Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Depok: UI-Press,
R 378.9598 Uni d
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Shahnaz
"Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pembelajaran pada mahasiswa akuntansi, bagaimana mahasiswa Akuntansi FEB UI mendefinisikan arti kesuksesan (tercapainya tujuan intrinsik/ekstrinsik), apakah latar belakang mempengaruhi pendefinisian kesuksesan, bagaimana pembelajaran akuntansi di FEB UI mempengaruhi kepribadian dan kemampuan mahasiswa, dan apakah efektivitas proses pembelajaran mata kuliah wajib akuntansi di FEB UI mempengaruhi kesuksesan mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dan salah satu perumusan masalahnya dianalisis menggunakan uji beda. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pembelajaran pada mahasiswa akuntansi FEB UI adalah efektivitas pengajar.

This study investigates the factors that influence the success and failure of learning the accounting student, how the student of Accounting FEB UI to define the meaning of success (achievement of the intrinsic/extrinsic), whether the background affects the definition of success, how learning in FEB UI affects personality and the ability of the students, and whether the effectiveness of the learning process compulsory subjects accounting in FEB UI affects student success.
This research is descriptive, and one formulation of the problem is analyzed using different test. Results from this study are the factors that most influence the success and failure of student learning in accounting FEB UI is the effectiveness of teachers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razanah Mahdi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tinggi rendahnya minat berwirausaha, motivasi dan sifat kepribadian yang berhubungan dengan kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa tahun akhir Universitas Indonesia. Minat berwirausaha diukur berdasarkan dua dimensi yaitu Immediate Term Intention dan Future Intention. Motivasi berwirausaha berdasarkan tiga dimensi yaitu Ambition for Freedom, Self-realization dan Pushing Factors. Sedangkan sifat kepribadian diukur berdasarkan empat dimensi yaitu Personality Traits, Business Relation, Behavior in Organization dan Other Characteristics. Responden penelitian ini berjumlah 150 orang mahasiswa tahun akhir yang berasal dari 5 fakultas yaitu: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Administrasi, Farmasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Teknik. Penelitian ini menggunakkan nilai mean untuk menganalisis jawaban responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa tahun akhir dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ilmu Administrasi, Farmasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Teknik memiliki minat berwirausaha yang tinggi, motivasi berwirausaha yang tinggi dan sifat kepribadian berhubungan dengan kewirausahaan yang tinggi.

ABSTRACT
The aim of this study is to analyze final year students intention, motivation and entrepreneurial personality traits. Entrepreneurship Intention measured by two dimentions,Immediate Term Intention and Future Intention, Entrepreneurial Motivation consists three dimentions Ambition for Freedom, Self realization, and Pushing Factors. And Personality Traits consist of four dimentions, Personality Traits, Business Relation, Behavior in Organization and Other Characteristics. The samples are 150 final year students from 5 different faculties which are Faculties of Economy and Business, Administrative Science, Pharmacy, Computer Science and Engineering. The result shows that the final year students of University of Indonesia have a high level of Entrepreneurship intention, high level of motivation and high level of Entrepreneurial Personality Traits."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Bahri
"Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2045. Salah satu faktor yang harus dipenuhi Indonesia untuk menikmati bonus demografi adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan penyerapan sumber daya manusia tersebut. Sayangnya, kualitas sumber daya manusia dan penyerapannya ke pasar tenaga kerja masih kurang baik. Angka pengangguran mengalami tren kenaikan setiap tahunnya. Menganalisis keahlian kerja yang dimiliki oleh sumber daya manusia adalah langkah menuju pengembangan sistem pendidikan dan karir untuk masa yang akan datang.Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesenjangan keahlian yang terjadi di kalangan lulusan sarjana teknik industri saat pertama kali mendapatkan pekerjaan, serta melihat hubungan antara variabel keahlian kerja dalam membentuk employability confidence. Penelitian dilakukan berdasarkan teori keahlian kerja dan employability confidence serta pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian menggunakan data primer melalui kuesioner online. Total terdapat 121 responden dari lulusan sarjana teknik industri yang sudah memiliki pekerjaan tetap dengan total pengalaman 6-24 bulan. Dari penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya seberapa besar kesenjangan keahlian yang terjadi dan variabel-variabel keahlian kerja apa saja yang berpengaruh terhadap employability confidence

Indonesia will gain a demographic bonus in 2045. One of the factors that must be acquired by Indonesia to gain the benefits of demographic bonus is great quality in human resources and absorption of these human resources. Unfortunately, the quality of human resources and their absorption into the labor market is under standard. The unemployment rate is experiencing an increasing trend each year. Analyzing the work skills possessed by human resources is a step towards developing the education and career system for the future. This study aims to look at the skills gaps that occur among industrial engineering graduates when they got their first employment and see the relationship between skill variables that created the employability confidence. The research was conducted based on the theory of employability skills and employability confidence and data processing was carried out using the Partial Least Square - Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. This study uses primary data through an online questionnaire. A total of 121 respondents from industrial engineering graduates who already have permanent employment with a total experience of 6-24 months. From the research, it is known several things such as how big the skills gap that occurs and what employability skills variables that affect the employability confidence"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Imanudin Aziz
"Skripsi ini membahas tentang dampak program pendidikan pemakai (IT4U) terhadap pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran unika atma jaya angkatan 2008. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif berbentuk survey pendapat dengan pendekatan kuantitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan 2008 mengenai perpustakaan dan penggunaan sistem perpustakaan AtmaLib. Penelitian ini dilakukan kepada 135 orang responden dengan cara menyebarkan kuesioner sebelum dan 2,5 bulan sesudah pelaksanaan kegiatan Information Technology For You (IT4U).
Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa kegiatan ini mengakibatkan peningkatan pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya angkatan 2008 terhadap perpustakaan dan penggunaan sistem perpustakaan AtmaLib. Hal ini dilihat dari hasil analisis nilai responden mengenai perpustakaan dan penggunaan sistem AtmaLib sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan IT4U serta dari pengalaman responden setelah mengikuti kegiatan IT4U. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S15317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Youanita Gunawan
"Mahasiswa keperawatan merupakan populasi yang rentan mengalami stres sehingga diperlukan koping yang efektif. Hubungan pertemanan dapat menjadi salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diperoleh mahasiswa keperawatan. Masalah lainnya yang dapat memicu stres pada mahasiswa keperawatan yakni kesepian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas pertemanan dan kesepian dengan strategi koping pada mahasiswa keperawatan. Jenis penelitian analitik yang digunakan adalah studi observasi cross-sectional dengan metode pengambilan sampel total sampling terhadap 291 mahasiswa keperawatan. Instrumen yang digunakan antara lain McGill Friendship Questionnaire-Friend's Functions (MFQ-FF), de-Jong Gierveld The Loneliness Scale, dan Brief COPE. Analisis uji statistik yang digunakan yakni uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menujukkan adanya hubungan antara kualitas pertemanan dengan strategi koping (p value = 0,000 r = 0,330) serta tidak adanya hubungan antara kesepian dengan strategi koping (p value = 0,485 r = -0,041). Institusi keperawatan diharapkan dapat memberikan edukasi serta pelatihan mengenai strategi koping, salah satunya dengan cara memaksimalkan dukungan sosial yang dimiliki oleh mahasiswa keperawatan seperti hubungan pertemanan.

Nursing students are a population that is prone to stress. Thus, effective coping is needed. Friendships can be a form of social support that can be obtained by nursing students. Another problem that can trigger stress in nursing students is loneliness. This study aims to identify the relationship between the quality of friendship and loneliness with coping strategies in nursing students. The type of analytic research used was a cross-sectional observational study with a total sampling method of 291 nursing students. The instruments used include the McGill Friendship Questionnaire-Friend's Functions (MFQ-FF), de-Jong Gierveld The Loneliness Scale, and Brief COPE. The statistical test analysis used was the Pearson correlation test. The results showed that there was a relationship between the quality of friendship and coping strategies (p value = 0.000 r = 0.330) and there was no relationship between loneliness and coping strategies (p value = 0.485 r = -0.041). Nursing institutions are expected to provide education and training regarding coping strategies, one of which is by maximizing the social support that nursing students have, such as friendships."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Caroline
"

Perbedaan tingkat pengetahuan, sosial-budaya, bahasa, dan lingkungan di luar negeri dapat memberikan dampak stress akulturatif terhadap mahasiswa yang menempuh studi di luar negeri. Namun begitu, mahasiswa melalui adaptasinya dapat mengembangkan tingkat sehat jiwa yang dimilikinya, salah satunya dengan indikator self-efficacy dan resiliensi yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat self-efficacy dan resiliensi mahasiswa yang mengikuti program internasional di universitas di depok. Metode penelitian yang digunakan berupa deskriptif kuantitatif dengan desain convenience sampling. Pengambilan data dari 248 responden dilakukan secara daring menggunakan kuesioner General Self-Efficacy Scale dan The Connor-Davidson Resilience Scale 10 item. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi (58.1%), dan mayoritas mahasiswa memiliki tingkat resiliensi yang tinggi (73.4%). Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menghubungkan kedua variabel tersebut, maupun memperluas lokasi penelitian yang ada. Selain itu, pengembangan program internasional juga penting bagi kebermanfaatan program terhadap kesehatan jiwa dan pengembangan diri mahasiswa.


The differences in the level of knowledge, socio-culture, language, and the environment abroad could cause acculturative stress on students studying abroad. However, students through adaptation could develop their level of mental health, one of which is the indicators of self-efficacy and resilience. This study aims to identify the level of self-efficacy and resilience of students who took international programs at a university in Depok. The study uses descriptive-quantitative with a convenience sampling technique. 248 numbers of data were collected online using the General Self-Efficacy Scale and The Connor-Davidson Resilience Scale 10 item. The results showed that more than half of students had a high level of self-efficacy and most of them had a high level of resilience. As a recommendation, this study could be completed by identifying the correlation between each variable, also by expanding the research location. In addition, international programs’ development is also needed to maximize its benefits on students’ mental health & self-development.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Kurniasari
"Tesis ini membahas tentang kebijakan pemerintah Soeharto dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila di tingkat Sekolah Menengah Atas pada tahun 1975-1994 melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), dan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Kebijakan tersebut merupakan implementasi dari tujuan pemerintah dalam melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen. Selain itu juga untuk membentuk generasi muda agar memiliki karakter Pancasila.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah Soeharto tersebut menuai kritikan dari masyarakat. Kritik diarahkan pada materi pendidikan Pancasila dan PSPB yang diulang-ulang baik pada jenjang dan mata pelajaran yang berbeda. Tahun 1994 pemerintah akhirnya menggabungkan mata pelajaran yang memiliki kajian yang sama sebagai tanggapan atas kritik tersebut.

This thesis discusses the policy during Soeharto's era in instilling the values of Pancasila at the higher secondary school level within 1975-1994 through the subject of Pendidikan Moral Pancasila, the P4 training, and the subject of PSPB. The policy was the implementation of the government's purpose in enforcing Pancasila purely and consistently. In addition, it was meant to develop the young generation to possess the Pancasilacharacters.
The methods used in this research were heuristic, critics, interpretation, and historiography. The research result shows that the Soeharto's government's policy triggered criticism from public. The criticism was directed to the materials of Pancasila education and PSPB which were given repeatedly at different levels and subjects. In 1994 the government finally combined the subjects with similar content as the response of the criticism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T51980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anton Sujarwo
"

Penggunaan media sosial tidak dapat dihindari lagi sebagai bagian dari strategi persuasi modern. Cerita yang menarik disampaikan melalui digital storytelling  adalah hal yang ampuh dalam persuasi. Tesis ini membahas topik persuasi kebijakan publik yang dibangun Kementerian ESDM melalui digital storytelling dikanal Youtube nya dan mengidentifikasi sumber semiotik yang digunakan sebagai elemen pembentukan makna persuasi dalam youtube Kementerian ESDM. Penelitian   ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis multimodal dengan pendekatan Sistemik Fungsional (Systemic Functional Multimodal Analysis). Penelitian ini menemukan bahwa Kementerian ESDM telah membangun persuasi kebijakan publiknya melalui digital storytelling dikanal Youtube nya hal ini dapat dilihat dari plot, setting dan karakter. Penyusunan plot dalam ketiga video menghadirkan cerita bergerak menuju akhir yang bahagia (happy-ending story). Setting / latar cerita tiga video tersebut berada didaerah tertinggal dan terpencil untuk menguatkan persuasi dan makna naratif bahwa kebijakan publik dari Kementerian ESDM telah tepat karena menjangkau rakyat yang belum tersentuh ketersediaan air dan listrik. Karakter melalui narator dalam video mempunyai fungsi menyampaikan pandanganya terhadap kebijakan publik yang telah dirasakan kehadiranya. Temuan lainnya adalah dalam membangun persuasi kebijakan publiknya, Kementerian ESDM telah menggunakan sejumlah sumber semiotik sebagai elemen pembentuk makna seperti partisipan, kinesics action, locative circumstance, visual collocation maupun speech.


The focus of this study is the The used of social media is inevitable as part of a modern persuasion strategy. Interesting stories delivered through digital storytelling are powerful things in persuasion. This thesis discussed about the topic of public policy persuasion that was built by the Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) through its digital storytelling canalical and identifies semiotic sources that are used as formation elements of persuasion meaning in the MEMR youtube. This research was a qualitative research using multimodal analysis with a Systemic Functional Multimodal Analysis. This study discovered  the MEMR has built its public policy persuasion through its digital storytelling on Youtube, which can be seen from plots, settings and characters. Arranging plots in all three videos presents stories moving towards  (happy-ending story). The story setting of the three video stories located in small and isolated area that affirmed the persuasion and narrative meaning that the public policy of the MEMR was appropriate because it reaches people who had not been touched by the availability of water and electricity. The character in the video has the function of conveying his views on the public policies that he has been feeling. Another discovered was develop public policy persuasion, Ministry of Energy and Mineral Resources has used a number of semiotic sources as elements that form meaning such as participants, kinesics action, locative circumstances, visual collocation and speech.

"
2019
T53217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephin Sri Sutanti
"Latar belakang : Perawat memiliki tingkat stres cukup tinggi terpajan risiko psikososial, termasuk bekerja dengan jadwal kerja shift. Selama ini deteksi kasus stres berdasarkan kuesioner yang validitas dan relibialitasnya cukup baik, seperti antara lain kuesioner PSS. Penelitian bertujuan menguji markah biologi sebagai penanda stres pada perawat shift.
Metode : Penelitian dilakukan Desember 2019 sampai Juni 2020, pada perawat shift dan non-shift, masing-masing 40 orang, dari RSCM, dengan mengambil data secara consecutive sampling. Pemeriksaan kortisol, melatonin dan CRF masing-masing dua kali, yaitu pada kelompok shift sebelum bekerja (=pre) pada pukul 24.00 pada hari jaga terakhir (malam kedua), kemudian pasca bekerja (=post) pukul 08.00 keesokannya. Pada non-shift pada hari kerja pukul 08.00 (=pre) dan 16.00 (=post). Pengukuran HRV dilakukan dua kali dan Q-EEG satu kali pada saat lepas jaga (untuk shift) dan saat bekerja (untuk non-shift).
Hasil : Perawat usia reproduktif yang bekerja shift dan memiliki tingkat stres sedang-berat lebih banyak jumlahnya daripada jumlah perawat yang bekerja non-shift dan memiliki tingkat stres-berat sedang (30% vs 25%). Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar kortisol shift=87,9±79,1 ng/ml dan non-shift=128,8±51,4 ng/ml pra kerja (p<0,001), rerata kadar kortisol shift=139,8±77,7 ng/ml dan non-shift=86,4±51,8 ng/ml pasca kerja (p= 0,001); rerata kadar melatonin shift=51,5±41,2 ng/ml dan non-shift=17,1±20,5 ng/ml pra kerja (p<0,001), serta rerata kadar melatonin shift=24,3±21,2 ng/ml dan non-shift=10,8±7,8 ng/ml pasca kerja (p<0,001). Terdapat rerata kadar melatonin=10,8±7,8 pg/ml (2,15-38,30) pukul 16.00 dan rerata kadar melatonin=51,5±41,2 pg/ml (0,8-135) pukul 24.00. Rerata kadar CRF=19,8±4,9 pg/ml (10,20-36,06) pukul 08.00, rerata kadar CRF=17,8±5,3 pg/ml (8,08-32,20) pukul 16.00 dan rerata kadar CRF=18,0±6,8 pg/ml (7,69-30,59) pukul 24.00. Komponen HRV SDNN cenderung shift=38,1±11,6 ms > non-shift=34,2± 10,7 ms; RMSSD cenderung shift=31,4±11,9 ms > non-shift=28,7±12,6 ms, dan rasio LF/HF cenderung shift=1,2±1,6 < non-shift=1,8±1,3. Q-EEG non-shift kecenderungan peningkatan menonjol di sekitar 10Hz area gelombang Alpha (8-13Hz), yang menunjukkan kondisi dewasa normal terjaga dan tenang; non-shift kecenderungan peningkatan pada area gelombang Beta (14-30Hz) dan Gama (> 30Hz). Uji multivariat Mantel-Haenszel peran bermakna markah biologi (kortisol, CRF, melatonin) terhadap skor PSS secara parsial maupun secara simultan; didapat dari kategori perubahan ketiga markah biologi terhadap stres berdasarkan kategori skor PSS.
Simpulan: Perawat shift berpeluang mengalami stres sedang-berat dibandingkan perawat non-shift. Rerata kadar kortisol dan melatonin lebih tinggi pasca dibandingkan pre kerja.Gelombang Beta dan Gama cenderung lebih tinggi pada shift dibandingkan non-shift dan berpotensi sebagai predictor stres akibat kerja shift. Kortisol, CRF dan melatonin secara bersama-sama dapat digunakan sebagai markah biologi stres berdasarkan perubahan dari waktu ke waktu

Background: A nurse has a high enough stress level because it is directly related to psychosocial hazards on shift work schedules. The Indonesian National Nurses Association stated that the prevalence of stress for nurses reached 50.9%. So far, the detection of stress cases is based on a questionnaire whose validity and relativity are quite good, such as the Perceived Stress Score (PSS) questionnaire. This study aimed to examine biological markers of stress among shift nurses.
Method: The study was conducted at the FKUI Integrated Laboratory, “Laboratorium Kesehatan Daerah DKI”, RSCM Intermediate Polyclinic, RSCM Neurology Clinic and Medical Technology IMERI, from December 2019 to March 2020. Respondents came from the shift and non-shift nurses from RSCM, chosen by consecutive sampling. The study involved 40 people individuals in each group. Cortisol, melatonin and CRF were measured twice each, in the shift workgroup (=pre) at 12.00 am on the last watch day (second night), then during post-work, (= post,) at 08.00 am the following day. In the non-shift group blood samples were taken on weekdays at 08.00 am (= pre) and 04.00 pm (=post). HRV measurements were taken twice and Q-EEG once during off-duty (for shift workers) and at work (for non-shift workers).
Results: The percentage of nurses who showed moderate stress levels in the shift group (30%) is higher compared to the non-shift group (25%). There were significant differences between the mean of shift group cortisol=87,9±79,1 ng/ml and non-shift group cortisol=128,8±51,4 ng/ml in pre-work (p< 0,001), the mean of shift group cortisol=139,8±77,7 ng/ml and non-shift group cortisol=86,4±51,8 ng/ml in post-work (p=0.001), the mean of shift group melatonin=51,5±41,2 ng/ml and non shift group melatonin=17,1±20,5 ng/ml (p<0.001) in the pre-work, and the mean of shift group melatonin=24,3±21,2 ng/ml and non-shift group melatonin=10,8±7,8 ng/ml in post-work (p<0.001). Melatonin levels mean=10.8±7,8 pg / ml (2.15-38.30) at 04.00 pm and 51.5±41,2 pg / ml (0.8-135) at 12.00 pm. CRF levels mean =19,8±4,9 pg / ml (10,2-36,1) at 08.00 am, 17.8±5,3 pg/ml (8,08-32.20) at 04.00 pm and 18.0±6,8 pg /ml (7.69-30.59) at 12.00 pm. In the HRV component, SDNN mean were higher in the shift group=38,1±11,6 ms than non-shift group=34,2±10,7 ms, higher RMSSD mean on shift group=31,4± 11,9 ms than non-shift group=28,7±12,6 ms, and LF/HF ratio mean on shift group=1,2± 1,6 compared to non-shift group=1,8±1,3. The brain wave image found a tendency of quite prominent increase around 10 Hz in the non-shift group, namely the frequency area Alpha waves (8-13 Hz), which indicate a normal adult state of wakefulness and calm. Brain waves in the shift group tended to increase in the Beta (14-30 Hz) and Gamma (> 30 Hz) wave areas. With the Mantel-Haenszel multivariate test, there is a significant role of biological markers (cortisol, CRF, melatonin) on the PSS score partially or simultaneously. This role is obtained from the category of changes in the three biological markers to stress based on the PSS score category.
Conclusion: Nurses working shift are more likely to experience moderate-severe stress than non-shift nurses. The mean levels of cortisol are higher and melatonin is also higher after work than before work. Beta and Gama waves tend to be higher in the shift group than in non-shift groups, potentially as predictors of stress due to shift work. Cortisol, CRF and melatonin can be used together as biological markers of stress based on changes over time.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>