Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Canberra : International Development Program of Australian Universities and Colleges Limited,, 1985
621.372 INS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Isma Sari Usman
"Manajemen peralatan laboratorium merupakan bagian dari manajemen sumber daya puskesmas tetapi belum mengimplemetasikan sistem manajemen peralatan medis dengan baik dan masih terdapat beberapa kekurangan dalam elemen penilaian Permenkes No.46 tahun 2015. Riset ini bertujuan untuk melakukan penilaian pelaksanaan manajemen peralatan laboratorium puskesmas di Kota Kendari dengan metode deskriptif eksplanatif, dimulai dengan merancang kuesioner, menyajikan data kemudian dianalisis dengan uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil riset ini menyimpulkan : 1 terdapat 6 puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes No.46 tahun 2015; 2 15 puskesmas belum memenuhi standar teori HTM, dan 3 terdapat korelasi antara kegiatan pemeliharaan r=0,898 , perencanaan r=0,896 , recall r=0,883 , uji coba alat r=0,875 , evaluasi r=0,849 dan SDM r=0,800 pada proses manajemen peralatan laboratorium.

Management of laboratory equipment is part of the resource management of public health center but it has not implemented the medical equipment management system properly and there are still some deficiencies in the assessment element of Health Department Law No.46 Year 2015. This research aims to evaluate the implementation of laboratory equipment of public health center management of in Kendari City with explanative descriptive method, starting with designing questionnaires, presenting data and being analyzed by correlation test to see the relation between variables. The results of this research conclude 1 there are 6 of public health center already met the standard of Health Department Law No.46 year 2015 2 there are 15 of public helath center have not met the standard of HTM theory, and 3 there is correlation between maintenance activity r 0,898 , program r 0,896 , recall r 0,883 , instrument test r 0,875 , evaluation r 0,849 and human resource r 0,800 on laboratory equipment management process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mezei, Louis M.
New Jersey: Prentice-Hall, 1989
R 507.8 MEZ l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Validation describes the procedures used to analyze pharmaceutical products so that the data generated will comply with the requirements of regulatory bodies of the US, Canada, Europe and Japan. Calibration of Instruments describes the process of fixing, checking or correcting the graduations of instruments so that they comply with those regulatory bodies. This book provides a thorough explanation of both the fundamental and practical aspects of biopharmaceutical and bioanalytical methods validation. It teaches the proper procedures for using the tools and analysis methods in a regulated lab setting. "
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2004
e20375693
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Carelse, Xavier F.
Chichester: John Wiley & Sons, 1983
507.8 CAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Prabandari
"Program pendidikan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang baru saja berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 menyadari pentingnya suatu sistem pendidikan yang aplikatif sesuai dengan kebuluhan pasar dan tujuan mata kuliah tersebut. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kurikulum 2000 dan penyediaan fasilitas-fasilitas laboratorium, salah satunya adalah laboratorium Analisa Perancangan Kerja.
Rencana jangka pendek yang akan dilaksanakan Laboratorium Analisa Perancangan Kerja ini adalah menjadi leaching iaborarory yang efektif untuk menunjang mata kuliah Analisis Perancangan Kerja 1 dan 2, dengan bidang-bidang yang, akan ditekuni adalah Meihods engineering Ergoriomics (antropometry), Occupational Safety (and Heairly engineering. Sedangkan praktikum-praktikum yang akan dikelola adalah Perancangan Stasiun kerja (operarirm process charf), Pengukuran Performa kelja (human performance), Perancangan metode kerja (motion and time study), Perancangan produk ergonomics (erganomics prodiici design), Analisis lingkungan kerja (work pierce analysis).
Pengumpulan dan pencarian data serta studi banding, tentang fasilitas laboratorium dan peralalan yang akan digunakan dilaksanakan melalui kunjungan Iangsung, (dalam kota), browsing situs-situs Universitas-universitas yang memiliki jurusan Teknik lndusui (10 universitas terbaik di Amerika), korespondensi serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Setelah data-data terkumpul maka ditentukan prioritas pembelian alat menggunakan AHIP (Analitik Hirarki Proses) agar diperoleh peralatan yang sesuai rujuan pembelajaran dan fungsinya dengan memperhatikan kondisi-kondisi dipihak manajemen TI FTUI.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah penyusunan tata letak laboratorium APK dengan memperhalikan aspek~aspek kelancaran material, proses, manusia, barang dan etisiensi ruang Serta kondisi ruangan sesuai dengan standar kegiatan sehingga dapat menjadi pusat pembelajaran dan pendalaman materi-materi yang diterirna mahasiswa baik di kelas maupun di buku agar tujuan pembelajaran mata kuliah yang, bersangkutan dapat tercapai secara maksimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model service contract untuk mengoptimasi keuntungan yang didapat oleh agent dengan tetap dapat diterima oleh client dalam hal harga dan paket service. Model ini dikembangkan dengan single agent dan multi client agar biaya spare part yang harus selalu tersedia dalam stok agent dapat dibagi. Model ini akan diaplikasikan pada mesin CNC sebagai studi kasus dimana mesin tersebut biasanya memiliki komponen yang identik dan dikarenakan tingginya teknologi yang digunakan pada komponen mesin tersebut menjadikan komponen control pada mesin CNC tidak mudah untuk diperbaiki dan membutuhkan waktu yang lama untuk diperbaiki. Penelitian ini menawarkan tiga opsi service contract 1 Agent mengerjakan semua aktivitas maintenance termasuk penggantian spare part. Client membayar biaya tetap dan client tidak akan dibebankan biaya sparepart jika terjadi penggantian, 2 Agent mengerjakan semua aktivitas maintenance termasuk penggantian spare part tetapi biaya sparepart akan dibebankan kepada client. Client membayar biaya tetap tetapi hanya untuk jasa service, 3 Agent mengerjakan aktivitas service dan agent akan membebankan biaya service kepada client setiap kali melakukan aktivitas service. Optimisasi akan dilakukan menggunakan Game Theory untuk memutuskan opsi mana yang akan memberikan keuntungan yang optimal untuk agent dan manfaat untuk client.

AbstractThe study aims to develop service contract model to optimize Agent rsquo s profit but still acceptable by Client in term of price and package negotiation. The model developed with one unique Agent and Multi Client in order to be able to share the spare parts cost which should always available at the Agent rsquo s stock. This model will be applied for CNC machine as study case which usually has common spare parts and due to high technology usage most of the spare parts are not easy to repair and will take a long time to repair. This study will offer three options 1 Agent will carry out the service activities including spare part replacement. Client pay fix price and will not charge for any spare parts replacement, 2 Agent will carry out the service activities including spare part replacement but the spare part cost will be charged to Client. Client will pay fix price only for service activities. 3 Agent will carry out the service activities and Agent will charge the service cost every time service activities performed. The optimization will be done by Game Theory to decide which option could give the optimum profit for the Agent and benefit for the Client."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Shinta Raharkandi
"Proses pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang mengacu pada serangkaian proses dan praktik yang bertujuan untuk memastikan pengoperasian mesin, peralatan, dan jenis aset lainnya yang berkelanjutan dan efisien yang biasanya digunakan dalam bisnis. Reliability, Availability, Maintainability sebagai tujuan utama dilakukan proses pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Sistem Kritis pada Crawler Crane akan ditentukan menggunakan Diagram Pareto. Lalu dibuatlah Diagram Blok untuk membantu melakukan analisis. Analisis Kualitatif menggunakan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mendapatkan rekomendasi pemeliharaan dan Analisis Kuantitatif menggunakan Analisis Kehandalan dan Overall Equipment Effectiveness–Machine Effectiveness untuk mendapatkan interval yang optimal dari pemeliharaan Crawler Crane guna meningkatkan Maintenance Performance Level. Jadi, perbedaan dari Ketersediaan saat ini dibandingkan dengan M (120) terdapat kenaikan data ketersediaan pada komponen LS (Lower Structure) yaitu 0.48%, ESE (Electrical Safety Equipment) yaitu 0.57%, US (Upper System) yaitu 0.95% dan Ketersediaan Sistem yaitu 0.66%. Dalam penelitian ini, kinerja keseluruhan alat Crawler Crane belum diperhatikan, dan evaluasi kinerja hanya berdasarkan perhitungan ketersediaan dan penggunaan. Penelitian selanjutnya sebaiknya mencakup pengukuran Key Performance Indicator (KPI) dengan Maintenance Performance Level (MPL).

The maintenance process is an activity refers to a set of processes and practices which aim to ensure the continuous and efficient operation of machinery, equipment, and other types of assets typically used in business. Reliability, Availability, Maintainability as the main objectives of the maintenance process. This study aims to obtain Crawler Crane Maintenance with the Reliability Analysis Method and OEE-ME (Overall Equipment Effectiveness-Machine Effectiveness) to increase Maintenance Performance Level (MPL). Critical System on Crawler Crane will be determined using Pareto Diagram. Then a Block Diagram is made to help carry out the analysis. Qualitative Analysis with Failure Mode Effect Analysis (FMEA) will determine the maintenance recommendations and Quantitative Analysis with Reliability Analysis and Overall Equipment Effectiveness-Machine Effectiveness to obtain optimal intervals for Crawler Crane maintenance to increase Maintenance Performance Level. Thus, the difference obtained from Current Availability compared to M (120) is that there is an increase in Availability for LS (Lower Structure) obtained a value of 0.48%, ESE (Electrical Safety Equipment) obtained a value of 0.57%, US (Upper System) obtained a value of 0.95% and Availability System of 0.66%. In this study, the overall performance of the Crawler Crane has not been considered, and performance evaluation is only based on availability and usage calculations. Future research should include measuring key performance indicators (KPI) with Maintenance Performance Level (MPL)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Prayoga Kusumo
"Reliability centered maintenance (RCM) merupakan proses untuk menentukan aktivitas yang dilakukan dalam memastikan mesin (asset) dapat melakukan fungsi dan beroperasi dengan baik, serta mengimplementasikan preventif secara efektif dan efisien dari segi biaya untuk mengurangi kemungkinan kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kegiatan maintenance yang tepat dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM), yang digunakan untuk menganalisis sistem pemeliharaan mesin HPDC agar tidak terjadi lagi downtime mesin. Observasi dan survei lapangan dilakukan untuk melihat kondisi mesin yang digunakan untuk produksi agar dapat memahami kondisi riil mesin dilapangan, serta menentukan mesin-mesin yang tidak dapat bekerja secara maksimal dalam melakukan proses produksi. Hasil penelitian ditemukan bahwa Perusahaan sudah melakukan RCM dan menerapkan sistem pemeliharaan preventif untuk menghemat biaya, hal ini dapat diidentifikasi selama peneliti melakukan analisis RCM, namun demikian masih ditemukan beberapa mesin mengalami downtime, khususnya pada mesin HPDC800 yang digunakan untuk memproduksi part Crank Case Left. Penerapan RCM pada mesin HPDC800 di perusahaan dilakukan agar lini proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik serta mengurangi kegagalan berulang karena tidak melakukan identifikasi awal pada mesin HPDC800 ketika sering mengalami downtime

Reliability Centered Maintenance (RCM) is a process for determining activities to be carried out in ensuring machines (assets) can function and operate properly, as well as implementing effective and efficient preventive measures in terms of costs to reduce the possibility of failure. This study aims to design appropriate maintenance activities using the Reliability Centered Maintenance (RCM) method, which is used to analyze the HPDC engine maintenance system so that machine downtime does not occur again. Observations and field surveys were carried out to see the condition of the machines used for production in order to understand the real conditions of the machines in the field, and to determine which machines could not work optimally in carrying out the production process. The results of the study found that the company had carried out RCM and implemented a preventive maintenance system to save costs, this could be identified during the researchers conducting the RCM analysis, however, several machines were still found to experience downtime, especially the HPDC800 engine used to produce Crank Case Left parts. The application of RCM on the HPDC800 machine in the company is carried out so that the next process can run well and reduce repeated failures due to not carrying out initial consultations on the HPDC800 machine when it experiences frequent downtime."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zara Jesica Azra
"Rumah sakit perlu memastikan bahwa peralatan kesehatan kritis mereka aman, akurat, andal, dan beroperasi dengan tingkat kerja yang diperlukan. Mengambil studi kasus pada salah satu rumah sakit swasta di Indonesia, pesawat X-ray konvensional dan Panoramic merupakan peralatan kesehatan radiologi dengan tingkat penggunaan tertinggi. Pesawat X-ray dan Panoramic membutuhkan proses pemeliharaan yang tepat agar terhindar dari terjadinya kerusakan. Proses pemeliharaan peralatan kesehatan yang diadopsi oleh rumah sakit saat ini kesulitan dalam hal administrasi dan eksekusi tindak pemeriksaan alat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses pemeliharaan pesawat X-Ray konvensional dan panoramic, dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT). Pendekatan Business Process Reengineering (BPR) digunakan untuk merancang kembali proses pemeliharaan tahunan dari kedua peralatan kesehatan tersebut. Perancangan sistem informasi dari proses pemeliharaan yang diusulkan selanjutnya dibuat menggunakan
Structured System development. Penelitian ini menyimulasikan empat pilihan perbaikan proses pemeliharaan, dimana efisiensi tertinggi yang diperoleh adalah 56,25% dan dihasilkan oleh pilihan perbaikan dengan intervensi perangkat lunak Computerized Maintenance Management System (CMMS), QR Code dan Radio-frequency Identification (RFID) tag yang terintegrasi, dan teknologi/sensor condition monitoring.

Hospitals must ensure that their medical devices are safe, accurate, reliable and supported by the level of performance required. Taking one private hospital in Indonesia as research subject, conventional X-ray and Panoramic devices are radiological health equipment with the highest level of use, thus require proper maintenance to avoid possible breakdown. The process of maintaining medical equipment adopted by the hospital is currently in difficulties in administration and implementation of the inspection and maintenance activities. This research discusses the improvement of the maintenance process of conventional X-ray and panoramic devices, by utilizing the Internet of Things (IoT). Business Process Reengineering (BPR) is used to restore the maintenance process of the two health equipment. The information system design of the proposed maintenance process is then made using Structured System Development approach. This research propose four maintenance process improvement options, where the highest efficiency is obtained by 56.25% and is generated by the choice of improvement with the intervention of Computerized Maintenance Management System (CMMS) software, integrated QR Code and radio-frequency Identification (RFID) tags, and condition monitoring technology / sensor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>