Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132581 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yarra Rendy Fahrizal
"Jumlah tenaga perawat yang besar memberikan kontribusi yang lebih tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan dan citra rumah sakit. keperawatan sebagai profesi yang sedang berkembang dituntut untuk terus meningkatakan profesionalisme melalui pendidikan yang terencana dan bertahap, peningkatan mobilitas pendayagnnaan perawat profesional dan pemberian kesempatan pengembangan karir. Perawat sebaiknya ditempatkan sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional dengan penilaian berdasarkan bimbingan karir, pendidikan, pelatihan, dan kompetensinya. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Graba Juanda Bekasi Timur karena pengembangan karlr tenoga keperawatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Graba Juanda belum sesuai dengan fungsi dan peran perawat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melaknkan wawancara mendalam terhadap jajaran direksi, manajer, dan kepala seksi dan kepala ruangan dan perawat pelaksana. Untuk memperkuat metode tersebut dilaksanakan telaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan peogembangan pola karir perawat di Rumah Sakit Graha Juanda Bekasi Timur. Rumah Sakit Graha Juanda memillki tenaga keperawatan berjumlah 50 orang dengan umur < 30 tahun adalah terbanyak 54,76 %, pelaksana 85,71 %, dan memiliki perawat dengan masa kerja <5 tahun 78,57 %, serta dengan latar belakang pendidikan D ill keperawatan ( 85,71 %). Mekanisme pengembangan tenaga kepemwatan yang ada saat ini diternpkan di Rumah Sakit Graha Juanda dimulai dengan kegiatan rekruitmen pegawai baru dan dilanjutkan dengan bimbingan karir, pendidikan, pelatihan, dan kompetensi, serta kebijakan rumah sakit. Berdasarkan berapan-berapan terbedap pengembangan karir perawat dengan memperbatikan prinsip-prinsip pengembangan karir pemwat, didapatkan pengembangan pola karir perawat pelaksana sesuai dengan peran dan fungsinya yang diterapkan di Rumah Sakit Graha Juanda yaitu sebagai Perawat ManajerlPM (lima level), Perawat pendidiklPl' (empat level), dan Perawat KlinikIPK (tujuh level). Dari katiga kalegori tersebut, jenjang karir perawat sebagai Perawat Manajer dan Perawat Klinik lebih di prioritaskan untuk dilaksanakan. Pada akhir penelilian ini direkomendasikan Wltuk Rumah Sakit Graha Juanda untuk pengembangan pola karir perawat secara fungsional dan struktur dengan memperhatikan kompetensi individual, pendidikan, pelatihan, dan bimbingan karir perawat. Serta perlunya intrumen uji kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan pola karir perawat.

Amount of big nurse energy give higher level contribution in giving service of health and improvement of service quality and hospital image. Treatment as profession which expanding to be claimed to continue professionalism enhancing. Through education which planned and in phases, make-up of mobility utilization of professional nurse and gift of opportunity of development of career. Nurse better be placed as according to role and his function as professional nurse with assessment pursuant to career tuition, education, training, and his interest Research executed At Graha Juanda East Bekasi hospital because development of ill executed treatment energy career At Graha Juanda hospital not yet as according to function and role of nurse. Research executed by using research method qualitative by circumstantial interview to overall board of directors, manager, and head of section, and lead room and nurse of executor. To strengthen the method to analyze document - document related to development of ill nurse career pattern At Graha Juanda East Bekasi hospital. Hospital of Graha Juanda have treatment energy amount to 50 people with age < 30 year is many 54,16 0/., executor 85,71 %, and have nurse with year of service < 5 year 78,57 %, and also with background education ofD m treatment ( 85,71 ). Mechanism development of existing treatment energy [is) in this time applied ill At Graha Juanda East Bekasi hospital started with activity of new officer recruitment and continued with career tuition, education, training, and interest, and also policy hospital. Pursuant to expectations to development of nurse career by paying attention principles development of nurse career. got [by] development of career pattern nurse of executor as according to role and his function which applied At Graha Juanda East Bekasi hospital that is as Nurse of Manager I pm (five level). Nurse of Educator I PI' (four level). and Nurse of Clinic I pk ( seven level). From third category. nurse career ladder as Nurse of Manager and Nurse of Clinic more in priority be achieved. By the end of this research is recommended for the Hospital of Graha Juanda for the development of nurse career pattern functionally and structural by paying attention individual interest, education, training, and nurse career tuition. And also the importance of instrument test interest related to development of nurse career pattern."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32024
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Restiyanti
"Dokter spesialis dan perawat merupakan inti dari pelayanan kesehatan. Krisis SDM Kesehatan khususnya dokter spesialis dan perawat, tingkat persaingan antar rumah sakit yang tinggi, adanya perubahan kebijakan baik dari pemerintah maupun organisasi membuat RS perlu mengantisipasi dan membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. Tesis ini membahas tentang rencana aksi pengembangan SDM dokter spesialis dan perawat di RS Graha Juanda Bekasi tahun 2014- 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis konten melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Kerangka konsep menggunakan analisis SWOT meliputi input stage yaitu dengan matriks EFE dan IFE, tahap kedua adalah mathcing stage dengan pencocokan menggunakan TOWS matriks dan penentuan posisi menggunakan IE matriks, serta tahap ketiga adalah desicion stage yaitu penentuan alternatif dan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Hasil penelitian didapatkan RS Graha Juanda berada pada posisi sel V yaitu hold and maintain dengan alternatif strategi market penetration dan product development dengan prioritas strategi product development. Pengembangan pelayanan dan optimalisasi kinerja pelayanan RS serta SDM dokter spesialis dan perawat dalam jumlah, jenis, pengelolaan dan diklat adalah usulan yang diterjemahkan dalam bentuk rencana aksi.

Specialist and nurses are the core of health care. The crisis in human resources of health particularly specialist and nurses, the competition levels among hospitals that are also high, and the changing of the policy either from the goverment or from the organization itself makes the hospital needs to anticipate and create their strategies to ovecome this situation. This thesis discusses the action plan for human resources development specialist and nurses at Graha Juanda hospital in Bekasi year 2014 – 2018. The design study is a content analysis of qualitative research through in-depth interviews, document review, and CDMG (Consensus Decision Making Group). The framework uses SWOT analysis by using the input stage includes EFE and IFE matrix, the second stage is the mathcing stage using TOWS matrix and matrix positioning using IE, the third stage is the stage to determinate the alternative decision and priority strategies using QSPM. The results showed Graha Juanda hospital is in the position of the V cells and that means hold and maintain. The alternative strategy is market penetration and product development strategies with the priority of product development. Hospital service development, optimization of hospital services performance and human resources specialist dan nurses in number, type, management, and training is proposed to be translated in the form of the action plan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Dwiputri
"Sistem pengembangan karir perawat melalui jenjang karir struktural maupun timgsional berperan penting dalam meningkarkan kualitas tenaga keperawatan yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan Rumah Sakit secara keseluruhan. Saat ini pengembangan karir untuk perawat pelaksana yang sudah dijalankan di RS MH Thamrin Salemba baru berdasarkan jenjang karir struktural. Diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan rancangan pola pengembangan karir perawat pelaksana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan RS MH Thamrin Salemba.
Penelitian dilaksanakan di RS MH Thamrin Salemba bulan Oktober- November 2011 dengan pendekatan analisis lcualitatiff Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa infonnan berdasarkan prinsip kesesuaian dan kecukupan. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen Rumah Sakit, kajian literatur maupun hasil penelitian terdahulu dengan topik serupa di Rumah Sakit lain. Untuk menjaga validitas data dilakukan triangulasi sumber dan metode.
Jumlah tenaga perawat di RS MH Thamrin Salemba sebanyak 189 orang dengan karakteriétik sebagian besar di antaranya: tingkat pendidikan D3 Keperawatan (63,1%), sudah ada pengalaman sebelum masuk ke unit kexja saat ini (51,9%) dan memiliki masa kexja 1 sampai 3 tahun (24,3%). Rumah Sakit beium memiliki pola pengembangan karir perawat pelaksana yang terstmkmr dan sistematis berdasarkan sistem kompetensi. Oleh karena itu dibuatlah suatu rancangan pola pengembangan karir bagi perawat pelaksana di RS MH Thamrin Salemba yang terdiri dari 6 level karir (NO sampai dengan N6) berdasarkan persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman dan masa kerja, waktu berlaku suatu level karir, dan kompetensi yang hams dimiliki perawat pada setiap level karir tersebut.
Persyaratan minimal pendidikan tenaga perawat yang baru masuk adalah D3 Keperawatan. Sedangkan bagi perawat lama lulusan SPK, selama masa peralihan akan dilakukan penyesuaian berdasarkan pengalaman dan masa kerja.

The nurse's career development system through structural and functional level of career has very important role ?in increasing the quality of nursing staff which will also affect the quality of hospital service. At this time, MH Thamrin Salemba Hospital has only implementing the structural level of career for nursing staff and the functional level of career has not implemented yet. Therefore, the purpose of this research is to design the clinical nurse's career development pattern at MH Thamrin Salemba Hospital according to the hospital's condition and needs.
The research is implemented at MH Thamrin Salemba Hospital in October-November 2011 using qualitative analysis approach. The primary data is obtained from the selected informants based on appropriate and adequacy principles using in-depth interview method. The secondary datas are obtained from hospital's document review, literature review and also the results of previous similar studies at other hospitals. The source and method triangulation are done as well to maintain data's validation.
MH Thamrin Salemba Hospital has 189 total number of its nursing staff which majority of them have the characteristics: Nursing Diploma education level (63,1%), already have the experience before entering current unit of work (5 l,9%) and period of employment between 1 to 3 years (24,3%). Hospital does not have the structured and systematic clinical nurse?s career development pattern. Therefore the researcher formulated the design of clinical nurse's career development pattem at MH Thamrin Salemba Hospital which consists of 6 level of careers (NO to N6) based on education level, work experience, period of employment, temr of level and nursing competency requirements for each level.
The minimal qualification for new nursing staffs education level is Nursing Diploma. But there is special provision for the longtime nursing staff with level of education SPK, during the transition time, they still can be accomodated in the career development pattern based on their work experience and period of employment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31614
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerun Nisa Nurakhyati
"Perawat merupakan salah satu sumber daya manusia di rumah sakit yang memberikan layanan asuhan keperawatan dan merupakan tulang punggung dimana perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama 24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan. Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan kompetensinya. Pengembangan karir merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi kerja. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pengembangan pola karir perawat di RS Azra Bogor dan merancang pengembangan pola karir perawat.
Metode penelitian adalah metode kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah dokumen, wawancara mendalam, FGD dan CDMG. Karakteristik tenaga perawat di Rumah Sakit Azra Bogor paling banyak berada pada rentang usia 22 - 27 tahun sebanyak 68.3%, memiliki masa kerja paling banyak pada rentang 0-3 tahun sebanyak 62.8% dan latar belakang pendidikan terbanyak adalah D-III Keperawatan sebanyak 95.6%. Pengembangan pola karir perawat yang ada saat ini belum optimal dan belum ada komite keperawatan. Diharapkan pengembangan pola karir perawat dapat dilaksanakan dengan dibuatnya sistem remunerasi serta membentuk komite keperawatan.

Nurse is one of the human resources at the hospital who provide nursing care and nurses are the backbone of which is the largest proportion of health workers, serving patients for 24 hours continuously and sustainably. Career development nurse is a career planning and implementation of plans that can be used for the placement of nurses on the ladder according to their competence. Career development is one factor that can increase the motivation to work. The purpose of writing is to know the pattern of career development nurse at the Azra Hospital Bogor and designing career development nurse pattern.
The research method is a qualitative descriptive with case study design. Data was collected through document review, in-depth interviews, focus group discussions and CDMG. Characteristics of nurses at the Azra Hospital Bogor most are in the age range 22-27 years as much as 68.3%, has the most tenure in the span of 0-3 years as much as 62.8% and the highest educational background is a D-III Nursing as much as 95.6%. Development of the existing nursing career path has not been optimal, and there is no committee of nursing. Expected career development nurse pattern can be implemented with the establishment of a remuneration system and set up a committee of nursing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Nazeli
"Kesenjangan pengembangan karir perawat klinik dalam jenjang jabatan struktural di RS Mohamad Ridwan Meuraksa, merupakan sesuatu yang kurang sesuai dengan konsep pembinaan karir. Kesempatan pengembangan karir perawat klinik PNS terbatas bila dibandingkan dengan perawat klinik militer. Disisi Iain pengembangan karir melalui jalur karir fungsional belum jelas, yang diperlukan dalam pengembangan karir terutama perawat klinik PNS, karena dengan adanya jalur karir fungsional akan menempatkan perawat klinik sesuai dengan peran dan fungsinya di rumah sakit, dengan harapan akan meningkatkan kinerja dan mute pelayanan.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa Jakarta dengan metode penelitian kualitatif. Data sekunder diperoleh dan telaah dokumen serta data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pimpinan Rumah Sakit dan suprasistem sampai dengan perawat pelaksana dilapangan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pola karir yang efektif untuk pengembangan karir perawat klinik di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa.
Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa memiliki tenaga keperawatan berjumlah 189, yang berstatus perawat klinik berjumlah 178 orang yang terdiri dan perawat klinik militer 50 orang, perawat klinik PNS 84 orang dan perawat klinik sukarelawan 44 orang. Karakteristik dari masing-masing personil tersebut adalah Perawat Klinik militer mempunyai umur sebagian besar antara 31 - 40 tahun berjumlah 39 orang (78%), pendidikan sebagian besar SPK/bidan/SPRG berjumlah 39 orang (78%), masa kerja sebagian besar antara 6 - 10 tahun berjumlah 22 orang (44%), dan sebagian besar berpangkat Bintara berjumlah 39 orang (78%). Perawat klinik PNS mempunyai umur sebagian besar antara 31 - 40 tahun berjurnlah 29 orang ( 33,3%), pendidikan sebagian besar SPK/bidan/SPRG berjumlah 70 orang (80,5%), masa kerja sebagian besar antara 16 - 20 tahun berjumlah 29 orang (33,3%), pangkat sebagian besar golongan II berjumlah 72 orang (82,8%). Perawat klinik Sukarelawan mempunyai umur sebagian besar antara 20 - 30 tahun berjurnlah 39 orang (88,6%), pendidikan sebagian besar D3 keperawatan berjumlah 29 orang (65,9%).
Pengembangan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa melalui pendidikan dan pelatihan, hampir seluruh program berasal Bari supra sistem. Rumah sakit sendiri hanya mempunyai program pelatihan, tetapi belum menjadi program yang tersistem dengan baik. Pengalaman kerja yang diperoleh oleh tenaga perawat dalam pengembangan karirnya adalah melalui riwayat jabatan dan kepangkatan, program mutasi dan promosi, pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh, bimbingan para perawat senior dan pimpinan, dan khusus perawat milker penugasan lapangan dari supra sistem. Kebijakan dan peraturan tentang pengembangan karir perawat klinik di Rumah Sakit Mohamad Ridwan Meuraksa tergantung dari supra sistem terutama dari Kesdam Jaya, karena rumah sakit merupakan badan pelaksana dari Kesdam Jaya. Disamping itu Ditkesad sebagai pembina teknis dari kecabangan kesehatan secara tidak Iangsung juga ikut mempengaruhi keputusan rumah sakit. Pala karir yang berlaku saat ini hanya pola karir struktural sesuai dengan struktur organisasi dan tugas Rumah Sakit Moh. Ridwan Meuraksa. Berdasarkan wawancara mendalam sebagian besar informan menyatakan bahwa, pola karir fungsional sudah seharusnya dibuat agar pengembangan karir perawat klinik sesuai dengan pola karir profesional yang sesuai dengan konsep teori tentang pola karir perawat yaitu perawat klinik I, Perawat klinik II, Perawat klinik III, perawat klinik IV, dan perawat klinik V.
Pada akhir penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk peningkatan kualitas pelayanan, maka perawat klinik hares ditempatkan sesuai dengan peran dan fungsinya.

Regarding to the concept of career development, there is a disparity on career development of structural function level of clinic's nurses at MRM hospital, which is considered inequitable. Because, clinic's nurses that having the status of civil government officer (PNS) has more limited opportunity in developing their career, comparing to their colleagues at military clinic. Moreover, the developing career through functional career route is still unclear. Suppose that career route is very important to PNS clinic's nurses, as they can develop and improve their career in suitable roles and functions. Therefore, they can implement their tasks and duties at the hospital in proper way, and it is expected that their performance and their quality services will be increased. Based on the thought above, this study has an aim on describing an effective career pattern on career development of clinic's nurses at MRM hospital.
The study is carried out at the MRM Hospital in Jakarta, using qualitative research method. Two types data will be perform, i.e. the primary data attained from in-depth interview of hospital top director until program implemented nurses in the field, and the secondary data that obtained from documents review.
The MRM hospital has 189 nurses, which 178 of them are clinic's nurses. Of 178 clinic's nurses, 50 of them are military clinic's nurses, 84 are PNS clinic's nurses, and 44 are voluntary clinic's nurses. To describe each personnel characteristics: there are 39 (78%) of military clinic's nurses are mostly on the range of age 31 to 40 years old; 39 (78%) are graduated from SPKJBidanISPRG; 22 (44%) of them have working period on the range of 6 to 10 years; and most of them 39 person (78%) are in lowest grades of military rank, called Bintara. From 84 PNS clinic's nurses, there arc 29 (33.3%) in the range of age 31 to 40 years old; 70 (80.5%) are graduated from SPK/Bidan/SPRG; 29 (33.3%) of them have working period from 16 to 20 years; and 72 (82.8%) of them are in the rank of grade II PNS. Of the 44 voluntary clinic's nurses, mostly or 39 (88.6%) of them are in the range of age 20 to 30 years old; 29 (65%) person have graduate from nurses diploma (D3). At MRM hospital, the development of nurse personnel is trough education and trainings. Almost all of training programs at the hospital are part of the supra system program, as the hospital only have a limited training program and have not yet arrange as a systematically usefulness program. Working experience as part of career development is mostly achieved due to experience on function and rank of their employment grade, mutation and promotion program, education and training, guidance from their seniors, and particular from military nurses are supra system of field duty. The policy and regulation on clinic's nurses career development at MRM hospital is depend on its supra system of Kesdam Jaya, as because the hospital is part of implementation unit (badan pelaksana) of Kesdam Jaya. Moreover, the Ditkesad, as the technical assistant from health subdivision, is also indirectly influence the decision making on the hospital management. The pattern of career development that legitimately valid up to now is a structural career pattern appropriate with the organizational structure and the duty on the MRM hospital. As the in-depth interview, almost all informants stated that a functional career development is should be determined in order to support the career development of clinic's nurses. Therefore, it will be suitable to its professional career development and it's also concurred with the theory of career pattern concept of the nurse, i.e. clinic's nurse I, clinic's nurse II, clinic's nurse III, clinic's nurse IV, and clinic's nurse V.
To increasing the quality on hospital services, it is needed to arrange the clinic's nurses on regards to their roles and function with considerable on their education, working experiences, and competency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navisya Dewi Putri Meidina
"Rumah sakit adalah sarana layanan kesehatan yang tidak terhindar dari masalah kesehatan dan keselamatan kepada pekerja, pasien atau pengunjung rumah sakit. Saat pandemi Covid-19, rumah sakit penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3RS) penyedia layanan, namun selama pandemi, pelaksanaan dan evaluasi bagi Rumah Sakit kurang diprioritaskan untuk dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di Ruang Rawat Isolasi COVID-19 RS. Graha Juanda Tahun 2022.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan ukuran consecutive sampling sebanyak 48 responden. Penelitian kualitatif menggunakan ukuran purposive sampling dimana informan yang diteliti berkompeten di bidangnya.
Hasil studi menunjukkan dari 48 responden mengatakan penerapan kebijakan K3RS skor rata-rata sebesar 20.04 ≥20 berjalan baik, perencanaan K3RS skor rata – rata sebesar 19.68 <20 kurang baik dan pelaksanaan K3RS skor rata – rata sebesar 101.89 ≥100 berjalan baik. Wawancara informan menjelaskan kebijakan K3RS di rumah sakit memiliki peraturan tertulis mengenai K3RS dan disosialisasikan kepada seluruh tenaga kesehatan. Penerapan fungsi perencanaan K3RS dilakukan dengan baik dari aspek sumber daya manusia, anggaran serta pelayanan. Pelaksanaan dilakukan sesuai hirarki dari pimpinan secara berkala mengevaluasi hambatan apa yang mungkin terjadi dilapangan serta memberikan motivasi kepada petugas yang memberikan pelayanan Covid-19. Kesesuaian penerapan K3RS dengan peraturan masih belum sesuai pada pengelolaan sarana dan prasarana. Angka kecelakaan kerja di RS Graha Juanda Tahun 2022 terdiri dari 4 (empat) kejadian, diantaranya 2 tertusuk benda tajam, 2 terjatuh dan terpeleset.

Hospitals are health service facilities that cannot avoid health and safety issues to workers and patients or hospital visitors. The Covid-19 pandemic its very important to ensure occupational health and safety (K3RS) for service providers, but during the pandemic the implementation and evaluation for hospitals is not prioritized. The purpose of the study was to analysis of an evaluation on application of occupational health and safety program in the COVID-19 Isolation Ward of the Hospital. Graha Juanda in 2022.
This study is a case study with a quantitative and qualitative approach. Quantitative research used a consecutive sampling measures of 48 respondents. Qualitative research using a purposive sampling measure where the informants studied are competent in their fields.
The results of the study showed that 48 respondents, said that the implementation of the K3RS policy had an average score of 20.04 ≥20 was going well, the K3RS planning an average score of 19.68 <20 was not good and the K3RS implementation an average score of 101.89 ≥100 was going well. Informant interviews explained that the K3RS policy at the hospital had written regulations regarding K3RS and disseminated to all health workers. The implementation of the K3RS planning function carried out well from the aspects of human resources, budget and services. The implementation of K3RS is carried out according to the hierarchy from the leadership, periodically evaluating what obstacles may occur in the field and providing motivation to officers who provide Covid-19 services. The suitability of the implementation of K3RS with regulations is still not in accordance with the management of facilities and infrastructure. The number of work accidents at Graha Juanda Hospital in 2022 consists of 4 (four) incidents, including 2 being stabbed by a sharp object, 2 falling and slipping.
"
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani Adri Dwi Rizky
"Penularan penyakit infeksi dari pasien ke perawat di Rumah Sakit dapat terjadi melalui berbagai macam peristiwa, misalnya cara mencuci tangan yang tidak benar, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak sesuai, tertusuk jarum suntik habis pakai yang telah terkontaminasi, pajanan dari peralatan habis pakai yang telah terkontaminasi, pengelolaan limbah yang tidak benar, maupun kecelakaan kerja lainnya. Perilaku perawat itu sendiri dalam penerapan kewaspadaan standar merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya insiden tersebut. Perawat yang tidak mematuhi penerapan kewaspadaan standar dengan baik akan berisiko tinggi tertular penyakit infeksi di tempat kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar dengan diketahuinya besaran tingkat kepatuhan perawat itu sendiri terhadap kewaspadaan standar, serta mengetahui karakteristik dari beberapa faktor determinan dan hubungannya dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar di RS. Hasanah Graha Afiah (HGA) Depok tahun 2016. Hasil penelitian ini berjumlah 75 orang perawat yang menunjukkan bahwa terdapat 39 orang responden (52,0 %) patuh dan 36 orang responden (48,0 %) tidak patuh terhadap kewaspadaan standar. Sedangkan dari hasil uji Chi-Square , variabel yang berhubungan dengan kepatuhan perawat terhadap kewaspadaan standar yaitu Sikap dan pelatihan.

Transmission of infectious diseases from patient to nurse at the hospital can occur through a variety of events, for example washing hands is not right, the use of Personal Protective Equipment (PPE) is not appropriate, needlestick consumables that have been contaminated, exposure of equipment consumables contaminated, improper waste management, as well as other work accidents. Nurse behavior itself in the application of standard precautions is one important factor in the incidents. Nurses who do not comply with either the application of standard precautions will be at high risk of contracting an infectious disease in the workplace. Therefore, this study aims to determine the determinant factors adherence to standard precautions nurse with known quantities nurse compliance rate itself against standard precautions, and to know the characteristics of some determinant factors and relationship with the nurse adherence to standard precautions at RS. Hasanah Graha Afiah (HGA) Depok at 2016. The results of this research were 75 nurses who showed that there were 39 respondents (52.0%) obedient and 36 respondents (48.0%) did not adhere to standard precautions. While the results of Chi-Square test, variables related to adherence to standard precautions ie nurses attitude and training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rova Martika
"Latar belakang: Dalam konteks layanan kesehatan, hal ini khususnya berkaitan dengan pasien dan keluarganya. Pelayanan rumah sakit menunjukkan karakteristik unik yang dibentuk oleh kemajuan penelitian kesehatan, kemajuan teknologi di lingkungan rumah sakit, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Pelayanan rumah sakit akan menentukan kepuasan pelanggan yang terbentuk dari penilaian kinerja pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan serta ekspektasi yang dimiliki oleh pelanggan.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawatinap Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung.
Metodologi penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional (potong lintang) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besarannya antara variabel lingkungan, responsiveness, komunikasi dokter, komunikasi obat, dan kinerja perawat, terhadap kepuasan pasien dari November-Desember 2023.
Hasil penelitian: Berdasarkan uji statistik, ditemukan pengaruh terdapat hubungan yang signifikan antara responsiveness, komunikasi dokter dan kinerja perawat terhadap kepuasan pasien di RS Graha Husada Bandar Lampung. Hasil analisis multivariat juga diketahui bahwa yang memiliki hubungan kuat terhadap kepuasan pasien adalah komunikasi dokter dan variabel kinerja perawat, namun dari kedua variabel tersebut variabel yang memiliki hubungan paling kuat terhadap kepuasan pasien adalah komunikasi dokter.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara responsiveness, komunikasi dokter dan kinerja perawat terhadap kepuasan pasien di RS Graha Husada Bandar Lampung serta yang memiliki hubungan paling kuat terhadap kepuasan pasien adalah komunikasi dokter. Artinya dengan meningkatnya komunikasi dokter terhadap pasien maka dapat meningkatkan kepuasan pasien.

Background: In the context of healthcare, this is particularly relevant to patients and their families. Hospital services exhibit unique characteristics shaped by advances in health research, technological advances in the hospital environment, and the socio-economic conditions of the surrounding community. Hospital services will determine customer satisfaction which is formed from the assessment of service performance felt by customers and the expectations held by customers.
Objective: This study aims to determine the factors that influence the satisfaction of inpatients at Graha Husada Hospital in Bandar Lampung.
Methode: This research uses a quantitative approach with a cross sectional design with the aim of determining the direct and indirect influence and magnitude of environmental variables, responsiveness, doctor communication, drug communication, and nurse performance, on patient satisfaction from November-December 2023.
Results: Based on the statistical tests, a significant relationship was found between responsiveness, doctor communication, and nurse performance with patient satisfaction at Graha Husada Hospital in Bandar Lampung. Multivariate analysis results also revealed that the variables with a strong association with patient satisfaction are doctor communication and nurse performance. However, among these variables, doctor communication has the strongest correlation with patient satisfaction
Conclusion: There is a significant relationship between responsiveness, doctor communication, and nurse performance with patient satisfaction at Graha Husada Hospital in Bandar Lampung. Moreover, the factor that has the strongest correlation with patient satisfaction is doctor communication. This means that an improvement in communication between doctors and patients can enhance patient satisfaction. It means that with improved communication between doctors and patients, patient satisfaction can be increased.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Febriansyah Akbar Ali
"ABSTRAK
Nama : Mochamad Febriansyah Akbar AliProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Analisis Biaya Satuan Pelayanan Rawat Inap Sakura di RS X KotaBekasi Tahun 2016Dalam era globalisasis saat ini, pertumbuhan rumah sakit di kota besarmenyebabkan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam sektor kesehatan sehinggapersaingan rumah sakit menjadi semakin keras segingga dibutuhkan peranan pembiayaanrumah sakit dalam menyediakan pelayanan yang optimal menjadi sangat penting agarrumah sakit dapat tetap bertahan. Penelitian ini betujuan untuk melakuakan analisisi biayasatuan dan biaya total pelayanan rawat inap sakura berdasarkan metode simpledistribution di RS X Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini merupakan analisisdeskriptif, bertujuan untuk menganalisis biaya satuan di rawat inap sakura yang dilakukanselama satu tahun dengan menggunakan perspektif dari rumah sakit dan biaya yangdihitung adalah biaya yang terkait pada pemakaian tempat tidur atau biaya akomodasipasien saja. Berdasarkan perhitungan dengan metode simple distribution, studimenghasilkan informasi biaya pada kamar rawat inap sakura RS X berupa biaya satuanpada kamar VVIP sebesar Rp 982.374, VIP sebesar 904.215, Kelas 1 sebesar Rp 549.480,Kelas 2 sebesar Rp 502.368. Kelas 3 sebesar Rp 436.181 dan Isolasi sebesar Rp 744.699dan biaya tidak langsung yang dihitung menggunakan metode Full Time Equivalent FTE berupa biaya gaji direksi direksi dan staf RS X perhari sebesar Rp 36.001.Kata Kunci : rumah sakit, metode simple distribution, rawat inap sakura

ABSTRACT
Nama Mochamad Febriansyah Akbar AliProgram Studi Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul Analysis of Sakura Inpatient Room Related Unit Cost Services inRS X Bekasi in 2016In the current era of globalization, the growth of hospitals in big cities leads tohigh competition in the health sector so that the competition of hospitals becomesincreasingly harsh so that the role of hospital financing in providing optimal services isessential so that hospitals can survive. This research aims to perform unit cost analysisand total cost of inpatient service of Sakura based on simple distribution method in RS XKota Bekasi Year 2016. This research is a descriptive analysis, aimed to analyze unit costin cousin hospitalization conducted for one year using the perspective of the hospital andthe calculated cost is the cost associated with bedding or patient accommodation costsonly. Based on the calculation with the method of simple distribution, the study resultedin cost information in RS X 39 s hospitalization room in the form of unit cost in VVIP roomof Rp 982,374, VIP of 904,215, Class 1 of Rp 549,480, Class 2 of Rp 502,368. Class 3amounting to Rp 436,181 and Isolation of Rp 744,699 and Indirect Cost calculated usingFull Time Equivalent FTE method in the form of directors director salary fee and RS Xstaff per day of Rp 36,001.Keywords hospital, simple distribution method, sakura rooms"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>