Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Abubakar Sidik Effendi
"Salah satu tindakan (treatment) bagi s;taf yang masih dapat diharapkan untuk memiliki kompetcnsi dan dapat beradaptasi terhadap perubahan perusahaan (organisasi) adalah program pelatihan yang tepat muncul suatu pertanyaan (masalah utama dalam tesis ini), yailu :"Sejauhmana tingkat efektivitas pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan yang dilaksanakan tersebut, bagi pengembangan kemampuan kepemimpinan pada suatu organisasi.
Pene1itian ini adalah untuk melakukan evaluasi terbadap pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan bagi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang deselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor pada Tahun 2009. Adapan tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui "tingkat efektivitas" pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan untuk Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang diselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor ditinjau dari aspek; reaksi (reactiqn).
Guna mencapai tujuan pcnelitan ini akan digunakan pendekatan analisis tingkat efektivitas pelatihan", Unit analisis dalam penelitian ini adalah "individu" yaitu "individu-individu" (peaerta) yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) dasar kepemimpinan untuk OKP pada Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dispora Kabupaten Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui, bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) kepemimpinan untuk Organisasi Kemasyarakatkan Pemuda (OKP) memiliki tingkat elektivitas yang tercatat tinggi ditinjau dari aspek reaksi (reaction) bagi peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.

One of the action/treatment for participants which Wished has competency and could adapt to the organization's change is correct training program. A question appeared (main problem in this thesis), which is : "How far is the effectiveness level of leadership training which had implemented, for the development of staff ability at one organization?
This research is to make an evaluation to the implementation of leadership training from Youth and Sport Services Bogor Regency for Yooth Community Organization in Boger Regency. It so happens, the purpose of this researoh is: To find out leadership training "Effectiveness Leve111 observed from aspect participants Reaction.
In order to achieve the purpose of this research. The researcher will use training ?Effectiveness Level11 analysis approach. Analysis unit in this research is 11individual?. individuals (staff) whom ever joined (alunmus) leaderShip training on 2009 for Youth Community Organization.
Based on research?s result which had done, The researcher can find out that leadership training has 11 High11 effectiveness level, observed from reaction aspect for the staff/employee whom joined that training."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T21113
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Pradinanto
"ABSTRAK
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan merupakan salah satu penerimaan pajak yang kurang signifikan di Kabupaten Bogor. Pengoptimalisasian Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Evaluasi kebijakan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini bahwa kebijakan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan belum berjalan dengan baik karena belum terpenuhinya satu dari lima kriteria. Kriteria yang belum terpenuhi adalah kriteria efektivitas, kecukupan, responsivitas, dan ketepatan. Sedangkan yang telah memenuhi adalah kriteria perataan. Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai peraturan yang mengatur mengenai ketentuan umum perpajakan daerah untuk Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

ABSTRACT
Non Metal Minerals and Rocks Tax is none significant tax revenue in the Regency of Bogor, West Java. The optimization of Non Metal Minerals and Rocks Tax has caused severe environmental damages. This study is aimed to analyse the evaluation of Non Metal Minerals and Rocks Tax policy in the Regency of Bogor. This study is based on quantitative approach using several methods like data collecting and indepth interview with main sources. The study shows that Non Metal Minerals and Rocks Tax policy does not work well as it does not meet its one of five main criterias. The criterias that does not work well is effectiveness, adequacy, responsiness and appropriateness. The one that work well and meet the criteria is equity. It rsquo s need further study about Governor Regulations that organize about the implementation od Non Metal Minerals and Rocks Tax."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shakuntala Lunarjati
"Tantangan dan ancaman yang mungkin dihadapi pemuda dalam pembangunan berkelanjutan, salah satunya adalah dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penting untuk pemuda menjadi warga negara yang aktif (active citizen) bagi pemerintah untuk dapat membuat kebijakan yang mendukung adanya pembangunan berkelanjutan khususnya di bidang lingkungan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Selain itu, pihak lainnya yang memiliki fokus pada peningkatan kapasitas pemuda dapat mengambil peran untuk meningkatkan keterlibatan pemuda dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini mengevaluasi salah satu program yaitu Akademi Generasi Lestari yang berfokus pada peningkatan kapasitas pemuda dalam pembangunan berkelanjutan khususnya di wilayah Riau, Kalimantan Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Akademi Generasi Lestari diselenggarakan oleh dua Lembaga yaitu Campaign.com sebagai perusahaan rintisan sosial yang meluncurkan aplikasi Campaign For Change dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari sebagai asosiasi pemerintah kabupaten yang memiliki visi ekonomi lestari dan menjangkau generasi muda melalui Unit Generasi Lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi desain program Akademi Generasi Lestari berdasarkan komponen inputs (sumber daya), activities (aktivitas), outputs (hasil), dan outcomes (tujuan) menggunakan teori Model Logika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif dengan pendekatan kualitatif dan instrumen yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen. Penelitian dilakukan terhadap penyelenggara program dari dua lembaga dan perwakilan peserta program Akademi Generasi Lestari pada rentang waktu Oktober 2021-Juli 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Model Logika, komponen inputs program secara garis besar sesuai dengan yang direncanakan oleh penyelenggara program, komponen activities sesuai dengan yang telah direncanakan oleh penyelenggara program, komponen outputs hanya satu yang sudah sebagian tercapai sedangkan lainnya tidak tercapai, dan komponen outcomes jika merujuk pada rancangan program tidak seluruhnya tercapai.

One of the challenges and threats that Youth may face in sustainable development is the impact of climate change. Therefore, it is crucial for youth to become active citizens for the government to make policies that support sustainable development, especially in the environmental field, both at the regional and national levels. In addition, other actors focusing on increasing youth capacity can take a role in increasing youth involvement in sustainable development. This research evaluates one of the youth generation programs, Akademi Generasi Lestari, which focuses on capacity building in sustainable development, especially in Riau, West Kalimantan, Gorontalo, and Central Sulawesi. Two institutions have organized Akademi Generasi Lestari: Campaign.com as a social startup company that launched the Campaign #ForChange application, and Lingkar Temu Kabupaten Lestari as a district government association with a vision of a sustainable economy and reaches out to the younger generation through the Generasi Lestari Unit. This study aimed to develop a program design for the Akademi Generasi Lestari based on the components of input, activities, outputs, and outcomes using the Logic Model theory. The method used in this research is a summative evaluation with a qualitative approach. The instruments used are interviews and document studies. The research was conducted from October 2021-July 2022 at two institutions and with the representatives of the Akademi Generasi Lestari program participants. The results show that in the Logic Model, the program input components are broadly in line with those planned by the program organizers; the component activities are as planned by the program organizers. However, only one output has been achieved while the others were not, and the component of outcomes referred to the design program is not fully completed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah
"Tesis ini membahas tentang perumusan kompetensi kepemimpinan pemuda dan rancangan pelatihan kepemimpinan pemuda. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengidentifikasi kunci yang diharapkan stakeholder pada kepemimpinan pemuda dengan menggunakan alat Glasgow Leadership Competencies Framework. Rancangan kepemimpinan pemuda dirumuskan menggunakan konsep pelatihan berbasis kompetansi yang bertujuan memenuhi kompetensi pemuda yang dihasilkan dari penelitian. Data dikumpulkan menggunakan instrumen wawancara dan instrumentasi.

This study examined the formulation of youth leadership competency and the design of youth leadership training. The approach involved qualitative research methods whereby the competencies identified and explored. Glasgow Leadership Competencies Framework used as the conceptual basis of analysis. Youth leadership training design reviewed as a Competency Based Training/CBT, the way ini which to mediate the youth competencies. Data are gathered using in depth interview and documentation instruments.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T31615
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudy
"Kebutuhan manusia akan tanah semakin hari semakin meningkat padahal jumlah tanah tetap tidak berkembang. Pembangunan pemerintah dilakukan untuk memajukan daerahnya. Tanah yang sudah dilekati hak atas tanah sering menemukan masalah, oleh karena itu ada yang namanya pengadaan tanah. Pemerintah harus memberikan penggantian yang layak kepada pemiliknya karena menyangkut dua kepentingan yaitu kepentingan umum dan kepentingan masyarakat yang terkena dampak. Peraturan Presiden No.65 Tahun 2006 dipakai sebagai dasar kebijakan untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum dalam pembangunan jalan Tol Bogor Outer Ring Road. Pada proses pelaksaaannya ternyata pengadaan tanah itu berjalan lambat dari periode 2005 -2009. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif melalui observasi , wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan fokus penelitian antara lain evaluasi pelaksanaan kebijakan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan , beserta kendala dan upaya penangannya. Hasil dari penelitian setelah diadakan evaluasi terhadap pelaksanan kebijakan pengadaan tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road ini, yang menggunakan Perpres No.65 Tahun 2006 sudah tidak efektif untuk melindungi dan menjalankan kegiatan tahapan tahapan pengadaan tanah dilihat dari fakta dilapangan dan standard yang ada pada pelaksanaan kebijakan pengadaan tanah ini.

Human need for land is increasingly rising while the amount of land remain undeveloped. Development is undertaken to develop the region. Land that has clung to the land rights often find the problem, therefore no such thing as land acquisition. government should provide adequate reimbursement to the owner because it involves two interests are common interests and the interests of affected communities. Presidential Decree 65 of 2006 is used as the basis for the policy of land acquisition for public use in the construction of toll roads Bogor Outer Ring Road. In the process of land acquisition pelaksaaannya apparently it runs slower than the period of 2005 -2009. The method used by the researchers is a type of qualitative research with a qualitative approach through observation, interviews, and documentation, with a focus on the evaluation of the implementation of policies such as land acquisition for the construction of roads, along with constraints and efforts workarounds. Results from the study after extensive evaluation of the implementation of land acquisition policy for Toll Road Development Bogor Outer Ring Road, which uses regulation 65 of 2006 has been
ineffective to protect and operate phases of land acquisition stage seen from the fact that there are standards in the field and on the this land acquisition policy implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ihsan B. Tjenreng
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas Evaluasi program KeparlemenanPemuda di
kementerian pemuda dan olah raga melalui Asdep Kepemimpinan Pemuda pada
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda yang bertujuan Menunjukkan sumbangan
program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk
mengembangkan program yang sama ditempat lain dan Mengambil keputusan
tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan,
diperbaiki atau dihentikan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskripsi analisis. Informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara
mendalam dengan narasumber yang berjumlah 2 orang dari Kemenpora. Dilihat
dari tujuannya yaitu ingin mengetahui kondisi sesuatu, makaevaluasi program
dapat dikatakan merupakan salah satu bentuk penelitianevaluatif. Oleh karena itu
dalam evaluasi program, pelaksana berfikir danmenentukan langkah bagaimana
melaksanakan penelitian.
Melalui wadah ini secara tidak langsung jiwa kepemimpinan pemuda
mulai terbentuk, dan menjadi salah satu wadah yang mempersiapkan pemuda
menjadi pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk membina dan mengembangkan potensi generasi muda tidak saja
melalui pendidikan formal tetapi juga melalui pendidikan non formal salah satu
diantaranya adalah melalui program keparlemenan pemuda, dimana program ini
dapat dijadikan wahana untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan serta sebagai wadah untuk mengembangkan kepemimpinan pemuda
terutama dalam pendidikan demokrasi yang dilakukan melalui lembaga parlemen
di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis tells about Evaluation Program of Youth Parlimentary at
Ministry of Youth and Sports by Deputy Assistant of Youth Leadership in the
field of Youth Development Deputy which purpose to show contribution program
toward organization goal achievement. This Evaluation Result is important to
develop the similar program in other place and take decision about continuity of
program, whether program need to be continued, fixed or stopped
This research uses a qualitative research approach analytical description.
Information obtained by conducting in-depth interviews with sources, amounting
to 2 people of Kemenpora. Considered from its purpose to know some conditions,
program evaluation is kind of evaluative research. So that, in this program
evaluation, thinking of doing and determine steps how research can be
implemented
By this facility, indirectly, youth leadership passion starts formed, and
become one of place to prepare youth to be leader in many fields of life.
In order to guide and develop potential youth not only by formal
education but also from non-formal education, one of those by joining
parliamentary youth program, where this program can facilitate to improve the
quality of knowledge and skill and also as a place to develop youth leadership
mainly in education of democracy which doing by Indonesian parliamentary
Institution, This thesis tells about Evaluation Program of Youth Parlimentary at
Ministry of Youth and Sports by Deputy Assistant of Youth Leadership in the
field of Youth Development Deputy which purpose to show contribution program
toward organization goal achievement. This Evaluation Result is important to
develop the similar program in other place and take decision about continuity of
program, whether program need to be continued, fixed or stopped
This research uses a qualitative research approach analytical description.
Information obtained by conducting in-depth interviews with sources, amounting
to 2 people of Kemenpora. Considered from its purpose to know some conditions,
program evaluation is kind of evaluative research. So that, in this program
evaluation, thinking of doing and determine steps how research can be
implemented
By this facility, indirectly, youth leadership passion starts formed, and
become one of place to prepare youth to be leader in many fields of life.
In order to guide and develop potential youth not only by formal
education but also from non-formal education, one of those by joining
parliamentary youth program, where this program can facilitate to improve the
quality of knowledge and skill and also as a place to develop youth leadership
mainly in education of democracy which doing by Indonesian parliamentary
Institution]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Perdana Sofyan
"Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting mencapai angka 14% pada periode akhir RPJMN di tahun 2024. Sejalan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Bogor dalam RPJMD 2018-2023 menargetkan pencapaian prevalensi stunting pada tahun 2023 mencapai 19,6%. Pemerintah Kota Bogor dalam RPJMD tahun 2019-2024 menetapkan target prevalensi stunting mencapai 9,9% pada tahun 2024. Dalam rangka pencapaian target penurunan stunting, kebijakan yang disusun perlu didukung dengan analisa data berbasis wilayah dengan metode analisis yang memperhitungkan konteks wilayah atau dikenal dengan analisis spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran stunting pada balita di tingkat kecamatan di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor selama periode 2020-2023, menyusun peta wilayah yang menjadi hotspot prevalensi stunting pada rentang tahun 2020-2023 serta faktor penyebabnya dan mengevaluasi apakah prioritas penanganan stunting di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor sudah sesuai dengan kondisi sebaran stunting. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis tingkat kecamatan menggunakan data sekunder profil kesehatan Kabupaten dan Kota Bogor tahun 2020-2023. Uji Indeks Moran’s I digunakan untuk mengidentifikasi autokorelasi spasial antar wilayah kecamatan. Analisis GTWR dilakukan untuk mengetahui model faktor risiko prevalensi stunting berdasrkan karakteristik wilayah. Pemetaan wilayah berisiko stunting dapat memberikan gambaran tingkat risiko prevalensi stunting dan faktor risikonya pada tingkat kecamatan. Terdapat tren penurunan signifikan dalam prevalensi stunting di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor dari tahun 2020 hingga 2023. Terdapat autokorelasi spasial yang signifikan secara global pada tahun 2022 dan 2023 (p-value < 0,05) dengan Kecamatan Dramaga konsisten sebagai hotspot. Model faktor determinan stunting melalui uji GTWR menghasilkan variabel yang berpengaruh adalah diare balita, BBLR, ANC K4, imunisasi lengkap balita, akses air bersih dan ketinggian wilayah dengan nilai AIC sebesar 85,182 dan nilai R 2 sebesar 0,7105. Pemetaan yang dibuat dapat menyajikan gambaran sebaran risiko stunting dikaitkan dengan variabel utama asupan nutrisi, status kesehatan, layanan kesehatan dan lingkungan pemukiman dengan menampilkan tingkatan risiko pada setiap wilayah kecamatan. Data berbasis spasial yang dikemukakan dalam penelitian ini bisa dijadikan dasar pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor untuk mengidentifikasi wilayahwilayah dengan tingkat stunting yang tinggi dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran stunting di wilayahnya.

The Indonesian government targets stunting prevalence to reach 14% in the final period of the RPJMN in 2024. In line with this, the Bogor Regency Government in the 2018-2023 RPJMD targets achieving stunting prevalence in 2023 to reach 19.6%. The Bogor City Government in the 2019-2024 RPJMD has set a target for stunting prevalence to reach 9.9% by 2024. In order to achieve the stunting reduction target, the policies that have been prepared need to be supported by regional-based data analysis with analytical methods that take into account regional context or known as spatial analysis. . This study aims to analyze the distribution pattern of stunting among children under five at the subdistrict level in Bogor Regency and Bogor City during the 2020-2023 period, compile a map of areas that are hotspots for stunting prevalence in the 2020-2023 period and the factors causing them and evaluate whether the priority for handling stunting in the Regency is Bogor and Bogor City are in accordance with the conditions for the distribution of stunting. This research is an ecological study with a sub-district level analysis unit using secondary data on the health profile of Bogor Regency and City for 2020-2023. The Moran's I Index test is used to identify spatial autocorrelation between sub-district areas. GTWR analysis was carried out to determine the risk factor model for stunting prevalence based on regional characteristics. Mapping areas at risk of stunting can provide an overview of the risk level of stunting prevalence and risk factors at the sub-district level. There is a significant decreasing trend in the prevalence of stunting in Bogor Regency and Bogor City from 2020 to 2023. There is significant spatial autocorrelation globally in 2022 and 2023 (p-value < 0.05) with Dramaga District consistently as a hotspot. The stunting determinant factor model using the GTWR test produces variables that influence toddler diarrhea, LBW, ANC K4, complete immunization for toddlers, access to clean water and regional altitude with an AIC value of 85.182 and an R2 value of 0.7105. The mapping created can provide an overview of the distribution of stunting risk associated with the main variables of nutritional intake, health status, health services and residential environment by displaying the level of risk in each sub-district area. The spatial-based data presented in this research can be used as a basis for the Bogor Regency and Bogor City governments to identify areas with high levels of stunting and identify factors that influence the spread of stunting in their areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Khansa
"Fasyankes, salah satunya umah sakit menghasilkan limbah baik limbah medis dan non-medis. Data WHO menyatakan sebanyak 15% limbah yang dihasilkan fasyankes adalah limbah medis yang bersifat infeksius, toksik, dan radioaktif. Jika limbah medis tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan risiko penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan. Di Indonesia, masih banyak rumah sakit yang tidak melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standar. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan limbah medis padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah di wilayah Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus, untuk mengetahui gambaran komprehensif dari rumah sakit dalam kegiatan pengelolaan limbah medis padat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara langsung. Hasil penelitin menunjukkan secara umum, limbah medis yang dihasilkan di empat RSUD di wilayah Kabupaten Bogor, berupa limbah infeksius, patologis, farmasi, kimia, dan sitotoksik yang berasal dari instalasi pelayanan kesehatan rumah sakit dengan total timbulan yang dihasilkan perbulan sekitar 4000-12000 Kg di empat rumah sakit tersebut. Selain itu, rumah sakit dalam penelitian ini telah melakukan pengelolaan limbah medis padat sesuai Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P56 Tahun 2015 dengan persentase, yaitu RSUD Cileungsi sebesar 75%, RSUD Ciawi sebesar 83,78%, RSUD Leuwiliang sebesar 80,55%, dan RSUD Cibinong sebesar 86,84%. Namun, masih terdapat beberapa kegiatan yang belum memenuhi peraturan tersebut, yaitu terdapat rumah sakit yang tidak memiliki label dan simbol pada wadah limbah dan alat angkut, tidak melakukan reuse dan recycle, pengangkutan limbah medis dan non-medis tidak terpisah, tidak membersihkan alat angkut dan TPS B3 setiap hari, fasilitas di TPS B3 belum memenuhi syarat, waktu penyimpanan limbah infeksius lebih dari dua hari, dan terdapat petugas limbah yang belum mendapatkan pelatihan pengelolaan limbah medis. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan kegiatan pengelolaan limbah medis yang dilakukan rumah sakit dan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik dan memadai.

Healthcare facilities such as hospitals produce waste, both medical waste and non-medical waste. WHO data states that 15% of the waste generated from health service facilities is medical waste which is infectious, toxic and radioactive. If medical waste is not managed correctly, it can result in the risk of spreading diseases and environment pollution. In Indonesia, there are still many hospitals that do not manage medical waste according to the standard. For this reason, this study aims to evaluate solid medical waste management in the Regional Public Hospital in Bogor Regency. This study uses a case study design, to find out comprehensive description of the hospital in solid medical waste management activities. Data collection was carried out through direct observation and interviews. The results showed that in general, medical waste generated in four regional public hospitals in the Bogor Regency are 2 infectious, pathological, pharmaceutical, chemical and cytotoxic waste that derived from various health service installations with a total amount of waste generation in that four hospitals around 4000-12000 Kg. In addition, the hospital in this study has carried out solid medical waste management in accordance with Ministry of Environment and Forestry Regulation No. P56 of 2015 with the proportion of Cileungsi Hospital is 75%, Ciawi Hospital is 83.78%, Leuwiliang Hospital is 80.55%, and Cibinong Hospital is 86.84%. However, there are still several activities that do not meet the regulatory standard, namely there are hospitals that do not have labels and symbols on medical waste containers and transportation equipment, do not apply reuse and recycle activities, transport medical and non-medical waste is not carried out separately, the transportation equipment and the hazardous waste temporary storage are not cleaned every day, the facilities at the hazardous waste temporary storage do not meet the requirements, the storage time for infectious waste is more than two days, and there are waste officers who have not received medical waste management training. For this reason, it is necessary for the hospitals to improves medical waste management activities and provide better and more adequate facilities and infrastructure."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhadi Satrio
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model supply-demand untuk PERUMDAM Tirta Kahuripan di Kabupaten Bogor dengan tujuan meningkatkan cakupan pelayanan air minum. Kabupaten Bogor, yang merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan air minum karena laju pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan ekspansi layanan air minum. Dalam upaya mengatasi masalah ini, penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dinamik untuk merancang dan menganalisis model penyediaan air minum. Metodologi yang diterapkan meliputi identifikasi variabel utama yang mempengaruhi supply dan demand air minum, pengumpulan data melalui survei dan wawancara dengan pakar dan responden, serta simulasi skenario berbagai kebijakan pelayanan air minum menggunakan sistem dinamik. Model yang dikembangkan mampu mereplikasi kondisi existing dan memprediksi hasil dari implementasi strategi yang berbeda. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa peningkatan cakupan pelayanan dapat dicapai melalui beberapa strategi, antara lain peningkatan jumlan pelanggan, pengurangan NRW, dan perluasan infrastruktur jaringan perpipaan khususnya pada Kapasitas Terpasang. Model yang dikembangkan menawarkan wawasan tentang dinamika antara supply dan demand air minum, dan memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diadopsi oleh PERUMDAM untuk meningkatkan cakupan pelayanan.

This study aims to develop a supply-demand model for PERUMDAM Tirta Kahuripan in Bogor Regency with the objective of enhancing the coverage of drinking water services. Bogor Regency, which has the largest population in Indonesia, faces challenges in meeting drinking water needs due to population growth rates that do not match the expansion of water service coverage. To address this issue, this study employs a dynamic system approach to design and analyze the drinking water supply model. The methodology applied includes identifying key variables that affect the supply and demand for drinking water, collecting data through surveys and interviews with experts and respondents, and simulating scenarios of various water service policies using a dynamic system. The developed model is capable of replicating existing conditions and predicting outcomes from the implementation of different strategies. The research findings indicate that improvements in service coverage can be achieved through several strategies, including increasing the number of customers, reducing non-revenue water (NRW), and expanding the infrastructure of the pipeline network, especially in terms of installed capacity. The developed model provides insights into the dynamics between supply and demand for drinking water and offers policy recommendations that PERUMDAM can adopt to improve service coverage."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Widi Astari
"Munculnya konsep kota cerdas sebagai model kota terkini dapat menjadi suatu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan karena peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk. Dalam rangka mencapai keberhasilan kota cerdas, diperlukan pengukuran progres kematangan secara objektif sehingga keberhasilan kota cerdas tidak hanya sebatas pernyataan sepihak oleh pemerintah. Pengukuran kematangan juga berguna untuk menentukan prioritas pengembangan serta mengidentifikasi hambatan yang ada. Kabupaten Bogor sebagai wilayah kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia telah menerapkan konsep kota cerdas sejak tahun 2018, namun hingga kini masyarakat belum merasakan dampak yang signifikan berdasarkan data yang dihasilkan dari wawancara pra-penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini melakukan pengukuran progres kematangan kota cerdas dengan menggunakan enabler dalam konsep Garuda Smart City Model sebagai aspek prioritas yang perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor sebelum akhirnya memberikan perhatian penuh terhadap elemen kota cerdas secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mix method melalui survei secara daring, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Teknik pengambilan sampel survei menggunakan teknik nonprobabilita purposive sampling, begitupun dengan teknik pemilihan narasumber untuk wawancara. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 170 orang yang berasal dari enam kecamatan lokus penelitian. Data survei tersebut kemudian diolah dengan menggunakan IBM SPSS versi 25 dan Google Spreadsheet sehingga diperoleh analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level kematangan kota cerdas di Kabupaten Bogor dengan menggunakan enabler Garuda Smart City Model terdapat pada level integrative dengan nilai sebesar 60,19 poin. Namun, meskipun Kabupaten Bogor telah menempati level integrative, skor yang hanya berbeda 0,19 poin dari batas terbawah level tersebut (mendekati level scattered) membuat Smart City Kabupaten Bogor masih memiliki beberapa gambaran kondisi yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan baik. Adapun, enabler SDM memiliki skor 64,82 poin, lalu enabler teknologi memiliki skor 60,33 poin, dan enabler tata kelola memiliki skor 55,42 poin.

The emergence of Smart City concept as the latest city model can be an alternative solution to overcome problems caused by an increase in population growth. For the success of smart cities, it is necessary to measure the progress of maturity, so the smart cities are not only self-aggrandization by the government. Maturity measurement is also needed to determine development priorities and identify existing obstacles. Bogor Regency as the district with the largest population in Indonesia, has implemented the concept of a Smart City since 2018, but until now, the community has not felt significant impacts (based on data pre-study interview). This study aims to measure the progress of smart city maturity by using enablers in the Garuda Smart City Model concept as prioritized aspects that local government needs to consider before giving full attention to the overall elements of a smart city. This study uses a quantitative approach with a mixed methods data collection technique through online surveys, interviews, and document collection. The survey sampling technique uses non-probability purposive sampling, as well as the selection technique of interviewees. The number of respondents in this study was 170 citizens from six sub-districts. The survey data were processed by using IBM SPSS version 25 and Google Spreadsheet to obtain the descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that the level of smart city maturity in Bogor Regency using enablers of the Garuda Smart City Model is at an integrative level with a score of 60,19 points. However, even though Bogor Regency has reached the integrative level, a score that only differs by 0.19 points from the lower limit makes Smart City in Bogor Regency have several conditions that are still not fully integrated. Smart people enabler has a score of 64,82 points, smart technology enabler with 60.33 points, and smart governance enabler with 55,42 points."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>