Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satya Hanifa
"ABSTRAK
adalah salah satu upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan (cost
containment) adalah dari bentuk fee for service ke bentuk Prospective Payment System
(PPS). Prospective Payment System (PPS) adalah sistem pembayaran yang diberikan
kepada pemberi pelayanan kesehatan yang besarnya ditetapkan sebelum suatu pelayanan
dilaksanakan, tanpa memperhatikan tindakan medik atau lamanya perawatan di rumah
sakit. Salah satu cara dalam sistem pembayaran ini adalah dengan "Diagnostic Related
Group's (ORG's)" .
Penelitian ini adalah penelitian desain survey tagihan pelayanan dimana hasil
yang diharapkan adalah untuk mengetahui gambaran perbandingan tagihan rawat inap
kelas III (Askeskin dan umum) tahun 2007 dengan tarif kelas Ill INA-DRG di 3 rumah
sakit di Kota Bukittinggi, yaitu RSUD Dr. Achmad Machtar Bukittinggi, RS TNI AD
Tk. IV Bukittinggi dan RS Ibnu Sina Bukittinggi.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa median hari rawat adalah 4 hari. Jika
dibandingkan dengan INA·DRG, ternyata rata-rata hari rawat masing-masing rumah
sakit lebih pendek. Untuk apendisitis tanpa komplikasi se!isih hari rawat adalah 1,1 hari,
Median tagihan pasien apendisitis di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukitinggi
adalah pada kisaran Rp.1.600.000,- - Rp. 1.799.999,-. Jlka dibandingkan dengan INA-DRG,
temyata tagihan INA-DRG lebih besar.
Sedangkan median tagihan ketiga rumah sakit adalah Rp. 1.800.000,- - 1.999.999,-.
Jika dibandingkan dengan INA-DRG, tagihan rumah sakit lebih besar. Hal
ini dipengaruhi tagihan dua rumah sakit lainnya yang cukup besar."
2008
T21210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviana Muharromah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara metode pembayaran INA-DRG dengan FFS terhadap efisiensi dan mutu layanan pada kasus Sectio Caesaria di RSUD Kota Bandung. Desain penelitian adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. pengumpulan data dilakukan dengan penelaahan terhadap Rekam Medis rawat inap, Rekam Medis rawat jalan, nota perincian perawatan dan laporan farmasi.Selain itu dengan wawancara medalam kepada pihak yang terkait.
Metode pembayaran INA-DRG mempunyai tujuan untuk mendorong efisiensi dan mutu layanan, dari hasil penelitian di RSUD Kota Bandung pada kasus Sectio Caesaria, metode pembayaran INA-DRG gagal mendorong efisiensi untuk kasus tersebut. Namun, untuk kasus Sectio Caesaria pihak Rumah Sakit memberikan pelayanan yang sama dengan metode pembayaran FFS sehingga tidak terjadi penurunan pada mutu layanan di RSUD Kota Bandung.
Hal ini dikarenakan konsep INA-DRG yang kurang dipahami dan tidak terimplementasi pada kasus Sectio Caesaria oleh pihak RSUD Kota Bandung. Terlihat pada utilisasi visit dokter, laboratorium, obat dan bhp yang diberikan sama seperti metode pembayaran FFS.
Disarankan bagi RSUD Kota Bandung agar mengevaluasi manajemen INA-DRG yang sedang berjalan di Rumah Sakit. Sehingga Rumah Sakit dapat mengetahui bagian-bagian yang harus diperbaiki terutama pada sosialisasi INA-DRG dan mengaplikasikan konsep INA-DRG agar tujuan implemetasi INA-DRG tercapai dan Rumah Sakit dapat merasakan pengaruh metode pembayaran INA-DRG di semua kasus.

This study aimed to evaluate the difference between INA-DRG payment method with FFS on the efficiency and quality of service in case Sectio Caesaria in Bandung Hospital. Design research is research with quantitative and qualitative approaches. Data collection is done by a review of Medical Records Inpatient, Outpatient Medical Record, note the details of care and pharmacy reports. In addition to in-depth interview to the parties concerned.
INA-DRG payment method has the objective to promote efficiency and quality of service, the result in hospitals on the upcoming Caesaria Sectio case, INA-DRG payment method fail to encourage efficiency to the case. However, for cases Sectio Caesaria party's Hospital providing services similar to the FFS payment method so that no decrease in quality of care in hospitals in Bandung.
This is because the concept of INA-DRG are poorly understood and not implemented in the case Sectio Caesaria by the hospital in Bandung. Seen on the utilization of physician visits, laboratory, medication and given the same bhp as the FFS payment method.
Suggested for hospitals to evaluate the management of Bandung INA-DRG ongoing at the hospital. So that's Hospital to find out the parts that should be improved especially in the socialization of INA-DRG and apply the concept of INA-DRG for implementation of INA-DRG goal is reached and the Hospital can feel effect of INA - DRG payment method in all cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31358
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Made Sarmadi
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada khususnya serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyrakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Peranan nimah sakit dapat diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien.
Dalam tiga tabula terakhir di runah sakit PMI Bogor terjadi penurunan tingkat penghunian tempat tidur ( Bed Occupancy Rate ) sehingga dibawah angka rata-rata nasional sedangkan angka kematian kasar ( Gross Death Rate ), angka kematian bersih ( Net Death Rate ) berada diatas angka rata-rata nasional. Salah satu sebab yang diduga adalah kurang puasnya pasien / keluarga terhadap penampilan upaya pelayanan rawat inap di rumah sakit tersebut.
Tujuan penelitian ini, adalah untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dan hubungan antara kepuasan pasien / keluarga dengan penampilan upaya pelayanan rawat inap kelas ZQ di rumah sakit.
Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan "cross sectional" dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner.
Tehnik analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat ( Chi-square ) dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik.
Dari anliasa univariat menunjukkan bahwa pasien / keluarga sebagian besar puas dengan pelayanan yang diberikan, dan analisa bivariat dengan chi square menunjukkan bahwa dari tujuh variabel yang diteliti ternyata empat variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kepuasan pasien. Sedangkan uji regresi logistik disini bertujuan untuk melihat seberapa kuatnya hubungan tersebut.
Berdasarkan hasil yang didapat maka saran-saran yang dikemukakan adalah terus meningkatkan kualitas pelayanan baik dokter maupun perawat, memperbaiki keadaan lingkungan rumah sakit dan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap kelas III di rumah sakit PMI Bogor.
Daftar pustaka 38 ( 1965 - 1994 )

The development of the science and medical technology in one hand and the development of the society in the other hand have influenced the demand of the public in obtaining a healthful service both in a kind and a quality as well. The role of the hospital, could be measured by the successfulness of the service that to be provided and its quality as well, and thereby, it could accelerate the recovering process of the patient.
In the last three years, at the hospital of PMI Bogor, there has been accurred a decreasing of the Bed Occupancy Rate so it could reach below the National average rate, while the Gross Death Rate, Net Death rate are above the national average rate. One of the considering factor is the unsatisfactory patient/family against the presentation of the servicing effort towards inpatient in that hospital. The goal of this research to be aimed as such to obtain a picture of the situation and the relationship between the satisfaction of the patient/family with the presentation of the servicing effort of the III rd class inpatient in the hospital.
This research is a kind of a survey that uses a "cross sectional" approach from a primary data to be obtained through a questionnaire.
The techniques of the statistical analysis those to be used are, univariant analysis, bivariant analysis (chi square test) and then to be continued by a logistical regression test.
The univariant analysis has shown that a large number of patients/families have been satisfied by the services those to be given, and the bivariant analysis with chi square test shown that, of the seven variables those to be examined, in fact, four variables have a meaningful connection statistically with the satisfactions of the patients. While this logistical regression test to be aimed to see how strong the connections are.
Based on the results those have been obtained, there are some suggestions may be forwarded such as, a continuing effort to increase a serviceable quality of all, the doctors as well as the nurses, to improve the environment of the hospital and a further research towards another matters those would influence the satisfactions of the III rd class inpatients at the hospital of PMI Bogor.
Refferences : 38 (1965 - 1994)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Niken Oktovina
"Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan melayani pasien tidak mampu dan sebagian besar merupakan penderita schizophrenia. Untuk mengatasi pembiayaan obat yang semakin meningkat, dilakukan penerapan program INADRG Case-mix. Pada program Case-mix, aLOS bagi penderita schizophrenia (kode 194101 - 3) adalah 7,8 - 10,7 hari. Sedangkan, menurut data rekam medik aLOS bagi penderita schizophrenia pada tahun 2008 adalah 49 hari. Perbedaan aLOS ini akan menyebabkan kesulitan dalam penagihan biaya pengobatan serta menghambat pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu, dilakukan uji coba penerapan kebijakan INA-DRG dengan menurunkan lama dirawat menjadi 21 hari pada tanggal 1 Nopember 2008. Penurunan lama dirawat dapat disertai dengan merubah penggunaan rejimen obat psikotropika.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rejimen obat dengan mengetahui perbedaan pengaruh pemakaian rejimen obat terhadap outcome terapi sebelum dan setelah kebijakan. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sebelum dan setelah kebijakan terhadap rejimen obat, lama dirawat, skor awal dan skor akhir keperawatan, serta biaya obat di rawat inap. Tujuan khusus dari penelitian di rawat jalan mengetahui ada tidaknya perbedaan pada rejimen obat dan biaya obat. Mengetahui faktor-faktor apa saja selain rejimen obat yang dapat mempengaruhi outcome terapi sebelum dan setelah kebijakan dilaksanakan.
Penelitian dilakukan secara cross sectional bersifat retrospektif, menggunakan data sekunder yang diambil dari rekam medik pasien. Sampel yang diambil merupakan pasien tidak mampu di wilayah DKI Jakarta (Gakin) dengan diagnosis schizophrenia, usia diatas 18 tahun dengan waktu pengobatan antara 1 Juni 2008 sampai 25 Oktober 2008 dan antara 5 Nopember 2008 sampai 30 Maret 2009, serta memiliki skor keperawatan. Pengambilan data dilaksanakan secara total sampel antara bulan Maret sampai Juni 2009. Sampel penelitian dikelompokan atas data rawat jalan dan rawat inap yang terbagi atas kelompok sebelum dan setelah kebijakan.
Data yang diperoleh olah dengan analisis univariat, bivariat, dan regresi logistik menggunakan metode Backward Stepwise. Hasil penelitian ditunjukan dengan tabel dan persentase. Pada umumnya, pasien schizophrenia yang berobat di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan di rawat jalan dan rawat inap berusia antara 30 – 39 tahun (50.41%), laki-laki (65.04%), dari Jakarta Barat (33.74%), tidak menikah (78.86%), pendidikan terakhir sampai SLTP (55.69%). Pasien dengan gejala schizoprenia paranoid/ F.20.0 (72.36%), lama dirawat antara 21 sampai 40 hari (48.94%), dengan kemampuan merawat diri sedang (62.77%) dan pulang dengan skor akhir baik (55.32%). Pasien lebih banyak mendapat rejimen obat no.17 (15.85%) dengan komposisi resperidon 2 mg dosis 2 x 1 sehari, haloperidol 5 mg dosis 2 x 1 sehari, triheksifenidyl 2 mg dosis 2 x 1 sehari, dan klopromazine 100 mg dosis 1 x 1 sehari. Biaya obat yang dibutuhkan untuk 14 hari masuk dalam katagori cukup yaitu antara 300001 rupiah sampai 500000 rupiah (59.57%).
Sebelum kebijakan terdapat perbedaan bermakna terhadap pengaruh pemakaian rejimen obat dengan Outcome terapi (Sig. 0.027), namun setelah kebijakan tidak terdapat perbedaan bermakna.(Sig. 1.00). Pada unit rawat inap antara sebelum dan setelah kebijakan, tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap pemakaian rejimen obat (Sig. 0.853), lama dirawat (Sig. 0.910), skor awal keperawatan (Sig. 0.529), skor akhir keperawatan (Sig. 0.789), dan biaya obat (Sig. 0.698). Pada unit rawat jalan antara sebelum dan setelah kebijakan tidak terdapat perbedaan bermakna terhadap pemakaian rejimen obat.(Sig. 0.427), dan biaya obat (Sig. 0.772). Faktor-faktor lain yang memberi pengaruh bermakna terhadap Outcome terapi sebelum kebijakan adalah jenis kelamin (Sig. 0.007), status (Sig. 0.047), dan pendidikan (Sig. 0.005). Skor awal (Sig. 0.014) memberi pengaruh setelah kebijakan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
T29039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Sastramaya Khayan
"Mutu pelayanan Rumah Sakit di Indonesia sangat bervariasi. Keadaan ini mendorong Pemerintah melalui Depkes Rl untuk menetapkan standar baku tarif dan mutu Rumah Sakit yang berlaku secara nasional melalui suatu sistem Case mix dengan nama INA DRG Depkes. Namun dalam kenyataan penempan tarif INA DRG Depkes menimbulkan polemik bagi pihak Rumah Sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penetapan cost of treatment berbasis clinical pathway kasus kanker payudara dengan tindakan bedah masektomi radikal modifikasi dan kemoterapi FAC dengan tarif INA DRG Depkes di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2008.
Hasil penelilian menunjukkan adanya perbedaan pengelompokan kanker payudara menurut AR DRG versi 5.2 dimana ditemukan penyakit penyerta DM, asma, hipertensi, dan penyakit penyulil anemia. Lama hari rawat tidak berbede di setiap diagnosa. Perbedean hanya terletak pada jenis obat yang diberikan yang disesuaikan dengan penyakit yang menyertai. Pada tarif INA DRG Depkes penempan tarif melalui rata-rata data yang dikirimkan oleh 15 Rumah Sakit tanpa adanya clinical pathway dan cost of treatment. Tindakan bedah MRM payudara dan cost of treatment FAC berada lebih tinggi daripada tarifiNA DRG Depkes. Penelitian ini belum menggambarkan seluroh penatalaksanaan pada kanker payudara, sehingga disarankan untuk d.ilakukan penelitian Jebih lanjut khususnya untuk penetapan COT radiotherapi yang mengikuti tindekan bedah MRM dan kemoterapi.
Kami sarankan kepada Depkes Rl untuk melengkapi tarif INA DRG Depkes agar dapat membuat clinical pathway sebsgai standar utilisasi pelayanan kesebatan dan selalu melakukan revisi daftar tarif INA DRG Depkes setiap tahun agar dapat mempertahankan mutu pelayanan Rumah Sakit.

The Quality service of Hospital in Indonesia is highly varied. This situation make the Government through Depkes RI to specify the standard of the Hospital quality and tariff applied nationally through a Case mix system by the name of INA DRG DEPKES. But in reality of applying of tariff INA DRG DEPKES generate polemic for Hospital.
This research purpose is to know the cost of treatment based on clinical pathway breast cancer case with Modified Radical MMastectomy nd F AC Chemotherapy with INA DRG Depkes tariff at Dharmais Cancer Hospital year of2008.
Research result show the difference of breast cancer grouping according to AR DRG version of5.2 where found DM disease, asthma, hypertension, and anaemia. Every diagnosis have the same length of stay. Difference only in the given drug type based on disease accompanied. INA DRG Depkes tariff based on data delivered by 15 Hospital without existence of clinical pathway and cost of treatment. Surgery on MRM breast cancer and cost of treatment FAC higher than INA DRG Depkes tariff. This research not yet show the entire breast cancer surgery, we suggest to do a further research spceially on Cost of Treatment radiotherapy following the action operate on MRM and chemotherapy.
We suggest to Depkes RI to complete the INA DRG Dcpkes tariff so that they can make clinical pathway as standard service utility of health and always revise the INA DRG Depkes tariff list every year so that they can maintain the quality service of Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32503
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Susanto
"Rumah Sakit Karya Medika Bekasi merupakan rumah sakit swasta yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi. Dalam dunia perumahsakitan dituntut untuk melakukan perubahan, agar mampu mempersiapkan produk maupun sumber daya manusia yang berdaya saing dalam menghadapi persaingan bebas di pasar ASEAN maupun di pasar global. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit kedudukannya sangat strategis, oleh karena proses pelayanan dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam, sehingga baik buruknya pelayanan di Rumah Sakit sangat tergantung dari penampilan kinerja tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga.
Aktivitas pelayanan keperawatan merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberikan bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan. Kebutuhan pasien akan ketergantungan dari tenaga keperawatan yaitu berfluktasi yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berpengaruh kepada jumlah sumber Daya Manusia (tenaga perawat)yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan yaitu Analisis Terhadap Aktivitas Keperawatan Kaitannya dengan beban Kerja Perawat di Ruang Rawat inap Kelas III; penelitian ini menggunakan metode work sampling serta perawat pelaksana sebagai sampelnya.
Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa di ruang perawatan Asoka, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi terbanyak (44,39%),dibandingkan dengan aktivitas lain/non keperawatan (29,91%) serta aktivitas keperawatan tidak langsung (25,30%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 76,65%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan yang diberikan dari scoarang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 6,38 jam/pasien/24 jam; Sedangkan di ruang perawatan Tulip, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi waktu terbaniyak (41,30%), dibandingkan dengan aktivitas non keperawatan t lainnya (29,72%) maupun aktivitas keperawatan tidak langsung (28,98%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 75,82%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diberikan dari seorang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 4,16 jam/pasien/24 jam.
Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa aktivitas keperawatan langsung lebih tinggi, jika dibandingkan dengan aktivitas keperawatan tidak langsung maupun aktivitas lainnya/non keperawatan, Oleh karena penelitian ini hanya mengukur pemanfaatan waktu kerja dilakukan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarganya.
Disarankan untuk aktivitas adminisirasi, transportasi serta kurir pasien seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga non keperawatan, agar tenaga keperawatan yang ada dapat memberikan pelayanan keperawatan lebih banyak kepada pasien dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Analysis Of The Nursery Activity Relating to the Working Burden of Nurses in the Stay - Care Room Third Class Of Karya Medika Bekasi HospitalKarya Medika Bekasi hospital is a private hospital which is located in the area of Bekasi Regency. In the world of hospitalization it is forced to always make changes, in doing so able to prepare both competitive product and human resource to face the competition both in ASEAN and global market. The nursery service in the hospital has a very strategic position, because the process of service is performed continually for 24 hours, so the bad and good effect of the service in the hospital mainly relics on the performance of the nursery force that gives care to patients or families.
The activity of nursery service is a subsystem of the health service that gives help to patients to maintain their health or recovery. The patients' needs will be relied on the nursery service to fluctuate based on the patients' condition. This effects to the number of human resource (nurses) that are needed to give nursery service well and correctly to the patients. The research performed is The Analysis On The Nursery Activity Relating To The Working Burden Of Nurse In The Stay - Care Room Third Class, the method used is Work Sampling and the sample is the nurses/nursery forces.
From the result of the research, it is gained that in the Asoka care room, the nursery service directly gets the most portion (44,39%), compared with other activity/ non - nursery (29,91%) and indirect nursery activity (25,30%), and the productive time total needed is 76,65%. The nursery service time given by a nurse for 24 hours is 6,38 hours/patient/24 hours ; whereas in the Tulip stay- care room, the direct nursery service gets the most portion (41,30%), compared with the non - nursery activity/ others (29,72%) as well as the indirect nursery activity (28,98%), and the productive time total needed is 75,82%. The amount of time of the nursery service given by a nurse to the patient for 24 hours is 4,16 hours / patient / 24 hours.
This research result shows that the direct nursery service is higher compared with the indirect nursery service or other activities/non - nursery. Because this research only examines the usage of working hours performed by nursery force 1 nurses to give nursery service to patients or families.
It's suggested that an administration activity, transportation as well as patients courier be performed by non- nursery force, so that the existing nursery force can be consistent to give the nursery service to patients in order to improve the quality of the nursery service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T11456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurbaiti
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>