Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purnamaningsih
"Dalam menghadapi persaingan antar perguruan tinggi, membangun loyalitas mahasiswa sangat diperlukan, karena dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perguruan tinggi. Manfaat lersebut diperoleh sejak mahasiswa masih menjalankan studi maupun setelah mereka Iulus. Selain itu, peningkatan kualitas merupakan faktor pendorong terciptanya loyalitas mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pengajaran terhadap loyalitas mahasiswa pada STIE Indonesia Banking School. Penelitian ini mengacu pada model penelitian dari Hennig-Thurau, Langer dan Hansen (2001), yang melakukan pengujian terhadap pengaruh variabel kualitas relasional (persepsi kualitas pengajamn, komitmen kognitit; komitmen afektif komitmen pada tujuan studi dan kepercayaan) terhadap loyalitas mahasiswa pada perguruan tinggi di Jerman. Fokus pada penelitian ini, pada tingkatan pertama (first order variable) dari model Hennig-Thurau e! al. (2001). Variabel-variabel (second order variable) yang membangun komitmen afektif pada perguruan tinggi tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa strata satu angkatan 2007 ke atas dan masih aktif mcngikuti perkuliahaan. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan structural equation model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi kualitas pengajaran tidak berpengaruh secara Iangsung terhadap loyalitas mahasiswa. Persepsi kualitas pengajaran berpengaruh terhadap loyalitas mahasiswa melalui variabel komitmen afektif dan komitmen pada tujuan Studi. Sedangkan variabel kepercayaan dan komitmen kognitif tidak berpengaruh terhadap loyalitas mahasiswa.

In getting advantage in stifT competition, it is very important to build student loyalty for the education entities because it can give benefit in the long temm. The beneiit gained from the loyalty of the student is not only appear during their study term but also tilrther until they graduate and leave the university. Moreover, the quality improvement is also a key factor that influence student loyalty. Therefor, this research generally intended to examine the effect of perceived quality of teaching toward student loyalty on STH3 Indonesia Banking School. This research is based on research model which was developed by Hennig Thurau, Langer and Hansen (2001) which investigated the impact of relationship of quality variables (perceived quality of teaching, cognitive commitment, affective commitment, goal conunitment and trust) toward student loyalty at several university in Germany. The main focus of this research is only on the first order variables of Hennig-'I`hurau et al. (2001) model. The second order variables within this model which are build affective commitment in the university are not included in this research. The respondent of this research are the student ofthe class of 2007 and onward, and still enrolled. Furthennore, the data collections is analyzed by structural equation model (SEM). The result of this analysis showed that perceived quality of teaching does not have a direct eifect on student loyalty. On the other hand, perceived quality of teaching have an impacts to the student loyalty through attective commitment and goal commitment. Moreover, trust and cognitive commitment does not have an impacts to student loyalty either."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33795
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Nuraini
"Penyediaan tenaga kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmnu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu aspek yang berperan dalam peningkatan sistem kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat salah satunya dilakukan melalui pengembangan pendidikan. Upaya yang dilakukan antara lain melalui proses perbaikan yang dilakukan secara terus menerus antara lain melalui sistem perkuliahan, peningkatan kualitas dosen dan perbaikan struktur organisasi.
Sa1ah satu tugas Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) melakukan pembinaan Politeknik Kesehatan Depkes dari segi teknis dan administrasi yang menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT). PeIaksanaan pembinaan tersebut memerlukan adanya pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dalam penetapan tolok ukur dan akhirnya dapat mendukung dalarn pengambilan keputusan dan kebijaksanaan terutama dalam hal kualitas di Poltekkes.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang tidak hanya menekankan pada kualitas produk akhir, tetapi juga mengutamakan pada kualitas proses, lingkungan kerja dan sumber daya rnanusianya dan rnelibatkan pueuk pimpinan dalam penetapan tolok ukur suatu kualitas produk atau jasa.
Adanya permasalahan yang mempengaruhi kepuasan dan kinerja para dosen akan berdampak ke efektifitas kerja, sehingga memerlukan adanya pengukuran pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan garnbaran faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektifitas kerja, sehingga diharapkan pelaksanaan pembinaan dapat difokuskark pada faktor yang mempunyai kontribusi besar terhadap efektifitas kerja. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta 11 Depkes Tahun 2007. Hipotesis dalarn penelitian ini adalah adanya pengaruh antara lingkungan kerja, kinerja dan kepuasan terhadap efektifitas kerja dosen yang bekerja di Politeknik Kesehatan Jakarta II Depkes Tahun 2007.
Bekerja baik dosen tetap maupun tidak tetap di Poltekkes Jakarta II. Sarnpel yang diambil adalah seluruh pegawai tetap di 7 (tujuh) jurusan di Poltekkes Jakarta II. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Proportionate Stratified Random Sampling. Pada penelitian ditetapkan jumlah seluruh samplel adaIah sebanyak 60 dosen.
Hasil analisa dan uji hipotesis menggunakan program LISREL dan didapat variabel lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.39% atau 39%. Kinerja mempengaruhi efektifitas kerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.50 atau 50%. Variabel lingkungan kerja berpengaruh secara tidak langsung melaiui kinerja dengan koefisien pengaruh sebesar 0.19 atau 19% dan sisanya 0.41 atau 41% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada di luar model.
Kesimpulan : pengaruh iangsung yang signifikan terdapat pada variabel lingkungan kerja terhadap kinerja, pengaruh langsung antara kinerja dan efektifitas kerja. Hasil analisis keseluruhan didapat model akhir yang menggarnbarkan hubungan antara lingkungan kerja, kinerja dan efektifitas, dimana lingkungan kerja mempengaruhi efektifitas kerja secara tidak 1angsung meIalui kinerja sebesar 0.19 atau 19%.
Saran : Bagi pihak Poltekkes Jakarta II sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas kerja yang melibatkan indikator yang lebih beragam dan melibatkan mahasiswa sebagai penilai. Bagi Badan PPSDM Kesehatan perlu adanya penetapan penetapan kebijakan yang rnendukung perbaikan dan peningkatan mutu di Poltekkes.

Providence of health professionals, which is oriented to the public's needs and to the development of sciences and technology, is one of the many aspects that plays the role in enhancing the health system and health services which are provided for the public; one among which is done through developing education. The effort is done such as through a process of improvement which is performed continuously among others through lectures' system, enhancing the lecturers' quality and improving the structure of organization.
One of the duties of Human Health Resources Empowerment and Development Board (BPPSDMK) is constructing technically and administratively the Health Polytechnics of the Ministry of Health which become the Technical Implementation Unit (UPT).
The constructing implementation requires a scientific approach which can be used in setting the standards and finally can support in making decisions and policies especially in the matter of quality of the Health Polytechnics.
Total Quality Management (TQM) is an approach which raises quality as an effort strategy that not only emphasizes on the quality of the end products but also prioritizes the quality of process, working environment and human resources as well as the involvement of the top leaders in setting the standards for the quality of products or services.
The existence of problems which influences satisfaction and performance of lecturers will have an impact on effectiveness of work such that it requires the measurement of how much influence do working environment, performance and satisfaction have on effectiveness of lecturers work.
Based on all of those, it is thus required to have profiles on any factor that has influence over effectiveness of work so that the training implementation can hopefully be focussed on to factors which have great influence on effectiveness of work.
The research objective is to determine the influence that working environment, teaching performance and satisfaction have over the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007. The study hypothesis is that there exist an influence among working environment, teaching performance and satisfaction on the effectiveness of lecturers' work among lecturers who work in Jakarta Health Polytechnic II Ministry of Health in the year 2007.
The study population is all working lecturers, full-time as well as part-time lectures, in Jakarta Health Polytechnic II. Selected samples are all full-time staff from 7 (seven) different majors in Jakarta Health Polytechnic II. Sample selection technique is done using Proportionate Stratified Random Sampling. In this study the total number of samples have been set to be as many as 60 lecturers.
Results of analysis and hypothetical testing using LISREL program find that working environment variable has influence over performance with a coefficient of 0.39 or 39%. Performance influences the effectiveness of work with a coefficient of 0.50 or 50%. Working environment has indirect influence through performance with a coefficient of 0.19 or 19%. The remaining 0.41 or 41% is influenced by other factors outside the model.
Conclusion: Direct significant influence exists in working environment variable over performance as well as direct influence between performance and the effectiveness of work. From the overall results of analysis, a final model is obtained, which illustrates the association among working environment, performance and effectiveness whereby working environment influences the effectiveness of work indirectly through performance with a coefficient of 0.19 or 19%.
Advice: For Jakarta Health Polytechnic II is better to conduct further research regarding the effectiveness of work which involves a more variety of indicators and which involves students as evaluators. For BPPSDMK is mandatory to have policy setting which supports the improvement and enhancement of quality in health polytechnics.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinal Lafendry
Jakarta: Salemba Humanika, 2019
370.711 FER g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Setyanto Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara teacher efficacy kepuasan kerja pada guru SD Negeri inklusi. Partisipan penelitian ini adalah guru SD Negeri inklusi yang berada di wilayah JABODETABEK sebanyak 77 orang. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan instrumen JSS (Job Satisfaction Survey) yang dikembangkan oleh Paul E. Spector (1985) yang terdiri atas sembilan aspek kepuasan kerja seperti gaji, kenaikan pangkat, atasan, imbalan, penghargaan, kondisi operasi kerja, Rekan kerja, pekerjaan itu sendiri dan komunikasi. Teacher efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur yang dimodifikasi oleh Winafaisal (2010) berdasarkan instrumen OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) yang dikembangkan oleh Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) dengan tiga dimensi yakni Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies dan Efficacy in Classroom.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan teacher efficacy mengunakan teknik korelasi pearson (r = 0.249). Aspek nature of work pada kepuasan kerja juga memiliki korelasi positif dengan teacher efficacy (korelasi parsial = 0,336). Implikasi dari penelitian ini penting bagi pengembangan dunia pendidikan inklusi di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan teacher efficacy dan kepuasan kerja bagi guru sekolah dasar negeri inklusi.

The purpose of this study is to find out whether there is any between teacher efficacy and job satisfaction among public inclusive elementary school teachers. Participants of this study are inclusive public elementary school teacher located around JABODETABEK. Job satisfaction was measured by instrument modified by researcher based on JSS (Job Satisfaction Survey) which originally developed by Paul E. Spector (1985) with nine aspect of job satisfaction (Pay, Promotion, Supervision, Fringe Benefit, Contingen reward, Operating condition, Co-worker, Nature of work and Communication). Teacher efficacy was measured by instrument modified by Winafaisal (2010) based on OSTES (Ohio State Teacher Efficacy Sense) originally developed by Tschannen-Moran & Woolfolk Hoy (2001) with three dimention (Efficacy in Student Engagement, Efficacy in Instructional Strategies and Efficacy in Classroom Management).
This current study shows that there is a significant correlation between job satisfaction and teacher efficacy using Pearson Correlation (r=0,249). The nature of work aspect in job satisfaction also has positive correlation with instructional engagement aspect in teacher efficacy (partial correlation= 0,336). This study has important implications for the development of inclusive education in Indonesia, particularly those related to teacher efficacy and job satisfaction for public inclusive elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalifah Yunus
"Satu fenomena masalah pendidikan khususnya SMP di Kabupaten Belitung Timur yaitu rendahnya kualitas pembelajaran. Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memajukan proses pembelajaran di sekolah, serta meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif.Guru sebagai pengelola pembelajaran memegang kendali untuk keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.Tesis ini membahas pengaruh kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran SMP di Kabupaten Belitung Timur.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatip. Hasil penelitian adalah kinerja guru mempengaruhi secara signifikan terhadap kualitas pembelajaran. Pelaksanaan supervisi yang tepat akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru sehingga siswa dapat belajar secara efektif dan prestasi belajar juga meningkat.

The low of learning quality is one the phenomenon faced by SMP in Belitung Timur. The Principal as the supervisor has rule and responsibility, not only in improving teaching learning process but also to chance teacher's professional growth in order to increase the quality of learning through effective learning. The research was conducted to explain the influence of principal supervising and teacher performance toward learning quality in SMP Belitung Timur District.
The research applied quantitative, and explanating method.The result of the research teacher performance coefecient has significantly influence toward learning quality. The proper implementation of supervision has contributed to teacher performance. This, It will make students are able to study effectively in order to increase their learning high learning achievement."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29779
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tjut Rifameutia Umar Ali
"Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi yang ?mempersiapkan? sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Interaksi pengajar dengan mahasiswa, khususnya dalam pembelajaran, perlu mendapat perhatian agar tercapai kualitas pada hasil belajar rnahasiswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, pemberian umpan balik oleh mahasiswa tanpa tindak lanjut nyata merupakan inefisiensi dalam pelaksanaan pendidikan, dan tidak efektif dalam usaha pencapaian akuntabilitas pelaksanaan pendidikan serta lulusan yang berkualitas. Bila institusi memiliki komitmen pembelajaran yang berorientasi kcpada pembelajar, maka seyogyanya evaluasi pengajaran berfokus pada usaha yang dilakukan pengajar untuk membangun atmosfir pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Bagaimana pengajaran dan pengajar yang berhasil menurut pendapat mahasiswa seharusnya ditelaah. Bila tidak, umpan balik dari mahasiswa yang diperoleh pengajar akan tidak akurat dan sia-sia sebagai pendukung pemelajaran aktif.
Menurut Biggs (199l) belajar melibatkan tiga variabel yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu variabel masukan (presagc), variabel proses (process), dan variabel hasil (product). Setelah mengikuti pembelajaran dalam instilusi perguruan tinggi, mahasiswa memiliki pengalaman belajar dan pendapat tertentu mengenai pengajar yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model teoritik pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) membuktikan bahwa konsep belajar dan orientasi belajar mahasiswa memiliki pengaruh Iangsung yang bermakna terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif (2) membuktikan bahwa motif mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan ulama pengajar yang efektif; (3) membuktikan bahwa focus of control mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (4) membuktikan bahwa konsep belajar mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (5) membuktikan bahwa lamanya mahasiswa belajar di perguruan tinggi memiliki pengaruh tidak langsung yang bernakna, yaitu melalui konsep belajar dan orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengaiar yang efektif.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori motif mahasiswa ke perguruan tinggi dari Gibbs, Morgan dan Taylor (Morgan, 1993), teori locus of control dari Rotter (Robinson Shaver, 1973), teori orientasi belajar dari Ramsden (1992), teori konsep belajar clari Marten, dall? Alba, dan Beary (Chalmers & Fuller, 1996), dan teori keterampilan pengajar yang efektif dari Centra (1993).
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling (Schwab, 1999). Responden penelitian ini berjumlah 360 yang mewakili 12 fakultas di Universitas Lndoncsiag terdiri dari laki-laki (49.2%) dan perempuan (50.8%) Alat ukur yang digunakan adalah Internal. Poweful others, and Chance Scales (or untuk internal scale=0.73, or untuk external scale=0.76), Skala Orientasi Belajar (cr meaning 0rientation= 0.79, 0. reproduction orientation=0.74, or. achievement orientation?-?0.72). Alat ukur konsep belajar dan lama belajar adalah pilihan jawaban. Pendapat mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif diperoleh dari peringkat pertama yang diberikan responden terhadap keterampilan pengajar efektif yang dikemukakannya.
Analisis jalur (path analysis) dengan bantuan perangkat lunak Linear Structural Relations (LISREL) terhadap model utama menunjukkan bahwa model teoritik utama yang diajukan dapat diterima, artinya variabel karakteristik mahasiswa (motif locus of control, dan konsep belajar), Serta variabel orientasi belajar dan variabel lama belajar dapat digunakan untuk memprediksi dan menerangkan variabel pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep belajar mahasiswa paling besar pengaruhnya terhadap pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Makin konstruktif konsep belajar mahasiswa, maka pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif adalah keterampilan motivasional.
Dari analisis tambahan untuk masing-masing semester, hanya data dari mahasiswa semester empat dan enam yang dapat digunakan untuk memprediksi model yang dikemukakan pada penelitian ini. Mahasiswa semester dua sangat beragam dalam motif dan pengalaman belajar. Pengaruh pembelajaran di pendidikan menengah masing-masing diperkirakan masih sangat besar, sehingga data yang diperoleh pada semester dua menjadi sangat beragam. Mereka cenderung tidak tahu secara pasti tujuan mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa semester delapan pada penelitian ini motifnya kembali kuat pada motif vokasional. Diperkirakan ada kecenderungan pada mereka untuk mencari Jalan menyelesaikan pendidikannya, sehingga usaha belajar mereka menjadi sangat bcrvariasi, tergantung yang menurut mereka akan mempermudah cara mereka untuk selesai dan bekerja.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan membuat alat ukur yang diujicobakan untuk mahasiswa dari berbagai program studi. memasukkan faktor konteks pengajaran agar dapat diteliti secara lebih komprehensif pengaruh variabel presage dan process terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang elektif dan melakukan penelitian tidak saat mahasiswa menghadapi ujian tengah semester, agar dapat diperoleh data yang lebih akurat.

This research was aimed to prove a theoretical model of students opinion about the primary skills of ejective teachers. Specyically, the objectives of this research are ( I ) to prove that student 's learning conception and learning orientation will have direct and significant eject to the student 's opinion about the primary skills of ejfective teachers, (2) to prove that student?s motivation has indirect yet signyicant effect, through the learning orientation, to the students opinion about the primary skills of ejjective teachers, (3) to prove that student 's locus of control has indirect yet signwcant effect. through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (4) to prove that students learning conception has indirect yet significant eject, through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (5) to prove that the duration of study at the university will have indirect yet significant effect, through learning conception and learning orientation, to students opinion about the primary skills of effective teachers.
Path Analysis, with the help of software called Linear Structural Relations (LISREL), to the model .showed that the primary theoretical model can be accepted. It means that the student 's characteristic (motivation, locus of control, and learning conception), learning orientation and duration ofstudy are variables that can be used to predict and explain the student 's opinion about the primary skills of effective teachers.
The result of this research showed that student?s learning conception has the strongest eject on their opinion about the primary skills of ejective teachers. Students with constructive learning conception consider motivational skills as the primary skills of effective teachers.
In the additional analysis of data from students in dyferent semesters, only the data from the students who are in their 4 and 6 .semester that can be used to predict the model proposed in this research. ln the analysis of data from students of different branch of science, only the data from the students ofthe humanities science that can be used to predict the model proposed in this research.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
D681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subarno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan strategi pengajaran guru yang ditinjau dari pengalaman mengajar, pada guru sekolah dasar inklusif Negeri di lingkungan kota Depok, Bogor, dan Jakarta dengan jumlah responden 78 guru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teacher Sense's of Efficacy Scale (TSES) dan Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ). Hasil dari penelitian ini menunjukan hubungan yang positif dan signifikan antara teacher efficacy dengan strategi pengajaran pada guru sekolah dasar inklusif Negeri dengan nilai (r(78)= 0.37, p<0.01).
Hasil ini menunjukan semakin tinggi keyakinan yang dimiliki, semakin bervariasi strategi pengajaran yang digunakan pada guru sekolah inklusif Negeri. Pada guru yang mengajar 1-3 tahun tidak ditemukan hubungan yang siginifikan dengan nilai (r(29)=0.11, p>0.05), pada guru yang mengajar 4-5 tahun dan 7-18 tahun ditemukan hubungan yang signifikan dengan nilai (r(26)= 0.59, p<0.01) dan (r(23)= 0.42, p<0.05). Hasil ini menunjukan bahwa pengalaman mengajar yang dimiliki guru berpengaruh terhadap hubungan antara keyakinan yang dimiliki dengan variasi strategi pengajaran yang digunakan. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan bahwa pengalaman mengajar yang dimiliki tidak berpengaruh secara signifikan terhadap teacher efficacy yang dimiliki, tetapi berpengaruh secara signifikan terhadap variasi strategi pengajaran yang digunakan pada guru sekolah dasar inklusif Negeri.

This study aims to determine the relationship between teacher efficacy and teaching strategies teachers in terms of teaching experience of the National elementary inclusive school teachers in the city of Depok, Bogor and Jakarta with the number of respondents 78 teachers. Measuring instrument used in this study is Teacher's Sense of Efficacy Scale (TSES) and Bender Classroom Structure Questionnaire (BCSQ). The results of this study showed positive and significant relationship between teacher efficacy with teaching strategies of National elementary inclusive school teachers by value (r(78) = 0.37, p<0.01).
This result suggests that the higher the confidence, the more varied teaching strategies used by the National elementary inclusive school teachers. Teachers who teach 1-3 year was not found significant relationship with value (r(29) = 0.11, p>0.05), there was a significant correlation with the value (r( 26) = 0:59, p<0:01) and (r(23) = 0:42, p<0.05) for the teachers who teach 4-5 years and 7-18 years. These results indicate that the teachers experience teaching affect the relationship between teacher efficacy they have with the variation of teaching strategies used. Results from this study also shows that teaching experience possessed no significant influence on teacher efficacy, but significantly influence the variation of teaching strategies used on National elementary inclusive school teachers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Melati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mencari pola hubungan kecerdasan dominan, gaya belajar dominan, gaya pengajaran yang paling disukai terhadap kategori rata-rata skor capaian siswa SMP ?X? untuk kelas tujuh, kelas delapan dan kelas sembilan. Adanya perbedaan kecerdasan , gaya belajar, dan gaya pengajaran yang disukai setiap siswa membuat skor capaian siswa pun berbeda-beda, sehingga pola hubungan keempat hal tersebut perlu diperhatikan. Analisis yang digunakan untuk melihat pola hubungan ini adalah analisis korespondensi berganda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kecerdasan dominan yang paling banyak dimiliki siswa SMP ?X? adalah kecerdasan Interpersonal dengan gaya belajar dominan Kinestetik, mayoritas siswa ini menyukai gaya pengajaran Intellectually oriented , ketika siswa ini mendapatkan guru yang mengajar dengan gaya Intellectually oriented maka skor capaian yang diperoleh akan optimum (tinggi). Selain gaya pengajaran intellectually oriented, siswa SMP ?X? juga cocok diajar dengan gaya pengajaran people oriented. Hasil analisis yang didapatkan untuk masing-masing kelas hampir sama. Karena kecerdasan dominan dan gaya belajar siswa sulit diubah, maka untuk mengoptimalkan skor capaian siswa perlu dilakukan penyesuaian gaya pengajaran pada setiap kelas.

ABSTRACT
This Research was conducted to find the Pattern of the Dominant Intelligence, the Dominant Learning Style, and the Teaching Style which are the most preferable for the Category of Average Achievement of students in Junior High School coded ?X? for the seventh grade, eighth grade and ninth grade. The differences in intelligence, learning styles and teaching styles for each student made student?s achievement scores different, so this pattern is needed to be considered.In order to empirically analyze this pattern, this research used multiple correspondence analysis. The results showed that most of the students have Dominant Intelligence Interpersonal Intelligence with their Kinesthetic as the learning style and majority of these students liked teacher who teach with intellectually oriented style.When the student get a teacher who teach with intellectually oriented, student?s achivement scores will be optimum (high). Besides the intellectually oriented teaching style, the people oriented teaching style also applicable for SMP ?X?. Applying this research to each class resulted almost same. In order to optimize the performance scores of the students in SMP ?X?, it is not easy to make the studnets change their dominant intelligences and learning styles. Rather, making adjustment of the teaching style for each class is needed."
2016
S64596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Reza Fahlevi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara teacher efficacy dan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri yang ada di Jakarta. Pengukuran teacher efficacy menggunakan alat ukur Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), dan pengukuran perencanaan instruksional menggunakan alat ukur yang dibuat berdasarkan teori perencanaan dan persiapan dari Cole dan Chan (1986). Partisipan penelitian ini berjumlah 57 orang guru sekolah dasar negeri di Jakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara teacher efficacy dengan perencanaan instruksional pada guru sekolah dasar negeri di Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signifikan pada los 0.01). Artinya, semakin tinggi teacher efficacy yang dimiliki seorang guru, maka semakin tinggi pula perencanaan instruksionalnya. Selain itu, hasil tambahan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan mean skor teacher efficacy dan perencanaan instruksional berdasarkan data demografis partisipan.

The purpose of this research is to investigate the correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary school teachers in Jakarta. Teacher efficacy was measured using Teacher’s Sense of Efficacy Scale (TSES) (Tschanen-Moran, Hoy & Hoy, 1998), and instructional planning was measured using an instrument that being constructed based on Cole and Chan’s planning and preparation theory (1986). The participants of this research are 57 elementary school teachers in Jakarta.
The main result of this research shown that there is a positively significant correlation between teacher efficacy and instructional planning among elementary teachers in Jakarta (r = 0.387; p = 0.003, signicant at the 0.01 level). It means, the higher teacher’s efficacy, the higher on their instructional planning. As an additional result, this research shown that there is no differences in mean score teacher efficacy and instructional planning based on participant’s demographic data.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S44599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>