Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sariana Sistri
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2002 jumlah penduduk Indonesia sekitar 215 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk antara tahun 2000-2002 sekitar 1,25%, maka terjadi penambahan penduduk sekitar 7,3 juta setiap tahunnya.
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program KB adalah Tora! Fertility Rare (TER), TPR pada SDKI tahun 1997 sebesar 2,8 dan SDKI 2003 diketahui TFR sebesar 2,6, dan CPR (Contraceptive Prevalence Rafe) di Indonesia dalam kurun waktu dua dasawarsa terjadi peningkatan dua kali lipat dari tahun 1977 yaitu 26 menjadi 57 pada tahun 1997.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Iama kelangsungan pemakaian kontrasepsi sejak pertama kali pemakaian daiam periode 1997-2002 dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain penelitian dengan menggunakan metode crossectional dibuat menjadi kohort retrospektf, karena uji statistik yang digunakan adalah uji statistik analisis survival, dengan menggunakan data skunder SDKI 2002-2003, dengan jumlah sampel 5072 sampel.
Hasil penelitian didapatkan lama kelangsungan pemakaian kontrasepsi dalam periode 1997-2002 di Indonesia sejak pertama kali pakai hingga pemakaian 72 bulan adalah 50,32%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi adalah tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu.
Untuk meningkatkan kelangsungan pemakaian kontrasepsi hendaknya kepada pembuat dan menentu kebijakan untuk lebih meningkatkan pengetahun akseptor melalui penyuluhan dengan berbagai cara baik melalui media cetak maupu elektronik.

ABSTRACT
lt has been known that Indonesia is the fourth largest population in the world, alter People Republic of China, India, and United States. At the year of 2002, Indonesia total population is about 215 million, with a growth rate between 2000 and 2002 is about 1.25% then the number is added about 7.3 million people every year.
The success of the Family Plarming Program is recognized by its indicators, namely Total Fertility Rate (TFR) and Contraceptive Prevalence Rate (CPR). The TFR at SDKI 1997 is 2.8 and in SDKI 2003 are 2.6. While CPR. for two decades has increasing double fold from 26 in 1977 to 57 in 1997.
The study is carried out in order to know the length of continuation on contraception use since the first time, in the period of 1997-2002 and factors related. The design of the research is using a cross sectional method with a retrospective cohort, as one of statistic tests use is the survival analysis. Data is using a secondary data of SDKI 2002-2003 on 5,072 samples.
The result of the study showed that contraception continuation since it first time until 72 months continuation is 50.32%. Factors related to the continuation are level of education and occupation of the mother.
To increase the contraception continuation use, suggestion addresses to the decision and policy makers, in which should elevate the acceptor?s knowledge through IEC exposures of several ways, such as printed or electronic media."
2008
T21094
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Mashfufah
"Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan penduduk. Sesuai dengan komitmen pembangunan nasional yang pada hakekatnya bersifat adil, demokrasi, terbuka, partisipatif dan terintegrasi, maka pada saat ini, pemerintah berupaya mengurangi kesenjangan pembangunan yang terjadi antar daerah, terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, rawan konflik/bencana, aksesibilitas yang rendah serta infrastruktur yang terbatas yang dikenal dengan Daerah Tertinggal.
Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan adalah besarnya beban yang ditanggung oleh satu keluarga. Semakin banyak jumlah anak, berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota rumah tangganya. Bagi daerah tertinggal, angka pertambahan jumlah penduduk akan menjadi beban tersendiri, padahal sumber daya daerah tersebut sangat terbatas. Dengan demikian, program yang perlu diprioritaskan oleh Daerah Tertinggal adalah program KB.
Dan hasil analisis SDKI 2002-2003, menunjukkan bahwa prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 60%, sedangkan untuk Daerah Tertinggal, belum ada data tentang prevalensi pemakaian kontrasepsi. Dengan penelitian ini, diharapkan akan didapatkan gambaran tentang pemakaian kontrasepsi, faktor-faktor yang berhubungan, serta faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal Indonesia yang terdaftar dalam SDKI 2002-2003.
Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data SDKI 2002-2003 dengan desain cross sectional, dengan populasi berjumlah 1315 wanita usia subur yang tersebar di 9 propinsi. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi analisis regresi logistic ganda. Analisis mencakup analisis univariabel, analisis bivariabel dengan Khi Kuadrat dan regresi logistik sederhana serta analisis multivariabel dengan regresi logistik multivariat.
Hash analisis menunjukkan prevalensi pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal masih rendah (45,9%) dan faktor sosiodemografi yaitu pendidikan responder, pekerjaan responden, jumlah anak yang dilahirkan mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi, sedangkan faktor akses terhadap media/informasi yang mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi adalah akses media televisi, akses informasi melalui keluarga, teman/tetangga serta akses informasi melalui tokoh masyarakatlagama. Dui 6 faktor tersebut, faktor jumlah anak yang dilahirkan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi.
Berdasarkan hasil di atas, untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Tertinggal, disarankan agar dibentuk kerjasama lintas sektoral antara Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, BKKBN dan Depkes dalam penguatan kelembagaan dan jaringan KB serta perlunya peningkatan promosi dan informasi KB, balk melalui media televisi, peningkatan peran tokoh masyarakatlagama dan petugas kesehatan/KB. Sedangkan dari hasil penelitian terhadap faktor pendidikan, disarankan bagi Departemen Pendidikan bekerjasama dengan Kementerian PDT untuk lebih memperhatikan tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Tertinggal.

The parameter of a successful development of the nation is a noted of the increasing on its citizen's well being. As the national development commitment, which has characteristics on fairness, democracy, openness, participated, and integrated, the government is try to reduce the disparity of the development between regions in Indonesia, especially to those area that remote, at risk for natural disaster or conflict, having low accessibility, and Iimited on infrastructures, that we know as underprivileged areas.
One of factor that influence the level of citizen's well being is the dependency ratio of the family has. The more they have children, the more they likely to have greater family members dependency and have to responsible in fulfilling the need for their family members, materially and spiritually. In case of underprivileged areas, the increase on population number will be another burden, as they only have limited resources. Therefore, a program that has to be prioritized is a Family Planning Program.
Results from the prior analyses of Indonesia DI-IS 2002 - 2003 showed that the contraceptive use prevalence of Indonesia is as high as 60%, but there in no figure for the underprivileged areas. Therefore, a continuation analyses of the data has been conducted in order to describe on factors related on contraceptive uses, as well as the most factors related to the contraceptive uses among women at reproductive age (WRA) at underprivileged areas that Iisted on Indonesia DHS 2002 - 2003.
There are 9 (nine) provinces listed as underprivileged areas that comprises in number of population on WRA as 1315 people. The data is analyzed using double logistic regression, which consists of univariable analyses, bivariable analyses with Chi-square and simple logistic regression, and multivariable analyses with multivariate logistic regression.
Analyses has showed that contraceptive use prevalence among WRA at underprivileged areas is still low (45.9%) and socio-demographic factors such as education, occupation, and number children ever born (CEB), is related significantly with the contraceptive use. While factors on access to media/information that also have significantly related with contraceptive use are television, family/friends/neighbors, and community/religious leaders. From those 6 (six) factors, CEB is the most or dominant factor that related to contraceptive uses.
Regarding to the analyses results, in order to accelerate the people's well being at the underprivileged areas, it is suggested that there should be a strong inter-sectors collaboration between National Ministry on The Development of Underprivileged Areas, National Family Planning Coordination Board and Ministry of Health to enhance the institutional and networking on promoting and dissemination of the information on Family PIanning through television, increase the role of community/religious leaders, as well as its FP providers. Another important findings upon education factors, it is suggested that collaboration between Ministry of National Education and National Ministry on The Development of Underprivileged Areas is also needed in order to increase the level of education among people at the underprivileged areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Adhani Pasundani
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat akan mendatangkan
berbagai permasalahan dikemudian hari, selain itu angka kematian ibu (AKI) masih
tinggi yang diakibatkan salah satunya oleh terlalu dekat jarak kelahiran sehinga perlu
dilakukan pengendalian atau pengontrolan pertumbuhan penduduk melalui program
keluarga berencana..Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-fakor yang
berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi pada pengguna metode kontrasepsi jangka
panjang non permanen di Indonesia analisis SDKI tahun 2017. Desain yang digunakan
dalam peneltian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 8.238,
sampel yang diambil berdasarkan total sampling data yang termasuk kriteria inklusi dan
eklusi penelitian. Analisis bivariate dan multivariate menggunakan regresi logistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58,4% menggunakan implan, 41,6%
menggunakan IUD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi
pada penggunaan MKJP non permanen adalah faktor umur, pendidikan,status ekonomi,
wilayah tempat tinggal, dan jumlah anak. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan
secara statistik adalah faktor status bekerja, diskusi KB dengan suami, kunjungan
petugas lapangan, dan informasi media masa.

ABSTRACT
The increasing number of Indonesias population will continue to cause various
problems in the future, besides that the maternal mortality rate (MMR) is still high due
to one of them being too close to birth spacing so that it is necessary to control or
control population growth through family planning programs. is to find out the factors
related to the selection of contraception among users of long-term non-permanent
contraception methods in Indonesia. The 2017 IDHS analysis. The design used in this
study was cross sectional with a research sample of 8,238, samples taken based on total
sampling data included study inclusion and exclusion criteria. Bivariate and
multivariate analysis using logistic regression. The results of this study showed that
58.4% used implants, 41.6% used IUDs. Factors related to the choice of contraception
in the use of long-term non-permanent contraception methods are age, education,
economic status, area of residence, and number of children. While factors that are not
statistically related are work status, family planning discussions with her husband, field
officer visits, and mass media information"
2019
T55325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G. Ayu Sindy Prabayuni
"Adanya kesenjangan antara perkembangan reproduksi remaja dengan informasi kesehatan reproduksi meningkatkan angka penyakit menular seksual dan kehamilan remaja. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi pada remaja seksual aktif di Indonesia tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI-KRR 2012. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi variabel-variabel penelitian. Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variaben dependen. P value<0,05 menunjukkan hubungan bermakna secara statistik.
Hasil univariat menunjukkan remaja seksual aktif yang tidak menggunakan kontrasepsi ketika berhubungan seksual ialah 62,1%. Hasil bivariat menunjukkan adanya hubungan dengan penggunaan kontrasepsi, diantaranya jenis kelamin (OR= 0,519) pendidikan (OR= 1,517); pengetahuan (OR= 1,663); tempat tinggal (OR=1,536); keterpaparan informasi (OR=2,317); pengaruh teman sebaya (OR: 1,452).
Remaja perlu dibekali informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta pelayanan kontrasepsi khusus bagi remaja seksual aktif. Selain itu, masyarakat juga perlu diberikan informasi mengenai kondisi riil remaja dewasa ini secara terus menerus agar turut dapat berperan dalam pencegahan perilaku berisiko remaja.

The gap between the development of the adolescent and reproductive health information will increase rates of sexually transmitted diseases and teenage pregnancy. This study is aimed to determine the factors associated with the use of contraception in sexually active adolescents in Indonesia, 2012.
The study was cross-sectional design and by using secondary data, SDKI-KRR 2012. Univariate analysis is used to see the distribution of the study variables. Bivariate analysis is used to examine the relationship between independent variables and the dependent variable. P values <0.05 indicates a statistically significant relationship.
Univariate results show that sexually active adolescents do not use contraception when sexual intercourse is 62.1%. Bivariate results indicate an association with the use of contraception, including gender (OR = 0.519); education (OR = 1.517); knowledge (OR = 1.663); residence (OR = 1.536); exposure information (OR = 2.317); peer influence (OR: 1.452).
The information and counseling of adolescent reproductive health need to be improved in order to prevent the risks of reproductive health. For sexually active adolescent, they need to get services from provider about the contraception. The society also need to be participated to prevent the adolescent’s risk behavior.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Eko Cahyono
"Pemerintah dalam hal ini adalah BKKBN berusaha untuk melakukan pengalihan kontrasepsi dari Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP) yaitu pil, suntik, kondom beralih pada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu IUD dan Implant. Hal ini dilakukan karena menurut POGI, IDI, IBI, BKKBN, dll alat kontrasepsi MKJP terutama IUD mempunyai keefektifan yang tinggi serta termasuk alat kontrasepsi non hormonal. Untuk itu peningkatan pemakaian IUD menjadi penting terutama menurunkan tingkat ketidaklangsungan pemakaian IUD yang berdasarkan data SDKI 2002/2003 sampai SDKI 2007 mengalami peningkatan.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pola dan perbedaan ketidaklangsungan pemakaian IUD di Indonesia, pengaruh pengaruh faktor - faktor sosio-demografi, rumah tangga dan KB terhadap ketidaklangsungan pemakaian IUD di Indonesia, data yang digunakan dari data sekunder SDKI 2007, unit analisis dalam penelitian adalah data historis pemakaian IUD dalam kalender SDKI 2007, dengan durasi pemakaian IUD sebagai varibel terikat, faktor sosiodemografi (tempat tinggal, tingkat pendidikan pemakai IUD, status bekerja pemakai IUD), rumah tangga (intensitas diskusi dengan suami tentang KB setahun yang lalu, keputusan untuk ber KB), KB (sumber mendapatkan alkon terakhir kali, pernah memakai alat/ cara MKJP) sebagai variabel bebas, menggunakan metode analisis regresi Cox.
Hasil analisis adalah persentase ketidaklangsungan pemakaian IUD lebih tinggi pada perempuan usia 15 - 49 tahun yang tinggal di perdesaan, berpendidikan rendah, bekerja, tidak sering diskusi atau membicarakan tentang KB, sumber mendapatkan alkon dari lainnya (swasta dan lainnya), pengambilan keputusan untuk ber KB oleh suami dan lainnya, pernah memakai alat/ cara MKJP dan risiko berhenti atau putus pakai lebih tinggi pada perempuan usia 15 - 49 tahun yang tinggal di perdesaan, berpendidikan rendah, bekerja, tidak sering melakukan diskusi, sumber mendapatkan alkon dari lainnya (swasta dan lainnya), pengambilan keputusan untuk ber KB oleh suami dan lainnya, pernah memakai alat/ cara MKJP.

Government in this case is trying to do the transfer BKKBN contraception Contraception Methods of Non Long Term (Non-MKJP) ie pills, syringes, condoms switch on Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) that IUDs and implants. This was done because according POGI, IDI, IBI, BKKBN, etc. MKJP especially IUD contraceptives have high effectiveness as well as including non-hormonal contraceptives. For that increased use of IUDs to be important, especially lowering the level of indirectness that IUD usage based on data from Demographic and Health Survey 2007 Demographic and Health Survey 2002/2003 to increase.
So this study aims to find and study the patterns and differences in the use of IUDs in Indonesia indirectness, the influence of the influence of factors - socio-demographic factors, household and family planning to the indirectness of IUD usage in Indonesia, the data used secondary data from Demographic and Health Survey 2007, the unit of analysis in the study were IUD use historical data in the calendar IDHS 2007, with duration of use of IUDs as a bound variable, sociodemographic factors (residence, education level of IUD users, users of IUDs work status), household (the intensity of family planning discussion with your husband about a year ago, the decision to air KB ), KB (source get Alkon last time, ever use a tool / way MKJP) as independent variables, using Cox regression analysis.
The results of the analysis is the percentage of indirectness IUD use is higher in women aged 15 - 49 years living in rural, less educated, working, not often discussion or talk about birth control, get Alkon from other sources (private and others), the decision to air KB by the husband and the other, they had used / how MKJP quit or drop out and risk life was higher in women aged 15 - 49 years living in rural, less educated, working, do not often have discussions, get Alkon from other sources (private and other ), the decision to her by her husband and other family planning, ever use a tool / way MKJP.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29674
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto Teguh Widodo
"ABSTRAK
Kesetaraan gender dalam keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk peran dan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri, Pengasuhan, perawatan dan kesehatan anak dalam keluarga merupakan kepentingan dan tanggung jawab bersama. Sehingga suami dan isteri mernpunyai tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan kualitas kesehatan keluarga termasuk persoalan menyusui. Masih popular pendapat bahwa praktek pemberian ASI hanya urusan ibu. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayah. Secara kasat mata memang ayah tidak bisa ikut-ikutan menyusui anaknya, tetapi sebenarnya ia mempunyai peran sangat besar dalam membantu keberhasilan istri dalam menyusui bayinya. suami juga sangat berperan dalam menciptakan suasana nyaman dan tenang yang membuat kondisi psikis istrinya dalam keadaan sehat. pada waktu bayi mulai mengisap payudara ibu, akan terjadi dua refleks yang akan menyebabkan ASI keluar, yaitu refleks produksi ASI (refleks prolaktin) dan refleks pengaliran AS1 (let down reflex). Pada lei down reflex peran ayah sungguh besar.
Penelitian ini berfokus pada analisis hubungan peranan perempuan dalam keluarga dan praktek pemberian ASI di Indonesia. Tujuan penelitian melihat hubungan percanan perempuan dalam keluarga dan peta perbedaan praktek pemberian ASI saja. Data yang digunakan dalam penelitian adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. Reponden penelitian adalah perempuan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin, melahirkan dan menyusui anak terakhir. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode infrensial. Metode deskriptif untuk melihat indikasi hubungan kesetraan gender dan praktek pemberian ASI, dan metode inferensial untuk menguji apakah peranan ibu dalam keluarga dengan variabel babas lain mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI saja.
Hasil penelitian menggunakan model logistik biner menunjukkan ke dua variabel peranan ibu di bidang ekonorni dan di bidang sosial dalam keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap praktek pemberian ASI saja. Ibu yang mempunyai peranan dalam keluarga di bidang ekonomi mempunyai peluang 1,15 kali lebih besar dibanding pada ibu yang tidak setara secara statistik signifikan (nilai p --0,008). Selanjutnya, ibu yang mempunyai peranan di bidang sosial dalam keluarga berpeluang 1,24 kali lebih besar di banding yang tidak setara (nila p 0,021) signifikan secara statistik pada taraf kepercayaan kepercayaaan 0,05. Namun variabel peranan perempuan di bidang pembagian peran dalam keluarga, estimasi parameter bernilai positif namun hubungannya secara statistik tidak signifikan baik pada taraf p < 0,05 atau p < 0,10.

ABSTRACT
The role of mother in the family could be realized in the form of role and responsibility between husband and wife. Nursing, caring and children's health in the family are the concern and the responsibility of husband and wife all together. Therefore, husband and wife have the same responsibility to improve the health quality of the family including the problem of breast feeding. There is still a popular opinion that the breast feeding practice is only mother's responsibility, and has no relationship to the father. In the reality, indeed, the father can not involve in the case of breast feeding, but actually the father has a great role to help the successfulness of his wife an that matter. A husband has a great role to create a comfortable and peacefully situation that makes his wife's psychological condition is healthy. In the time a baby sucks the mother's breast, there are two reflections that make the milk is running out, that are production reflex (prolactin reflex) and let down reflex of the milk. In the let down reflex the role of a husband is very great.
This study focuses en the analysis of the relationship between the role of mother in the family and breast feeding practices in Indonesia. The objective of this study to see the relationship between the role of mother in family y and the different pattern of the breast feeding practices. Data used in this study are 2002-2003 Indonesian Demographic and Health Survey/IDHS data. The respondents of this study were women aged 15-49 years who had born and breast fed their last child. The analysis method applied are descriptive method to see the relationship indication on breast feeding practices and inferential method to observe whether the role of mother in family has the impact on breast feeding practices.
The result of the study using binner logistic model shows that two variables, economy and role, have the positive impact on breast feeding only. The mother who experienced the role of mother in family on the economy sector has the opportunity 1.15 times bigger than the mother who has not (p value = 0.008). Further, the role of mother in the society sector has the opportunity 1.24 times bigger than who has not (p value = 0.021), statistical significant in p < 0.05. However, in division of the role of mother in the family, the parameter estimation is positive, but its relation is not significant statistically, either on p < 0.05 level or p < 0.10 level.
"
2007
T20709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulfira
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25338
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Putri Moegandi
"Latar belakang: Layanan kontrasepsi dalam program keluarga berencana merupakan bentuk pelayanan kesehatan reproduksi yang memiliki objektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI yang masih tinggi serta pemakaian kontrasepsi yang rendah di provinsi Papua menandakan taraf kesehatan reproduksi yang masih belum optimal. Meskipun demikian, pemilihan penggunaan kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis mengenai hubungan faktor-faktor sosiodemografis serta penggunaan media massa dan internet dengan kejadian unmet need kontrasepsi di provinsi Papua.
Metode: Desain penelitian ini berupa studi potong lintang menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Subjek penelitian ini adalah wanita usia subur dalam rentang 15-49 tahun yang berdomisili di Papua serta memiliki data kuesioner yang lengkap. Unmet Need kontrasepsi didefinisikan sebagai perempuan yang fertil dan aktif secara seksual dengan keinginan untuk menunda atau mencegah kehamilan, tetapi tidak menggunakan kontrasepsi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dikarenakan data bersifat kategorik serta dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Terdapat 458 total subjek yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian unmet need kontrasepsi di papua adalah tingkat pendidikan suami (p < 0.001), frekuensi membaca surat kabar/majalah (p = 0.017), frekuensi mendengar radio (p = 0.027), kepemilikan televisi (p = 0.005; OR = 0.443), frekuensi menonton televisi (p = 0.005), dan kepemilikan telepon seluler (p < 0.001; OR = 0.356).
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh dengan kejadian unmet need kontrasepsi di Papua adalah tingkat pendidikan suami, frekuensi membaca surat kabar/majalah, frekuensi mendengar radio, kepemilikan televisi, frekuensi menonton televisi, dan kepemilikan telepon seluler.

Introduction: Contraception in family planning program is one of the health care services delivered to lower the number of Maternal Mortality Rate (MMR). High MMR in Papua, Indonesia, reflected the need to optimize reproductive health care in the region. Despite that, the use of contraception itself is affected by numerous factors. This research aims to analyze sociodemographical factors and also the use of mass media and internet in affecting unmet need for contraception in Papua.
Method: This cross-sectional study used the secondary data obtained from 2017 Indonesia DHS (IDHS). Subjects in this study included all women of childbearing age (15-49 years old) in Papua with complete data from the survey. Unmet need for contraception was defined as fertile and sexually active women of childbearing age with the intention to postpone or limit their pregnancy without using any contraception method. Since all data were categorical, analysis were performed using Chi-Square test and logistic regression.

Result: A total of 458 subjects were included in this study. The factors that were found to affect unmet needs in Papua are husband’s educational level, (p < 0.001), frequency of reading newspaper/magazine (p = 0.017), frequency of listening to radio (p = 0.027), television ownership (p = 0.005; OR = 0.443), frequency of watching television (p = 0.005), and mobile phone ownership (p < 0.001; OR = 0.356).
Conclusion: Factors which were found to affect unmet need for contraception in Papua are husband’s educational level, frequency of reading newspaper/magazine, frequency of listening to radio, television ownership, frequency of watching television, and mobile phone ownership.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maesaroh
"Jawa Barat mempunyai jumlah penduduk yang terbesar dibancling dengan propinsi lain. Pertambahan penduduk yang masih tinggi tersebut terlihat dengan masih tingginya angka TFR (Total Fertility Rate) yaitu 2,6l% dengan ASFR kelompok 20-29 tahun (SDKLI997). Cakupan akseptor KB aktif saat ini mencapai 69% dari PUS yang tercatat di Dinas Kesehatan propinsi Jawa Barat. J enis alat yang paling banyak digunakan adalah suntik, pil dan IUD.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan lama kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi. Data yang digunakan adalah data sekunder SDKI 1997. Desain penelitian adalah crossectional dengan uji statistik analisis survival.
Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kelangsungan pemakaian alat yang paling lama adalah FUD yaitu sebesar 65%, suntik 40,86% dan pil 35.55% pada interval waktu 1992-1997. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lama kelangsungan pemakaian kontrasepsi pil adalah variabel umur, jumlah anak dan biaya, pada IUD selain variabel umur, jumlah anak, pendidikan, dan untuk suntik hanya ada dua variabel yang berpengaruh yaitu umur dan jumlah anak yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi.
Secara umun dapat dikatakan bahwa kelangsungan pemakaian kontrasepsi di Jawa barat mempunyai rata-rata kelangsungan lebih dari 2 tahun. Ditinj au dari umur dan jumlah anak, responden yang memakai kontrasepsi dalam penelitian ini sebagian besar adalah kelompok usia muda 20-35 tahun dengan jumlah anak kurang sama dengan 2. Upaya yang harus dilakukan adalah petugas lapangan hendaknya memberikan pembinaan pada pasangan usia subur terutama pada kelompok umur pasangan muda. Pembinaan yang dilakukan petugas lapangan kepada calon dan akseptor hendaknya dalam bentuk konseling dan persuasiti Petugas lebih memberikan informasi tentang alat kontrasepsi IUD kepada responden dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama, karena pada umumnya tingkat pendidikan responden yang masih rendah. Memasyarakatkan IUD melalui media elektronik seperti TV, Radio, atau bahkan memutar film di desa yang berhubungan dengan program KB khususnya IUD.

Compare the other provinces, The ProvinceWest Java has the biggest population. The population growth has been increasing, as can be seen in the Total Fertility Rate (TFR), which is 2.61%, for Age Spesific Rate (ASFR) within groups of 20-29 years old (1997). The coverage of contraceptive users in 69%, most of them use injection, pills and IUD.
This study is aimed to gain information on the factors related to the period of time contraception uses. This study uses secunder data SDKI 1997. Study design used is Cross sectional with survival analysis.
This research shows that the longest period of contraception use is five years, i.e: 65% of IUD, 40.62% injection and 34.75% pills. Age and number of children are factors related to the using period of pills, IUD and injection, cost also affect the use of pills where education related IUD.
Generally, the Province of West Java has an average of two years period of time in contraception uses in this research are mostly young age women of 20-35 with less equal of two children. Field workers should give guidance for fertile-aged women who have been already acceptors. Guidance given should be in counseling in a more persuasive way, or by including community leaders and religious leaders in giving informations about IUD, because of the respondents have low education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>