Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Suryo Arwindo
"Kota Bekasi berfungsi sebagai penyangga kota Jakarta memiliki jumlah penduduk yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahun mencapai 3,73 persen. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan jumlah timbulan sampah juga akan mcningkat. Untuk itu perlu diketahui kondisi sistem pcngelolaan sampah dan daya dukung wilayah kota Bekasi untuk dapat menentukan strategi dalam mengelola dan mengurangi timbulan sampah kota Bekasi. Peningkatan jumlah timbulan sampah tersebut ddak diimbangi dengan sistem pengelolaan sampah yang sesuai, sehingga menimbulkan permasalahan dengan lingkungan. Dari pcrmasalahan tersebut maka dirumuskan tujuan penclitian ini, yaitu: 1) Mengetahui kondisi pengelolaan sampah kota Bekasi; 2) Mengevaluasi kondisi pengelolaan sampah kota Bekasi; dan 3) Merumuskan stratcgi pcngelolaan sampah sesuai dengan daya dukung wilayah kota Bekasi. Untuk menjawab tujuan pertama penelitian ini, digunakan metode observasi, wawancara dan studi literatur. Tujuan kedua menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis komparasi Serta untuk memmuskan strategi dengan menggunakan metode SWOT. Kondisi pengelolaan sampah Kota Bekasi dapat digambarkan sebagai berikut: pengelola formal masalah persampahan adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman, dengan sistem teknik operasional pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir, serta anggaran berasal dari APBD Kota Bekasi dan retribusi. Evaluasi pengclolaan sampah Kota Bekasi yang masih kurang adalah pada: penegakan hukum, sumber daya manusia (tenaga kerja), sistem pelayanan prasarana persampahan, penerimaan retlibusi, dan tingkat partisipasi masyarakat. Namun pengolahan sampah pada TPA Sumur Batu Kota Bekasi sudah baik. Daya dukung wilayah Kota Bekasi adalah daya dukung lingkungan yang berada di wilayah Kota Bekasi dan terdiri atas daya dukung fisik dan daya dukung sosial. Daya dukung fisik dalam penelitian ini lebih menekankan pada daya dukung Iahan, karena bcrkaitan dengan jumlah penduduk dan pernanfaatan Iahan di Kota Bekasi, sedangkan daya dukung sosial, menekankan pada pola konsumsi penduduk dan tingkat partisipasi penduduk yang akan dikaitkan dengan bidang persampahan. Strategi pengelolaan sampah yang sesuai dcngan daya dukmmg wilayah Kota Bekasi adalah: a) Peningkatan penegakan hukum atau peraturan dibidang persampahan; b) Membuat cluster pelayanan sampah untuk mempennudah pelayanan dan pemantauan; o) Penambahan jumlah tenaga keqia sesuai dengan kebutuhan; d) Peningkatan pcnerimaan retribusi; dan e) Mengubah tradisi masyarakat, membangun paradigma bahwa sampah memiliki potensi iebih dan memberikan ketrampilan kepada masyarakat dalam mengolah sampah.

The Bekasi city had a function of as buffer zone of Jakarta city, having the number of inhabitants who tended to increase each year. The growth rate of the inhabitants every year reached 3.73 percent. The increase in the number of inhabitants resulted in the number of waste generation will also increase. So must be learnt the condition for the carrying capacity of the Bekasi city territory to be able to determine the strategy in managed and reduced waste generation of the Bekasi city. The increase of waste generation has not comparable with appropriate solid wastes management system, it resulted in environmentally problems. The objective of this research according to problems is: l) To observe Belcasi City solid wastes management condition; 2) Evaluate Bekasi City solid wastes management condition; and 3) To determine the strategic management of solid waste based on carrying capacity of Bekasi City. Observation method interview, and literature study used to solve first objective. To solve second objective by use of descriptive analysis method and comparing analysis. SWOT method used to determine the strategy. Description of Bekasi City solid wastes management condition as follow: Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman as formal manager with operational .9/stem started in placing, collecting, transference, and final processing. Bekasi City solid wastes management financial based on Bekasi City APBD and retribution ke. Bekasi City solid wastes management condition still was received by the lack (less _#om standard), that is: law enforcement, human resources (man power), solid waste servicing system, retribution jee income, and the level of community's participation. However final solid wastes processing at Sumur Batu Bekasi City was received excess. Carrying capacity of Bekasi City consist of physical carrying capacity and social carrying capacity. The physical carrying capacity in this research more stressed on land carrying capacity, because of being linked with the number of inhabitants and the utilization of the land in the Bekasi City. Whereas the social carrying capacity, it stressed on the pattern of consumption of the inhabitants and the level of the inhabitant's participation that will be connected with wastes. The strategic management of solid waste based on carrying capacity of Belfast City is: a) Increasing in law enforcement or the regulation of solid wastes management; b) Make cluster the solid wastes services to facilitate the service and the monitoring; c) Increasing human resources (man power) based on requirement; th Increasing retribution fee income; and e) Changing the community is tradition, developed the paradigm that the waste had the potential more and gave skills to the community in processing the waste. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29209
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isaiah Kurnia
"Fakultas Teknik Universitas Indonesia merupakan salah satu fakultas rumpun ilmu sains dan teknologi universitas indonesia, yang berada di bawah Universitas Indonesia, dan termasuk ke dalam salah satu fakultas dengan penghasil limbah B3 cair dalam jumlah yang besar. Analisis dan simulasi pemodelan, melalui perangkat lunak VENSIM, dilakukan untuk limbah cair anorganik di laboratorium. Nilai laju timbulan yang didapatkan adalah sebesar 0,66 L/praktikan.minggu untuk Laboratorium Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, serta 3 L/praktikan.minggu untuk laboratorium Departemen Teknik Kimia. Hasil pemodelan selama 10 tahun menunjukkan bahwa timbulan limbah B3 cair anorganik memiliki nilai puncak sebesar 754,85 L. Nilai tersebut berpengaruh kepada pengujian total biaya pengelolaan, dengan besar Rp5.965.150,00, di minggu inisial. Dalam hal ini, skenario intervensi yang diberikan adalah penambahan luas TPS, penambahan jumlah pengangkutan, dan penggunaan thermal cracking unit. Analisis untuk ketiga skenario menunjukkan bahwa skenario terbaik adalah penambahan jumlah pengangkutan, dengan total biaya sebesar Rp13.765.150,00. Sesuai dengan hasil pemodelan, skenario tersebut akan diperlukan pada minggu ke 489, yang disebabkan lebih lanjut akibat kenaikan jumlah civitas FTUI, sebagai parameter yang paling sensitif terhadap perubahan timbulan limbah B3 cair anorganik. Keberadaan limbah anorganik yang berlebihan di lingkungan dapat memberikan dampak buruk jika secara kontinu tidak dilaksanakan fungsi pengelolaan yang memadai.

The Faculty of Engineering, University of Indonesia is one of the faculties of the science and technology cluster at the University of Indonesia, which is under the University of Indonesia, and is included in one of the faculties that produce large amounts of liquid B3 waste. Analysis and modeling simulations, via VENSIM software, were performed for inorganic wastewater in the laboratory. The generation rate obtained was 0.66 L/practitioner.week for the Laboratory of the Department of Civil and Environmental Engineering, and 3 L/practice.week for the laboratory of the Department of Chemical Engineering. The results of modeling for 10 years show that the generation of inorganic liquid B3 waste has a peak value of 754.85 L. This value affects the total management cost test, with an amount of IDR 5,965,150.00, in the initial week. In this case, the intervention scenario provided is to increase the TPS area, increase the number of transports, and use a thermal cracking unit. The analysis for the three scenarios shows that the best scenario is an additional number of transportation, with a total cost of IDR 13,765,150.00. In accordance with the modeling results, this scenario will be required in week 489, which is further due to the increase in the number of FTUI members, as the parameter that is most sensitive to changes in the generation of liquid inorganic B3 waste. The existence of excessive inorganic waste in the environment can have a negative impact if adequate management functions are not carried out continuously."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Risha Meilinda
"Di antara semua limbah medis, limbah cair merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan karena kemampuannya memasuki daerah aliran sungai, mencemari air tanah, dan air minum jika tidak ditangani dan dibuang dengan benar. Efektivitas pengelolaan limbah cair dan kualitas limbah cair masih menjadi masalah yang signifikan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, dimana limbah cair masih banyak yang tidak memenuhi standar baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pengelolaan limbah cair, efektivitas IPAL, kualitas limbah cair, dan strategi pengelolaan permasalahan efektivitas IPAL Rumah Sakit Swasta X Depok. Penelitian ini menggunakan metode mixed methods (kuantitatif deskriptif dengan desain studi kasus dan kualitatif dengan triangulasi konkuren dan analisis SWOT). Penelitian ini berlangsung dari Desember - April 2023 dengan menggunakan data sekunder periode Juli 2021 - Juni 2022. Standar regulasi yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.68/Menlhk/Setjen/Kum. 1/8/2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif (analisis univariat), analisis kualitatif, dan analisis SWOT. Manajemen pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit Swasta X Depok dapat terlihat dari aspek peraturan, kebijakan, dan perundang-undangan; aspek proses pengelolaan limbah cair; dan aspek monitoring dan evaluasi sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 7 Tahun 2019. Namun, aspek sumber daya manusia, sarana prasarana, dan dana belum sepenuhnya sesuai dengan Permenkes Nomor 7 Tahun 2019. Kualitas limbah cair (fisika, kimia, biologi) di bagian inlet dan outlet IPAL Rumah Sakit Swasta X Depok pada bulan Juli 2021 - Juni 2022 masih berfluktuasi. Efektivitas IPAL Rumah Sakit Swasta X Depok masih fluktuatif pada periode bulan Juli 2021 - Juni 2022. Strategi pengelolaan permasalahan efektivitas IPAL Rumah Sakit Swasta X Depok berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan, yakni strategi agresif. dengan lima rekomendasi inovatif untuk meningkatkan manajemen peningkatan efektivitas IPAL. Rumah Sakit Swasta X Depok dapat memastikan sumber limbah cair, menambahkan bak penampung sementara, memberikan pretreatment pada limbah cair, pemeriksaan hasil influen limbah cair setiap bulan, menyiapkan cadangan blower, pompa celup, saringan pasir lambat, serta menambahkan bak netralizing, alat pengukur klor, alat pengukur tekanan oksigen, sinar ultraviolet pada IPAL, komponen swapantau harian agar dapat meningkatkan efektivitas IPAL dalam menurunkan parameter pencemar limbah cair.

Among all medical wastes, wastewater poses a serious threat to human health and the environment due to its ability to enter watersheds, contaminate groundwater and drinking water if not handled and disposed of properly. The effectiveness of liquid waste management and the quality of liquid waste are still significant problems in health care facilities in Indonesia, where there are still many liquid wastes that do not meet quality standards. This study aims to analyze the management of liquid waste management, the effectiveness of the WWTP, the quality of the liquid waste, and strategies for managing the problem of the effectiveness of the IPAL of Private Hospital X Depok. This research uses mixed methods (quantitative descriptive with case study design and qualitative with concurrent triangulation and SWOT analysis). This research took place from March - April 2023 using secondary data for the period July 2021 - June 2022. The regulatory standard used as a reference in this research is the Regulation of the Minister of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia Number: P.68/Menlhk/Setjen/Kum. 1/8/2016 concerning Domestic Liquid Waste Quality Standards. Data analysis was performed by quantitative analysis (univariate analysis), qualitative analysis, and SWOT analysis. The management of liquid waste management at X Private Hospital Depok can be seen from the aspects of regulations, policies and legislation; aspects of the liquid waste management process; and monitoring and evaluation aspects are in accordance with Permenkes Number 7 of 2019. However, aspects of human resources, infrastructure, and funds are not fully in accordance with Permenkes Number 7 of 2019. The quality of wastewater (physics, chemistry, biology) in the inlet and IPAL outlets at Private Hospital X Depok in July 2021 - June 2022 are still fluctuating. The effectiveness of WWTP for Private Hospital X Depok is still fluctuating in the period July 2021 - June 2022. The strategy for managing the problem of IPAL effectiveness for Private Hospital X Depok is based on the SWOT analysis that has been carried out, namely an aggressive strategy with five innovative recommendations to improve management to increase the effectiveness of WWTP. Private Hospital X Depok can ensure the source of liquid waste, add temporary storage tanks, provide pretreatment of liquid waste, check the results of influent liquid waste every month, prepare backup blowers, submersible pumps, slow sand filters, and add neutralizing tanks, chlorine gauges, oxygen pressure gauges, ultraviolet rays in the WWTP, daily self-monitoring components in order to increase the effectiveness of the WWTP in reducing liquid waste pollutant parameters."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uly Amrina
"Sektor pengelolaan limbah domestik menghasilkan emisi GRK dalam jumlah signifikan. Pengelolaan air limbah di Indonesia didominasi dengan sistem on-site, akan tetapi minimnya studi mengenai emisi GRK dari kegiatan pengelolaan limbah pada sistem on-site. Sehingga pemilihan sistem pengolahan air limbah menentukan besarnya emisi yang dihasilkan seperti metana (CH4), karbon dioksida (CO2) dan dinitrogen oksida (N2O).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan memproyeksi emisi gas rumah kaca dari skenario BAU dan tiga alternatif skenario dari kegiatan pengelolaan air limbah dengan sistem setempat (on-site) di Kota Depok periode 2017-2040, serta merekomendasikan skenario terbaik dan alternatif strategi untuk mencapai target skenario tersebut dengan analisa SWOT. Ruang lingkup yang dihitung meliputi proses pengolahan air limbah domestik, proses pengolahan lumpur, konsumsi bahan bakar untuk pengumpulan lumpur, dan kegiatan konsumsi listrik untuk operasional IPLT dengan menggunakan metode IPCC (2006) dan faktor emisi. Data didapatkan dari kegiatan operasional IPLT, wawancara dengan pihak terkait, dan juga data masterplan Kota Depok.
Total emisi yang dihasilkan pada tahun 2017 sebesar 232,45 Gg CO2eq, yang terdiri atas 232,39 Gg CO2eq emisi langsung dan 0,0662 Gg CO2eq emisi tidak langsung. Emisi tersebut meningkat sebesar 70,51% di tahun 2040 berdasarkan kondisi BAU. Studi ini menunjukan bahwa skenario ketiga merupakan skenario terbaik dalam usaha penurunan emisi GRK, dimana penurunan mencapai 50,34% di tahun 2040 dari kondisi BAU, dengan intervensi berupa pemanfaatan biogas pada IPAL Komunal dan unit anaerobic digester di IPLT.

The biggest source of liquid waste is from household activities, so that good management of wastewater is very important so it does not cause problems for the environment or public health. Good management of wastewater also needs to take into account the emissions generated from the treatment. The selection of a wastewater treatment system determines the amount of emissions produced such as methane (CH4), carbon dioxide (CO2) and nitrous oxide (N2O).
The purpose of this study is to analyze and project greenhouse gas emissions from the BAU scenario and three alternative scenarios from on-site wastewater management activities in Depok City for the 2017-2040 period, and recommend the best scenarios and alternative strategies to achieve the target scenario is a SWOT analysis. Emission levels are calculated from domestic wastewater treatment processes, sludge treatment processes, fuel consumption for mud collection, and electricity consumption activities for the IPLT operation using the IPCC method in 2006.
Total emissions generated in 2017 amounted to 232.45 Gg CO2eq, which consists of 232.39 Gg of direct emissions CO2eq and 0.0662 Gg of indirect emissions CO2eq. These emissions increased by 70.51% in 2040 based on BAU conditions. This study shows that the third scenario is the best scenario in reducing GHG emissions, where the decline reached 50.34% in 2040 from BAU conditions, with interventions in the form of biogas utilization in Communal WWTPs and anaerobic digester units in the IPLT.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyan Adli
"Sampel limbah cair laboratorium telah diturunkan kadar logam beratnya dengan metode presipitasi dan metode adsorpsi dengan menggunakan Natrium Sulfida, Natrium Karbonat, dan Natrium Hidroksida sebagai precipitating agent serta menggunakan variasi jenis karbon aktif dan zeolite sebagai adsoben. Jumlah precipitating agent yang ditambahkan divariasikan dan telah didapatkan nilai presipitasi yang maksimal dicapai dengan menggunakan penambahan Natrium Sulfida sebanyak 250 mg/ 100 mL limbah. Presipitasi ini mampu mengendapkan logam-logam berat dari sampel limbah yaitu: Cu terendapkan sebanyak 97,54%, Pb terendapkan sebanyak 90.90%, Cd terendapkan sebanyak 93.48%, Co terendapkan sebanyak 70,55%, dan Zn terendapkan sebanyak 91,58%. Adsorpsi dilakukan pada sampel yang telah dipresipitasi, dengan menvariasikan massa adsorben yang digunakan. Adsorpsi dengan karbon aktif B lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif A dan mampu menyerap logam berat sebanyak 36,90% dari juga menjernihkan warna dan bau dari limbah. Sedangkan adsorpsi dengan zeolit sebagai adsorben mampu menyerap 40,57% logam berat yang terdapat pada sampel.

Abstract
Sample of laboratory waste water has been treated in order to reduce the heavy metal concentration with precipitation and adsorption method. In this research, Sodium Sulfide, Sodium Carbonate, and Sodium Hydroxide were used as the precipitating agent and actived carbon and Zeolite were used as the adsorbent. The amount of the precipitating agents and the adsorbents were variated and the maximum number of precipitaion is achived by using 250 mg Sodium Sulfide. This precipitation can reduce the concentration of heavy metals studied, such as: 97.54% for Cu, 90.90% for Pb, 93.48% for Cd, 70.55% for Co, and 91.58% for Zn. Adsorption were conducted using the wastewater treated by the optimum precipitation with different mass of actived carbon and zeolite as the variation. As the result, actived carbon B adsorbs heavy metals better than actived carbon A which reducing 36.90% of heavy metals and clearing the color and the odor from wastewater sample. Therefore, zeolite adsorbs 40.57% of heavy metals in the sample."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Azamia
"Pencemaran lingkungan menyebabkan rusaknya lingkungan yang berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya berasal dari industri, domestik, dan laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengolahan limbah dengan metode koagulasi dan adsorpsi untuk menurunkan kadar organik serta logam berat Fe, Mn, Cr. Jenis koagulan yang digunakan: Tawas, PAC, Trimer 3626, dan Trimer 6784 menggunakan uji jar dalam metode koagulasi. Kondisi optimum yang diperoleh adalah konsentrasi koagulan trimer 6784 sebanyak 19,2 mg/100 mL sampel dengan kisaran pH 4-7 pada suhu ruang. Pengolahan limbah secara koagulasi dapat menurunkan TSS = 69,13 %, TDS = 46,95 %, DHL = 72,33 %, kekeruhan = 93,5 %, KMnO4 = 48,89 %, kadar organik (COD) = 7,4 %, dan kadar logam berat Fe = 85,53 %, Mn = 55,84 %, Cr = 43,07 %. Sedangkan, nilai pH menjadi tinggi dan nilai suhu tetap. Proses adsorpsi dengan karbon aktif dapat menurunkan kadar organik (COD) = 58,53 %, namun terjadi peningkatan kadar logam Fe = 3,95 %, logam Mn = 63,8 %, dan logam Cr = 7,5 %. Sedangkan, adsorpsi dengan zeolit dapat menurunkan kadar organik (COD) = 54,61 % serta logam Cr = 38,67 %, namun terjadi peningkatan kadar logam Fe = 1,22 % serta logam Mn = 11,02 %. Kadar organik setelah adsorpsi menurun 58,53 % dengan karbon aktif dan 54,61 % dengan zeolit, namun masih jauh di atas baku mutu limbah cair menurut KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Bad environment makes the environment damage which can effect to another live creatures in around. This phenomenon is sourced by waste water which from many places such as industry, domestic, and laboratory. The purpose of this research is to do waste water treatment by coagulation and adsorption method to decrease organic content and heavy metal Fe, Mn, Cr. Some kinds of coagulation materials are Tawas, PAC, Trimer 3626, and Trimer 6784. It is used by jar test instrument in coagulation method. The optimum condition which is appropriate with waste water chemistry laboratory is by increasing Trimer 6784 coagulation material?s concentration 19,2 mg/100 mL sample with range pH 4-7 in room temperature. Waste water treatment by coagulation method can decrease TSS = 69,13 %, TDS = 46,95 %, DHL = 72,33 %, turbidity = 93,5 %, KMnO4 = 48,89 %, organic content (COD) = 7,4 %, and heavy metals Fe = 85,53 %, Mn = 55,84 %, Cr = 43,07 %.. Besides, the value of pH become high and the temperature is constant. Adsorption process with active carbon can decrease (COD) = 58,53 %, but it can increase Fe = 3,95 %, Mn = 63,8 %, and Cr = 7,5 %. In the other hand, adsorption with zeolite can decrease (COD) = 54,61 % and Cr = 38,67 %, besides it can increase Fe = 1,22 % and Mn = 11,02 %. The organic content is also decrease after adsorption process 58,53 % with active carbon and 54,61 % with zeolite, but it is not too significant and still over from the standard quality waste water from KEP-51/MENLH/10/1995 about Standard Quality of Waste Water Liquid for Industry Activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42511
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nahampun, Hery Syamsius
"Skripsi ini membahas pelaksanaan prosedur tetap pengelolaan limbah cair RSUT Tangerang Tahun 2009 dilihat dari sisi kepatuhan petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan limbah cair Rumah Sakit Umum Tangerang telah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya maksimal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan kinerja dan menjaga konsistensi perilaku kepatuhan petugas
Instalasi Pengolahan Air Limbah yaitu dengan mengintensifkan koordinasi antar petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah saat, mengadakan diskusi antar petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah, evaluasi di awal dan akhir pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah cair."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Vidi Salsabila
"ABSTRAK
Pemakaian air pada sektor rumah tangga salah satunya untuk mandi yang secara tidak langsung dihasilkan limbah cair domestik atau limbah rumah tangga yang mengandung sampo. Sampo mengandung berbagai zat kimia seperti logam seng (Zn), surfaktan, pewarna, pengawet yang dapat mencemari lingkungan, serta memiliki kadar COD yaitu 180-410 mg/L dan BOD yaitu 90-180 mg/L. Penelitian bertujuan untuk menguji kinerja dan efektivitas menggunakan Advanced Oxidation Process atau Proses Oksidasi Lanjut dengan metode ozonasi, perokson, dan ozonasi dengan adsorpsi karbon aktif dengan mengevaluasi pengaruh dosis ozon dan dosis karbon aktif terhadap kandungan akhir senyawa organik pada limbah cair sintetik sampo. Penelitian diawali dengan menguji kinerja ozonator dan laju alir ozon yang digunakan, menguji kuantifikasi radikal OH, yang dilanjutkan dengan pengolahan limbah dan analisis parameter kadar COD, TDS, surfaktan, serta logam. Terdapat dua perlakuan pengolahan limbah cair sintetik sampo yang terbukti menghasilkan penyisihan COD dengan nilai terbesar atau optimum, yaitu menggunakan kombinasi ozonator B dengan injeksi H2O2 sebanyak 4 kali menyisihkan COD sebesar 28,48% serta kombinasi ozonator B dengan adsorpsi GAC sebanyak 150 gram sebesar 32,99%.

ABSTRACT
Water is used in the household sector, which includes used of water for bathing that indirectly produced domestic liquid waste that contains shampoo liquid waste. Shampoo contains various chemicals such as zinc (Zn), surfactants, dyes, preservatives that can pollute the environment, also have COD levels of 180-410 mg/L and BOD levels 90-180 mg/L. The study aims to examine the performance and effectiveness using Advanced Oxidation Process with ozonation, peroxone, and ozonation with adsorption of activated carbon methods by evaluating the effect of ozones dosage and activated carbon dosage on the final organic compounds in synthetic shampoo liquid waste. The study began by testing the performance of the ozonator, the ozone flow rate that is used, and quantification of OH radicals, followed by the waste treatment and determining COD, TDS, surfactants, and metals levels as the parameter that matters. There are two treatments of synthetic liquid waste treatment which are proven to produce the COD removal with the greatest or optimum value, that is using a combination of ozonator B by injecting H2O2 4 times to decrease the COD levels by 28,48% and a combination of ozonator B with GAC adsorption of 150 grams by 32,99%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono Bintang Nurcahyo
"Pesatnya pembangunan sangat berdampak pada penurunan kulitas air. Kegiatan industri, pertambangan, pertanian, atau kegiatan yang lainnya, telah menjadikan air sebagai alat pemenuhan konsumsi. Badan air yang tercemar akan sangat berbahaya apabila digunakan sebagai sumber baku air minum dan keperluan MCK bagi warga. Untuk itu, diperlukan adanya proses pengolahan air limbah domestik dan industi, sehingga air tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Pengolahan air limbah memerlukan suatu alat yang terdiri dari unit-unit pengolahan air limbah. Setiap unitnya sangat berpengaruh terhadap pengolahan yang dilakukan dan dapat ditunjukkan dengan parameter-parameter pengolahan air limbah seperti DO, BOD, COD dan lain-lain. Akan tetapi untuk mengolah air limbah yang akan dialirkan ke badan-badan air yang ada memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga suatu unit pengolahan air limbah. Sehingga diperlukan suatu penelitian dan pengembangan alat pengolahan limbah, sehingga dapat mengurangi biaya.
Salah satu alat yang telah ditemukan adalah dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa yang disebut dengan aerator pump. Penggabungan fungsi ini dilakukan dengan menghilangkan pompa dan menggantinya dengan blower yang menggunakan prinsip airlift pump untuk menarik lumpur yang berasal dari bak sendimentasi, dimana digunakan suatu rotating blade atau baling-baling. Alat penemuan Ir. Agus subiyakto, MSc. ini telah digunakan selama kurang lebih 9 tahun dan mencapai hasil yang cukup memuaskan. Namun saat ini masih kurang efektif untuk air limbah yang mengandung benang atau serat, sehungga mengganggu kinerja dari alat tersebut. Untuk mengatasinya akan dipergunakan fixedscrew cylinder sebagai pengganti dari rotating blade. Hal inilah yang akan mendasari penelitian pengolahan air limbah yang hemat energi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tekanan udara pada kanal bersudut 60_ dengan luas 49.5 mm_ pada aerator pump yang digunakan terhadap kinerja alat jika air limbah yang diolah mengandung serat atau benang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel berupa air bersih, air+tissue, dan air+clay. Dalam penelitian ini akan didapatkan besarnya perbandingan nilai debit udara (Qu) dan debit air (Qa) yang diperlukan untuk kinerja alat pengolahan ini. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh pengolahan air limbah dengan menggunakan alat ini, dilakukan pengukuran DO (Dissolved Oxygen) pada inlet dan outlet. DO yang dihasilkan merupakan parameter efektivitas kinerja alat ini. Penelitian akan dilakukan di labotarium teknik penyehatan dan lingkungan di Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Alat dalam penelitian diharapkan dapat memenuhi target dan tujuan awal dari pembuatan alat pengolahan air limbah, yaitu menciptakan suatu alat pengolahan limbah yang hemat energi. Secara umum, target yang ingin dicapai dengan penggunaan aerator pump ini adalah meningkatkan kecepatan transfer O2 sehingga kadar DO yang terkandung akan menngkat, dengan memanfaatkan prinsip airlift pump yang mampu mengefesiensikan energi, sehingga mampu menciptakan suat alat pengolahan limbah yang lebih ekonomis.

Water quality is affected by development in our countries. Industrial activity, mining, farming, and others activity have became water as consumption. Polluted water is danger if it is consumed by people. So, water treatment is very usefull to produce clean water. Water treatment consist by several units and indicated by parameters as DO, BOD, COD, etc. The existing water treatment is very expensive, so research and innovation is important to reduce cost.
One of innovation is to combine aeration and pump action in one new unit that is called aerator pump. Aerator pump omits the pump and replaced by blower that use airlift pump concept. This concept is usefull to pull mud from sedimentation unit. In this research, iixedscrew cylinder was designed to replace rotating blade that uneffetive for water waste that contains debris.
This research is aim to find the effect of air pressure variation in 60° and 49.5 mm! canal in aerator pump. To achieve the goal. this researh use three kind of sample i.e. clean water sample, water+tissue sample, and water+clay sample.
The comparation value of air debit (Qu) and water debit (Qn) is important parameter to describe t|1e works of aerator pump. And DO (Dissolved Oxygen) is parameter to get the effcctivity of aerator pump.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalidah Nurul Azmi
"ABSTRACT
Air limbah domestik memberikan kontribusi yang besar terhadap pencemaran air di wilayah perkotaan. Hal ini salah satunya disebabkan oleh penerapan pengolahan air limbah domestik yang belum optimal. Penelitian tentang kombinasi biofilter aerobik dengan media plastik sarang tawon MPST dan media kerikil MK dilakukan untuk mengolah air limbah domestik. Pemilihan proses mempertimbangkan baku mutu air limbah domestik yang berlaku saat ini dan sasaran penerapannya untuk skala individual. Kombinasi proses pada HRT 24 jam rata-rata menurunkan COD, NH3-N, dan TSS air limbah domestik masing-masing sebesar 84,09, 81,62, 93,9. Sementara itu, pada HRT 36 jam rata-rata menurunkan COD, NH3-N, TSS masing-masing sebesar 76,68, 97,67, 85,04. Efisiensi penurunan selain dipengaruhi oleh variasi HRT juga dipengaruhi oleh perlakuan yang harus diberikan pada HRT 24 jam untuk meningkatkan kinerja reaktor, yaitu perubahan HRR dan tipe aerasi. Perubahan HRR dari 1 ke 0,25 aerasi samping meningkatkan kinerja reaktor dalam menurunkan COD dari 81,5 menjadi 88,05, NH3-N dari 77,23 menjadi 81,7, TSS dari 93,43 menjadi 96,35. Perubahan tipe aerasi dari aerasi samping coarse bubble menjadi aerasi merata fine bubble dengan kondisi HRR 0,25 meningkatkan kinerja reaktor dalam menurunkan NH3-N dari 81,7 menjadi 89,56 , sementara COD turun dari 88,05 menjadi 82,22 dan TSS turun dari 96,35 menjadi 90,66. HRT 36 jam dipilih sebagai HRT optimum dengan kondisi aerasi merata dan HRR 0,25. Hal ini terkait efisiensi penurunan NH3-N yang sangat tinggi karena kondisi DO >2 mg/L dengan aerasi merata dan dalam waktu tinggal yang lebih lama, serta semua parameter masih berada di bawah baku mutu.

ABSTRACT
Domestic wastewater contributes greatly to water pollution in urban areas. One of the reason is the application of domestic wastewater treatment that has not been optimal. The research of aerobic biofilter combination with honeycomb plastic media MPST and gravel media MK to treat domestic wastewater was done. Selection of the process considered the effluent standard and its implementation for individual scale. Combination process in HRT 24 hours reduced COD, NH3 N, TSS of domestic wastewater on average by 84,09, 81,62, 93,9, respectively. Meanwhile, HRT 36 hours reduced COD, NH3 N, TSS on average 76,68, 97,67, 85,04, respectively. These removal efficiencies were influenced by HRT variation and some treatments in HRT 24 hours to improve reactor performance, i.e. HRR and aeration type changes. The change of HRR from 1 to 0,25 side aeration improved reactor performance in reducing COD from 81,5 to 88,05, NH3 N from 77,23 to 81,7, TSS from 93,43 to 96,35. The change of aeration type from side aeration coarse bubble to fine aeration fine bubble with HRR 0,25 increased reactor performance in reducing NH3 N from 81,7 to 89,56, while COD decreased from 88,05 to 82,22 and TSS decreased from 96,35 to 90,66. HRT 36 hours was selected as optimum HRT with fine aeration and HRR 0,25 condition. This considered the highly removal efficiency of NH3 N due to DO 2 mg L with fine aeration and in longer HRT, and all parameters still below the effluent standard."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>