Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Windi Pramudyawardani
"Masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang mengunut sistim matrilineal dimana garis keturunan dilihat dari pihak ibu, harta warisan diserahkan kepada anak perempuan dan seorang suami tinggal bersama dalam lingkungan keluarga besar istri. Ibu berperan sentral dalam pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga sedangkan ayah lebih berfungsi sebagai mamak di lingkungan matrilokalnya.
Saat ini dalam masyarakat Minangkabau telah terjadi perubahan sosial yang menggeser extended family ke nuclear family. Hubungan suami istri makin dekat sementara hubungan ayah dan anak makin menguat. Di sisi lain, seiring dengan bertambahnya tanggung jawab seorang perempuan Minang terhadap keluarga intinya, perannya dalam keluarga besarnya makin berkurang. Hal ini tidak mustahil telah menyebabkan munculnya fenomena rendahnya kasetaraan jender pada masyarakat Minang seperti yang terjadi pada masyarakat patrilineal.
Penelitian ini ingin melihat bagaimanakah pola pengambilan keputusan antara suami istri di Sumatera Barat, terutama mengenai pemeriksaan kesehatan ibu dan pengobatan medis anak. Di samping itu penelitian ini juga ingin melihat faktor apa sajakah yang mempengaruhi siapa dalam keluarga yang mengambil keputusan terakhir mengenai kedua hal tersebut.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis inferensial. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran umum pola pengambilan keputusan di Sumatera Barat dengan membuat tabulasi silang, antara setiap variabel terikat dengan setiap variabel bebas. Metode analisis inferensial digunakan untuk melakukan estimasi parameter dan pengujian hipotesa adanya pengaruh variabel tingkat pendidikan istri, status beketja istri, umur kawin pertama, selisih umur suami istri, jumlah anak masih hidup dan daerah tempat tinggal terhadap cara pengambilan keputusan.
Dari hasil penelitian didapat bahwa tingkat pendidikan istri, status bekerja istri dan jumlah anak adalah variabel yang berpengaruh signifikan terhadap siapa yang mengambil keputusan mengenai pengobatan medis anak. Sedangkan untuk kawin pertama dan daerah tempat tinggal memiliki hubungan signifikan akan tetapi besar dan arah hubungan tersebut tidak diketahui. Sementara itu tingkat pendidikan istri, status bekerja istri dun selisih umur suami istri berpengaruh signifikan terhadap pengambil keputusan mengenai pemeriksaan kcsehatan istri. Variabel daerah tempat tinggal berhubungan signifikan dengan besar dan arah hubungan tidak diketahui.

Minangkabau people is a matrilineal society, where descent and descent-group formation are organizes according to the female line, inheritance property given to daughters, and husband lives at the residence of wife after marriage. In this society, mother has major role in education, health and wealth of the family, while father functions as mamak in his own matrilineal society (due to his mother line).
Nowadays, there is social change in this society from extended family to nuclear family where husband and wife relationship is closer and father and son relationship is stronger. On the other hand, the incrising of mother's responsibility to her nuclear family has decreased her role in her extended family. Therefore it is possible that the social change causes low gender equality in Minangkabau people as occurs in patrilineal society.
The basic aim of the study is to understand the pattem of decision making between husband and wife in West Sumatera especially in mother and child health issue. The study also aims to discuss the factors that effecting one who will be the final decision maker due to this issue. In order to discuss the study, the descriptive analysis and inferential analysis have been undertaken.
Descriptive analysis method is used to see general pattern of decision making in West Sumatera by making cross tabulation between every variable. inferential analysis method has been undertaken to estimate the parameter and hypothesa of the influence of wife education level, wife working status, age at first union, age difference between husband and wife, number of children and region of living on how the decision making is done.
The present paper gives an outline that wife education level, wife working status, and number of children have significant influence on who will make decision of child medical treatment. while age at first union and region of living have significant relation though the size and the direction of it is unknown. On the other side, wife education level, wife working status, age difference between husband and wife have signiiicant influence on medical check up. Region of living has significant relation though the size and the direction of it is unknown.
"
Depok : Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33783
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Elfira
"Sistem kekerabatan masyarakat Minangkabau bersifat matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang didasarkan pada garis ibu. Salah satu cermin dari sistem kekerabatan matrilineal itu adalah kuatnya pengaruh mamak. Kuatnya pengaruh mamak itu memberikan identitas pada kebudayaan Minangkabau. Apa mamak itu? Bagaimana mamak berperang dalam kehidupan masyarakat Minangkabau? Tulisan ini akan memberikan selintas gambaran mengenai makna, peranan dan kedudukan mamak."
2000
TMBU-2-3-2000-13
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jendrius
"Tesis ini mencoba melihat bagaimana pola jaringan sosial antar kerabat perempuan dalam masyarakat matrilineal Minangkabau, khususnya di perkotaan dan sejauh mana variabel kedekatan geografis, status sosial ekonomi, dan keberadaan perempuan senior, berpengaruh terhadap pola jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut. Penelitian ini didasarkan atas beberapa pemikiran, pertama, bahwa keluarga luas dan ikatan kekerabatan masih memiliki fungsi yang signifikan; kedua, perempuan memainkan peran yang dominan dalam jaringan kekerabatan dibandingkan dengan laki-laki; ketiga, jaringan sosial antar kerabat dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti jarak (kedekatan geografis), status sosial ekonomi dan dalam kasus Minangkabau, juga dipengaruhi oleh keberadaan perempuan senior.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, melalui penelitian survei terhadap 120 orang responden perempuan Minangkabau yang tinggal di Kelurahan Purus Atas dan Kelurahan Padang Baru, Kecamatan Padang Barat, Kotamadya Padang, ditemukan bahwa, jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut sengaja dikembangkan dan dipelihara oleh perempuan dikarenakan memiliki makna yang sangat strategis bagi mereka, baik secara ekonomis, sosio-kultural maupun politis.
Dilihat dari aspek ekonomis, jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut merupakan aset sekaligus "social capital? yang dapat diandalkan untuk menjaga subsistensi dan kebutuhan mereka. Dari aspek sosial-kultural jaringan sosial tersebut menunjukkan kepada "orang luar" bahwa sebuah keluarga/kaum itu merupakan kesatuan yang kompak sekaligus sarana untuk menunjukkan moral and social responsibilities dan komitmen kesetiaan kepada kerabat. Sementara itu, secara politis jaringan sosial tersebut dimaksudkan untuk dapat mencapai tujuan-tujuan politis serta menaikkan posisi tawar-menawar mereka terhadap kerabat laki-laki bahkan, adakalanya ditujukan untuk ?menundukkan" kerabat laki-laki mereka, hal mana mustahil dapat mereka lakukan secara sendiri-sendiri.
Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa pada dasarnya relasi antar kerabat perempuan ini melibatkan kerabat dalam lingkup "samande" dan secara umum tidak ada perbedaan pola jaringan sosial yang terdapat dalam kedua kelompok responden. Hal ini menunjukkan bahwa kerabat perempuan memiliki peran dan makna yang penting dalam masyarakat Minangkabau dari kelompok manapun, begitu juga jarak tempat tinggal kerabat serta Status Sosial Ekonomi tidak secara langsung mempengaruhi hubungan antara kerabat. Begitu juga dengan keberadaan perempuan senior terutama ibu, masih menduduki peran sentral dan turut mempengaruhi pola jaringan sosial antar kerabat perempuan.
Temuan menarik lainnya adalah tidak terlihat kecenderungan adanya unequal power relations antara kerabat yang memiliki status sosial berbeda, dikarenakan adanya "rules? dan keyakinan bahwa mereka yang lebih beruntung sudah sepantasnya membantu kerabat yang tengah kesulitan dan adanya kesadaran serta keyakinan bahwa apa yang diperoleh seseorang tidak terlepas dari bantuan kerabatnya. Satu hal lagi ternyata, dalam kenyataannya kerabat perempuan mempunyai andil yang besar terhadap kerabat laki-laki mereka baik membantu secara materil maupun non materil. Satu hal lagi, meskipun variabel Kedekatan geografis, Status Sosial Ekonomi, serta keberadaan perempuan senior ini sangat dibutuhkan dalam menjelaskan relasi antara kerabat perempuan, akan tetapi nampaknya belum cukup memadai (necessary but not sufficient) untuk menjelaskan secara komprehensif relasi antar kerabat perempuan dimaksud. Faktor-faktor seperti proses sosialisasi besar/kecilnya anggota keluarga/kerabat, ?sejarah keluarga', serta peran suami, tampaknya perlu diperhatikan untuk dapat memahami persoalan jaringan sosial antar kerabat perempuan ini secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Novita Sari
"ABSTRAK
Sebagai metode kontrasepsi, Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) reversibel (seperti IUD dan Implan) mempunyai keunggulan dibandingkan short term method dan MKJP permanen. Namun, data Survei Demogrfi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan penurunan penggunaan MKJP reversibel dalam jangka waktu 30 tahun (1987-2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persetujuan suami dan pengambilan keputusan bersama antara suami istri terhadap penggunaan MKJP reversibel istri. Data SDKI 2017 digunakan dengan unit analisis wanita berstatus kawin yang sedang menggunakan kontrasepsi modern. Dengan menggunakan regresi logistik multinomial, penelitian ini menemukan bahwa persetujuan suami berpengaruh positif terhadap penggunaan MKJP reversibel baik jika dibandingkan dengan short term method maupun MKJP permanen, meskipun pengaruh persetujuan suami terhadap peningkatan penggunaan MKJP reversibel (relatif terhadap short term method) tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pengambilan keputusan bersama berpengaruh positif terhadap penggunaan MKJP reversibel dibandingkan short term method. Sedangkan jika dibandingkan dengan MKJP permanen, pengambilan keputusan bersama memberikan pengaruh negatif terhadap penggunaan MKJP reversibel.

ABSTRACT
As a contraceptive, Long Acting and Reversible Contraception (LARC), such as IUDs and Implants, has many advantages compared to short term method and Long Acting and Permanent Method (LAPM). Despite these advantages, the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data shows a decrease in the use of the LARC over a period of 30 years (1987-2017). This study aims to investigate the effect of husband's approval and joint decision making between husband and wife on the wife's use of LARC. Data from IDHS 2017 is used with currently married women who are using modern contraceptive methods serves as unit analysis. Using multinomial logistic regression, this study found that husband's approval had a positive effect on the use of LARC both compared to the short term method and LAPM, although husband's approval did not have a significant effect on the use of LARC (relative to the short term method). Joint decision making has a positive effect on the use of LARC compared to the short term method. Whereas when compared with LAPM, joint decision making has a negative effect on the use of LARC."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Syamsi
Jakarta: Bina Aksara, 1989
658.4 IBN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hofsteede, W. M. F.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1992
352 HOF d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Rezki Elvika
"Tesis ini menelusuri tentang kontribusi stres eksternal, stres internal, dan identitas budaya sebagai faktor yang berperan dalam pembentukan resiliensi keluarga. Lebih lanjut, penelitian ini juga ingin menguji tentang peran identitas budaya sebagai moderator dalam hubungan antara stres eksternal dan stres internal dengan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah. Melalui teknik convenience sampling diperoleh 110 isteri bersuku bangsa Minangkabau dari keluarga yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah sebagai sampel pada penelitian ini. Data dari masing-masing variabel pada penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian berupa kuesioner. Pengukuran tingkat resiliensi keluarga dilakukan dengan menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire, pengukuran tingkat stres dilakukan dengan menggunakan Multidimensional Stres Questionnaire for Couple, dan pengukuran tingkat identitas budaya dilakukan dengan menggunakan alat ukur Identitas Budaya Keluarga Minangkabau. Regresi sederhana (simple regression), regresi berganda (multiple regression), dan analisis moderasi template 1 Program PROCESS dari Hayes melalui SPSS digunakan untuk menganalisis data penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa stres yang semakin tinggi akan memengaruhi penurunan resiliensi keluarga ((t(108) = -2,79; p<0,05, untuk stres eksternal dan (t(108) = -3,13; p<0,05, untuk stres internal). Kedua stres ini merupakan faktor risiko yang berkontribusi secara negatif signifikan dalam pembentukan resiliensi keluarga baik ketika dianalisis secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan nilai p<0,05. Selanjutnya, identitas budaya merupakan faktor protektif yang berkontribusi secara positif signifikan dalam pembentukan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau yang menetap serumah dengan orang tua pihak perempuan setelah menikah dengan nilai t(108) = 4,12; p<0,05. Akan tetapi, identitas budaya tidak berperan sebagai moderator yang memperkuat atau memperlemah pengaruh stres (baik stres eksternal maupun stres internal) terhadap pembentukan resiliensi keluarga dengan nilai p>0,05. Hasil penelitian dibahas lebih lanjut pada bagian diskusi.

This study investigated the contribution of three variables (external stress, internal stress, and cultural identity) as predictors in building family resilience. Then, we examined cultural identity as possible moderator of the relation between stres and family resilience in Minangkabau`s matrilineal family who coresiding with parents (wives) after marriage. Participants of this study were 110 wives. Participants were selected based on convenience sampling technique. Data were collected through three questionnaires. Walsh Family Resilience Questionnaire used to assess the level of family resilience, Multidimensional Stres Questionnaire for Couple used to assess the level of stress, and Identitas Budaya Keluarga Minangkabau questionnaire used to assess the level of cultural identity. The data were analyzed using simple regression, multiple regression, and Hayes PROCESS program with template 1 for moderator analysis. The result of this study shown that external stress and internal stress are risk factors because these stresses have negative significant effect on family resilience (t(108) = -2,79; p<0,05 for external stress, t(108) = -3,13; p<0,05 for internal stress, p<0,05 for both of stresses when analyzed together). Then, cultural identity have positive significant contribution on family resilience t(108) = 4,12; p<0,05. Also, the study found that there are no interaction effect between stresses (external stress, internal stress) and cultural identity in building family resilience. Result discussed in the last of this study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Rakhmawati
"Program KB dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. program ini terutama untuk ibu grande mutipara. Pengambilan keputusan kontrasepsi ibu grande multipara dipengaruhi beberapa faktor: Akses pelayanan, pengetahuan, peran pasangan, bias gender, agama dan kepercayaan, sosial kultural.
Tujuan penelitian mengeksplore faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan Kontap ibu grande multipara. Desain penelitian cross sectional untuk menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi ibu grande multipara menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai. Sampel penelitian 58 responden.
Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara faktor: bias gender, pengetahuan, peran pasangan, akses pelayanan, sosial kultural dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor agama dan kepercayaan hasil penelitian ini tidak ada hubungan signifikan dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor dominannya adalah pengetahuan dan bias gender, pengaruhnya 14,6%.
Rekomendasi perlunya meningkatkan pengetahuan kontrasepsi ibu grande multipara dan bias gender dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi.

Family planning programs can control the rate of population growth. This program specially for grande multiparous. Contraception decision making for grande multiparous influenced by several factors: accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, religion and belief, social culture.
The purpose of Research to explore the factors that influenced decision of Grande multiparous who use tubectomy technic. Research design : The crosssectional is used to analyze the background factors grande multiparous that determinane the compatible contraceptive choice. The sample of research is 58 respondents.
Result : there is a significant relationship between factors : accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, social culture and decisioan making tubectomy. the religion and belief factors in the results of this research there is no significant relationship with decision- making for Tubectomy. The dominat factors is knowledge and refraction gender influence 14,6%.
Recommendation : Improving contraceptive knowledge grande multiparous and refraction gender in decisioan making contraseptive use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Halim
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan budaya dan pengasuhan terhadap perkembangan theory of mind (ToM) anak di Sumatera Barat yang memiliki sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan dari Ibu. Perolehan ToM diukur dengan menggunakan theory of mind scale, budaya orang tua diukur dengan skala pengasuhan individualis-kolektvis, dan pengasuhan orang tua diukur dengan Parenting Attitude Inventory (PAI). Skala ToM diberikan pada 80 anak (35 laki-laki, 45 perempuan) dengan usia 5-6 tahun. Kuesioner budaya dan pengasuhan diberikan kepada orang tua anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dari budaya dan pengasuhan terhadap ToM. Selain itu pola perkembangan ToM anak di Sumatera Barat mengikuti pola eastern yaitu DD>KA>DB>FB>HE.

ABSTRACT
This study aims to determine whether there is a cultural and nurturing relationship to the development of the theory of mind (ToM) of children in West Sumatra who have a matrilineal kinship system or lineage from their mother. ToM acquisition is measured using the theory of mind scale, parental culture is measured by the individualist-collectivist parenting scale, and parenting is measured by the Parenting Attitude Inventory (PAI). The ToM scale was given to 80 children (35 boys, 45 girls) aged 5-6 years. Culture and parenting questionnaires were administered to the childs parents. The results showed that there was no significant relationship between culture and care for ToM. In addition, the development pattern of childrens ToM in West Sumatra follows the eastern pattern, namely DD>KA>DB>FB>HE. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Jatmiko Utomo
"Salah satu peran paling penting pemimpin perusahaan adalah menghasilkan keputusan stratejik yang efektif. Keputusan stratejik yang dihasilkan akan menentukan tingkat daya saing perusahaan di dalam industri. Telah diketahui secara luas bahwa kepercayaan dan kolaborasi antar Top Management Team (TMT) memberikan dampak penting terhadap proses pengambilan keputusan stratejik. Selain itu juga diketahui bahwa proses pengambilan keputusan secara rasional komprehensif akan menentukan efektivitas keputusan yang dibuat oleh TMT.
Tujuan dari riset ini adalah mempelajari bagaimana hubungan kepercayaan dan kolaborasi antar anggota TMT terhadap seberapa komprehensif proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Studi empiris telah dilakukan dengan mengembangkan model penelitian bagaimana proses pengambilan keputusan stratejik dilakukan di perusahaan tambang di Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk menganalisa 267 responden yang mewakili perusahaan tambang, baik perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan tambang swasta.
Penelitian menemukan bahwa TMT Collaboration menjadi mediator dari TMT Trust terhadap proses pengambilan keputusan yang rasional komprehensif. Untuk membuat proses pengambilan keputusan yang efektif, TMT harus memiliki kepercayaan dan kolaborasi yang tinggi antar mereka. Selain itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara komprehensif baik prosesnya maupun pembahasan isi keputusan yang akan dibuat.

Studi ini memberikan kontribusi kepada dunia akademis khususnya di bidang pembuatan keputusan stratejik. Temuan penelitian tentang hubungan TMT Trust dan TMT Collaboration terhadap pengambilan keputusan secara komprehensif baik proses dan pembahasan isi (Content) akan memperkaya literatur bagaimana meningkatkan kinerja organisasi dengan melakukan proses pengambilan keputusan yang optimal dan efektif. Kontribusi manajerial dihasilkan dari model proses pengambilan keputusan stratejik yang optimal yang dapat diterapkan di perusahaan untuk meningkatkan kinerja organisasi.


One of the most important roles of top management in the organization is how effective the strategic decision they make. The strategic decision will determine the competitiveness of the company in the industry. It is widely known that trust and collaboration of Top Management Team (TMT) generates positive impacts in the strategic decision making process. It is also known that rational process determines the effectiveness of decision that been made by TMT.
The aim of this research is to study the relations between TMT’s trust and collaboration toward rational comprehensive on strategic decision making process. An empirical study has been undertaken to develop a model on how to make the effective strategic decision making process for mining companies. This study utilizes Structural Equation Model (SEM) Lisrel methodology to analyze 267(two-hundred and sixty-seven) respondents representing mining companies in Indonesia.
This study has found that TMT collaboration being a mediator of TMT trust to rational strategic decision making. To develop an effective strategic decision making process, TMT must possess a high trust and collaboration, as well as a high process and content comprehensiveness.
This study contributes to existing literature on strategic management, especially the strategic decision making. The finding generated from TMT trust and collaboration relation to comprehensiveness process and content will certainly enrich the literature on how to improve organizational performance by means of conducting optimal and effective strategic decision making process. The insight produced from this study will provide managerial advise by proposing an optimal model of strategic decision making process that could boost company performance.
"
2019
D2668
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>