Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satiti Shakuntala
"Ketika orang biasa menjadi wartawan, inilah era "Jurnalisme Warga" (Citizen Journalism). Era dimana setiap warga dapat berperan aktif dalam proses pengumpulan, pelaporan, analisa, dan diseminasi berita dan informasi. Shayne Bowman dan Chris Willis dalam laporannya dalam We Media mengatakan, partisipasi warga dalam menulis dan menyiarkan informasi independen, akurat, tersebar luas, dan relevan adalah syarat-syarat bagi demokrasi. Citizen journalism adalah media untuk memberdayakan kelompok kecil warga yang terpinggirkan dari kelompok masyarakat lainnya. Warga yang sekaligus reporter, misalnya, akan efektif menyiarkan berita yang tidak tergarap media massa konvensional, seperti radio/televisi lokal, tentang isu yang "tidak seksi", seperti rendahnya pendapatan wanita pekerja, kelompok minoritas, bahkan kelompok anak muda. Karena tidak memiliki akses terhadap media inilah, warga lebih bersandar pada informasi yang diperlukan kelompoknya. Ketika teknologi komunikasi yang semakin berkembang memberikan ruang bagi warga untuk terlibat dalam pemberitaan ketika itu pula warga menjadi individu yang terlibat aktif dalam penyampaian informasi. Citizen journalism menurut mantan jurnalis Dan Gillmor adalah pemberdayaan warga untuk terlibat aktif dalam media. Gillmor menyatakan bahwa citizen journalism lahir dari ranah media yang berbasis internet. Lewat internet, warga atau masyarakat bebas berekspresi menyampaikan informasi yang mereka miliki. Ciri khas citizen journalism muncul lewat spontanitas warga ketika memiliki informasi yang mereka rasa penting bagi orang banyak. Aktivitas cilizen journalism mengandung nilai dan prinsip demokrasi terkait dengan pemenuhan hak-hak warga negara (citizen), khususnya dalam hak untuk menyampaikan pendapat. Metodologi penelitian kualitatif yang berparadigma kritis (metode analisis wacana) digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana peran cilizen journalism melalui situs Politikana.com sebagai salah satu elemen civil society dalam perkembangan demokrasi di Indonesia. Terhadap hal tersebut, menarik untuk dikaji bagaimana teks yang diproduksi dan dikonsumsi oleh para citizen journalism sehingga memiliki arti dalam proses demokrasi; bagaimana hubungan-hubungan kekuasaan (konteks) yang melahirkan teks tersebut.

When the ordinary people become journalist, it is an era of ‘Citizen Journalism’. It is the era when “citizens play an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and ini`orn1ation” (Bowman and Willis, 2005, p4)_ In this context, Citizen journalism plays a significant role as a medium to empower the minority. Now, profesional journalist cannot claim themshelves as the only one who has the authority to make news. In this era of information, the power of knowledge and informations is no longer lay-down only on newsroom or editors of mass media. Anybody can just easily make a news based on the daily realities and upload it into internet. Actually, the idea that average citizens can engage in the act of journalism has a long history in the United States. The modem citizen journalist movement emerged after joumalists themselves began to question the predictability of their coverage oi' such events as the 1983 U.S_ |@g1.;I_g3_tgt]__el;cQ@. Those joumalists became part of the public, or civic, journalism movement, a countemteasure against the eroding trust in the news media and widespread public disillusionment with politics and civic affairs. From the above, therefore, we can say that the democratic form of society is to have more news and information. In democratic country, citizen has to be well-informed, Since the professional journalism is believed has failed to cover the democratization oi' political system and citizen_ The citizen joumalism which values genuine democratization shape in human being history, has touch the grass root community that have no access to articulate their voice (voiceless). By using Critical Discourse Analysis methode, I conduct the case study of Politikana.com. This paper will try to find how citizen journalism can strengthen the civil society on the process of democracy in Indonesia. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33849
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Rifdah Mukhlishah
"Memasuki abad 21 kemajuan teknologi mentransformasi alur komunikasi pada media massa dari satu arah menjadi dua arah. Kemunculan Media Baru memberikan ruang baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses komunikasi massa. Makalah ini membahas bagaimana industri televisi, dalam kasus ini, News Enrertainment Television (NET.) memanfaatkan citizen journalism untuk menjembatani suara masyarakat. Dengan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur ditemukan bahwa program NET. Citizen Journalist diciptakan untuk meningkatkan partisipasi audiens sebagai upaya untuk memperkaya konten dengan biaya yang lebih efisien.

Technological developments in the 21st century have transformed the communication flow in mass media from one-way into two-ways of communication flow. The rising of New Media opens up new possibility for people to participate in the process of mass communication interactively. This paper explains about how television industry, in this case, News Entertainment Television (NET.) utilizes citizen journalism to facilitate people's voices. By doing interview, observation and literature study, the writer found an interesting fact that NET. Citizen Journalist is a program created for increasing and fostering the audience engagement in order to enrich content with efficient cost.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Rahmat
"LSM selama rezim Orde Baru diakui berperan penting dalam proses kebangkitan masyarakat di Indonesia. Kebangkitan dalam pengertian naiknya posisi tawar masyarakat di hadapan negara, khususnya pemerintah. Begitu pula halnya dengan WALHI, sebagai LSM yang bergerak di isu lingkungan, dan menempatkan isu lingkungan tersebut dalam konteks demokratisasi. Di paruh akhir rezim Orde Baru, kaiangan LSM, termasuk di dalamnya WALHI, umumnya memainkan peran pengimbangan terhadap negara dengan cara konfliktual dan frontal. Hal ini karena memang rezim Orde Baru yang dihadapi ketika itu berwatak otoriter dan represif.
Namun, perkembangan yang terjadi pasca refomasi menunjukkan fenomena mulai terbentuk dan berjalannya institusi-institusi demokrasi. Kekuasaan tidak lagi terpusat di pemerintah pusat, tapi sudah tersebar ke lembaga-lembaga negara lainnya, dan juga ke daerah. Sementara di tingkat masyarakat, terjadi pula perubahan-perubahan yang cenderung menjauh dari nilai-nilai civil society. Fenomena ini tentu saja harus diantisipasi secara tepat oleh WALHI, agar WALHI tetap mendapatkan relevansi perannya dalam proses perubahan kemasyarakatan, dan terutama dalam penguatan civil society.
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif analisis tentang peran yang dimainkan WALHI pasca reformasi dalam penguatan civil society di Indonesia. Untuk mendapatkan gambaran tersebut, studi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam, analisis terhadap dokumen-dokumen tertulis, serta diperkaya dengan perspektif dan analisis teoritik dari bahan-bahan pustaka.
Analisis terhadap peran WALHI tersebut didekati dengan kerangka paradigma LSM yaitu paradigma konformisme, reformasi, dan transformasi, serta kerangka peran LSM yaitu peran pengimbangan (countervailling power), peran pemberdayaan masyarakat (people empowerment), dan peran perantaraan (intermediary institution). Selanjutnya, analisis peran tersebut dikaitkan dengan dampak perannya terhadap penguatan civil society yang dilihat dari perspektif civil society sebagai organisasi masyarakat yang bergerak di wilayah kultural (CSO 1) dan yang bergerak di wilayah politik atau secara vertikal (CSO It), serta civil society dalam perspektif sebagai nilai-nilai yang kultural (CSV II) dan nilai-niiai yang politis (CSV I!).
Dalam menghadapi perkembangan pasca reformasi, sebenarnya tidak terlalu banyak perubahan peran yang dilakukan oleh WALHI dibandingkan dengan masa-masa akhir rezim Orde Baru. Di era pasca reformasi, WALHI lebih melakukan penegasan dan penguatan visi dan paradigmanya, serta penataan internal kelembagaan sebagai antisipasi terhadap perkembangan yang terjadi. Di dataran visi, WALHI menguatkan tujuannya untuk mengembalikan kedaulatan rakyat dalam pengelotaan SDA secara adil dan berkelanjutan. Kemudian, menegaskan pandangannya dalam penolakan terhadap kapitalisme global dan neo-liberalisme yang dianggap paling mempunyai andil terhadap kerusakan lingkungan dan penutupan akses rakyat terhadap sumber daya alam. Di tingkat aksi, WALHI melakukan advokasi dan kontrol terhadap kebijakan negara dan implementasinya, dan advokasi untuk penegakan hukum lingkungan. Program aksi berikutnya adalah penguatan organisasi rakyat yang ditujukan untuk penguatan basis avokasi dan basis gerakan WALHI menjadi gerakan rakyat. Di samping itu, WALHI membangun jejaring kerja di antara kekuatan-kekuatan civil society.
Dari visi dan aksi WALHI, hasil analisis menunjukkan bahwa WALHI lebih cenderung berparadigma transformatif, meskipun perspektif reformatif digunakan juga oleh WALHI terutama di tingkat aksi. Dominannya paradigma transformatif ini berpengaruh terhadap strategi dan program WALHI yang memilih menjadi organisasi advokasi. Pilihan strategi dan program ini menunjukkan bahwa WALHI lebih menekankan peran sebagai kekuatan pengimbang. Di samping itu, WALHI tetap melakukan peran pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan organisasi rakyat, serta pecan perantaraan dengan membangun jejaring kerja untuk menggalang kekuatan-kekuatan civil society. Meskipun peran pemberdayaan dan peran perantaraan ini sebenarnya juga diorientasikan untuk memperkuat peran pengimbangan WALHI terhadap negara dan kalangan industri.
Dari peran yang telah dilakukan WALHI, penguatan civil society dapat dilihat pada meningkatnya keterlibatan kalangan civil society dalam perumusan kebijakan-kebijakan negara, terjalinnya jejaring kerja di antara kelompok-kelompok civil society. Di samping itu, munculnya kesadaran kritis, kemandirian, keswadayaan, solidaritas, dan kepatuhan pada norma dan proses hukum, pada organisasi-organisasi rakyat dampingan WALHI. Meskipun, di sana-sini terdapat anomali, seperti masih berkembangnya anarkisme di tingkat masyarakat dalam konflik-konflik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
Dengan demikian, WALHI dapat dikategorikan sebagai organisasi civil society kategori kedua (CSO II) yang bermain di wilayah politik dan kebijakan. Sebagai CSO II, WALHI memperjuangkan nilai-nilai civil society yang politis (CSV 11). Meskipun demikian, WALHI tetap memperdulikan aktualisasi nilai-nilai civil society yang kultural (CSV II). Sehingga, secara teoritik, ada persinggungan antara CSV I dan CSV II sebagai nilai-nilai civil society yang diperjuangkan oleh CSO.
Aktualisasi paradigma dan peran WALHI di era pasca refonnasi dipengaruhi juga oleh faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan WALHI. Kekuatan WALHI adalah jaringannya yang menasional, struktur dan mekanisme kelembagaan yang partisipatif dan demokratis, dan pengalaman serta kompetensi WALHI dalam membangun jejaring kerja (networking), baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Sedangkan kelemahan WALHI terletak pada: ketergantungan pada donor asing, keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM, serta anggota (LSM) yang besar dan heterogen dalam hal visi, misi, bahkan ideologinya.
Faktor eksternal yang mempengaruhi, ada yang menjadi peluang bagi WALHI yaitu: situasi politik nasional yang telah terbuka, peluang otonomi daerah, dan kecenderungan menguatnya gerakan civil society secara global. Sementara yang menjadi ancaman adalah: situasi politik transisional yang membuat kehidupan politik menjadi tidak menentu, rezim yang berkuasa yang cenderung menjadi represif, kecenderungan munculnya oportunisme ekonomi politik pada penyelenggera negara, dan menguatnya hegemoni kapitalisme global dan neo-liberalisme.
Studi ini tidak mengembangkan parameter untuk menganalisis hasil kerja kalangan LSM dalam penguatan civil society di Indonesia. Karena itu, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk menilai efektifitas hasil kerja kalangan LSM, sebagai komponen penting civil society, dalam penguatan civil society. Sehingga, nantinya akan diketahui sejauh mana kondisi civil society di Indonesia, dan sejauhmana pula civil society bisa menjadi fondasi yang kuat bagi terbangunnya tatanan kehidupan yang demokratis dan berkeadilan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspa Prayualita
"ABSTRAK
Industri jurnalisme berkembang kian pesat dengan munculnya teknologi internet.Perkembangan tersebut memberi jalan bagi lahirnya produk berita alternatif yang dibuat olehjurnalis warga citizen journalism . Lewat konsep jurnalisme warga citizen journalism ,masyarakat dapat berperan untuk merekam berita dan informasi di sekitarnya lalumempublikasikannya melalui kanal media mainstream. Hal ini juga selaras dengan kebutuhanmasyarakat untuk mendapatkan berita yang independen dan objektif. Organisasi media,khususnya stasiun televisi, melihat fenomena ini sebagai peluang yang perlu untukdikembangkan lebih lanjut. Artikel ini secara khusus menuliskan bagaimana peran NET TV,salah satu stasiun televisi nasional, untuk melatih dan mengembangkan kemampuan parajurnalis warga, lewat serangkaian pelatihan di berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian inimenemukan bahwa pilihan redaksi NET TV berfokus pada pengembangan segmenmahasiswa karena mahasiswa dianggap sudah mempunyai kemampuan teknologi yang cukupmumpuni untuk menggunakan gadget serta adanya kebiasaan mahasiswa yang merupakangenerasi muda untuk upload and share, dimana mahasiswa dapat mengabadikan momen lalumenguploadnya untuk dijadikan berita. Lalu, untuk mengatasi minimnya pengetahuanmasyarakat khususnya mahasiswa mengenai jurnalisme warga, maka NET TV perlu untukmengadakan pelatihan dalam bentuk workshop atau coaching clinic kepada mahasiswa, yaitusegmen khalayak penonton NET TV, serta mengadakan follow up kepada peserta pelatihanuntuk menggunggah apa pun penting atau menarik yang ada di sekeliling mereka untukdijadikan berita.
ABSTRACT
The journalism industry develops rapidly, in line with the rise of the internettechnology. Such development encourages the citizen journalism to produce an alternative ofnews product. By the concept of citizen journalism, public could contribute to obtain anumber of news and information around them and they could publish it through anymainstream media channel thereafter. This is also in line with the society needs which theyneed to obtain an independent and objective news. Media organizations, particularlytelevision stations, remark this phenomenon as an opportunity to be further developed. Thisarticle is specifically written about the role of NET TV, a national television station, to trainand develop the ability of citizen journalists, through a series of trainings in various regionsin Indonesia. A research found that NET TV editorial selection focuses on the studentsegment development as a student has already considered to own a qualified technologyability in using a gadget as well as their habit in uploading and sharing, where they couldcapturing moments, and further uploading as a news . Further, to resolve the lack ofcommunity 39 s knowledge, especially for students with respect to the citizen journalism, thusNET TV shall provide training in the form of workshop or coaching clinic for students,namely segment audiences NET TV, and also shall conduct follow up workshop for suchparticipants to upload any essential or interesting around them to be newsworthy."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Olivia
"ABSTRAK
Etika jurnalistik menjadi salah satu hal vital yang harus diterapkan dalam membuat sebuah karya jurnalistik. Jurnalisme warga sebagai bentuk baru dalam dunia jurnalisme tidak lepas dari peraturan tersebut. Maraknya media televisi menggunakan jurnalisme warga didasari kesadaran bahwa bentuk jurnalistik baru ini dapat meningkatkan kemampuan media dalam hal kecepatan mendapatkan dan menyampaikan informasi pada masyarakat dengan menggunakan video amatir dari warga. Dengan demikian, jurnalisme warga memungkinkan terjadinya sinergi antara jurnalis profesional dengan jurnalis warga, di mana video karya jurnalis warga yang tidak memiliki latar belakang atau pemahaman di bidang jurnalistik, diseleksi dan dikelola oleh mereka yang bekerja di media. Hal ini sesuai dengan teori gatekeeping, di mana produser yang disebut sebagai gatekeeper melakukan seleksi dan pengelolaan video-video kiriman jurnalis warga sehingga video tersebut dapat ditayangkan di televisi dengan layak sesuai dengan kebijakan KPI, kebijakan media, dan Kode Etik Jurnalistik.

ABSTRACT
Journalistic ethics became one of the vital things that have to be applied for making a work of journalism. Citizen journalism as a new form of journalism is impossible to be separated from the regulation. The rise on television media using citizen journalism based on the awareness that this new form of journalism can improve the ability of the media in terms of the speed of getting and conveying information on the public using amateur video of the citizens. Therefore, citizen journalism allows the collaboration between professional journalists with citizen journalists, where video work of citizen journalists that don rsquo t have the background or understanding in the field of journalism, can be selected and managed by those who work in the media. This is consistent with the theory of gatekeeping, where producers who are referred to as a gatekeeper to conduct the selection and management of video submissions of citizen journalists, so that the video can be seen on television with a decent line of KPI policy, media policy, and the Code of Ethics of Journalism."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lorita Vina Amalia
"Media are constantly developing and taking part in human’s everyday life. However, mass media access is still poorly distributed in Indonesia, and causes inequality and injustice to indigenous communities in rural areas. A citizen journalism project in West Kalimantan led by Harry Surjadi is one of the reflections on the impact mass media access can have in empowering a community. This research provides an illustration of how using a participatory development approach assists the success and sustainability of the project. Through analysing relevant journals, scholarly articles, researches, and books, this research supported the Media System Dependency Theory (MSD) theory that mass media can give greater impact when applied in an environment where mass media plays a big role in people’s everyday life. Moreover, through applying participatory development methods, facilitators can work with beneficiaries to understand their needs and to map and implement suitable plans to address their needs. The way citizen journalism was applied in this project is deemed to be successful and notable for sustainable community empowerment.

Media terus berkembang dan mengambil bagian dalam kehidupan manusia sehari-hari. Namun, akses media massa masih kurang terdistribusi di Indonesia, dan menyebabkan ketimpangan dan ketidakadilan bagi masyarakat adat di pedesaan. Proyek jurnalisme warga di Kalimantan Barat yang dipimpin oleh Harry Surjadi merupakan salah satu cerminan dampak akses media massa dalam memberdayakan masyarakat. Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana menggunakan pendekatan pembangunan partisipatif membantu keberhasilan dan keberlanjutan proyek. Melalui analisis jurnal, artikel ilmiah, penelitian, dan buku yang relevan, penelitian ini mendukung teori Media System Dependency Theory (MSD) bahwa media massa dapat memberikan dampak yang lebih besar ketika diterapkan di lingkungan dimana media massa berperan besar dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu, melalui penerapan metode pengembangan partisipatif, fasilitator dapat bekerja dengan penerima manfaat untuk memahami kebutuhan mereka dan untuk memetakan serta mengimplementasikan rencana yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Cara jurnalisme warga diterapkan dalam proyek ini dianggap berhasil dan menonjol untuk pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Raymond Gilbert
"Penelitian ini membahas mengenai peran serta perkembangan civil society dalam mendorong demokrasi di Vietnam dan akan berfokus pada tuntutan demokrasi yang dikeluarkan oleh Bloc 8406. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan teori serta konsep, yakni: Democratic Centralism, dan Civil Society. Dalam menjelaskannya akan menggunakan democratic centralism sebagai perspektif dasar untuk melihat konteks demokrasi di Vietnam. Lebih lanjut, penelitian ini akan menjelaskan mengenai pertumbuhan civil society pasca diterapkannya Doi Moi, serta kemuncuan aliansi pro-demokrasi Bloc 8406 yang menjadi tantangan tersendiri bagi
Partai Komunis Vietnam (PKV) pada tahun 2006. Meskipun belum sampai tahap terjadinya perubahan politik di Vietnam. Namun, kemunculan Bloc 8406 ini merupakan pertanda baik bagi perkembangan jangka panjang penerapan demokrasi di Vietnam.
Sehingga berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini dapat dilihat bahwa demokrasi yang menjadi tuntutan civil society disini bukan langsung kepada hasil, melainkan sebagai suatu proses secara perlahan dalam perubahan politik menuju demokratisasi itu sendiri. Karena dalam konteks Vietnam, demokrasi dapat dilihat sebagai suatu proses adanya perubahan politik ke arah demokrasi itu sendiri.

This research discusses the role and development of civil society on encouraging
democracy in Vietnam and focused on the democratic demands issued by Bloc 8406.
Using a qualitative approach, this study uses theories and concepts, namely: Democratic
Centralism, and Civil Society. In explaining this i would used democratic centralism
theory as a basic perspective to see the context of democracy in Vietnam. Furthermore, this research would explain the growth of civil society after the implementation of Doi Moi, as well as the emergence of the pro-democracy Bloc 8406, which became a challenge for the Communist Party of Vietnam (CPV) in 2006. Although it has not reach the stage of political change in Vietnam. However, the emergence of Bloc 8406 is a good sign for the long-term development of implementing democracy in Vietnam. So based on the findings of this study it can be seen that democracy which is demanded by civil society here is not directly to the results, but rather as a gradual process of political change towards democratization itself. Because in the context of Vietnam, democracy can be seen as a process of political change towards democracy itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Ayu Anindita
"Demokrasi dan perkembangan teknologi di Indonesia menjadi faktor munculnya citizen journalism. Kebebasan berpendapat serta teknologi yang didukung akses internet mendorong peran aktif warga untuk ikut serta dalam proses pengumpulan hingga distribusi berita. Citizen journalism menandai demokratisasi yang terjadi pada media masa. Arus informasi yang dihasilkan oleh citizen journalism juga semakin luas. Stasiun televisi NET. melihat potensi besar citizen journalism dan melakukan pengembangan terhadapnya. Selain dapat menampung perspektif warga, citizen journalism juga memiliki keunggulan dalam liputan yang efektif dan efisien. Makalah ini akan membahas mengenai peran citizen journalism menghadirkan informasi publik dan kritik sosial bagi berjalannya demokrasi di Indonesia.

Democracy and the technological improvement became factor in the emergence of citizen journalism in Indonesia. Freedom of speech and the access of the internet has encouraged the citizen participation in news gathering to news distribution. Citizen journalism marked out the democratization of mass media. Flow of information generated by citizen journalism is also increasingly widespread. NET. tv channel see the great potential of citizen journalism and has been developing it. Besides being able to accommodate the perspective of citizens, citizen journalism also has the advantage of an effective and efficient coverage. This paper will discuss the role of citizen journalism deliver public information and social criticism for the operation of democracy in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indonesian Institute for Civil Society (INCIS), 2003
320.959 8 CIV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>