Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Aminah Soediredja
"Sejalan dengan meningkatnya harga BBM di Indonesia sejak tiga tahun terakhir tezjadi peningkatan penggunaan bahan bakar batubara sebagai pengganti solar dan residu dengan alasan ekonomi. Di Kabupaten Bandung penggunaan bahan bakar batubara yang berisi air, uapan hasil pemanasan ini dialirkan ke tiap ruangan unmk pmses indusui. Penggunaan batubara kakan berdampak terhadap kesehatan berupa keluhan sistem pernafasan, gangguan faal paru bersifat obtruktif restriktif dan campuran. Desain penelitian adalah Studi Cross Sectional lmtuk mengetahui hubungan dampak penggunaan bahau bakar batubara dengm keluhan sistem pemafasan dan gangguan faal pada pekerja pada industri di kecamatau Majalaya Kabupamen Bandung Tahun 2007. Dilakukan pengujian antara faktor dependen (keluhan sistem pernafasan dan gangguan faal paru) dengan independen (Radar NO2, SO; CO, CO;, PMN dan debu respirabel), dan faktor confouding ( kebiasan mkok, lama kerja, APD), karakteristik pekerja (status sizi, riwayat penyakit, umur.
Hasil telitian menunjukkan bahwa kadar NO; SO; CO, dan CO2 semuanya (l00%) kurang atau sama dengan NAB sedangkan PM", semuanya (I00%) melebihi NAB, debu respirabel sebesar 97,l% melebihi NAB, nanmn di semna industli NAB gabungan melebihi angka l. Prevalensi keluhan sistem pemaihsan sebesar 7I,4%, gangguan hal pam l6,2%.Gangguan faal paru bC¥hl1b\lD@l1 bermakna dengan penggunaan APD. Sehinga dapat dibuat model yaitu logit gngguan faal paru=-1,946 + 5,266*APD. Dari model di atas dapat dijelaskan bahwa pekerja yang bekerja di ruangan boiler batubara yang tidak menggunakan APD akan mempunyai risiko terjadinya gangguan faal pam sebesar 5 kali dibanding pekerja yang bekezja di ruangan boiler batubara yang menggunakan APD. Untuk mengetahui lebil mendalam perlu di1akukan penelitian kohon minimal selama 10 tahm; yang mencakup debu respirabel, komposisi batubara, dan faktor genetika yang berpengaruh terhadap gangguan faal Pam Pekerja boiler mempnmyai gizi kurang sebesar 24,8%._ kebiasaan memkok 8l,9% dan tergolong perokok berat, perusahaan perlu menyediakan makanan tambahan dan penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap kmehatan. Pemerintah perlu mempertimbangkan lebih lanjut tentang penggunaan batubara dan apabila penggunaannya dilanjutkan dengan syarat adanya minimasi kadar debu dan komitmen penggunaan APD yang benar.

Align with the BBM price increase in Indonesia since the last three years,there has been an increase of coal use as a diesel substitute and residue due to economic reason. In Kabupaten Bandung this coal use is aimed to heat a boiler which contain of water, and the vapor which is released by the water is flowed to each chamber for the industry PTOCBSS. This industry has been using coal from 2003 until now. This coal use will give a negative impact on our health, especially on our respiratory system and could cause pulmonary disorders which are obstructive, restrictive, or mix of both. This research is using Cross Sectional design to know the relation of coal use and respiratory complaints and pulmonary disorders at Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung in year 2007. Atesting was done on dependant factors (respiratory complain and pulmonary disorder) and independent factors (NO;, SOI, CO, CO; PMN level and repairable dust), and confounding lirctor (Smoking habit, service year , PPE), worlrfome characteristic (nutrition status, medical history, age).
The result of this research shows that NO; SO; CO, and C02 level, all (l00%) less or equal with the NAB, for PMN all 100% exceeds the NAB, repairable dust is 97,l% exceeds the NAB, but 100% of NAB combine industry exceeds 1. The prevalence of respiratory complaint is l,4%, pulmonary disordas l5,2%. Pulmonary disorders related significantly with the PPE use. We can formulate a model, The Model explain that worker who work in coal boiler room who do not use PPE will have lung function disorder risk S time greater thanworker who use PPE. To know this problem comprehensively, another cohort research will need to be married forward for next 10 years, which includes respirable dust, coal composition, and genetics factors which influence the pulmonary disorders. Boiler workers have several supporting factors, such as lack of nutrition 24,8%, smoking habit 8l,9% and categorized as heavy smokers, therefore the company will need to provide extra nutrients and health education on the danger of smoking on our health. Guidance and observation on the industry will need to bc done from cross programs and related sectors continuously!! still can be used if only there is a dust volume minimization and PPE usage commitment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donanta Dhaneswara
"Material SBA-15 merupakan salah satu material mesopori dengan ukuran pori antara 2-50 nm. Material ini dapat diaplikasikan dalam berbagai penggunaan seperti dalam proses adsorpsi, katalis, filtrasi dan membran. Proses sintesis material SBA-15 dilakukan melalui jalur sol-gel. Bahan dasar yang digunakan ialah tetraethylorthosilicate (TEOS, Si(OC2H5)4) sebagai prekursor (sumber atom Si), surfaktan kopolimer triblok Pluronik P123 (EO20PO20EO20) sabagai cetakan/template dan air yang nanti akan bereaksi dengan TEOS. Kemudian ditambahkan juga bahan aditif yaitu etanol sebagi pelarut antara air dan TEOS dan HCI sebagai katalis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi surfaktan terhadap karakteristik pori material mesopori SBA-15, serta memprediksi luas spesifik permukaan material SBA-15 sehlngga bisa diketahui nilai optimum penambahan konsentrasi sulfaktan terhadap luas spesifik permukaan. Variasi peningkatan konsentrasi surfaktan mulai dari 0,007 M hingga 0,066 M, sedangkan konsentrasi TEOS, air, etanol dan HCI dibuat tetap. Proses sintesis material SBA-15 terjadi dalam dua tahap yaitu proses pembentukan gel dan kemudian dilanjutkan dengan proses kalsinasi (400°C). Material SBA-15 kemudian dikarakterisasi dengan particle size; picnometer; SAXD, Adsorpsi-Desorpsi N2, SEM EDS, AFM, FESEM dan TEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi surfaktan tidak mempengaruhi struktur Kristal SBA-15, tetapi semakin tinggi konsentrasi surfaktan akan menurunkan derajat kristalisasi dari struktur heksagonal seperti terlihat dari hasil SAXD. Hasil pengujian luas spesifk permukan dengan adsorpsi-desorpsi N2 memperlihatkan peningkatan luas spesifik permukaan dari 482,20 m²/g menjadi 746,70 m²/g, dengan persentase kenaikan sebesar 54%. Peningkatan luas spesifik permukaan tersebut secara umum disebabkan oleh terbentuknya pori utama.
Dengan metode perhitungan luas spesifik permukaan teoritis, diprediksi bahwa konsentrasi surfaktan optimum adalah sebesar 0,054 M, dimana nilai eksperimental luas spesifik permukaannya memiliki kesesuaian dengan nilai teoritis. Pada konsentrasi ini diperkirakan sebagai kontribusi maksimum dari pori utama. Pada konsentrasi surfaktan sebesar 0, 060 M dan 0,066 M dengan persentase kenaikan 11,11% dan 22,20% dari konsentrasi surfaktan 0,054 M akan lerjadi peningkatan luas spesifik permukaan dari 598,50 m²/g menjadi 702,10 m²/g dan 746,70 m²/g dengan persentase kenaikan 17,30% dan 24, 76%. Peningkatan luas spesifik permukaan ini bukan Iagi disebabkan oleh terbentuknya pori utama, melainkan pori antar dinding (intrawall pores). Pori intrawall tersebut terbentuk akibat kecenderungan kemampuan self assembly dari surfaktan pada daerah di antara pori-pori utama.

SBA-15 belongs to mesoporous material having pore size ranging from 2 to 50 nm. This material can be applied in many application such as in adsoption process, catalist, filtration and membrane. SBA-15 was synthesized via sol-gel technique from tetraethylorthosilicate (TEOS, Si(OC2H5)4) as Si source/precursor surfactant triblok copolimer Pluronik P123 (EO20PO70EO20) and water which will react with TEOS. To enhance dissolution of TEOS in water; ethanol and HCl catalyst were added.
This study was focused on the effect of surfactant concentration on the pore characteristics and optimization of the specific surface area of SBA-15. Surfactant concentration was varied from 0.007 to 0.066 M while TEOS, water, ethanol and HCl concentration were held constant. The synthesis was divided into two stage i.e gel formation and calcination at 400°C. Characterization of the product was performed using particle sizer; picnometer, SAXD, N2 adsorption-desorption, SEM, EDS, AFM, FESEM and TEM.
The SAXD result shows that surfactant concentration can not effect crystal formation, but it will decrease the degree of hexagonal crystal formation. Measurement of specific surface area using N2 adsorption-desorption technique indicates an increase from 482.20 m²/g became 746.70 m²/g which in percentage was 54%. This increasing of specific surface area were mainly caused by main pore formation.
It was theoritically calculated that optimum surfactant concentration was 0,054 M where the experimental value of specific surface area was close to its theoritical one. This concentration is considered the maximum specific surface area which is contributed by the main pores. In surfactant concentration 0.060 M and 0.066 M where in percentage are 11.11% and 22.20% from surfactant concentration 0.064 M, the specific surface area from 598.50 m²/g will increase became 702.10 m²/g and 746.70 m²/g, which are 17.30% and 24, 76% respectively. This increasing of specific surface area are not caused by main pore formation, but it was contribution of intrawall pores. These intrawall pores were formed as a result of surfactant tendency for self assembly in areas between the main pores.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
D1223
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudin Ali Achmad
"ABSTRAK
Untuk mengetahui hubungan antara variabel demografi, geografi, iklim, sosial ekonomi, fasilitas pelayanan kesehatan mikroskopis dan tenaga kesehatan terlatih dengan jumlah kasus TB paru BTA positif, perlu dilakukan penelitian di Jakarta Selatan tahun 2007-2009 dengan studi ekologi melalui pendekatan spasial dan menggunakan data sekunder. Data diolah secara statistik dengan uji korelasi Pearson, dan analisis spasial dengan tehnik Overlay. Hasil penelitian menunjukkan secara statistik tidak ada korelasi antara variabel yang diteliti, sedangkan secara spasial variabel kepadatan penduduk, keluarga miskin dan fasilitas pelayanan kesehatan mikroskopis berpengaruh terhadap jumlah kasus TB paru BTA positif di Kecamatan Tebet, dan di kecamatan lain variabel tidak berpengaruh.

ABSTRACT
To determine the relationship between demographic variables, geography, climate, socio-economic, microscopic health facilities and health personnel trained with the number of BTA positive pulmonary TB cases, need to do research in South Jakarta in 2007-2009 with a spatial approach to ecological studies and to use secondary data. Data was statistically analyzed by Pearson correlation test, and spatial analysis techniques Overlay. The results showed no statistically significant correlation between the variables studied, whereas the spatially variable population density, poor families and microscopic health facilities effect on the number of BTA positive pulmonary TB cases in the District of Tebet, and in other districts did not influence the variables.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarjanto
"ABSTRAK
Saat ini minyak bumi masih merupakan sumber energi utama. Sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbaharui maka minyak bumi yang dihasilkan semakin berkurang pada masa, yang akan datang. Proses pengurasan minyak bumi dengan cara. cc primer" dan "sekunder" memberikan hasil yang terbatas (± 35%), sedangkan minyak bumi yang tersisa pada reservoar masih cukup banyak *(± 65%). Nlinyak bumi yang tersisa, tedebak di dalam pori-pori batuan reservoar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan. suatu surfaktan untuk menarik beberapa jenis minyak bumi dari pori-pori beberapa jenis batuan reservoar ke dalam. fasa air formasi buatan dengan melihat perubahan sudut kontak yang terjadi dari sistem air fonnasi/minyak bumi/batuan reservoar. Surfaktan yang dipakai mempunyai gugus a-olefin sulfonat. Dengan memvafiasikan konsentrasi surfaktan di dalam air formasi buatan dilihat pengaruh surfaktan terhadap sudut kontak yang terbentuk pada sistem air formasi/minyak bumi/batuan reservoar. Temperatur yang dipakai disesuaikan dengan keadaan reservoar pada umumnya yaltu 50'C dan 60'C. Alat yang digunakan untuk mellhat sudut kontak adalah Goinonieter. Digunakan tiga jenis minyak butni yaltu A, B dan C serta dua jenis batuan reservoar yaltu batuan pasir dan batuan kapur. Sifat fisika darl batuan reservoar yaltu porositas, permeabilitas dan ukuran pori-porinya ditentukan dengan dengan porosimeter, permeameter dan scanning mikroskop elektron. Hasil darl penguk-uran sudut kontak sistern air formasi/minyak bumi/batuan reservoar mernberikan hasil yang baik pada konsentrasi surfak-tan 10 mg/100ml balk pada temperatur 50'C dan 60T. Sudut kontak pada subu 50'C ada'iah 25,50' dan pada suhu 60'C adalah 59,17' untuk minyak burni A dengan batuan. pasir,- minyak bumi A dengan batuan kapur pada suhu 50'C adalah 42,91' dan pada subu 60'C adalah 46,45'; minyak bumi B dengan batuan pasir pada suhu 50T adalah 54,40' dan pada suhu 60T adalah 65,500; minyak bumi B dengan *batuan kapur pada suhu 50'C adalah 40,57' dan pada suhu 60'C adalah 47,71', minyak bumi C dengan batuan. pasir pada suhu SOT adalah 70,44' dan pada suhu 60*C adalah 78,40'; minyak bumi C dengan batuan kapur pada suhu 50T adalah 43,50' dan pada suhu 60'C adalah 49,66'. Surfaktan yang mempunyai gugus cc-olefin sulfonat dapat memberikan peningkatan sudut kontak. Batuan dengan pori-pori yang lebih besar dan. n^nyak burni yang bersifat lebih polar memberikan peningkatan sudut kontak yang lebih besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Klara Morina Br
"Salah satu indikator program pengendalian TB secara Nasional strategi DOTS adalah angka keberhasilan pengobatan TB. Fokus utama pengendalian TB strategi DOTS adalah memutus mata rantai penularan TB oleh penderita TB paru sputum BTA positif. Berdasarkan penelitian penderita TB paru sputum BTA negatif dapat menularkan 13-20% (Tostmann A, et al, 2008). BBKPM Bandung sebagai salah satu UPK strategi DOTS pencapaian angka keberhasilan pengobatan masih dibawah target Nasional.
Tujuan: mempelajari faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan pasien TB paru sputum BTA negatif dan pasien TB paru sputum BTA positif. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB antara lain faktor individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kepatuhan berobat) dan obat dan penyakit (rejimen, dosis, lama pengobatan, komorbid HIV dan DM). Indikator keberhasilan pengobatan: pemeriksaan ulang sputum BTA menjadi/tetap negatif dan kenaikan berat badan.
Desain penelitian: kohort retrospektif.
Sampel: data pasien TB Paru yang tercatat di TB 01 tahun 2009-2011dijadikan 2 sub populasi, Pasien TB paru dengan sputum BTA negatif 292 kasus dan pasien TB paru dengan sputum BTA positif 461 kasus.
Analisis: multivariabel regresi logistik.
Hasil: OR keberhasilan pengobatan pasien TB paru sputum BTA negatif patuh berobat 1,4 dibandingkan tidak patuh (CI : 0,7-3,0) dan pasien TB paru sputum BTA positif patuh berobat 1,1 di bandingkan tidak patuh (CI : 0,6-2,2) setelah dikontrol umur, jenis kelamin dan pekerjaan.
Saran: Meningkatkan peran PMO, dan memperhatikan faktor komorbid dalam tatalaksana pengobatan pasien TB paru.

Succes rate of TB treatment is an important indicator of the Natinal TB control program.The main focus of TB control program DOTS strategy is to break the chain of TB transmission. Tostmann A, et al (2008) showed that through 13-20% sputum smear negative pulmonary tuberculosis patients can spread TB the bacteria. BBKPM Bandung as one of CGU DOTS strategy has lower treatment succes rate of the national targets.
Purpose: To study factors that influence the treatment succes rate of compare with both smear positve and negative pulmonary tuberculosis patients. Those are age, gender, occupation, treatment compliance (factor individu) and regimen, dose, duration of treatment, comorbid HIV and DM (drug and disease). Indicator of treatment succes are the conversion of sputum result examination and the gain weight.
Study design: a retrospective cohort study.
Samples: the pulmonary TB patient data recorded at TB 01 yeras 2009-2011. The number of TB patients with sputum smear positive are 461 and negative are 292.
Analysis: Multivariable logistic regression.
Result: OR treatment succes among sputum smear-negative pulmonary TB patients 1,4 (CI: 0,7-3,0) and among sputum smear positive pulmonary Tb patients who adhere to treatment is 1,1 (CI:0,6-2,2) after controlling for age, sex, and occupation.
Suggestion: Enhancing the role of the PMO to increase the treatment adherence rate, treat the TB patients with HIV and DM co-infection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Permana
"Penelitian ini memanfaatkan kemampuan zeolit alam Lampung sebagai bonding agent (bahan pengikat) melalui proses flotasi untuk mengangkat limbah amonia ke permukaan. Pada penelitian ini ditambahkan beberapa bahan-bahan kimia berupa koagulan Polyaluminium chloride (PAC) dan surfaktan Sodium Lauril Sulfat (SLS) . Penelitian ini dilakukan dengan variasi pH 6, 10 dan 11, dosis PAC (0 g/L dan 0,13 g/L), dosis SLS (0,2 g/L, 0,4 g/L, 0,6 g/L, dan 0,8 g/L). Berdasarkan hasil penelitian, persentase pemisahan amonia tertinggi adalah 95,33 % pada kondisi pH 6, dosis SLS 0,8 g/L dan dosis PAC 0,13 g/L. Pengaruh penambahan SLS terbukti dapat meningkatkan persentase pemisahan yang dihasilkan.

This research uses Zeolit Alam Lampung as a bonding agent through flotation process to lift ammonia to the surface. Surfactant Sodium Lauril Sulfat (SLS) and coagulant Polyaluminium chloride (PAC) was added to this process. Flotation process was variated in pH (6, 10 and 11), PAC (0 g/L; 0,13 g/L) and SLS (0,2 g/L; 0,4 g/L; 0,6 g/L, and 0,8 g/L). Based on this research, the highest ammonia separation presentation is 95,33%. This result was reached in pH 6 when SLS concentration 0,8 g/L and PAC concentration 0,13 g/L. The effect of addition SLS has made the ammonia separation presentation increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halida Umi Balkis
"TB paru masih menjadi masalah di Nusantara. Diperkirakan sejumlah 460.000 kasus baru ditemukan setiap tahunnya. Berbeda dengan kebanyakan penyakit, TB paru dinyatakan sembuh berdasarkan pengobatan lengkap dengan bukti pulasan dahak bebas basil tahan asam. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan gambaran keluhan yang masih dijumpai pada pasien pasca-TB paru dihubungkan dengan sebaran jenis kelamin dan usia pasien. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang dengan data berasal dari penelitian pada Juni-Juli 2011 serta data follow up pasien penelitian Pakasi et al tahun 2007 di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data yang diambil berupa keluhan pasien pasca-TB paru dengan beberapa data relevan melalui kuesioner dan pulasan dahak.
Dari hasil analisis, didapatkan keluhan pada 127 dari total responden 188 orang. Empat puluh lima kasus di antaranya mengarah pada kecurigaan lesi aktif TB. Terdapat hubungan bermakna antara usia dengan keluhan suspek lesi aktif TB (p=0,02). Sedangkan, kaitan keluhan dengan jenis kelamin tidak didapatkan hubungan bermakna (p=0,80). Dengan demikian, meski telah dinyatakan sembuh, masih terdapat keluhan pasien pasca-TB paru yang mengarah pada suspek lesi aktif TB. Bahkan setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan pulasan sputum, 12 dari 30 spesimen memiliki hasil BTA positif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan lebih lanjut terhadap pasien yang telah dinyatakan sembuh sebagai bagian dari evaluasi pengobatan.

Pulmonary-TB is still a problem in Indonesia. Approximately around 460,000 new cases are found every year. Unlike most diseases, pulmonary-TB recovery defined based on a complete medication with the evidence of negative acid-fast bacilli sputum smear. In this study, symptoms which still encountered from the post-pulmonary-TB patients and its relations to the patient genders and their ages are explained. Method of this research is a cross-sectional study using the data from the research held on June-July 2011 and patient?s follow-up data from the research conducted by Pakasi et al in East Nusa Tenggara, 2007. Data taken are the complaints of post-pulmonary-TB patients complemented by relevant questionnaire and the sputum smear.
From the analysis, symptoms from 127 of 188 respondens are found, with 45 cases lead to the suspicion of an active TB lesion. There is a statistically significant correlation between ages and the symptoms from the suspected active tuberculosis lesion (p=0.02). Meanwhile, the correlation between symptoms and genders is not found (p=0.80). In conclusion, symptoms from the post-pulmonary-TB which lead to the suspected active TB lesion are still encountered in spite of the fact that the patient has evidently cured. Moreover, after confirmed with sputum smear investigation, 12 of 30 speciments result positive AFB. Therefore, further surveillance to the cured patients is necessary as a part of treatment evaluation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Natural-based surfactant such as methyl esther sulfonate, which is derived from palm oil, has increasingly become the focus of study for the last decade to improve oil recovery due to the abundant raw materials availability and the need for oil as a source of energy. Surfactant MES development with the targeted fluid reservoir characteristics has been conducted in the laboratory scale as well as in the field scale. In this study, the addition of polyethylene glycol mono-oleate as co-surfactant to enhanced oil recovery in the "L" oillfield in Central Java was investigated in the laboratory scale through compatibility observation, IFT measurement, thermal stability and core flooding tests. The result showed that the presence of PMO improved the solubility of surfactant mixture in the water which formed one phase milky solution. Decreasing IFT as the crucial factor for surfactant flooding was also achieved until 10-3 dyne/cm and thermally stable for two months. Furthermore, core flooding experiments to study the performance of surfactant to recover oil production showed that the mixture of MES and PMO are able to enhance oil recovery until 55.35%S and have potential to be used as chemicals for chemical flooding in the targeted oilfield."
Jakarta: LEMIGAS Research and Development Centre for Oil and Gas Techonolgy Afilliation and Publication Divison, 2017
620 SCI 40:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Keluarga, terutama pasangan merupakan individu yang sangat dekat (selalu kontak) dan
memegang peranan penting bagi kehidupan keluarganya. Tingkat pengetahuan pasangan
klien TB paru tentang pencegahan dan penularan TB paru sangat penting untuk
mencegah tertular penyakit TB, yang diderita oleh pasangannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasangan klien TB paru tentang
pencegahan dan penularan penyakit TB paru. Desain yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif sederhana. Sampel yang digunakan adalah pasangan klien TB pam
dalam ikatan perkawinan yang sah. Peneiitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Jakarta Pusat, pada tangga 1 dan 6 Mei 2002. Pengumpulan data
dilakukan pada 27 responden (n=27),dengan menggunakan kuesioner dan dengan teknik
berdasarkan quota yang berisi data demografi yang meliputi nama (inisial), usia,
pendidikan, pekerjaan (pasangan), agama, dan Iamanya menderita TB (pasangan), serta
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui sejauhmana tingkat
pengetahuan tentang pencegahan dan penularan TB paru, sebayak 17 penanyaan. Data
diolah dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral yaitu mean, median, dan
modus. Analisa data dalam penelitian ini hanya menggunakan mean dan modus. Hasil
perhitungan diperoleh rata-rata tingkat pengetahuan tentang penularan adalah 5,22 dan
termasuk dalam kriteria tingkat pengetahuan sedang ( berkisar antara 4-6). Sedangkan
tingkat pengetahuan tentang pencegahan diperoleh rata-rata 4,82 dan termasuk dalam
kriteria tingkat pengetahuan sedang (berkisar antara 3-5). Jadi kesimpulannya adalah
rata-rata tingkat pengetahuan pasangan klien TB paru tentang pencegahan dan penularan
penyakit TB paru di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat adalah tingkat
pengetahuan sedang."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5185
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Kumala Dewi
"Latar Belakang. Di Indonesia pamquat tergolong ke dalam pestisida terbatas dalam hal pemakaiannya, pada praktek di lapangan tidak ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan paraquar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan paru restriksi dan keluhan pernapasan pada pekerja penyemprot, intensitas pajanan paraquat pada pekerja penyemprot, hubungan antara karakteristik demografi/pekerjaan dengan gangguan pada restriksi dan keluhan pernapasan.
Metode. Disain potong lintang untuk mengetahui prevalensi gangguan pam restriksi dan keluhan pernapasan. Pcngumpulan data dengan kuesioner, wawancara, pemeriksaan fisis, dan spirometri.
Hasil. Jumlah responden adalah 138 orang, prevalensi gangguan pada restriksi sebesar 7,24% dan prevalensi keluhan saluran pernapasan pada penelitian ini ditemukan sebesar l5,22%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pada restriksi (Cl 95% l,l I-73,l2), respondcn dengan masa kerja 213 bulan memiiiki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan.
Kesimpulan. Terdapat hubungan asosiasi kuat antara masa kerja dengan gangguan paru restriksi, responden dcngun masa kerja 213 bulan memiliki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan dan terdapat pajanan dengan intensitas tinggi di semua responden dengan skor 24.

Objective of study. In Indonesia, paraquar was used as pesticide, but practically in field, there is no sufficient supervision in way or dose the use of it. This study was conducted to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints, intensity of exposure par-aqua! at spraymen and relationship between characteristic worker's demographic and restriction of lung function and breathing complaints.
Method. This study used cross sectional design to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints in sprayrnen of palm oil plantation. The location of study is palm oil plantation at South Kalimantan, on January-July 2011. I used primary data collected by questionnaire and interview. The collected data was demographic data, a11d educational background, historical job, physical examination, and spirometry examination. Variable independent analyzed were sosiodemographic characteristic (age, sex, education, nutritional status, smoking behavior, exercise behavior), and job characteristic (tenure, spraymen, respirator personal protection equipment, worker sertification, and management system).
Result. The respondent were 138, with prevalence of restrictive lung disorder 7,24% and no obstructive lung disorder. Complaints of respiration tract in this study was l5,22%. In this study, I find relationship between tenure and restrictive lung disorder (CI 95% l,,l-73,l2), respondent with tenure after 13 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months.
Conclusion. This study found strong association between tenure and restrictive lung disorder. Respondent with tenure after I3 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months and the intensity exposure of paraquar was high with score 24 in all respondent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>