Ditemukan 84400 dokumen yang sesuai dengan query
Palupi Maulia Andari
"Saat ini, kerja shift semakin diperlukan untuk memenuhi tuntutan pelayanan 24 jam duri masyarakat Di samping itu, kerja shift juga diperlukan dalam dunia industri. Pengertian kerja shift pada umumnya mengacu pada jadwal kerja di luar jam kerja normal (Grosswald, 2004). Kerja shift terbagi dua jenis yaitu yang bersifat permanen atau menetap dan kerja shift yang sifatnya bergilir atau rotasi. Pada sistem kerja shift rotasi, pekerja bekerja pada pagi bari, sore hari, dan mal am bari secara bergiliran. Hasil penelitian-penelitian mengenai kerja shift menyebutkan babwa sistem kerja shift memberikan dampak pada aspek fisik, psikologis, dan sosial pekerjanya. Berbagai dampak negatif dari kerja shift akan lebih dirasakan oleh pekerja dengan sistem shift rotasi dari pada pekerja dengan shift permanen (Berry,1998). Dengan demikian berbagai dampak negatif dati kerja shift dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup pekerjanya. Hal ini dikarenakan latar belakang kesehatan, latar belakang personal, dan faktor sosial merupakan aspekĀ·aspek yang dapat mempengaruhi kualitas hidup individu. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengetahui gambaran kualitas hidup ibu yang bekerja shift dengan system rotasi. Pengukuran kualitas hidup dalam penelitian ini menggunakan alat ukur WHOQOL-BREF yang diadministrasikan terhadap 120 orang partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen ibu yang bekerja shift dengan system rotasi memprsepsikan kualitas hidup mereka secara umum tergolong baik. Sementara itu diketahui tidak ada partisipan yang mempersepsikan kualitas hidup mereka tergolong sangat buruk.
Nowadays, there are increasing needs of working shift hour. Society requires some services to be provided on the 24 hour basis, and some industrial processes need to operate continuously. Shift work refers to a job schedule in which employees work hours other than the standard hours. Shift work can be organized around fixed or rotating patterns. In a rotating, the employee may alternate between day, evening and night shifts. A number of studies found that shift work has negative effects on worker's physical health, psychological, and social life. Berty (1998) found that rotating shift have more adverse effects on workers than fixed shifts do. Futhennore. the negative impacts of shift work can affecting worker,s quality of life. This is beeause, physical, personal, and social background are all aspects that affect individual's quality of life. Based on that reason, this research discuss about quality of life mothers that works with shift rotating system. Using the WHOQOL-BREF, this studies measuring 120 participant?s quality of life. The research result show that more than 50 percent mothers that work with shift rotating system, perceive their quality of life in a good way. Futhermore there is no participant perceive their quality of life in bad way."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T20906
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Devy Fitria Rahmatika
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah work-family conflict work interfering with family/ WIF maupun family interfering with work/ FIW dan kepuasan kerja berhubungan secara negatif dan apakah family supportive supervisor behavior dapat berperan sebagai moderator untuk melemahkan hubungan negatif di antara work-family conflict WIF maupun FIW dan kepuasan kerja.
Tipe penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan kepada 205 ibu bekerja dengan menyebarkan kuesioner offline dan kuesioner online. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tiga variabel penelitian, yaitu Work-Family Conflict Scale WFCS untuk mengukur work-family conflict, Minnesota Satisfaction Questionnaire MSQ short-form untuk mengukur kepuasan kerja, dan Family Supportive Supervisor Behavior Scale untuk mengukur family supportive supervisor behavior.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family conflict berhubungan secara negatif dan signifikan dengan kepuasan kerja work interfering with family, ? = -0.32, p < 0.05 dan family interfering with work, ? = -0.29, p < 0.05 . Akan tetapi, penelitian ini belum berhasil membuktikan peran moderasi family supportive supervisor behavior untuk melemahkan hubungan negatif antara work interfering with family maupun family interfering dan kepuasan kerja secara signifikan.
The aim of this study were to prove whether work family conflict work interfering with family WIF and family interfering with work FIW negatively related to job satisfaction and whether family supportive supervisor behavior as a moderator, could weaken negative relationship between work family conflict WIF and FIW and job satisfaction.Type of this research was quantitative research with cross sectional design and conducted on 205 working mothers via offline and online questionnaire. There were three instruments to measure three variables, such as WFCS to measure work family conflict, MSQ SF to measure job satisfaction, and FSSB Scale to measure Family Supportive Supervisor Behavior.This research has proven successfully that work family conflict WIF and FIW related negatively and significantly with job satisfaction work interfering with family 0.32, p 0.05 and family interfering with work 0.29, p 0.05. However, this research has not proven moderating role of family supportive supervisor behavior significantly to weaken negative relationship between work interfering with family nor family interfering with work and job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68865
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Greenberg, Cathy L.
Jakarta : Salemba Humanika, 2011
155.646 3 GRE w (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Istiqomah Nurul Fauziah
"Anak usia prasekolah merupakan masa kritis dalam proses perkembangan seorang individu. Orang tua, terutama ibu memiliki peran yang penting dalam tercapainya perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Saat ini, banyak ibu bekerja diluar rumah sehingga ibu memiliki peran ganda didalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan anak usia prasekolah pada ibu yang bekerja. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis univariat. Responden merupakan anak usia prasekolah yang memiliki ibu bekerja di PAUD/TK pada Kelurahan Tanah Baru Beji Depok n=93 diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP. Hasil penelitan menunjukkan perkembangan anak sebagian besar 62,4 sesuai dengan tahap tumbuh kembang. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan promosi kesehatan tentang pentingnya pemantauan perkembangan anak terutama pada ibu bekerja.
Preschoolers is a critical period in the development of an individual. Parents, particularly mothers have an important role in the achievement of development in accordance with the stages of child development. Today, mothers have work so mother has a double role in her life. This study aims to describe the development of preschool children of working mothers. This study design is descriptive univariate analysis. Respondents are preschoolers whose mothers work in early childhood kindergarten in Tanah Baru, Beji, Depok n 93 were taken by purposive sampling technique. The instrument used to measure the child 39 s development is Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP. The results showed a large majority of child development 62.4 according to the stage of growth and development. This research is expected to be used as consideration of the importance of health promotion monitoring child development, especially on working mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S69501
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sekar Dara Ninggar, atuhor
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran work-family conflict yang dialami ibu bekerja di PT. X sumber serta bentuk dukungan sosial yang mereka peroleh dalam mengatasi work-family conflict. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ibu bekerja di PT. X menghadapi work-family conflict berbasis waktu seperti banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan mengurangi waktu ibu bekerja dengan keluarganya dan berbasis tekanan seperti tuntutan pekerjaan dari atasan yang membuat ibu bekerja merasa tertekan maupun konflik dalam keluarga yang memberikan tekanan dan stres kepada ibu bekerja yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarga, dan pekerjaannya. Dalam mengatasi konflik tersebut, ibu bekerja melakukan upaya yang bersumber dari dirinya sendiri, mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga seperti orang tua, suami, kerabat, asisten rumah tangga, teman dan perusahaan. Dukungan sosial yang diterima ibu bekerja yaitu dalam bentuk dukungan emosional berupa kata-kata positif, dukungan informasi terkait anak, dukungan persahabatan berupa ketersediaan teman yang menghabiskan waktu bersama, dan dukungan berwujud berupa bantuan mengasuh anak, finansial, mengerjakan pekerjaan, fasilitas perusahaan, serta fleksibilitas waktu bekerja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ibu bekerja meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas dengan keluarganya serta saling menerapkan active listening antar anggota keluarga. Selain itu, perusahaan terutama atasan juga dapat meningkatkan kesadaran dan fasilitas untuk membantu permasalahan ibu bekerja.
This study discusses the description of work-family conflict experienced along with the sources and forms of social support received by working mothers at Company X in overcoming work-family conflicts. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive research type. The results of this study explain that working mothers at PT. X face time-based work-family conflict, such as the amount of time spent in work reduces the time to spend with with her family and time-based conflict, such as work demands by managers that make working mothers feel depressed or conflicts in the family that give pressure and stress to working mothers which have an impact to herself, her family, and her work. In overcoming this conflict, working mothers make several efforts to overcome them, namely those that come from themselves, get social support from families such as parents, husbands, relatives, household assistants, friends, and companies. The social support received by working mothers is in the form of emotional support such as positive words and motivation, informational support related to children, companionship support in the form of friends to spend time together, and tangible support in the form of childcare assistance, financial assistance, doing work, company facilities, as well as flexibility in working time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gabriella Gracia
"Tujuan dari penelitian ini adalah melihat peran mediasi pemisahan psikologis dalam hubungan antara kesadaran penuh dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga. Ibu bekerja memiliki tanggung jawab yang besar dalam keluarga dan pekerjaan. Menjalankan kedua peran tersebut, peneliti melihat pentingnya keseimbangan pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja yaitu efektivitas dan kepuasan dari peran yang dijalankan. Berdasarkan data dari ibu bekerja yang memiliki anak berusia 6 tahun ke bawah di Jabodetabek N = 312 , ditemukan bahwa kesadaran penuh memiliki hubungan signifikan dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga r = 0,33, p < 0,01 , kesadaran penuh tidak memiliki hubungan dengan pemisahan psikologis r = 0,05, ns , dan pemisahan psikologis tidak memiliki hubungan dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga r = 0,07, ns . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran pemisahan psikologis tidak memediasi hubungan antara kesadaran penuh dan keseimbangan pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja. Peneliti melihat bahwa ada kemungkinan responden menyerahkan tanggung jawab keluarga pada orang lain seperti pada orang tua sehingga kondisi tidak mengharuskan ibu memunculkan pemisahan psikologis. Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa responden memiliki pandangan bahwa ibu memiliki tanggung jawab utama mengurus keluarga sehingga responden tidak dapat membuat batasan antara keluarga dan pekerjaan.
The purpose of this research is to establish the role of psychological detachment as a mediator in the relationship between trait mindfulness and work family balance. Working mothers have huge responsibility in family and work. Work family balance, which is the effectiveness and satisfaction in roles becomes important in working mothers. Data from working mothers who have children below 6 years old in Jabodetabek N 312 shows a significant correlation between trait mindfulness and work family balance r .33, p .01 , however there is no significant correlation between trait mindfulness and psychological detachment r .05, ns , so does the correlation between psychological detachment and work family balance r .07, ns . Therefore, we can conclude that psychological detachment does not mediate the relationship between trait mindfulness and work family balance among working mothers. There is a possibility where working mothers share family responsibilities to other people like her parents. In the other hand, there is another possibility for a view that a mother's main responsibility is to take care of the family which make her not able to make boundary between family and work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Stephanie Kumala Hayati
"Guru adalah profesi yang memiliki banyak tugas dan tanggung jawab. Beban kerja yang meningkat di akhir semester bisa menjadi stresor untuk guru. Stres dan kualitas tidur merupakan dua hal yang saling berkaitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada guru. Sampel penelitian ini adalah 111 guru aktif yang mengajar di DKI Jakarta, dengan desain penelitian
cross-sectional dan analisis bivariat uji Pearson chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai P
value sebesar 0,947 yang berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel.
Teacher is a profession with many duties and responsibilities. Increased workload at the end of the semester can be a stressor for teachers. Stress and sleep quality are two interrelated things. The study aims to identify the relationship between stress levels and sleep quality in teachers. The samples of this study were 111 actively-teaching teachers in DKI Jakarta, with a cross-sectional study and Pearson chi square test bivariate analysis. The result of the study shows P value score is 0,947 which means there is no relationship between the two variables."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Trisya Fahriannisa
"Bekerja merupakan suatu kegiatan yang dapat membantu individu baik dari ekonomi maupun sosial. Dengan bekerja, individu dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman, serta tempat tinggal. Dewasa ini perempuan bekerja menjadi hal yang lumrah, namun disamping itu, perempuan terkenal dengan peran gandanya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan gambaran permasalahan yang dihadapi serta strategi coping yang dilakukan oleh seorang ibu bekerja dengan peran gandanya, khususnya kepada ibu bekerja yang berprofesi sebagai guru pendamping khusus (GPK). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukan ibu bekerja dengan profesi GPK di Sekolah X memiliki permasalahan terkait dengan pekerjannya dan peran gandanya, yaitu dalam penelitian ini GPK mengalami time based conflict dan strain based conflict. Dalam menghadapi hal ini, GPK melakukan upaya strategi coping. Strategi coping yang dilakukan oleh GPK adalah koping berfokus pada masalah dan koping berfokus pada emosi, serta active coping strategies. Strategi coping ini dapat membantu GPK mengurangi permasalahan yang dihadapinya.
Working is an activity that can helps individuals economic and social needs. By working, can fulfill basic human needs such as food, drink, and housing. Nowadays, working women are so common, however they are also famous for their dual roles. This thesis aims to finds out and describe the problems and coping strategies undertaken by a working mom with her dual roles, especially to working mother who work as Shadow Teacher (abbreviated in Indonesian languange as GPK). This study used the qualitative approach. The data collection techniques used are in-depth interviews and literature studies. The research results show that working mother who work as Shadow Teachers in School X have a problems related to their work and their dual roles, they have a time-based conflict and strain-based conflict. Coping strategy that being used by they are is problem-focused coping and emotional-focused coping, and active coping strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ellen
"Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk meneliti peran evaluasi diri inti sebagai mediator dalam hubungan antara kesadaran penuh dan keseimbangan pekerjaan-keluarga. Tingkat kebutuhan dan biaya hidup yang tinggi di kota-kota besar menuntut istri untuk bekerja guna membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, ibu yang bekerja seringkali merasa sulit untuk menyeimbangkan antara perannya sebagai ibu di keluarga dan perannya di dalam pekerjaan. Responden dalam penelitian ini adalah 305 ibu bekerja waktu penuh 40 jam/minggu yang minimal memiliki 1 anak berusia di bawah atau sampai dengan enam tahun le; 6 tahun di Jabodetabek. Hasil perhitungan analisis korelasi dan uji mediasi model sederhana Hayes 2013 menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan antara kesadaran penuh dan keseimbangan pekerjaan-keluarga r = 0.33, p = 0.000, p.
This research is a correlational research which aim to investigate the role of core self evaluation as a mediator in the relationship between trait mindfulness and working family balance. High need and cost of living in urban areas demanding wife to participate in working to help her husbands to meet their needs. However, a working mother often find it difficult to balance between her role as a mother in the family and her role in the job. Respondents in this study were 305 full time working mothers 40 hours week who had at least 1 child and aged under or up to six years old le 6 years old in Jabodetabek. The results of the calculation of correlational analysis and simple mediation model show that 1 there is the effect of trait mindfulness on work family balance r 0.33, p 0.000, p "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nimas Fadhila Atha Dinah
"Remaja awal yang memiliki Ibu bekerja rentan merasa kesepian. Perasaan kesepian yang terus dibiarkan dapat menurunkan kepuasan hidup. Hal ini menjadi masalah cukup serius karena kepuasan hidup remaja awal sangat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupannya. Dalam upaya menurunkan perasaan kesepian dan meningkatkan kepuasan hidup, koping religius dapat diterapkan sebagai strategi untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perasaan kesepian, koping religius, dan kepuasan hidup remaja awal yang memiliki Ibu bekerja. Responden penelitian ini berjumlah 110 remaja awal (10-15 tahun) di Indonesia yang memiliki Ibu bekerja. Perasaan kesepian diukur dengan The 6-Item De Jong Gierveld Loneliness Scale (De Jong-Gierveld & Van Tilburg, 2006), koping religius diukur dengan Brief RCOPE (Pargament, Smith, Koenig, & Perez, 1998), dan kepuasan hidup diukur dengan SWLS-C (Gadermann, Schonert-Reichl, & Zumbo, 2009). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pearson product-moment correlation coefficient dan simple regression. Hasil penelitian menunjukkan perasaan kesepian dan koping religius negatif berpengaruh negatif terhadap kepuasan hidup, namun koping religius positif tidak berpengaruh terhadap kepuasan hidup. Perasaan kesepian berhubungan positif dengan koping religius negatif, namun tidak berhubungan dengan koping religius positif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library