Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukadana Sufii
"Tesis ini bertujuan menjawab hipotcsis tentang makin melebamya disparitas regional karena pcrbcdaan pcncrapan kebijakan pembangunan dan cenderung bersifat Jawa sentris. lsu ini selalu mengemuka dalam diskusi tentang pcmbangunan ekonomi regional baik dalam era desentraliasasi maupun era-era sebclumnya. Tesis ini mencoba mencermati faktor-faktor yang dapat mendorong konvergensi antar propinsi sclama kumn waktu 20 tahun Iebih (1985-2006). Dengan menggunakan analisis konvergensi bersyarat B berdasarkan data panel selama 1985-2006 ditemukan bahwa telah tcrjadi konvergensi antar propinsi di Indonesia dengan kecepatan konvergensi sebesar 2,68 persen. Dengan demikian, waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah dari kondisi sreaajz .srarc (half time) selama 26 tahun. Selama pcriode ini andil investasi, sumbangan sektor lndustri dan Pcrtanian memegang pcran panting dalam rnendorong konvergcnsi. Pengamatan kecepatan konvergcnsi untuk rentang waktu yang lebih pendck memberikan hasil kecepatan konvcrgensi yang berbeda antara periode 1985-|995 dan 1995-2006 dengan kecepatan konvergensi masing-masing 2,02 persen dan 1,96 persen. Gejala deindustrialisasi yang teljadi selama 1995-2006 diduga menjadi penycbab rendahnya kecepatan konvergensi pada periode tersebut. Perbandingan tingkat konvergensi antara masa sebclum pcmberlakuan otonomi daerah (l985-2000) dan pasca otonomi (2001-2006) menghasilkan Iaju konvergensi sebesar 3,30 persen berbanding 1,06 persen. Kedua periode pengarhatan tersebut mcmiliki sumber-sumber perturnbuhan pendapatan perkapitu yang berbeda.

The thesis aim to examine the hypothesis that regional disparities tend to persist because there are differences of implementing regional policy in economic development. This issues has become a crucial topic in economic regional analysis both betbre decentralization implementation and atter. This thesis investigate the determinant factors of provincial convergence over 20 years (since |985 to 2006). Using [3-conditional convergence analysis based on panel data, we found that speed of income percapita convergence by 2,6 percent with halfltime to reached steady state condition by 26 years. In this period, share of investment that represented by domestic fixed capital fomtation, share of agriculture sector and manufacture industry have important role to converging intcrprovincial income percapita in Indonesia. Investigation the convergence for shorter time period present speed of convergence by 2,02 percent and l,96 percent for |985-1995 and 1995-2006 period respectively. The phenomenon of deindustrialization that happened for 1995-2006 reduce the speed of convergence. Comparing of convergence for before (l985-2000) and post decentralization (2001-2006) get the speed of convergence by 3,30 percent and 1,06 percent, respectively. There are different determinants of source of income percapita growth for those periods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Khairunnisa
"Pemantauan pertumbuhan pada bayi usia di bawah dua tahun (baduta) tidak dapat terlaksana secara maksimal ketika adanya pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan permasalahan gizi di Indonesia menjadi semakin mengkhawatirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status pertumbuhan anak usia 6 – 23 bulan di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data langsung pada 237 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan multiple stage cluster random sampling. Kuesioner penelitian mencakup data karakteristik anak dan demografi ibu. Analisis data menggunakan uji univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,4% baduta memiliki berat badan normal, 89% baduta memiliki panjang badan normal, dan 75,9% baduta memiliki gizi baik. Teridentifikasi pula kejadian growth faltering sebesar 48,1%. Melalui temuan ini dapat disimpulkan bahwa secara umum baduta memiliki status gizi normal, namun hampir sebagian mengalami growth faltering. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk melakukan intervensi segera agar baduta growth faltering dapat mengejar periode catch-up.

Growth monitoring in children under-two-years old is not carried out optimally during the existence of Covid-19 pandemic. This causes nutritional problems in Indonesia are increasingly worrisome. This study aims to describe the growth status of children aged 6 – 23 months in North Jakarta and Central Jakarta during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive method with direct data collection on 237 respondents who were selected using consecutive sampling and multiple stage cluster random sampling techniques. The research questionnaire includes data on child characteristics and maternal demographics. Data analysis uses univariate tests. The results showed that 81,4% of children under-two-years have normal weight, 89% of children under-two-years have normal body length, and 75,9% of children under-two-years have good nutrition. It was also identified that the incidence of growth faltering was 48,1%. Based on these findings, it can be concluded that in general children under-two-years have normal nutritional status, but almost half of them experienced growth faltering. This research is expected to be the basis for immediate intervention so that growth faltering of children under-two-years can enters the catch-up period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri-Edi Swasono
Jakarta: [publisher not identified], 1979
330.991 SRI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Fendy Wijaya
"Penelitian ini berfokus pada aktivitas sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi regional provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama-tama untuk membuktikan adanya efek spatial spillover dalam aktivitas pariwisata dan kemudian untuk memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi aktivitas pariwisata pada tingkat provinsi di Indonesia. Penelitian ini juga mengidentifikasi keberadaan efek konvergensi beta absolut pada pertumbuhan ekonomi setiap provinsi di Indonesia, dan kemudian menguji apabila aktivitas sektor pariwisata dapat mempengaruhi tingkat steady state dari konvergensi tersebut. Memahami fakta-fakta ini dapat membantu pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan pembangunan yang tepat dan juga memahami dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan efek spatial spillover dan berdampak positif terhadap kecepatan konvergensi pertumbuhan ekonomi regional antar provinsi di Indonesia.

This research focuses on tourism activity and regional economic growth in provinces of Indonesia. The purpose of the research is to firstly prove the existence of spatial spillover effect from tourism activity, and then to identify the factors that is affecting tourism activity in Indonesia at the provincial level. This research also tests the existence of absolute beta convergence between the economic growth of each province of Indonesia, and then seek to test whether tourism activity can affect the steady state to which the economic growth convergence heading. Understanding these facts could help policy makers in make the right development policy and also to better understand the effects of the policy. This research concluded that development in tourism produces spatial spillover effect and positively increase the speed of convergence of regional economic growth between provinces in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Feliciani Nazara
"Ketimpangan wilayah di Indonesia merupakan masalah yang terjadi. Indonesia telah berfokus pada cara-cara untuk mengurangi kesenjangan ini dan mendorong pertumbuhan yang adil di seluruh wilayah. Saya meneliti apakah daerah-daerah miskin di Indonesia mengejar yang lebih kaya dalam konteks pertumbuhan ekonomi. Dengan menggunakan data pendapatan per kapita daerah, saya menguji hipotesis konvergensi pada provinsi di Indonesia untuk periode 1983 - 2020. Saya menemukan bahwa ada pola konvergensi pendapatan per kapita untuk Indonesia, dan tingkat pertumbuhan berbanding terbalik dengan tingkat awal pendapatan per kapita. Saya juga menemukan bahwa pencapaian pendidikan tinggi, dan akses yang lebih tinggi ke sumber air minum, sanitasi, dan listrik yang bersih juga berkontribusi untuk mendorong konvergensi pendapatan. Implikasi kebijakan dari skripsi ini termasuk menyediakan akses yang lebih baik ke air, sanitasi, listrik dan pencapaian pendidikan tinggi di daerah. Selain itu, kebijakan ini harus sesuai dengan kebutuhan unik masing-masing daerah dan menetapkan standar pelayanan minimum yang merata untuk semua daerah.

Regional disparities in Indonesia have always been prevalent. Indonesia has been focusing on ways to abate these disparities and promote equitable growth throughout the regions. I examine whether poorer regions in Indonesia catch up towards the richer ones. Using data of regional per capita income, I test the convergence hypothesis across provinces in Indonesia for the period of 1983 - 2020. I find that a per capita income convergence pattern exists for Indonesia, and growth rates are inversely related to initial levels of per capita income. I also find that higher education attainment, and higher access to clean sources of drinking water, sanitation, and electricity also contribute to fostering income convergence. Policy implications include providing better access to water, sanitation, electricity and aiming for higher educational attainment in regions. Additionally, these policies should adhere to each region’s unique needs and set minimum service standards equitable for all regions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wibisono
"Tesis ini dimotivasi oleh disparitas pendapatan regional di Indonesia yang terjadi secara persisten walau berbagai kebijakan regional untuk mereduksi kesenjangan regional telah dilakukan sejak awal pembangunan.
Penelitian ini menelaah eksistensi disparitas pendapatan regional di Indonesia. Apakah terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa telah terjadi tendensi konvergensi? Jika ya, seberapa cepat konvergensi itu terjadi? Lalu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan konvergensi tersebut? Seberapa besar konvergensi yang kita observasi dihasilkan oleh akumulasi faktor dan seberapa besar yang dihasilkan oleh transfer teknologi? Apakah teknologi memainkan peranan yang besar dalam konvergensi di Indonesia?
Dengan mempergunakan kerangka teori pertumbuhan neoklasik dan teori pertumbuhan endogen, studi ini mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian diatas. Dengan alat analisis regresi metode cross-section dan data panel, studi ini menemukan bahwa tingkat konvergensi regional di Indonesia adalah rendah. Perbedaan dalam tingkat pertumbuhan secara sistematis dapat dijelaskan oleh sejumlah variabel penjelas.
Perlakuan regresi yang mengizinkan fungsi produksi berbeda-beda untuk setiap perekonomian, menghasilkan estimasi kecepatan konvergensi yang jauh lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah besar. Jika perbedaan dalam tingkat teknologi antar propinsi ini menghilang, maka konvergensi akan terjadi secara cepat.
Dengan analisa konvergensi teknologi, studi ini menemukan bahwa mekanisme utama yang berada dibalikkonvergensi regional adalah pengejaran TFP. Peranan pengejaran TFP ini jauh lebih dominan dibandingkan dengan akumulasi faktor.
Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi membawa pada perbedaan TFP yang besar. Jika perbedaan dalam tingkat teknologi ini menghilang, pengejaran TFP akan terjadi dalam tingkat yang jauh lebih cepat.
Dengan pendekatan transfer teknologi, studi ini membedakan antara konvergensi yang dihasilkan dan akumulasi faktor dan konvergensi yang dihasilkan dari transfer teknologi. Hasil analisa menunjukkan bahwa transfer teknologi memainkan peranan tidak kecil dalam konvergensi di Indonesia. Dengan perlakuka ekonometri yang mengizinkan setiap perekonomian memiliki fungsi produksi yang berbeda, sebagian besar konvergensi dihasilkan dari transfer teknologi.
Hal ini menegaskan temuan sebelumnya bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah sangat lebar. Bila perbedaan ini menghilang, maka kita berharap bahwa transfer teknologi akan berjalan jauh lebih cepat. Transfer teknologi yang lebih cepat ini akan membawa pada konvergensi pendapatan yang juga jauh lebih cepat.
Studi ini memiliki keterbatasan dalam teori dan metodologi penelitian. Dari sudut pandang ekonometri, studi ini terganggu oleh masalah-masalah berikut: (i) kesalahan spefisikan; (ii) kesalaha pengukuran; (iii) perata-rataan variabel; (iv) korelasi antar residual. Sedangkan dari sudut pandang teoritis, studi ini memiliki keterbatasan yaitu: (i) ketidakmampuan menangkap adanya pola konvergensi yang berbeda; (ii) ketidakmampuan menjelaskan transfer teknologi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Vidyattama
"This paper looks at the pattern of inequality and convergence of Indonesia's regional income since the 1970s. Although economic growth frameworks have mostly been applied to analyse cross-country growth and convergence, some regional country studies have been done. However, the impact of the macroeconomic conditions at the national level on regional inequality and the convergence process need to be incorporated.
Indonesia is an interesting case study, since the economy has been through much turbulence in the lasat few decades from external shocks as well as some major national policy changes. The different record in sub national development has made regional inequality and growth a crucial topic."
2006
EFIN-54-2-August2006-197
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hasan Pura Anggawijaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh distribusi pendapatan yang tidak merata, yang terjadi di Indonesia, terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Faktor pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan keahlian, dimana keahlian itu sendiri akan berpengaruh terhadap produktivitas dan semakin tinggi produktivitas pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi investasi dalam pendidikan itu sendiri akan sangat bergantung pada berapa besar tingkat pengembalian atau return yang dapat dihasilkam. Sekalipun pada negara sedang berkembang tingkat pendidikan menentukan juga besarnya pendapatan.
Dibalik itu semua, distribusi pendapatan yang terjadi berpengaruh terhadap distribusi pendidikan itu sendiri. Semakin merata distribusi pendapatan semakin merata pula pendidikan dan dengan sendirinya semakin merata pula keahlian, yang pada gilirannya semakin merata produktivitas.
Dengan demikian akan tercapai suatu Economic Equilibrium yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan rata-rata, tingkat pengembalian investasi dan oleh kebijaksanaan pemerintah, yang dirumuskan menjadi : g* = G(w, r, θ). Distribusi pendapatcrn itu sendiri sangat bergantung pada kebijaksanaan Pemerintah atau rejim yang berkuasa. Oleh karena itu keberadaan partisipasi politik akan sangat berperan didalam perumusan kebijaksanaan pemerintah terutama yang menyangkut distribusi pendapatan. Partisipasi politik itu sendiri akan bergantung pada rejim yang berkuasa pada saat itu, demokrasi atau nondemokrasi. Sekalipun cukup banyak bukti, banyak negara nondemokrasi mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kebijaksanaan pemerintah (Political equilibrium) yang optimal - yang dikehendaki oleh mereka yang berpendapatan median - karenanya dapat dirumuskan menjadi : θ* = θ (w, r, em), dimana kebijaksanaan pemerintah yang optimal bergantung pada tingkat pendidikan rata-rata, tingkat pengembalian dan distribusi pendapatan.
Karena kebijaksanan Pemerintah yang berkaitan dengan distribusi pendapatan sangat sulit diukur maka dalam penelitian ini hanyalah keahlian yang didekati oleh tingkat pendidikan pekerja, distribusi pendapatan yang didekati oleh Rasio Gini, dan tingkat pengembalian investasi yang didekati oleh tingkat bunga ril, yang dipergunakan sebagai independen variabel. Karenanya Politicoeconornico equilibrium dapat dirumuskan menjadi : g* = G(w, r, θ* (w, r, em ').
Apakah tingkat pendidikan pekerja, distribusi pendapatan, dan tingkat pengembalian di 26 propinsi Indonesia yang bervariasi tersebut akan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto per-kapita di masing-masing propinsi. Estimasi dilakukan dengan Ordinary Least Square. Hasil estimasi menunjukkan hanya di Indonesia secara keseluruhan dan Indonesia Bagian Barat model ini dapat diterima, sekalipun keduanya tidak mempunyai Goodnes of fit yang baik Sedangkan di Indonesia Bagian Timur model ini tidak diterima.
Di Indonesia secara keseluruhan distribusi pendapatan yang memburuk jutru meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekalipun pengaruhnya tidak terlalu signifikan. Lain halnya di Indonesia Bagian Barat, distribusi pendapatan yang memburuk meningkatkarn pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Di Indonesia secara keseluruhan, tingkat keahlian rata-rata berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Sedangkan sebaliknya di Indonesia Bagian Barat, dimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak signifikan. Di Indonesia secara keseluruhan maupun di Indonesia Bagian Barat mempunyai tanda yang bertolak belakang dengan hipotesa dan tidak signifikan sehingga variabel ini dapat diabaikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangemanan, Lyndon
"Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendapatan penduduk periode tahun 1980 -1996 (PelitaIII -Pelita V), atau semasa kepemimpinan orde baru. Berdasarkan studi Iiteratur dan penelitian - penelitian yang telah dilakukan, maka di putuskan untuk dianalisa dan dibahas selanjutnya adalah faktor -faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendapatan di Philipina oleh Esiudilo .1.P. (1997) akan direplikasikan di Indonesia, Selanjutnya dikomhinasikan dengan faktor komponen ekonomi berdasarkan studi .literatur.
Setelah dilakukan sludi-studi awal, mengenai ketersediaan data dan kondisi wilayah Indonesia, maka dilakukan beberapa modifikasi, mengenai variabel dan model, .sehingga diduga variabel-varabel berikut ini; 1) proporsi penduduk yang berusia > 60 tahun(X2) ; 2) proporsi jumlah anggota rumah tangga yang terdidik/ tingkat keahlian (X3) ,- 3) proporsi jumlah anggota rumah tangga yang bekerja di sektor industri ( X4) ; 4) pertumbuhan ekonomi ( X5) ; dan 5) kontribusi pendapatan dari sektor industri pengolahan terhadap total pendapatan(X6). Selanjutnya dari variabel diatas maka variabel ,(1),(2) dan (3) dikelompok dalam komponen demograf/ kependudukan serta variabel (I) dan (5) dikelompokan dalam komponen ekonomi. Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak dari penelitian maka digunakan adanya keragaman wilayah Indonesia sebagai informasi untuk dianalisa dan dibahas."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guritno Wahyu Wijanarko
"Salah satu pendorong terjadinya konvergensi pendapatan per kapita adalah ketersediaan dalam kualitas modal manusia yang sama antar wilayah. Untuk melihat pola konvergensi pendidikan dalam kaitannya dengan konvergensi pendapatan per kapita, dilakukan proses dekomposisi dari pendapatan per kapita yang dibagi dalam tiga komponen, yaitu : kuantitas pendidikan, harga pendidikan dan residu. Dengan pembagian komponen tersebut maka dapat dilihat kontribusi dari masing-masing komponen terhadap perubahan distribusi pendapatan per kapita. Pada konvergensi pendidikan yang dianalisis dalam tesis ini menggunakan dua tinjauan yaitu untuk tingkat pendidikan SMP dan SMA. Dari analisis didapatkan hasil kalau di wilayah Indonesia terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan. Pada tingkat regional di Kawasan Barat Indonesia (KBI) terjadinya konvergensi pendapatan per kapita ternyata tidak diikuti dengan konvergensi kuantitas pendidikan sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) tidak terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMP serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA. Jika ditinjau dari sebelum pelaksanaan otonomi daerah (1993 - 1999) dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah (2000 - 2004) dapat dilihat bahwa di Indonesia sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi pola konvergensi pendapatan per kapita dan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA namun setelah pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita maupun konvergensi pendidikan. Di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti dengan konvergensi harga pendidikan pada tingkat pendidikan SMA dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita yang diikuti konvergensi pada harga pendidikan untuk tingkat pendidikan SMP. Sedangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebelum pelaksanaan otonomi daerah tidak terjadi konvergensi pendapatan per kapita namun terjadi konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMP dan setelah pelaksanaan otonomi daerah terjadi konvergensi pendapatan per kapita serta konvergensi kuantitas pendidikan pada tingkat pendidikan SMA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>