Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Furqan
"Residu Ca(OH)2 dapat mengganggu hermetisitas obturasi saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tiga metode pembersihan residu Ca(OH)2. Metode. Tigapuluh premolar bawah dipeparasi dengan ProTaper sampai F3, kemudian diberi medikamen Ca(OH)2 dan disimpan selama 7 hari. Setelah itu, sampel dibagi tiga sama banyak. Residu Ca(OH)2 di Kelompok I dibersihkan dengan irigan gabungan NaOCl-EDTA, kelompok II dengan CanalBrush, dan Kelompok III dengan file NiTi. Sampel kemudian dibelah arah buko-lingual dan residu diperiksa dengan mikroskopstereo dan program Axiocam. Hasil. Pembersihan paling baik adalah pada kelompok II, disusul oleh kelompok III, dan kelompok I, walaupun secara statistik tidak berbeda signifikan (p <0,05). Kesimpulan. Ketiga metode menghasilkan efek pembersihan residu Ca(OH)2 yang tidak berbeda.

The residu of Ca(OH)2 will hamper the hermeticity of root canal obturation. The aim of this study was to analyze the effectiveness of the methods of its removal. Methods. Root canal preparation was performed on 30 lower premolar using Proaper system. The Ca(OH)2 paste was put on the root canal for 7 days. The samples were then divided equally into three groups. The residu of Ca(OH)2 in group I, II, and III were removed by combined irrigant of NaOCl-EDTA, Canal Brush, and NiTi file respectively. After bisected bucco-lingually, the residu was assessed under stereomicroscope (12x magnification) and AxioCam. Results. Substantially, the most effective method was group II, followed by group III and I, but statistically no significance difference (p < 0.05). Conclusion. The canal brush is the best methods in removing Ca(OH)2 residu, although the difference is statistically not significant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Hardhitari
"Latar belakang: Smear layer akibat preparasi saluran akar dapat menyebabkan kegagalan perawatan Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan dua macam irigan kombinasi terhadap pembersihan smear layer di daerah sepertiga apeks.
Metode: Tiga puluh gigi premolar tetap dibagi atas tiga kelompok sama besar Kelompok I, Kelompok II dan Kelompok II masing masing menggunakan irigan kombinasi NaOCl 2 625 asam sitrat 17 NaOCl 2 625 EDTA 17 dan Kelompok III kelompok kontrol menggunakan salin. Sisa smear layer di daerah sepertiga apeks diperiksa dengan SEM dan diukur dengan memberikan skor jika permukaan yang bersih dari smear layer adalah lebih dari 75 50 - 75 25 - 50 dan kurang dari 25 maka berturut turut diberi Skor 0 1 2 dan 3 Hasilnya dianalisis dengan Kolmogorov Smirnov.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan dalam membersihkan smear layer antara Kelompok I dan II p 0 447 tetapi dibandingkan dengan kelompok kontrol Kelompok I dan II secara signfikan p 0 000 membersihkan smear layer lebih baik Kesimpulan Kombinasi irigan NaOCl - asam sitrat dan NaOCl - EDTA tidak berbeda pengaruhnya dalam membersihkan smear layer di daerah sepertiga apeks.

Background: Smear layer as a result of instrumentaion could influence the outcome of treatment. The aim of this study was to analyze the effectiveness of two combination of irigants in removing the smear layer in the root canal.
Methods: Thirty permanent premolars were divided in 3 groups equally Group I II and III used NaOCl 2 625 citric acid 17 NaOCl 2 625 EDTA 17 and saline solution control respectively. The remnants of smear layer were evaluated by SEM and were scored The Score was 0 1 2 or 3 if the remnants of the smear layer was less than 25 between 25 to 50 50 to 75 and more than 75 of the surface respectively and were analyzed by Kolmogorov Smirnov
Results: There was no significant different in removing the smear layer between the Group I and the Group II p 0 447 while comparing to the control group the experimental groups were significantly better p 0 000 Conclusion No difference in ability to remove the smear layer between combinations of irrigant of NaOCl 2 625 citric acid 17 and NaOCl 2 625 EDTA 17
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T32986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitra Iselinni
"Latar belakang : Candida albicans mampu membentuk biofilm serta berpenetrasi ke tubuli dentin. Invasi ke dalam tubulus dentin dapat melindungi sel-sel C.albicans dari efek prosedur intrakanal dan berperan dalam pembentukan infeksi saluran akar persisten. Larutan irigasi NaOCl 2,5 dan CHX 2 memiliki keterbatasan penetrasi, sehingga C.albicans pada tubuli dentin dalam tidak memperoleh efek antijamur larutan irigasi dan menyebabkan kegagalan disinfeksi total sistem saluran akar. Olehkarena itu, disinfeksi saluran akar merupakan tantangan utama dalam endodontik dan prinsip dasar yang penting bagi pelestarian jangka panjang gigi dengan perawatan saluran akar. Penggunaan laser dioda dalam bidang endodontik merupakan metode yang dikembangkan untuk memenuhi tantangan tersebut karena dianggap mampu berpenetrasi ke tubuli dentin dalam.
Tujuan : melihat efek laser dioda sebagai aktivasi antijamur larutan irigasi NaOCl 2,5 dan CHX 2 pada biofilm C.albicans. Metode : menghitung jumlah koloni biofilm C.albicans setelah diberi larutan irigasi NaOCl 2,5 dan CHX 2 serta penambahan sinar laser dioda.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara penggunaan larutan irigasi dengan larutan irigasi kombinasi laser dioda.

Background : Candida albicans is able to form biofilms and penetrating into the dentin tubules. The invasion into the dentinal tubules may protect C.albicans from intracanal procedures and cause formation of persistent infection of the root canal. Irrigation solution 2.5 NaOCl and 2 CHX has limited penetration, so C.albicans can be protected from the effects of antifungal irrigation solution and cause a total failure disinfection. Consequently, disinfection is a major challenge in endodontics and basic principles that are important for long term preservation of the tooth with root canal treatment. The use of diode laser in endodontics is a method developed to meet these challenges because able penetrating into the dentin tubules.
Aim : To evaluation the effects of diode laser as activation antifungal irrigation solution of 2.5 NaOCl and 2 CHX on C.albicans biofilm. Methode count the number of C.albicans biofilm colonies after aplication the irrigation solution of 2.5 NaOCl and 2 CHX and the addition of a diode laser beam.
Result : There are significant differences between the use of irrigation solution with a combination of laser diodes and irrigation solution p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohannes Tedjasukmana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitivitas berudu katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) terhadap paparan sodium hipoklorit (NaOCI) dengan parameter induksi mikronukleus pada eritrosit. Paparan sodium hipoklorit yaitu 0,06; 0,12; 0,24 dan 0,48 ppm terhadap eritrosit berudu R. catesbeiana dilakukan selama 12 hari. Pengaruh paparan sodium hipoklorit dapat diamati dengan terbentuknya mikronukleus. Untuk mengamati mikronukleus, dibuat sediaan oles darah dari bagian ekor berudu yang kemudian diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Penghitungan mikronukleus dilakukan terhadap 1000 eritrosit.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa paparan sodium hipoklorit dengan konsentrasi 0,06; 0,12; 0,24 dan 0,48 ppm selama 12 hari pada eritrosit berudu R. catesbeiana, menginduksi pembentukan mikronukleus yang berbeda sangat nyata dengan kontrol (α = 0,01). Uji Regresi Linier menunjukkan peningkatan jumlah mikronukleus sesuai dengan peningkatan konsentrasi sodium hipoklorit yang dipaparkan (Y = 12,525 + 67.083X)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Firdaus
"Indonesia memiliki laut yang besar dan memiliki ikan yang banyak namun para nelayan belum bisa menyediakan ikan yang segar sehingga harga hasil tangkapannya menjadi murah dan menyebabkan nelayan tidak mendapat penghasilan yang cukup. Hal ini dikarenakan tidak semua nelayan paham cara pengolahan pasca panen. Ikan adalah bahan makanan yang mudah busuk. Penyebabnya adalah adanya aktivitas mikroorganisme yang bekerja di dalam tubuh ikan sehingga peneliti ingin melihat pemanfaatan NaOCl yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme agar ikan tidak cepat busuk dan kesegaran ikan  dapat terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan zat NaOCl dalam proses pendinginan ikan. Metode yang digunakan adalah metode observasi selama 27 hari. Penelitian ini dilakukan yaitu melihat perbedaan ikan dalam penyimpanan (pendinginan) ikan yang menggunakan NaOCl dan tanpa NaOCl. Hasil penelitian menunjukkan ikan tanpa NaOCl dikatakan busuk pada hari ke 21 sedangkan ikan dengan NaOCl masih dikatakan baik atau belum mengalami pembusukan. Kesimpulannya adalah NaOCl memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah nelayan.

Indonesia has a large sea and has a lot of fish but the fishermen have not been able to provide fresh fish so the price of the catch becomes cheap and causes fishermen not to earn enough. This is because not all fishermen understand the way of post-harvest processing. Fish is a perishable food ingredient. The reason is the activity of microorganisms that work in the body of the fish so researchers want to see the Utilization of NaOCl which is able to kill microorganisms so that the fish do not rot quickly and the freshness of the fish can be maintained. The purpose of this study was to determine the effect of using NaOCl substances in the process of cooling fish. The method used is the observation method for 27 days. This research was conducted by looking at the differences in fish in the storage (cooling) of fish using NaOCl and without NaOCl. The results showed that fish without NaOCl were said to rot on day 21 while fish with NaOCl were still said to be good or had not experienced decay. he conclusion is that NaOCl has the potential to increase the added value of fishermen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Fibryanto
"

Tujuan: Menganalisis pengaruh paparan larutan Sodium hipoklorit (NaOCl) dengan konsentrasi 2,5% dan 5,25% pada profil MMP-9 dan struktur kolagen di dentin terhadap kekuatan ikat geser resin komposit-dentin. Metode: Seratus empat puluh empat spesimen dentin dirandom untuk analisis profil MMP-9 dengan pemeriksaan imunohistokimia (n=18) dan ELISA (n=30); analisis struktur kolagen dengan SEM di permukaan oklusal (n=18) dan proksimal (n=18) dan pewarnaan Massons trichrome; serta analisis kekuatan ikat geser resin komposit permukaan oklusal (n=30) dan proksimal (n=30). Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok dalam tiap analisis, yaitu: kelompok kontrol, kelompok paparan NaOCl 2,5% dan 5,25%. Hasil: Pemeriksan profil MMP-9 menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOCl dapat menekan profil MMP-9 (p<0,05). Pemeriksaan struktur kolagen menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi NaOCl mampu mendegradasi kolagen dentin (p<0,05). Sodium hipoklorit 5,25% paling efektif menekan jumlah profil MMP-9 (9,9+3,63 ng/mL) dan mendegradasi kolagen serta memiliki nilai kekuatan ikat geser yang paling tinggi (15,85+0,43 MPa) dari pada NaOCl 2,5% (14,51+3,66 ng/mL) dan kelompok kontrol (24,09+8,88 ng/mL; 14,41+0,96 Mpa). Kelompok NaOCl 2,5% memiliki nilai kekuatan ikat geser yang paling rendah (9,2+0,65 MPa). Kesimpulan: Larutan NaOCl 5,25% dapat menekan profil MMP-9 dan mendegradasi kolagen fibril untuk meningkatkan nilai kekuatan ikat geser resin komposit-dentin dan menciptakan suatu ikatan mikro mekanis antara resin dan permukaan anorganik dentin tanpa hybrid layer. 

 
Kata kunci: Sodium hipoklorit, profil MMP-9, collagen, dentin, kekuatan ikat geser.


Objective: To analyze the effect of Sodium hypochlorite (NaOCl) 2.5% and 5.25% exposure on MMP-9 profile and dentin collagen structure toward resin composite-dentin shear bond strength. Method: One hundred and forty four dentin specimens were randomized  for MMP-9 profile analysis using immunohistochemistry staining (n=6) and ELISA (n=10); collagen structure analysis with SEM and Massons trichrome staining (n=6); and resin composite shear bond strength analysis (n=10). Then, specimens were divided into three groups: control, NaOCl 2.5% and 5.25% groups. Results: MMP-9 profile analysis showed that NaOCl concentration increase can suppress MMP-9 profile (p<0.05). Collagen structure analysis showed that NaOCl concentration increase can degrade dentin collagen (p<0.05). NaOCl 5.25% is the most effective in suppressing MMP-9 profile amount (9.9+3.63 ng/mL) and degrading collagen, it also has the highest shear bond strength (15.85 +0.43 MPa) compared to NaOCl 2.5% (14.51+3.66 ng/mL) and control group (24.09+8.88 ng/mL; 14.41+0.96 MPa). NaOCl 2.5% group has the lowest shear bond strength (9.2+0.65MPa). Conclusion: NaOCl 5.25% can suppress MMP-9 profile and degrade fibril collagen to increase the shear bond strengths value and create a micro mechanical bonding between resin and anorganic part of dentin without hybrid layer.

 
 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joy Christy Salim
"Latar belakang: Keberadaan pelikel mengurangi kualitas dan kuantitas pengetsaan enamel, yang mengurangi kuat rekat geser adhesif. Deproteinisasi enamel dengan sodium hipoklorit (NaOCl) sebelum pengetsaan diharapkan meningkatkan kuat rekat geser bahan adhesif. P

Tujuan: membandingkan nilai kuat rekat geser braket yang direkatkan dengan adhesif Unite (UN) and Xihu-BIOM (XB) pada enamel tanpa dan dengan deproteinisasi enamel menggunakan NaOCl 5.25%.

Metode: 52 gigi premolar pertama rahang atas dibagi menjadi 4 kelompok: A1) UN tanpa deproteinisasi; A2) XB tanpa deproteinisasi; B1) UN dengan deproteinisasi; dan B2) XB dengan deproteinisasi. Spesimen direkatkan braket dan diuji menggunakan Universal Testing Machine Shimazu AG-5000.

Hasil: Rerata kuat rekat geser pada kelompok A1 adalah 12.82 + 2.187 MPa, A2 adalah 14.49 + 2.986 MPa, B1 adalah 15.82 + 3.251 MPa, dan B2 adalah 12.56 + 2.726 MPa. Pada uji statististik terdapat perbedaan bermakna rerata kuat rekat geser adhesif UN antara kelompok tanpa dan dengan deproteinisasi. Selain itu terdapat perbedaan bermakna kuat rekat geser kelompok dengan deproteinisasi antara adhesif UN dan XB. Pada semua kelompok adhesif terdapat peningkatan tidak bermakna nilai ARI pada kelompok dengan deproteinisasi.

Kesimpulan: Deproteinisasi enamel dengan NaOCl 5.25% sebelum pengetsaan memberikan peningkatan bermakna kuat rekat geser adhesif Unite.


Background: Pellicle’s protein in enamel surface reduces the quality and quantity of acid etching, therefore it reduces shear bond strength. Enamel deproteinization with sodium hypochlorite (NaOCl) before etching was expected to enhance orthodontic adhesives’ shear bond strength.

Aim: to assess the effect of enamel deproteinization with 5.25% NaOCl before etching on shear bond strength of Unite (UN) and Xihu-BIOM (XB) adhesive.

Methods: Fifty-two maxillary first premolars were divided into four groups: A1) UN without deproteinization; A2) XB without deproteinization; B1) UN with deproteinization; and B2) XB with deproteinization.  Brackets were bonded and mechanical test were performed in Universal Testing Machine.

Results: The mean shear bond strength value for Group A1 was 13.51 + 2.552 MPa, A2 was 14.36 + 2.902, B1 was 16.43 + 2.615 and B2 was 13.05 + 2.348 MPa. There’s significant effect of sodium hypochlorite enamel deproteinization before acid etching on shear bond strength of Unite adhesive. Significant difference on shear bond strength of Xihu-BIOM and Unite adhesive within enamel deproteinization group was observed in this study. Within both adhesive groups, there were non-significant increase on ARI score in deproteinization group.

Conclusion: Enamel deproteinization with 5.25% NaOCl before etching increased shear bond strength of Unite significantly."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library