Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Al-Hufi, Ahmad Muhammad
"Buku ini menceritakan tentang Ibn Khaldun."
Kairo: Maktabat Nahdat , 1921
ARA 921.8 ALH m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Chaidir
"Penelitian dilakukan terutama berpedoman pada buku-buku perpustakaan berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder, dengan metode deskriptif, analisis kritis dan komparatif. Ibn Khaldun adalah seorang sarjana terkenal dengan karyanya yang bernama Muqaddimah pada abad ke 14 M. Cakupan pembahasan Muqaddimah Ibn Khaldun demikian luas, sehingga penulis membatasi pembahasan ini hanya dalam masalah pemikiran sosialnya. Ternyata pada abad ke 19 M. terdapat pula pemikiran Barat dari Perancis bernama Auguste Comte yang membahas masalah pemikiran sosial. Sekarang ilmu pengetahuan ini menjadi ilmu tersendiri yang dinamakan sosiologi. Dengan adanya pemikiran-pemikiran di bidang pengetahuan sosial ini, ada yang mengatakan bahwa pelopor ilmu pengetahuan sosial adalah Auguste Comte dan ada pula yang mengatakan Ibn Khaldun. Di dalam Muqaddimah, Ibn Khaldun membahas pemikiran sosialnya bertitik tolak dari pengalaman, gejala-gejala dan fakta fakta yang diamati, kumpulan fakta-fakta itu dianalisis dan akhirnya diambil kesimpulan dan dijadikan rumus atau dalil. Ibn Khaldun juga membahas perbedaan antara ilmu pengetahuan absah dan ilmu pengetahuan yang tidak absah. llmu pengetahuan yang absah ialah apabila didasarkan pada eksperimen dan empiri, kemudian setelah dianalisis dan disimpulkan baru dijadikan hukum. Sedangkan ilmu pengetahuan yang tidak absah ialah yang hanya berdasarkan kesimpulan akal. Pendapat Ibn Khaldun tersebut ada kesamaan dengan pendapat filosof Jerman Immanuel Kant pada abad ke 19 M yang menyelidiki batas-batas kemampuan akal manusia, Immanuel Kant berpendapat, bahwa di dalam etika ada yang tidak bisa diselidiki oleh akal, yaitu kebebasan kehendak, immortalita jiwa dan adanya Tuhan. Menurut Immanuel Kant, kita harus menerimanya sebagai keyakinan, dan dijadikan postulat dalam etika. Menurut Ibn Khaldun, akal manusia tidak bisa menyelidiki hakikat yang tidak bisa diindra, seperti masalah hakikat Tuhan, hakikat kenabian, kehidupan akhirat dan sebab paling akhir dari sebab-sebab. Untuk hal-hal tersebut, kita harus menerima dari ajaran-ajaran agama. SeteIah dilakukan kajian sesuai dengan pengertian kriteria ilmu dan filsafat, maka ternyata pemikiran sosial Ibn Khaldun adalah ilmu pengetahuan dalam pengertian modern. Hal ini berdasarkan pada kriteria ilmu pengetahuan, yaitu: adanya pengamatan indra, pengumpulan fakta-fakta, deskripsi fakta, pemilhan kajian, analisis kritis, kesimpulan dan perumusan. Dengan demikian Ibn Khaldun adalah sebagai pelopor pertama dalam bidang ilmu pengetahuan sosial atau sosiologi, dan bukan Auguste Comte. Auguste Comte adalah salah seorang penerus dalam bidang sosiologi."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S15998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komuniti cakna dari perspektif Islam tidak hanya merupakan satu komuniti prihatin dan maju, malah ia meletakkan Al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber utama pembangunan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis 1) latar belakang kehidupan dan pemikiran Ibn Khaldun, 2) cirri-ciri pembinaan masyarakat mengikut Ibn Khaldun, dan 3) pendekatan Ibn Khaldun dalam pembentukan komuniti cakna. Untuk mencapai hasrat ini, penulisan ini menggunakan pendekatan analisis sekunder yang menganalisis bahan-bahan sedia ada sebagai kaedah untuk mengumpul dan membincangkan isu membentuk masyarakat cakna ini. Disebabkan tumpuan penulisan ini ialah ke atas masyarakat cakna mengikut pandangan Ibn Khaldun, maka sumber utama kepada penulisan ini ialah Ibn Khaldun adalah seorang sarjana Islam terkemuka dalam konteks penulisan mengenai tamadun. Ketokohannya bukan sahaja diakui oleh masyarakat Islam sehingga sekarang, tetapi juga turut diakui oleh tokoh-tokoh bukan Islam. Ibn Khaldun telah menggariskan enam ciri masyarakat cakna, serta turut menggariskan empat pendekatan untuk mewujudkan masyarakat atau komuniti cakna. Pendekatan Ibn Khaldun dalam membentuk komuniti cakna bermula daripada kefahaman manusia kepada keperluan hidup bermasyarakat. Pemerintah pula perlu memainkan peranan dengan meletakkan keadilan sebagai asas penting dalam pemerintahannya. Beberapa cirri dan pendekatan sesuai yang mendokong pembentukan komuniti turut dibincangkan dalam makalah ini."
JBSD 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dundin Zaenuddin
"Penggunaan dialek Jakarta dalam suatu karya sastra sudah sejak lama, yaitu sejak kesusastraan masih ditulis tangan. Sastrawan yang biasa mempergunakan dialek Jakarta dalam sastra klasik adalah Abdul Fadi, Jakaria, dan Abdul Hadi. Adapun satrawan modern yang biasa mempergunakan dialek Jakarta dalam karyanya adalah Aman Dt. Madjoindo, M. Balfas, SM Ardan, Firman Mustaco, Ramlan, dan Zaidin Wahab. Perkembangan dialek Jakarta secara luas ke berbagai pelosok dan lapisan masyarakat disebabkan adanya ruangan yang disediakan oleh beberapa koran yang terbit di Jakarta. Koran yang menyediakan ruangan untuk tulisan-tulisan dalam dialek Jakarta adalah Pelita, Berita Buana, Suara Pembaruan, dan Pos Kota. Firman Muntaco, yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 1935 mulai menulis dalam dialek Jakarta pada Koran berita minggu rubrik Tjermin Djakarta pada tahun 1955. Sam_pai kini ia masih terus menulis secara teratur di beberapa _koran ibu kota. Karya Firman Muntaco yang sudah dibukukan adalah Gambang Jakarta yang diterbitkan pada tahun 1960 (jilid pertama) dan tahun 1953 (jilid kedua). Jumlah seluruh cerpen yang terdapat dalam kumpulan Gambang Jakarta adalah 46 buah. Sebagian besar tokoh utama yang terdapat cerpen tersebut adalah gambaran masyarakat Jakarta ke1as bawah. Demikian juga dengan latar, adalah sesuatu yang akrab dengan masyarakat kecil Jakarta. Tokoh dan latar dalam Gambang Jakarta mempunyai kaitan yang erat, karena tokoh dan latar selalu disesuaikan dengan masalah yang ditampilkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adela Natasya
"Provinsi Aceh, yang merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang secara formal menerapkan syariat Islam, saat ini masih menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatera dan cukup terbelakang pembangunannya. Padahal pengentasan kemiskinan merupakan tujuan utama pembangunan yang Islami. Oleh karena itu, dengan framework model Pembangunan Ibnu Khaldun yang menjelaskan siklus dan keterkaitan (interdependence) berbagai faktor penentu kemajuan/kemunduran suatu peradaban dalam perspektif Islam, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di 20 Kabupaten/Kota Aceh tahun 2015-2019. Penelitian ini menggunakan model Panel Vector Error Correction Model (VECM) dengan variabel mencakup PDRB (proksi kekayaan), jumlah penduduk (proksi sumber daya manusia), pendidikan (proksi peran pemerintah), investasi (proksi pembangunan), indeks Gini (proksi keadilan), dan zakat (proksi syariah). Berdasarkan hasil estimasi Panel VECM, dalam jangka panjang kemiskinan dipengaruhi secara negatif oleh PDRB, investasi, dan pendidikan serta secara positif oleh populasi. Selanjutnya, walaupun memiliki korelasi positif dengan penurunan kemiskinan, variabel zakat yang menjadi proksisyariah teryata belum memberikan dampak jangka panjang yang signifikan pada periode ini. Sementara itu, hasil uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa kemiskinan dipengaruhi oleh pendidikan dan PDRB dalam jangka pendek. Lebih jauh lagi, dengan mengunakan Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), guncangan (shock) dari seluruh variabel ditemukan berdampak terhadap kemiskinan. Variabel PDRB juga memiliki kontribusi paling besar terhadap fluktuasi kemiskinan dalam jangka panjang. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pembangunan Ibnu Khaldun bisa menjelaskan fenomena kemiskinan dan pembangunan di Provinsi Aceh dengan baik, dimana kemiskinan memang memiliki hubungan saling ketergantungan dengan determinannya. Berdasarkan hasil penelitian ini, prioritas kebijakan yang disarankan untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah Provinsi Aceh adalah peningkatan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, pengendalian laju pertumbuhan penduduk, peningkatan investasi dan penerapan zakat. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan kepada pembuat kebijakan lainnya, tidak hanya di Provinsi Aceh namun di daerah lainnya di Indonesia dan juga di berbagai negara muslim, serta memperkaya literatur pembangunan dalam perspektif Islam agar bisa mengentaskan kemiskinan dengan lebih komprehensif.

The province of Aceh, which is the only province in Indonesia that formally implements Islamic law, is currently the poorest province on the island of Sumatra and is quite underdeveloped in development. Whereas poverty alleviation is the main goal of Islamic development. Therefore, with the framework of Ibn Khaldun's Development model which explains the cycle and interdependence of various determinants of the progress of a civilization from an Islamic perspective, this study was conducted to examine the factors that influence poverty levels in 20 districts/cities of Aceh in 2015 - 2019. This study uses the Panel Vector Error Correction Model (VECM) model with the variables including GRDP (wealth proxy), population, education (government role proxy), investment (development proxy), Gini index (fairness proxy), and zakat (sharia proxy). Based on the estimation results of the VECM Panel, in the long term the negative influence is by GRDP, and education as well as positively by the population. Furthermore, although it has a positive correlation with poverty reduction, there is no zakat variable that is a proxy for sharia. significant long-term impact in this period. Meanwhile, Granger's validity test shows that it is influenced by education and GRDP in the short term. Furthermore, by using the Impulse Response Function (IRF) and Forecast Error Variance Decomposition (FEVD), shocks from all variables were found to have an impact on variable poverty. GRDP also has the largest contribution to fluctuations in poverty in the long term. Overall, the results of the study show that Ibn Khaldun's Development Model can explain the phenomenon of poverty and development in Aceh Province with, which does have a good relationship with its determinants. The results of this study, suggested policy priorities for alleviating poverty in the Aceh Province are increasing education, controlling population growth rates, increasing investment and implementing zakat. This result is also expected to provide input to policy makers, not only in other regions in Indonesia but also in various Muslim countries, as well as development literature from an Islamic perspective in order to eradicate poverty more comprehensively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaldun, Ibn
Djakarta: Tintamas, 1955
297.01 KHA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hafidz Hasyim
"[, ]"
Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012
297.57 HAF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salam, Muhammad Zaghlul
"Ibn Qutaibah merupakan salah seorang sastrawan terkenal yang hidup pada masa kekhalifahan Abbasiyyah. Ibn Qutaibah memiliki nama asli Abu Muhammad 'Abdullah ibn Muslim ibn Qutaibah al-Dinawari. Beliau berasal dari Persia. Ibn Qutaibah terkenal dalam bidang sastra, hadits, kritik sastra, dan tafsir Al Qur'an. "
Kairo: Dar al-Ma`arif, 1957
928.927 Q 440 s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Ahwani, Ahmad Fuad
"Buku ini berisi tentang bigrafi Ibn Sina."
Kairo: Dar al-Ma`arif, 1958
ARA 921.947 AHW i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Khomaeni Hayatullah
"
ABSTRAK
Kekhalifahan merupakan bagian dari Islam. Ibnu Khaldun dalam Mukaddimah menyatakan bahwa masalah kekhalifahan tidak dapat dilepaskan dari permasalahan ashabiyyah, yaitu solidaritas sosial. Kelompok Islamic State of Iraq and Syiria ISIS mengklaim sebagai kekhalifahan Islam yang baru. Ashabiyyah antar pendukung ISIS menjadi kunci kekuatannya. Dengan menggunakan konsep ashabiyyah Ibnu Khaldun, disimpulkan bahwa munculnya pendukung ISIS di Indonesia, karena penyalahgunaan solidaritas agama, yang menimbulkan radikalisasi beragama. Penjabaran konsep ashabiyyah menurut Ibnu Khaldun diharapkan dapat membaca penyalahgunaan solidaritas agama, yang digunakan ISIS dalam merekrut umat Islam di seluruh dunia, dan refleksi kritis untuk mengatasinya.

ABSTRAK
The Caliphate is part of Islam. Ibn Khaldun in Mukaddimah states that the issue of the caliphate can not be separated from the lsquo a abiyyah, that social solidarity. The Islamic State of Iraq and Syiria ISIS group claims as a new Islamic caliphate. lsquo A abiyyah between ISIS supporters is a key of their strength. By using ashabiyyah of Ibn Khaldun, it concluded that arising of ISIS supporters in Indonesia due to the abuse of religious solidarity that leading religious radicalization. The explanation of lsquo a abiyyah from Ibn Khaldun expected to view the abuse of solidarity used by ISIS in recruiting Muslims, and critical reflection to overcome it."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>