Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oka Adhitya K.
"Penggunaan laptop dikalangan mahasiswa meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Karakteristik dari laptop yang sangat portabel merupakan salah satu alasan trend meningkatnya penggunaan laptop. Dari survey awal diketahui bahwa kurang lebih 280 mahasiswa (40%) dari seluruh Mahasiswa FKM UI menggunakan laptop. Di sisi lain desain laptop yang layar dan keyboardnya hanya dipisahkan oleh sebuah engsel menyebabkan pengguna laptop berada dalam posisi tidak ergonmis pada saat menggunakan laptop. Posisi janggal yang berlebihan terutama pada bagian tangan akan menyebabkan berbagai macam musculoskeletal disease, dan penyakit yang paling banyak muncul adalah carpal tunnel syndrome.
Berdasarkan beberapa teoni, diketahui bahwa, jenis kelamin, riwayat cedera tangan, repetisi, posisi janggal dan repetisi berhubungan dengan carpal tunnel syndrome. Disain penelitian ini adalah potong lintang, responden adalah 100 Mahasiswa Reguler FKM UI angkatan 2004 - 2007, data dikumpulkan dengan kuesioner, dan penilaian CTS dilakukan dengan phalen test, uji statistik yang digunakan adalah kal kuadrat, data diinterpretasikan dalam analisis univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis univatiat diketahui bahwa software yang terbanyak digunakan oleh mahasiswa adalah aplikasi perkantoran, menjelajah internet, dan bermain game, mahasiswa rata-rata sudah menggunakan laptop selama 23 bulan, dengan frekuensi penggunaan 4-5 hari perminggu, dan durasi penggunaan laptop 200 menit pada setiap kali penggunaan laptop. Dari phalen test diketahui mahasiswa yang menga1ami carpal tunnel syndrome sebanyak 41 orang (41 %). Dan dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa posisi dan repetisi ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome, sedangkan jenis kelamin dan riwayat cidera tangan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome.

Notebook usage among university student are rapidly increase from year to year, characteristic of notebook which portable become one of many reason the increasing trend of notebook usage. From early survey known that more or less 280 student (40%) of entirely regular Student FKM UI use notebook. In the other side, notebook design with keyboard and tne monitor that only separated by a hinge, have made user stay in the non ergonomical position while they using laptop. Excessive posture especially around hand posture will result in many musculoskeletal disease symptoms, and the most occur are CTS.
According to some theories explained that gender,history of hand injury, awkward posture and repetition have related to CTS. This study was carried out in cross-sectional design. The respondents are 100 Regular Student of FKM UI who come from generation of 2004-2007. Data was collected using questionnaire, and for CTS assessment using phalen test. Statistic test used is chi square. Data was conduct univariate and bivariate analyses.
The result of univariate analyses known that most software when using notebook are microsoft office, browsing, and games. The average of notebook usage are 23 months, with frequency 4-5 days per week and duration is 200 minute each time using laptop. From phalen test, student who has CTS are 41 people (41%). And from bivariate analyses resulting that position and repetition are statistically significant related to CTS. However gender and history of hand injury are not statistically significant related to CTS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naelita Ariesta Putri
"Hasil analisis Survei Konsumsi Makanan Individu tahun 2014 menyatakan bahwa hanya 6,7% remaja di Indonesia yang memiliki kualitas konsumsi yang baik. Hal ini didapatkan dari penilaian terhadap keragaman, proporsi, dan kecukupan konsumsi. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai kualitas konsumsi makanan seseorang adalah dengan menggunakan healthy eating index. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas konsumsi makanan melalui penggunaan healthy eating index pada mahasiswa S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022 melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=140). Kuesioner yang digunakan yaitu Semi- quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) terkait data asupan makan, Perceived Stress Scale (PSS) terkait tingkat stres, Food Choice Questionnaire terkait alasan pemilihan makan, Pengetahuan Gizi, Health Belief Items terkait keyakinan kesehatan, dan Multidimensi onal Body-Self Relations Questionnaire (MBRSQ) terkait body image. Hasil analisis univariat memperlihatkan bahwa 51.9% responden memiliki kualitas konsumsi makanan kategori rendah. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p-value: 0,002), tingkat stres ((p-value: 0,042), pengaruh media sosial (p-value: 0,002), health belief, dan body image (p-value: 0,009). Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi image (p-value: 0,091), alasan pemilihan makan image (p-value: 0,563), dan uang saku bulanan image (p-value: 0,988) dengan kualitas konsumsi makanan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukannya edukasi mengenai pentingnya konsumsi makanan yang sehat dan teratur sesuai dengan pedoman gizi seimbang dengan memanfaatkan media sosial untuk dapat meningkatkan kualitas konsumsi makanan.

The results of the 2014 SKMI analysis in adolescents stated that the quality of adolescent consumption when viewed as a whole in Indonesia showed a figure that was still quite low at 6.7 percent, this was because in terms of the proportion and adequacy of consumption in adolescents was not good. One of the indicators that can be used to assess the quality of a person's food consumption is to use a healthy eating index. This study aims to determine the factors related to the quality of food consumption through the use of a healthy eating index in Regular S1 students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. The study used a cross-sectional study design with a quantitative approach. Data collection was carried out in May-June 2022 through filling out an online questionnaire by respondents (n=140). The questionnaires used were the Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) related to eating intake data, the Perceived Stress Scale (PSS) related to stress levels, the Food Choice Questionnaire related to the reasons for eating selection, Nutritional Knowledge, Health Belief Items related to health beliefs, and the Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire (MBRSQ) related body image. The results of this study showed that 51.9% of respondents had a low category of food consumption quality. The results of the analysis showed a meaningful relationship between gender, stress levels, social media influences, health beliefs, and body image. Meanwhile, no meaningful relationship was found between nutritional knowledge, reasons for eating, and monthly allowances with the quality of food consumption. Based on the results of the study, the author suggests to be educated regarding the importance of consuming healthy and regular foods in accordance with balanced nutritional guidelines by utilizing social media to improve the quality of food consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayadi Pide
"Mahasiswa yang menggunakan laptop memiliki risiko terkenan keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs). Penelitian ini menggambarkan risiko ergonomi yang dapat menyebabkan MSDs pada Mahasiswa S1 Reguler FKM UI Tahun 2015 akibat penggunaan laptop. Penilaian tingkat risiko dilihat dari posisi menggunakan laptop dengan menggunakan metode REBA. Faktor keluhan dilihat dari postur tubuh, faktor individu, dan faktor aktivitas dan lingkungan. Penelitian ini menilai keluhan MSDs menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 100 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan postur janggal yang sering dilakukan mahasiswa yaitu duduk di kursi dengan laptop diletakkan di meja, tingkat risiko tertinggi pada posisi duduk di lantai dengan laptop diletakkan di lantai, jenis keluhan tersering pada leher (96%) dan paling banyak pegal pada punggung bagian bawah (72,83%), 100% mahasiswa menggunakan laptop lebih dari 1 jam perhari dan 98% lebih dari 2 hari perminggu, Tingkat keluhan ringan terbesar 80,77%, sedang 40,63%, parah 2,30%, dan sangat parah 1,28%. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan mengatur posisi tubuh, tempat kerja, dan berristirahat sejenak dengan melakukan peregangan otot.

The students who used laptop has the risk of suffering from subjective complaint of Musculosceletal Disorders (MSDs). This study aims to describe the ergonomy risk which can caused MSDs among students of S1 Reguler FKM UI in 2015 as the effect of laptop usage. The scoring of risk level was seen from the position of laptop usage using REBA method. The complaint factor was described from body posture as well as individual, activites, and environmental factors. This study scored MSDs complaint using questionnaire with the total of 100 respondents. This study is descriptive using cross sectional method.
The results obtained showed that inappropriate posture that often happened among students were sitting on the chair with their laptop on the table, the highest risk was the position of student who was sitting on the floor with their laptop also on the floor, type of complaints that often occured was the pain on the neck (96%) and stiff muscle that often occured on the lower part of the back (72,83%), 100% of the students use laptop more than an hour per day and 98% use it more than 2 hours per week. The level of complaint showed that the mild one was 80,77%, moderate 40,63%, bad 2,30%, and severe 1,28%. The level of risk can be reduced by adjusting body position, workplace, and resting for a while by doing muscle stretching.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toby Tri Putra
"Persentase aktivitas fisik yang rendah pada kelompok penduduk usia >10 tahun di Indonesia mencapai 33,5%. Mahasiswa, salah satu kelompok penduduk yang termasuk dalam kelompok usia tersebut, dinyatakan oleh beberapa penelitian terdahulu memiliki persentase tingkat aktivitas fisik rendah yang cukup tinggi. Kondisi pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas di luar turut memengaruhi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik mahasiswa FKM UI. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini dilakukan melalui pengisian kuesioner online yang dibagikan melalui surat elektronik mahasiswa. Variabel dependen yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan variabel independennya adalah jenis kelamin, pengetahuan, tempat tinggal, fasilitas olahraga, screen-time, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Aktivitas fisik mahasiswa diukur melalui Global Physical Activity Questionnaire yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian ini menunjukkan 40% mahasiswa FKM UI memiliki tingkat aktivitas fisik yang kurang atau tidak mencapai rekomendasi WHO, yaitu ≥600 MET setiap minggu. Analisis statistik yang telah dilakukan menunjukkan faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik mahasiswa adalah ketersediaan fasilitas olahraga, dukungan keluarga dan teman, serta motivasi. Intervensi berupa edukasi aktivitas fisik, saling memberi dukungan untuk beraktivitas fisik pada keluarga dan teman, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas olahraga, dan upaya meningkatkan motivasi berolahraga diperlukan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik.

The percentage of low physical activity in the population group aged > 10 years in Indonesia reaches 33.5%. Students, one of the population groups included in this age group, have been stated by several previous studies to have a fairly high percentage of low physical activity. The COVID-19 pandemic, which limits outdoor activities, has also affected individual’s physical activity. This study aims to determine the factors associated with the level of physical activity of Faculty of Public Health students at University of Indonesia. This quantitative study with a cross-sectional study design was carried out through filling out online questionnaires distributed via student e-mails. The dependent variable measured in this study was physical activity and independent variables are gender, knowledge, residence situation, sports facilities, screen time, family and friends support, and motivation. Student physical activity is measured through the Global Physical Activity Questionnaire developed by the World Health Organization (WHO). The results of this study indicate that 40% of students have a level of physical activity that does not reach the WHO recommendation, which is 600 MET per week. Statistical analysis that has been carried out shows that factors related to student physical activity are the availability of sports facilities, support from family and friends, and motivation. Interventions are in the form of physical activity education, mutual support for activities with family and friends, provision and utilization of sports facilities, and efforts to increase exercise needed to increase physical activity levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Amiyoso
"Industri garmen di Indonesia banyak menggunakan pekerja manusia dengan sistem kerja dimana setiap pekerja melakukan suatu tugas tertentu secara berulang (repetitif) yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan, salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kejadian Carpal Tunnel Syndrome dan faktor-faktor risiko yang berhubungan pada pekerja pekerja bagian produksi di Andalas Garmen Perkampungan Industri Kecil, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan obeservasional dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pekerja bagian produksi di Andalas Garmen sebesar 40 sampel. Instrumen penelitian berupa kuesioner, phalen test, tinel?s sign dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28 pekerja (70%) mengalami keluhan yang berhubungan dengan CTS dan 15 pekerja (37.5%) positif terkena CTS. Tedapat hubungan yang bermakna antara gerakan repetitif (p=0.007) dengan kejadian CTS.

Garment industry in Indonesia using workers to work in system which each worker perform a certain task repeatedly (repetitive movement), that can cause work related musculoskeletal disorder. One of them is known as Carpal Tunnel Syndrome. This study was conducted to analyze CTS and risk factors related to production garment workers at Andalas Garmen, Perkampungan Industri Kecil, East Jakarta. It was used an observasional research with cross sectional method. The number of sample are 40 people. Research using questionnaire, phalen test, tinel?sign and observation. The results showed that 28 workers (70%) get CTS complaints and the prevalence of CTS in production workers were 15 workers (37.5%). Repetitive movement (p=0.007) had a significant relationship with CTS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama S.P.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thoha Khaled
"Penggunaan laptop di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa S1 FKM UI memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Hal ini disebabkan tingkat kebutuhan mahasiswa dan harga laptop yang tidak jauh berbeda dengan harga PC. Perkembangan teknologi laptop selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak negatif. Disain keyboard yang menyatu dengan monitor membuat pengguna laptop pasti menggunakan postur janggal dalam aktifitasnya dengan laptop. Keluhan Muskuloskeletal merupakan efek yang paling sering Nampak pada aktifitas akibat penggunaan laptop. Faktor durasi, frekuensi, dan posisi kerja juga mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi tingkat keluhan.
Skripsi ini membahas tentang hubungan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal pada upper limb extrimities akibat penggunaan laptop pada mahasiswa S1 FKM UI. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko ergonomi dengan menggunakan metode RULA dan melihat hubungannya dengan keluhan muskuloskeletal. Untuk melihat hubungan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskoloskeletal, peneliti menggunakan uji statistik, chi-square. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara risiko ergonomi dengan keluhan muskuloskeletal. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu yang terdapat dalam penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar pengguna laptop dapat memilih posisi kerja yang ergonomis ketika menggunakan laptop. Biasakan untuk istirahat sejenak bila menggunakan laptop dalam durasi yang lama, baik dengan melakukan peregangan otot maupun dengan mengalihkan pandangan mata. Pihak fakultas dapat mengadakan health education dan menyediakan tempat yang ergonomis berkaitan dengan cara penggunaan laptop yang aman. Peneliti juga menyarankan untuk memasukkan variabel lain dalam penelitiannya, seperti factor pengganggu dan faktor-faktor risiko lainnya, seperti jenis kelamin, antropometri, kondisi lingkungan, tempat kerja, dan riwayat cedera.

Nowdays, the utilization of notebook in under-graduated Public Health Indonesian University students? communities shows an increasing phenomena. This phenomena has been happened because of the increasing needs of its undergraduated students and the price of notebooks that nowdays is not has significant gap price with the PC. The development of notebook technology is not only gives positive impacts but also its negatives. Keyboard design which is not separated with its monitor makes its user use wrong posture in their activities with their notebook. Muscolosceletal remonstrance is one of the most frequent impacts in several peoples with notebook?s activity. The duration factors, frequencies, and work positions are also have important roles in influencing remonstrance degrees.
This thesis envelopes/analyses about the ergonomical risk and muscolosceletal remonstrance in upper limb extrimities which is caused by notebooks? utilization in under-graduated Public Health Indonesian University students. This observation is a quantitative-descriptives studies to assess the ergonomical risk by using RULA method and to see its relation with muscolosceletal remonstrance. To see the relation between ergonomical risk with muscolosceletal remonstrance, the observer uses a statistical tools ; chi-square test. The result of this observation shows that there is not a relation between ergonomical risk with muscolosceletal remonstrance that it is caused by several error factor in its observation.
According to the result of this observation, the observer suggests to the users of the notebook to choose the ergonomical work position when they are using the notebook. It can be done by taking a little time to rest when using the notebook in along time by stretching the muscle or by mengalihkan pandangan mata. The faculty?s stakeholders can provide several health education program and provide some ergonomic places to make the notebook?s users become secure and health in using it. The observer also suggests to put some variabels into this observations, like confounding factors and other risk factors, like sex, antrophometric, environment condition, work places and injuries history."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Afifi
"Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan disain studi cross-sectional Dengan sampel yang digunakan yaitu mahasiswa S2 FKM UI angkatan 2008 sebanyak 102 sampel. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dari 102 responden yang diteliti, ada 44 responden yang memiliki asuransi kesehatan individu komersial sekitar 43,1% dan yang tidak memiliki asuransi kesehatan individu komersial berjumlah 58 orang atau sekitar 56,9%. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan penghasilan dengan kepemilikan asuransi kesehatan komersial pada mahasiswa S2 FKM UI angkatan 2008 pada tahun 2009. Sedangkan jenis kelamin, umur, pendidikan, promosi, serta risiko sakit tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kepemilikan asuransi kesehatan individu komersial pada mahasiswa S2 FKM UI angkatan 2008 pada tahun 2009."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Lestari
"

Latar BelakangCarpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan kelainan neuropati perifer terbanyak pada ekstremitas atas akibat terjebaknya atau terjepitnya saraf medianus pada terowongan karpal. Pada pekerja seringkali diakibatkan oleh gerakan repetitif dengan fleksi dan ekstensi pada daerah pergelangan tangan, gerakan menggenggam erat, getaran. Kasus CTS merupakan gangguan muskuloskeletal pada ekstremitas atas yang mengakibatkan pembiayaan kesehatan yang besar, kurangnya produktivitas, hilangnya hari kerja hingga terjadinya disabilitas.

Tujuan : menilai efektivitas terapi nonoperatif bila dibandingkan dengan terapi operatif pada pasien dengan CTS.

Metode : Penelusuran artikel dengan menggunakan Pubmed dan Google Scholar dan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil pencarian artikel tersebut kemudian dilakukan telaah dengan menggunakan kriteria penilaian validitas, tingkat pentingnya hasil yang didapat pada penelitian tersebut, dan kemamputerapan.

Hasil : Studi dalam systematic review ini masih mencakup studi yang sedikit dan sangat heterogen dengan outcomes yang bervariasi sehingga secara clinical efficacy belum dapat diyakini bahwa salah satu intervensi lebih baik yang lainnya pada tatalaksana CTS. Hasil gabungan dari analisis subgrup berupa peningkatan fungsi, peningkatan gejala, peningkatan parameter neurofisiologis, dan biaya perawatan pada waktu tindak lanjut yang berbeda menunjukkan bahwa perbedaan tidak signifikan secara statistik antara kedua intervensi. Perbedaan komplikasi dan efek samping secara statistik signifikan dan pengobatan non operatif mencapai hasil yang lebih baik daripada operatif (OR= 2,03, 95% CI= 1,28-3,22, p= 0,003).

Kesimpulan : Tatalaksana pada pasien Carpal Tunnel Syndrome baik dengan intervensi operatif maupun non operatif memiliki keuntungan masing- masing. Hasil intervensi dari segi peningkatan fungsi, perbaikan gejala dan parameter neurofisiologi serta pembiayaan tidak ada ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Intervensi operatif dapat dilakukan apabila perawatan non operatif gagal.


Background : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is the most common peripheral neuropathy in the upper extremities due to trapping or pinching of the median nerve in the carpal tunnel. In workers it is often caused by repetitive movements with flexion and extension on the wrist area, tight grasping movements, vibration. CTS cases are musculoskeletal disorders of the upper extremities with the most expensive health financing in the United States. In addition, it also causes loss of work days that exceed other occupational diseases other than fractures. CTS also results in large compensation expenditures, lack of productivity to disability.

Objective: to assess the effectiveness of nonoperative therapy when compared with operative therapy in patients with CTS.

Methods: Searching the articles by using Pubmed and Google Scholar as well as inclution and exclution criteria predetermined, articles were than performed using the assesment criteria of validity, importance, and ability applied

Results: The studies in this systematic review still include few and very heterogeneous studies with varying outcomes so that clinical efficacy cannot yet be believed that one of the other interventions is better in the management of CTS. The combined results from the subgroup analysis of improved function, improved symptoms, increased neurophysiological parameters, and treatment costs at different follow up times showed that the difference was not statistically significant between the 2 interventions. The difference in complications and side effects was statistically significant and nonoperative treatment achieved better results than operative (OR= 2.03, 95% CI= 1.28-3.22, p= 0.003).

Conclusion: The management of Carpal Tunnel Syndrome patients with both operative and non-operative interventions has their respective advantages. The results of the intervention in terms of improved function, improvement of symptoms and neurophysiological parameters and financing there is no significant difference between the two. Operative intervention can be done if non-operative care fails.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>