dengan satuan Newton (N). Hasil: Didapatkan rata-rata nilai uji tarik pada kelompok konvensional, infero-superior, dan supero-inferior masing-masing 491,72 (187.23) N, 822,16 (295.73) N, dan 644,14 (201.97) N. Lintasan kortikal infero-superior dan kortikal supero-inferior masing-masing mendapatkan nilai 67% dan 30% lebih tinggi dibandingkan dengan lintasan konvensional. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji post-hoc Tukey menunjukkan perbedaan signifikan antara lintasan kortikal infero-superior dengan konvensional (p<0.01). Kesimpulan: Lintasan sekrup dalam tulang lumbal dapat memengaruhi nilai pullout sekrup. Keterlibatan tulang kortikal pada lintasan insersi sekrup baru ini bisa meningkatkan nilai pullout sekrup pedikel. Secara statistik pullout strength lintasan kortikal infero-superior dan kortikal supero-inferior tidak ada perbedaan. Studi ini menunjukkan nilai pullout yang lebih tinggi sebesar 30% dari lintasan yang disarankan peneliti dibandingkan dengan lintasan konvensional, walaupun tidak ada perbedaan signifikan secara statistik.

Introduction: Posterior instrumentation is aimed to achieve spinal fusion which is helped by maintaining a stable pedicle screw insertion within the pedicle. This presents a challenge especially in conditions with low bone quality. Pedicle screw insertion with cortical bone trajectory is designed to add interface between the screw and the bone through engagement between pedicles and the cortex when compared to conventional pedicle screw insertion. Pedicle screw insertion trajectory from cortical infero-superior and the proposed cortical supero-inferior should obtain better pull out performance when compared with conventional pedicle trajectory. We aim to evaluate the pull out strength differences between conventional (Weinstein, 1992) pedicle screw trajectory, cortical infero-superior (Santoni, 2009), and a proposed cortical supero-inferior trajectory. Methods: Samples from Yorkshire porcine lumbar spine (L1-L5) (n=30) were relieved of soft tissue attachments and dried. Morphometric measurements were conducted and the samples were randomly assigned to three groups. The screws were inserted into the vertebrae by drilling with the three trajectories: conventional, cortical infero-superior, and cortical supero-inferior. The trajectory of the screws were examined using x-rays. Pull-out tests were conducted by applying uniaxial traction in line with the screw trajectory with a translational speed of 5mm/minutes. The results of the pull-out are measured in Newton (N). Results: We obtained a mean value of pullout force in conventional trajectory 491,72 (187.2) N, cortical infero-superior 822,16 (295.73) N, and cortical supero-inferior 644,14 (201.97) N. Cortical infero-superior trajectory and cortical supero-inferior trajectory attained 67% and 30% higher pullout mean respectively. Using one-way ANOVA and a post-hoc Tukey test revealed a significant difference between cortical infero-superior and conventional trajectory (p<0.01). Differing pull out strengths between cortical infero-superior and supero-inferior trajectory showed no statistical significance. Our study showed a 30% higher pull-out strength in our proposed trajectory compared with conventional trajectory although not statistically significant. Conclusion: The trajectory of the screws within the lumbar spine seemed to have an impact in pullout strength. Cortical bone engagement using the novel trajectories may increase screw pullout strength of pedicle screws."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanjar Wijiarti
"Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam adalah negara emerging economy di Asia Tenggara (ESEA) berdasarkan Emerging Market Index dan indeks IMF. Saat ini ESEA menghadapi tantangan untuk terus meningkatkan perekonomian, berstrategi dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dan memenuhi komitmen global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Menggunakan analisis Sustainability Window, penelitian ini ingin mengkaji arah pembangunan di negara-negara tersebut apakah menuju ke arah berkelanjutan atau sebaliknya. Analisis Sustainability Window digunakan agar dapat mengakomodir berbagai ukuran indikator dalam satu kerangka analisis, dan untuk melihat bagaimana analisis tersebut dioperasionalkan untuk membandingkan keberlanjutan antar negara. Hasilnya, secara umum, pertumbuhan ekonomi di ESEA diikuti dengan peningkatan kesejahteraan sosial. Meskipun negara-negara ESEA masih perlu meningkatkan kinerja dimensi sosial untuk dapat mencapai target pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi di ESEA juga diiringi dengan kerusakan lingkungan dalam kelipatan yang lebih besar, atau tidak berkelanjutan pada dimensi lingkungan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya potensi ESEA untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan terkait lingkungan, dan tingginya resiko dampak perubahan iklim yang harus dihadapi. Apabila tidak ada upaya yang cukup untuk menavigasikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan lingkungan maka, dampak perubahan iklim akan dengan mudah menurunkan kesejahteraan sosial masyarakat ESEA dan menegasikan capaian pembangunan selama ini.

Indonesia, Malaysia, the Philippines, Thailand, and Vietnam are emerging economy countries in Southeast Asia (ESEA) based on the Emerging Market Index and the IMF index. Currently, ESEA faces the challenge to continuously improving the economy, composing strategies for mitigating and adapting to climate change, and fulfilling global commitments in achieving sustainable development goals. Using the Sustainability Window analysis, this study wants to examine the trajectories of development in these countries, whether it is towards a sustainable direction or vice versa. Sustainability Window analysis is used to accommodate various indicator measures in one analytical framework, and to see how the analysis is operationalized to compare sustainability between countries. The findings reveal that in general, economic growth in ESEA is accompanied by an increase in social welfare. Although ESEA countries still need to improve the performance of the social dimension to be able to achieve sustainable development targets. Economic growth in ESEA is also accompanied by environmental damage in larger fold, which means it is not sustainable on the environmental dimension. This shows the low potential of ESEA to achieve sustainable development goals, and the high risk of climate change impacts that must be faced. If there are not enough efforts to navigate economic growth towards a more environmentally sustainable direction, the impact of climate change will easily reduce the social welfare of the ESEA community and negate the achievements of development so far."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In the process of communication science maturity there are three sciences that giving a huge contribution. Those are political science, sociology, and psychology. There are also undeniable contribution from another science like mathematical science (like Shannon use to explain the basic process of communication)."
384 WACA 8:27 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S27591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>