Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fachri
"Tesis ini membahas tentang keterkaitan Motto Pengabdian Brimob "Jiwa Ragaku Demi Kemanusiaan"pada perubahan perilaku personel Korbrimob Polri. Tujuan penelitian adalah mengetahui konsep motto pengabdian Brimob, kondisi awal perilaku pra implementasi motto, faklor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku dan keterkaitan motto pada perubahan perilaku personel Korps Brimob Polri. Penelitian ini adalah peoelitian kualitatif dengan metode historical research,tekoik pengumpulan data dengan peogamatan, studi dokumen serta wawancara. Hasil penelitian menunjukan adanya pembahan perilaku pasca implementasi motto serta terdapatnya faktor deri dalam dan luar dirt personel Brimob.

This thesis discusses linkages motto Service Brimob "My Physical and Spiritual Life for Humanity" on behavior change Korbrimob police Personnel. The purpose of the study was to determine the concept of devotion motto Mobile Brigadir;,. the initial conditions the behavior of pre-implementation motto, the factors that influence behavior change and behavior change linkages motto on the corps Brimob Polri. This research is qualitative research methods of historical research, data collection techniques by observation, document studies and interviews. Results indicated a change in behavior after the implementation of the motto and the presence of factors from within and outside ourselves Brimob personnel."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Brimob Polri, 2006
323 MOD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sendhi Januarlin
"ABSTRAK
Peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh Bripka Teguh Dwiyanto,seorang anggota Polri yang berdinas di Korps Brimob Polri pada tanggal 15 Mei2017 adalah kejadian bunuh diri yang dilakukan oleh anggota Polri untukkesekian kalinya. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor penyebab anggotaKorps Brimob Polri seperti Bripka Teguh Dwiyanto dengan bidang tugaskontijensi melakukan tindakan bunuh diri.Dalam penelitian ini, permasalahan yang diteliti adalah bagaimanagambaran umum mengenai Kompi I Batalyon A Resimen III Pasukan PeloporKorps Brimob Polri, apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya bunuh diriyang dilakukan oleh personel Korps Brimob Polri serta bagaimana Polapembinaan anggota Polri untuk menghindari anggota melakukan bunuh diri.Penelitian ini menjelaskan tentang apa yang menjadi faktor penyebabterjadinya bunuh diri yang dilakukan oleh personil Korps Brimob Polri atas namaBripka Teguh Dwiyanto dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifatdeskriptif. Kemudian untuk sumber data dipilih dengan metode purposive dansnowball sampling. Pengumpulan data dalam metode ini digunakan tiga metode,yaitu : obesrvasi, wawancara mendalam dan studi dokumen. Adapun untukmetode analisis data, peneliti menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, penyajiandan verifikasi data.Dalam akhir penelitian, disimpulkan bahwa personel Korps Brimob Polriyang melakukan bunuh diri adalah karena faktor psikologis dimana yangbersangkutan sedang menjalani pemeriksaan secara internal terkait insidentertembaknya kaca pada sebuah rumah milik masyarakat dari senjata dinas.Dengan melihat kejadian ini, maka faktor psikologis dalam pembinaan SumberDaya Manusia Polri agar lebih mendapat perhatian dan Polri Pendidikan pelatihandi lembaga Polri agar mengakomodir jenis pendidikan yang bertujuanmeningkatkan kapasitas diri dari segi psikologis.
ABSTRACT
Suicide case which carried out by Bripka Teguh Dwiyanto, a member ofPolice Corps active in Mobile Brigade Corps Brimob on May, 15th, 2017, wasthe incident by police personnel for the umpteenth times. The study discus aboutthe causative factors of commit suicide such a case like Bripka Teguh Dwiyantowith contingency function did.In this study, the problem examined a general overview about theCompany I Battalion, A Regiment of the III Army Corps Pioneer, the cause of thesuicide factor of the personnel Brimob Corps, and how a pattern guidance policepersonnel to avoid the members from committed suicide.This research explains what is the cause of suicide committed bypersonnel of Police Mobile Brigade Corps in the name of Bripka Teguh Dwiyantois using a descriptive qualitative approach. The source of data was selected in amethod of purposive and snowball sampling method. Data collected use threemethods observation, in depth interviews and study of documents. The dataanalysis methods it uses three stages, they are data reduction, presentation anddata reduction.The result of the study includes the cause of committed suicide of BrimobCorps personnel was because of psychological factor, where the recipient wasundergoing internal investigation related to the glass of resident rsquo s house whichshoot by the official weapon. It shows that the psychological factor for developinghuman resource of the police need to be more concerned, and such a specifiedtraining or education in order to increase the psychological capacity have to beaccommodated by the Police Force"
2017
T49017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I G.A Dwi Perbawa Nugraha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja serta kepuasan kerja anggota Detasemen C Satuan III Pelopor Korps Brimob Polri. Variable bebas pertama adalah variabel gaya kepemimpinan (X1) yang terdiri dari indikator antara lain pekerjaan yang menantang, penghargaan yang adil, kondisi kerja yang mendukung, dukungan rekan kerja, kecocokan antara kepribadian dan pekerjaan. Tujuan berikutnya terhadap variabel kedua yaitu motivasi kerja (X2) yang terdiri dari 2 sub variabel yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Penelitian dilakukan terhadap 195 orang responden yang merupakan sampel dari populasi 431 orang anggota Detasemen C Satuan III Pelopor. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling (Strata Sampling). Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson Product Moment untuk menguji hubungan tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen kepuasan kerja dan mengetahui tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melalui survei dalam pengumpulan data dari sampel. Dari jumlah populasi dan bagian unit kerja diambil sampel terdiri dari responden pada Urusan Operasional dan Latihan (Ur Opslat) sebanyak 16 orang atau sebesar 8,2%, unit berikutnya yaitu Urusan Administrasi (Ur Min) sebanyak 15 orang atau sebesar 7,7%, selanjutnya yaitu Urusan Sarana dan Prasarana (Ursarpras) sebanyak 14 orang atau sebesar 7,2%, lanjut Unit Pelayanan Markas (Yanma) sebanyak 3 orang atau 1,5% dan Sub Detasemen (SubDen) sebesar 147 orang atau 75,4%. Perhitungan sampel menggunakan tabel ?Krejcie Morgan? didasarkan atas kesalahan 5% dan memiliki taraf kepercayaan 95% terhadap populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen disusun dalam bentuk angket sebanyak 62 butir yang valid dan reliabel. Masing-masing variabel gaya kepemimpinan 28 butir, motivasi kerja 12 butir, dan kepuasan kerja 22 butir. Teknik analisis menggunakan analisis eksplanatif dengan korelasi parsial dan product moment dari Pearson serta regresi.
Dari hasil analisis membuktikan bahwa (1) ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja anggota Detasemen C Satuan III Pelopor, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja anggota Detasemen C Satuan III Pelopor, (3) adanya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja, dan (4) diketahui bahwa lingkungan kerja yang mendukung memiliki tingkat kepuasan kerja paling tinggi.

The research aim at finding out the correlation and the influence of leadership and motivation on working personnel of Detacement C Regiment III Pelopor of Mobile Brigade Corps of Indonesia National Police. The first variable is leadership style. There are four indicators for leadership; directive, supportive, participative, and achievement-oriented leader. The second variable is motivation on working which has two variables : There is intrinsic motivation and ekstrinsic motivation.
The research is applied to 195 respondents who made of sample of the 431 personnels of Detacement C Regiment III Pelopor as the total number population. The samples are choosen based on Stratified Random Sampling method. The author employs the Pearson Product Moment correlation technique in order to test the relationship of each independent variable with dependent variable (working satisfaction) and also to find out the level of the influence of independent variable on the dependent variable using regression analysis.
The research employs quantitative method with survey in gathering data from the samples. The author takes 16 (8.2%) of 431personnels in the operation and training unit. They consist of 15 (7.7%) personnels of administration unit, 14 (7.2%) on logistic unit, 3 (1,5%) in quarter served unit and 147 (75.4%) in Sub Detasemen (SubDen). Sample calculation employs "Krejcie Morgan" table which is based upon an error of 5% and has a trust level of 95% of the population. Data is gathered using instrument which is developed in a form of questionnarire. There are 62 valid and reliable items : leadership has 28 items; motivation on working has 12 items, and working satisfaction has 22 items. Data is analized using partial correlation, explanatory analysis and Pearson product moment as wellas regression.
The result of analysis reveal that (1) there is a significant effect of leadership style on working satisfaction among the personnel of Detacement C Regiment III Pelopor; (2) there is a significant correlation between motivation on working and working satisfaction of the personnels of Detacement C Regiment III Pelopor; (3) there is a significant influence of leadership style as well as motivation on working satisfaction; and (4) there is a significant information found on working place which has the highest level of working satisfaction.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30196
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Megawanty
"Brimob Polri sebagai satuan pamungkas yang bersifat paramiliter kerap menerjunkan personelnya ke garis pertempuran guna mengatasi masalah terorisme, separatisme dan kontra insurgensi. Situasi tersebut menempatkan personel Brimob dan Bhayangkari berada pada kondisi yang berbahaya dan stressful. Tulisan ini membahas kerentanan keluarga pada Bhayangkari Brimob yang bertugas di daerah konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Methods yakni deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dan didalami dengan proses wawancara yang dianalisis melalui Interpretative Phenomenological Analysis. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori transisi, teori dukungan sosial dan ketahanan keluarga. Penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob Polri dan strategi yang dilakukan oleh para Bhayangkari selama proses transisi, pada saat pra penugasan, selama masa penugasan hingga masa reunifikasi atau pasca penugasan. Jika ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob dalam kondisi yang baik maka akan memberikan butterfly effect terhadap ketahanan organisasi Polri serta ketahanan nasional. Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua ketahanan keluarganya menunjukkan pada kondisi yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh indikator ketahanan keluarga sesuai lima dimensi ketahanan keluarga yang dirilis KemenPPA 2016. Adapun strategi penguatan ketahanan keluarga di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua mencakup adanya dukungan sosial, kemampuan adaptasi yang baik dari keluarga Bhayangkari Brimob serta kepatuhan tinggal di asrama yang homogen di kompleks Mako Brimob Kelapa Dua.

Brimob Polri, as the ultimate paramilitary unit, often deploys its personnel to the battle line to deal with issues of terrorism, separatism and counter-insurgency. This situation put Brimob personnel and their spouses (Bhayangkari) in a dangerous and stressful condition. This paper discusses the vulnerability of families to Bhayangkari Brimob who served in conflict areas. This study uses a Mixed Methods approach, namely descriptive qualitative and descriptive quantitative. The method used is a survey and is explored with the interview process which is analyzed through Interpretative Phenomenological Analysis. The theories and concepts used in this research are transition theory, social support theory and family resilience. This study analyzes the condition of the resilience of the Bhayangkari Brimob Police family and the strategies carried out by the Bhayangkari during the transition process: from pre-deployment or news of deployment, during the deployment, to the reunification or post-deployment period. If the resilience of the Bhayangkari Brimob family is in good condition, it will have a butterfly effect on the resilience of the Polri organization and national security. The results of qualitative and quantitative research show that in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment, the resilience of the family is in good condition. This is indicated by the fulfillment of all indicators of family resilience according to the five dimensions of family resilience released by KemenPPA 2016. The strategy for strengthening family resilience in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment includes social support, good adaptability from the Bhayangkari Brimob family and adherence to living in homogeneous dormitories. at the Mako Brimob Kelapa Dua."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evandra Ricky Prakasa Subagyo, Author
"Ancaman teror yang kini semakin beragam dan semakin banyak di Indonesia mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak lebih efektif dan juga melatih serta memilih personel dengan tepat sehingga ancaman teror di Indonesia dapat teratasi. Dengan ancaman teror yang semakin meningkat, dibutuhkan personel yang lebih banyak untuk mengatasi hal ini. Unit dari Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab atas ancaman teror dan bom adalah Sat I Gegana dari Korps Brigade Mobile (Brimob).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sistem rekrutmen dan seleksi personel Brimob menjadi Sat I Gegana (Detasemen B). Penelitian ini menguraikan sistem rekrutmen dan seleksi yang diterapkan oleh Brimob untuk menarik dan menyaring personel untuk ditempatkan di Detasemen B Sat I Gegana yaitu unit Penjinak Bom atau sering disebut Jibom. Penelitian ini juga melihat kendala yang ada dengan sistem yang diterapkan oleh Brimob dalam hal ini.
Penelitian ini menggunakan teori Model Manajemen Sumber Daya Manusia untuk menguraikan sistem yang diterapkan oleh Brimob secara rinci. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif sehingga data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka.
Penelitian ini menemukan bahwa rekrutmen dan seleksi personel Sat I Gegana (Detasemen B) memiliki banyak tahapan dan proses penyaringan dengan penilaian yang cukup ketat, serta Sat I Gegana (Detasemen B) masih menghadapai banyak kendala seperti kekurangan personel jika ditimbang dengan beban kerja dan tugas di lapangan.

The threat of terror is now more diversed and more frequent nowadays in Indonesia. This encourages law enforcement agencies to act more effectively and also train and select personnel appropriately so that terror threats in Indonesia can be resolved. With the increasing number of terror threats, comes the need for increased number of personnel fighting these threats. Part of the Indonesian National Police that is responsible for terror and bombs threats is Sat I Gegana of the Mobile Brigade (Brimob).
This study aims to look at the recruitment and selection process of personnel within Sat I Gegana (Detachment B). This study outlines the recruitment and selection system applied to Brimob personnel to recruit and select personel to be placed in Detachment B bomb squad. This research also outlines the problems that exist within the system implemented by Brimob.
This study uses the Human Resource Management Model to describe the system implemented by Brimob in detail. The method used in this study is qualitative research methods and the data is obtained through interviews and literature.
This study concludes and finds that the recruitment and selection of personnel Sat I Gegana bomb squad (Detachment B) has many stages as well as a handful of screening process, and Sat I Gegana (Detachment B) is still experiencing a shortage of personnel when weighed with the workload and tasks in the field.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2016
S64556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pratiwi Sari
"Mako Korps Brimob Polri merupakan satuan kerja yang berada di bawah Kepolisian. Dalam melakukan pengelolaan terhadap Barang Milik Negara (BMN), khususnya bidang peralatan khusus penanggulangan keamanan berkadar tinggi, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120 Tahun 2007 tentang Penatausahaan BMN dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN. Penelitian ini memfokuskan pada pengelolaan peralatan khusus yang meliputi perencanaan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Secara umum, Mako Korps Brimob Polri telah melakukan pengelolaan peralatan khusus sesuai dengan PP No.6/2006. Namun, Mako Korps Brimob Polri tidak melakukan pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan karena peralatan tersebut masih dalam kondisi baik dan termasuk sebagai rahasia inteligen negara. Selain itu, dalam pengelolaan peralatan khusus ada tahapan yang tidak sesuai dengan peraturan, yaitu tidak dilekatkan kode penomoran identitas aset sehingga menyulitkan pengendalian dari sisi kuantitas.

Mako Korps Brimob Polri is a taskforce under the jurisdiction of constabulary. In terms of managing their state property, directly to the special equipment for high level security countermeasures, they are referring it to The 6th Government Regulation (2006) which explains about the management of state property, The 120th Minister of Finance Regulation (2007) about the administration of state property, and The 29th Minister of Finance Regulation (2010) that concern about the classification and codification of state property. This paper mainly focus on the management of special equipment, which includes planning and budgeting, procurement, utilization, safety and maintenance, appraisal, deletion, transfer, administration, guidance, supervision, and control. In general, Mako Korps Brimob Polri has implemented the management of special equipment related to The 6th PP (2006), except for utilization, transfer, and appraisal, because all of this equipment is still good and this is included in the sector of state?s secret intelligence. Furthermore, there is thing that not fit in management of special equipment, for example: no identity number/ code attached to the assets that made it more difficult to control in terms of quantity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gurnald Patiran
"

Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengkaji perluasan fungsi, tugas dan peran dari Korbrimob dalam Operasi Damai Cartenz 2022 Papua. Selain itu untuk menjelaskan urgensi pelaksanaan Operasi Damai Cartenz di Papua yang menggantikan operasi sebelumnya yakni Operasi Nemangkawi dan menjelaskan perlunya pengembangan fungsi dan peran Brimob Polri selain fungsinya sebagai satuan pemukul. Metode yang digunakan  yang digunakan adalah metode kualitatif. Data diperoleh dari sumber primer melalui observasi dan wawancara dan sumber sekunder melalui penelurusan berbagai dokumen seperti peraturan perundang-undangan, dokumen rencana operasi, buku, jurnal, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Operasi Damai Cartenz 2022 di Papua merupakan operasi untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Personel Brimob yang dikerahkan dalam operasi mengedepankan pendekatan kemanusiaan melalui strategi preemtif dan preventif. Personel Brimob yang diterjunkan dalam operasi damai ini menjalankan pengembangan fungsi, yakni meliputi fungsi intelijen, fungsi penyelidikan dan penyidikan, fungsi binmas dan fungsi kehumasan. Kompetensi personel Brimob dalam menjalankan fungsi tersebut dibekali dengan pelatihan dan pendidikan sebelumnya. Fungsi penegakan hukum masih dilakukan. Pendekatan komunikasi dialogis juga dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan juga mahasiswa. Standar operasional procedure  penting sebagai pedoman bagi anggota Polri termasuk Brimob dalam menjalankan fungsi dan perannya di Papua. Dari Operasi Damai Cartenz 2022 ini, terdapat faktor-faktor yang menjadi kendala diversifikasi peran Brimob dalam menjalankan operasi tersebut. Kendala tersebut adalah potensi gangguan berupa luas wilayah, kondisi cuaca, kondisi alam dan sebagainya, ambang gangguan seperti keberadaan KKB dan KKP dan segala aktivitasnya dan gangguan nyata seperti tindakan pidana yang dilakukan KKB dan KKP.


This research is motivated to examine the expansion of the functions, duties and roles of the Korbrimob in Operation Peace Cartenz 2022 Papua. In addition, to explain the urgency of implementing the Cartenz Peace Operation in Papua which replaced the previous operation, namely Operation Nemangkawi and explain the need to develop the functions and roles of Brimob Polri in addition to its function as a strike unit. The method used is qualitative method. Data were obtained from primary sources through observation and interviews and secondary sources through browsing various documents such as laws and regulations, operation plan documents, books, journals, and so on. The results showed that Operation Peace Cartenz 2022 in Papua was an operation to maintain the stability of security and public order. Brimob personnel deployed in the operation prioritize a humanitarian approach through preemptive and preventive strategies. Brimob personnel deployed in this peace operation carry out the development of functions, which include intelligence functions, investigation and investigation functions, public relations functions and public relations functions. The competence of Brimob personnel in carrying out these functions is equipped with previous training and education. The law enforcement function is still being carried out. A dialogic communication approach is also carried out by approaching community leaders, religious leaders, traditional leaders, and also students. Standard operating procedures are important as guidelines for members of the National Police including Brimob in carrying out their functions and roles in Papua. From this Cartenz 2022 Peace Operation, there are factors that become obstacles to the diversification of Brimob's role in carrying out the operation. These obstacles are potential disturbances in the form of area, weather conditions, natural conditions and so on, disturbance thresholds such as the presence of KKB and KKP and all their activities and real disturbances such as criminal acts committed by KKB and KKP.

"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jean Alvin Sinulingga
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji analisis efektivitas pemberdayaan personel Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur dalam penanganan konflik pilkada di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2015. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat bentuk pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur. Dalam upaya pengamanan pilkada harus melakukan pemberdayaan sumber daya manusia secara benar dan efektif agar dapat mengantisipasi potensi-pontesi konflik. Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam suatu manajemen organisasi. Peran manajer atau pimpinan menjadi penting dalam melakukan pemberdayaan sumber daya manusia secara efektif bila mampu memenuhi 6 dimensi yaitu kemampuan, kelancaran, konsultasi, kerja sama, membimbing, dan mendukung. Penelitian ini berbentuk penelitian studi kasus dengan mengunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memfokuskan pada efektivitas pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh personel Satuan Brimob Kaltim yang berlokasi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data yang dilakukan pengujian data secara triangulasi, analisis kasus negatif, dan menggunakan bahan refrensi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa belum adanya efektivitas dalam upaya pemberdayaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur bila dilihat dari dimensi kemampuan, kelancaran, konsultasi, kerja sama, membimbing, dan mendukung. Dalam penanganan pengamanan pilkada calon gubernur dan calon wakil gubernur di provinsi Kalimantan Utara juga belum efektif dalam pelaksanaan.

This research aims to analyze effectiveness of empowerment East Kalimantan local police Mobile Brigade Corps (BRIMOB) unit in handling conflict of 2015 Election in North Kalimantan Province. This research also intends to look at the form of human resource empowerment done by East Kalimantan Mobile Brigade Corps (BRIMOB) unit. In attempt to have a safe Election, human resource empowerment must be done correctly and effectively in order to anticipating potential conflicts. Human resource empowerment is one of the keys to success in a organizational management. The role of manager or leader becomes important in empowering human resource effectively if able to fulfill 6 dimesions; enabling, facilitating, consultating, collaborating, mentoring, and supporting. This research is conducted in the form of case study using a type of descriptive research with a qualitative approach. This research is focused on effectiveness of the empowerment of East Kalimantan Mobile Brigade Corps (BRIMOB) unit located in East Kalimantan and North Kalimantan. Data for this research is collected by using non-probability sampling with purposive sampling method. This research is analyzed by doing data reduction, data presentation, data conclusions which done by triangulation data testing, analysing negative cases, dan using references. The result of this research concluded that there is no effectiveness yet in empowering human resource done by East Kalimantan Mobile Brigade Corps (BRIMOB) unit if seen from capability, continuity, consultation, cooperation, guiding and supporting dimensions. The implementation of handling Regional Election for Governer and Vice Governor Candidates security is also not effective yet."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T55474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroto
"Tesis ini mengkaji tentang pola adaptasi yang dikembangkan anggota Brimob dan keluarganya di lingkungan Asrama Brimob Kedaung Pamulang. Dari latar belakang sosial dan kebudayaan yang berbeda mereka tinggal dalam satu lingkungan asrama yang menekankan nilai-nilai kebersamaan dan jiwa korsa. Karena itu mereka dituntut untuk mengembangkan pola adaptasi baik terhadap lingkungan fisik, sosial dan dalam kehidupan ekonomi sehingga terwujud suatu keteraturan sosial.
Penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan Alland, bahwa setiap masyarakat selalu mengembangkan mekanisme penanggulangan terhadap tantangan dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya. Dalam usaha memahami lingkungannya, manusia mengacu pada pengetahuan budayanya untuk mengantisipasi tantangan-tantangan yang mengancam kelangsungan hidupnya, dan menentukan pilihan strategi penanggulangan guna meningkatkan daya guna bagi hidupnya. Sedangkan konsep adaptasi mengacu pada pendapat J. Bennett, yaitu adaptasi tingkah laku dan adaptasi sosial.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk menggambarkan pola adaptasi anggota Brimob dan keluarganya di lingkungan asrama. Selanjutnya dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola adaptasi anggota Brimob dan keluarganya terhadap lingkungan fisik, sosial dan ekonomi mempunyai karakteristik ; (1) Upaya untuk mengoptimalkan rasio antara input (kondisi lingkungan) dan output (kebutuhan yang harus dipenuhi). (2) Hirarki kepangkatan tidak diterapkan secara tegas. (3) Menjaga keseimbangan kelompok. (4) Perasaan senasib dan saling membutuhkan antar sesama warga. (5) Loyalitas anggota Brimob kepada Danki masih kuat.
Pola adaptasi tersebut melahirkan sikap tolong menolong, saling menghargai dan menghormati, saling membutuhkan dan saling menjaga agar tidak terjadi konflik. Demi kepentingan bersama (ketertiban dan ketenteraman di asrama) kadang-kadang mereka harus rela mengorbankan kepentingan pribadinya (menahan perasaan dan mengendalikan diri). Karena itu, terwujudlah keteraturan sosial dalam kehidupan mereka sehari-hari di lingkungan asrama. Keteraturan sosial tersebut terwujud karena adanya perasaan senasib dan saling membutuhkan antar sesama warga yang tinggal di asrama. Untuk mewujudkan keteraturan sosial tersebut mereka membuat aturan-aturan atau yang disepakati dan dilaksanakan bersama sebagai landasan untuk berperilaku. Di sisi lain, agar semua warga berperilaku sesuai dengan harapan-harapan kelompok, maka mereka melakukan pengendalian sosial."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T7711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>