Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vastya Ihsani
"ABSTRAK
Konsep mempertahankan struktur jaringan gigi yang sehat saat
ini telah berkembang, mengacu pada prinsip intervensi minimal. Metode yang telah dikembangkan sesuai dengan prinsip preparasi minimal yaitu preparasi menggunakan bahan kemomekanis, yaitu Papacarie®. Produk ini mengandung bahan alami utama yaitu enzim papain. Pada penelitian ini, akan dilakukan pembuangan infected dentin dengan preparasi kemomekanis menggunakan gel papain dan Papacarie®, dan preparasi mekanis menggunakan instrumen putar bur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro affected dentin setelah pembuangan infected dentin secara mekanis dan kemomekanis. Metode: Dua puluh tujuh gigi molar tetap dibagi ke dalam tiga
kelompok. Kelompok 1: pembuangan infected dentin menggunakan tehnik
kemomekanis gel papain. Kelompok 2: menggunakan bahan Papacarie®.
Kelompok 3: menggunakan instrumen putar bur. Setiap kelompok dilakukan uji kekerasan menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan Post-hoc dan Tukey. Hasil:. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 3 serta kelompok 2 dan 3, p= 0.000. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2, p= 1.000. Kesimpulan: Kekerasan mikro affected dentin setelah
pembuangan infected dentin dengan bur lebih tinggi dibandingkan setelah aplikasi gel papain dan Papacarie®. Sedangkan, kekerasan mikro affected dentin setelah pembuangan infected dentin dengan gel papain hampir sama dengan setelah aplikasi Papacarie®.

ABSTRACT
Konsep mempertahankan struktur jaringan gigi yang sehat saat
ini telah berkembang, mengacu pada prinsip intervensi minimal. Metode yang telah dikembangkan sesuai dengan prinsip preparasi minimal yaitu preparasi menggunakan bahan kemomekanis, yaitu Papacarie®. Produk ini mengandung bahan alami utama yaitu enzim papain. Pada penelitian ini, akan dilakukan pembuangan infected dentin dengan preparasi kemomekanis menggunakan gel papain dan Papacarie®, dan preparasi mekanis menggunakan instrumen putar bur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekerasan mikro affected dentin setelah pembuangan infected dentin secara mekanis dan kemomekanis. Metode: Dua puluh tujuh gigi molar tetap dibagi ke dalam tiga
kelompok. Kelompok 1: pembuangan infected dentin menggunakan tehnik
kemomekanis gel papain. Kelompok 2: menggunakan bahan Papacarie®.
Kelompok 3: menggunakan instrumen putar bur. Setiap kelompok dilakukan uji kekerasan menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan Post-hoc dan Tukey. Hasil:. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 3 serta kelompok 2 dan 3, p= 0.000. Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2, p= 1.000. Kesimpulan: Kekerasan mikro affected dentin setelah
pembuangan infected dentin dengan bur lebih tinggi dibandingkan setelah aplikasi gel papain dan Papacarie®. Sedangkan, kekerasan mikro affected dentin setelah pembuangan infected dentin dengan gel papain hampir sama dengan setelah aplikasi Papacarie®."
2012
T33039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Rangga Pratiwi
"Latar belakang: Pada lesi karies dalam sisa ketebalan dentin yang masih tersisa sangat tipis sehingga pembuangan seluruh infected dentin beresiko besar terhadap terbukanya pulpa. Teknik minimal invasif diperlukan, yaitu partial caries excavation dengan metode pembuangan jaringan infected dentin sebagian dan penggunaan material bioaktif MTA yang dapat memicu terjadinya remineralisasi. Tujuan: Untuk membandingkan remineralisasi pada affected dentin lesi karies dalam dengan pembuangan seluruh dan sebagian infected dentin setelah aplikasi MTA. Metode: Subjek dibagi dua kelompok, kelompok I dilakukan pembuangan sebagian infected dentin dan diaplikasikan MTA, kelompok II dilakukan pembuangan seluruh infected dentin dan diaplikasikan MTA. Masing-masing kelompok diukur pixel gray value sebelum dan 4 minggu setelah dilakukan aplikasi MTA, lalu dibandingkan. Selain itu dibandingkan peningkatan gray value pada kedua kelompok tersebut. Hasil: Terjadi remineralisasi affected dentin kelompok I dan II setelah aplikasi MTA. Tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat remineralisasi affected dentin pada kelompok 1 dan 2 setelah aplikasi MTA selama 4 minggu. Kesimpulan: Terjadi remineralisasi affected dentin pada kedua kelompok baik dengan pembuangan sebagian maupun seluruh infected dentin lesi karies dalam.

Background Deep carious lesion that only thin dentin remains in the remaining dentin thickness that caused a high risk to the pulp exposure in the removal of all infected dentin. Minimally invasive techniques are required, which are a partial caries excavation method in infected dentin tissue and the use of bioactive material that can promote MTA remineralization. Aim to compare the remineralization of deep carious lesion affected dentin with the removal in some parts and all of the infected dentin after the application of the MTA. Methods Subjects are divided into two groups, in which group I is getting the removal in only some parts of the infected dentin and the application of the MTA, group II is getting the removal in all of the infected dentin and the MTA application. Each group is measured on the pixel grey value before and four weeks after the application of the MTA, and then compare. Moreover, compare the enhancement of the grey value of those groups. Result Reminalisation is occurred in both of the groups after the application of the MTA. there is no significance difference in the reminalization level of the affected dentin in both group I and group II after the application of the MTA during four weeks. Conclusion Reminalization is occurred in the affected dentin in both of the groups either by only removal in some part or all of the carious lesion infected dentin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Habli Daviq
"Latar Belakang: Silver Diamine Fluoride (SDF) dan Propolis Fluoride (PPF) merupakan varnish yang memiliki sifat antibakteri dan dapat mencegah demineralisasi dan memicu remineralisasi Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekerasan dentin setelah aplikasi varnish SDF dan PPF selama 30 hari dan 60 hari. Metode: Enam spesimen dentin gigi premolar dengan ukuran 4x4x2 mm diaplikasikan varnish SDF (38%) dan PPF (10%) kemudian setiap spesimen direndam dalam tube berisi aquadem lalu dikocok dengan kecepatan 45 rpm selama 30 menit setiap hari. Dan dilakukan uji kekerasan menggunakan Vickers microhardness tester setelah 30 dan 60 hari. Hasil: Nilai kekerasan dentin setelah 30 hari aplikasi SDF ialah 67 ± 2,83 VHN dan PPF ialah 61,00 ± 2,44 VHN. Sedangkan nilai kekerasan dentin setelah 60 hari aplikasi SDF ialah 69,00 ± 2,82 VHN dan PPF ialah 73,25 ± 1,71 VHN. Kesimpulan: Varnish SDF dan PPF efektif meningkatkan kekerasan dentin.

Background: Silver Diamine Fluoride (SDF) and Propolis Fluoride (PPF) had antibacterial properties on silver and propolis contents. The fluoride content present in both varnishes could inhibit demineralization and promote remineralization Objective: This study analyzed the dentin microhardness after 30 and 60 days application of Sodium diamine fluoride (SDF) and propolis fluoride (PPF). Methods: Six dentin blocks were allocated and divided into control groups and treatment groups with SDF (38%) and PPF (10%). Each dentin block in the treatment group received a topical application of various fluoridebased varnishes and was submerged in aquadem and shaken for 30 minutes at 45 rpm every day. The dentin hardness was analyzed by a Vickers microhardness tester. Results: Dentin microhardness after 30 days application of SDF varnish was 67 ± 2,83 VHN and PPF varnish was 61,00 ± 2,44 VHN. While, Dentin microhardness after 60 days application of SDF varnish was 69,00 ± 2,82 VHN and PPF varnish was 73,25 ± 1,71 VHN Conclusion: SDF and PPF were effective for dentin remineralization and increase dentin microhardness.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Megantoro
"Latar belakang: Perawatan lesi karies dalam masih banyak dilakukan dengan pembuangan seluruh jaringan karies karena kekhawatiran proses karies berlanjut apabila jaringan karies ditinggalkan. Perawatan tersebut berisiko tinggi kematian pulpa. Dengan kemajuan ilmu teknologi kedokteran gigi, dapat dilakukan perawatan secara minimal invasif dengan meninggalkan jaringan karies.
Tujuan: Mengevaluasi perbandingan remineralisasi affected dentin dengan meninggalkan sebagian atau mengangkat seluruh infected dentin pada lesi karies dalam.
Metode: Dua kelompok, dengan meninggalkan atau mengangkat infected dentin. Pada kedua kelompok diaplikasikan BiodentineTM dan dievaluasi setelah 4 minggu.
Hasil: Kelompok I menunjukkan terjadi remineralisasi, tetapi belum tampak di radiograf. Kelompok II menunjukkan adanya remineralisasi. Perbandingan remineralisasi antara kedua kelompok tidak signifikan
Kesimpulan: Remineralisasi affected dentin dapat terjadi dengan meninggalkan infected dentin ataupun mengangkat seluruhnya.

Background: The treatment of deep carious lession still done with complete carious removal, risking the pulp to necrosis. With the upgrade in dental science and technology, nowadays dentist can provide minimal invasive carious removal by leaving partly carious lession.
Objective: To evaluate the remineralization in affected dentin by leaving partly infected dentin or remove all infected dentin.
Methods: Two groups, leaving partly or remove all infected dentin. Both group applied with BiodentineTM and evaluated after four weeks.
Result: First gruop showed remineralization, but radiographically insignificant. Second group showed remineralization. The comparation between two groups insignificant.
Conclusion: Affected dentin remineralization can happened, either leaving the infected dentin or remove all of them.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurul Ulfah
"Latar belakang: Pembuangan seluruh infected dentin lesi karies dalam berisiko menyebabkan pulpa terbuka. Saat ini dimungkinkan untuk melakukan perawatan secara minimal invasif dengan meninggalkan sebagian jaringan karies. Partial caries excavation dan penggunaan material bioaktif iRoot BP Plus dapat memicu terjadinya remineralisasi affected dentin.
Tujuan: Mengevaluasi remineralisasi affected dentin pada pembuangan seluruh dan sebagian infected dentin setelah aplikasi iRoot BP Plus.
Metode: Subjek dibagi dua grup, grup I pembuangan sebagian infected dentin, dan grup II pembuangan seluruh infected dentin. Masing-masing kelompok diaplikasikan iRoot BP Plus dan diukur grey value sebelum dan setelah empat minggu perlakuan, kemudian dibandingkan.
Hasil: Terjadi remineralisasi affected dentin pada grup I dan II setelah aplikasi iRoot BP Plus selama empat minggu. Tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat remineralisasi affected dentin pada grup I dan II setelah aplikasi iRoot BP Plus setelah empat minggu.
Kesimpulan: Remineralisasi affected dentin dapat terjadi dengan meninggalkan sebagian infected dentin ataupun mengangkat seluruhnya.

Background: Removal of all infected dentin on deep caries lesion leads to a high risk of pulp exposure. Nowadays, minimally invasive treatment could be done by leaving partly carious lesion. Partial caries lesion and application of bioactive material such as iRoot BP Plus can promote affected dentin remineralization.
Aim: to evaluate the remineralization in affected dentin by leaving partly infected dentin or remove all infected dentin after iRoot BP Plus application.
Methods: Subjects are divided into two groups, group I is leaving partly and group II remove all infected dentin. Each group is measured to get pixel grey value before and four weeks after application of iRoot BP Plus, and then compare.
Result: Reminalisation is occurred in both of the groups after the application of iRoot BP Plus during four weeks.
Conclusion: Reminalization is occurred in the affected dentin in both of the groups either by only removal in some part or all of infected dentin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Jaya
"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh besar tekanan dan lama scrubbing terhadap kuat rekat geser self adhering flowable composite pada dentin. Self adhering flowable composite diaplikasikan dengan tekanan scrubbing 1, 2, dan 3 gram masing-masing selama 15, 20, dan 25 detik. Resin komposit diaplikasikan secara inkremental. Polimerisasi dengan sinar selama 20 detik. Kuat rekat geser diuji menggunakan Testing Machine dan dianalisa dengan ANOVA diikuti Post Hoc Test Bonferroni. Daerah patahan diobservasi menggunakan SEM. Kuat rekat geser tertinggi pada tekanan scrubbing 3 gram selama 25 detik. Perbedaan besar tekanan dan waktu saat scrubbing mempengaruhi kuat rekat geser self adhering flowable composite pada dentin.

Effect of different scrubbing pressure and duration on shear bond strength of self adhering flowable composite to dentin was evaluated. Self adhering flowable composite was applied on dentin with 1, 2, and 3 grams pressure for 15, 20, and 25 seconds. Composite was constructed incrementally. Polymerization for 20 seconds. Shear bond strength was tested with a Testing Machine and analyzed by ANOVA and Bonferroni. Fractured area was observed with a SEM. The highest shear bond strength was obtained in 3 grams scrubbing pressure for 25 seconds. The different scrubbing pressure and duration influenced shear bond strength of self adhering flowable composite to dentin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T31132
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Kusuma Eriwati
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek perlakuan panas melalui
pemanasan fumace dan radiasi Nd:YAG Iaser terhadap perubahan mikrostruktur,
kekerasan mikro dan morfologi permukaan dentin manusia sebagai modifikasi
permukaan dentin. Dengan menggunakan sampel dentin dari gigi impaksi molar
3, perubahan energi panas yang berhubungan dengan transformasi fisik dan
khemis sebagai fungsi suhu menunjukkan kurva endotermik pada 111,62 °C
yang mengindikasikan kristalinitas yang Iebih rendah pada dentin dengan kristal
yang tidak homogen. Hasil DSC dentin menunjukkan kurva endotermik pada 40
°C - 284 "C, dan puncak eksotermik teriihat pada 500 °C. Total kehilangan berat
dentin dengan analisa TG adalah 21 ,26% setelah pemanasan 900 °C. Hasil XRD
pada suhu di atas 750 °C memperlihatkan puncak difraksi dari hidroksiapatit yang
meningkat dengan intensitas yang Iebih tinggi dengan munculnya puncak
Whitlockite. Perhitungan ukuran kristalit dentin yang bertambah besar
menunjukan adanya pertumbuhan kristalit akibat perlakuan panas sehingga
kristalinitas dentin berubah mendekati kristalinitas hidroksiapatit email. Nilai
kekerasan mikro Vickers jug meningkat akibat energi radiasi laser sesuai
dengan meningkatnya intensitas puncak difraksinya. Setelah radiasi Nd:YAG
laser terbentuk kawah dengan permukaan dentin yang meleleh dan mengalami
rekristalisasi. Jadi perilaku dentin manusia memperlihatkan perubahan fisik dan
khemis terhadap kenaikan suhu pemanasan dan energi radiasi laser yang tinggi.
Efek panas menyebabkan perubahan mikrostruktur dan sifat kekerasan yang
meningkat mendekati struktur dan kekerasan email.

Abstract
The purpose of this study was to investigate the effects of heat treatment
and Nd:YAG laser irradiation on the microstructure, microhardness and
morphological changes of human dentin surfaces for alternative dentin surface
modification. The results on the DSC of dentin show a large endothermic curve at
40°C to 284°C, likewise the DTA endothermic peak at 111,62 °C which
represent a material of less crystallinity and inhomogenous crystals. An
exothermic peak was also shown at 500ºC by DSC. The total loss of dentin
weight by TG analysis was 21.26% after heated to 900°C. XRD investigation
revealed that at higher temperature (above 750 °C) the amount of diffraction
peaks of hydroxyapatite were higher and more intense with the development of
Whitlockite. The crystallite size were also higher showing crystal growth upon
heat-treatment. After Nd:YAG laser-treated, dentin with relatively low
crystallinities obtains a structure which comes to resemble the crystalline
structure of enamel hydroxyapatite. VIckers micro-hardness property on lased
dentin surfaces showed increasing values of all laser exposures that were
associated with the increase intensity of peak diffraction. SEM observations on
Nd:YAG laser irradiation on dentin surface resulted in creater formation at higher
energy output, as well as surface melting, recrystallized and glazed surfaces. The
thermal behavior of human dentin shows physical and chemical changes with
higher temperature and higher energy output of Nd:YAG laser treatment.
Thermal effects caused microstructure and morphological changes on dentin
surfaces with increased microhardness surface properties which resemble the
microstructure and hardness of enamel."
2003
D1224
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Dwi Bestari
"Latar Belakang: Aplikasi Mineral Trioxide Aggregate (MTA) sebagai material bioaktif yang umum digunakan dalam upaya remineralisasi affected dentin memiliki peranan penting dalam preservasi jaringan gigi pada perawatan terapi pulpa vital, namun diketahui tidak dapat menghasilkan dentin dengan sifat mekanis menyerupai dentin sehat karena hanya menghasilkan remineralisasi ekstrafilbrillar. Carboxymethyl Chitosan (CMC) merupakan biomaterial alami yang dikembangkan sebagai analog protein non-kolagen pada dentin untuk menghambat laju presipitasi kalsium fosfat yang dihasilkan oleh interaksi antara material bioaktif dengan jaringan sehingga dapat memasuki ruang intrafibrillar kolagen.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penambahan CMC pada semen MTA terhadap perubahan karakteristik kristal hidroksiapatit dan kekerasan mikro dentin terdemineralisasi, yang diobservasi selama 14 hari periode remineralisasi.
Metode: Remineralisasi dilakukan melalui aplikasi material MTA, MTA-CMC 5%, dan MTA-CMC 10% pada dasar kavitas sampel dentin terdemineralisasi. Akar gigi direndam selama 14 hari dalam cairan phosphate-buffered saline. Observasi karakteristik kristal hidroksiapatit dilakukan dengan alat uji X-ray Diffractomete dan perubahan kekerasan mikro dianalisis secara kuantitatif melalui uji Vickers Hardness.
Hasil: Pembentukan kristal hidroksiapatit ditemukan pada sampel MTA dan MTA-CMC dengan derajat kristalinitas hidroksiapatit paling tinggi pada sampel MTA-CMC 10%. Kekerasan mikro dentin meningkat pada kelompok MTA-CMC 5% dan MTA-CMC 10% dibandingkan pada kelompok MTA.
Kesimpulan: Aplikasi modifikasi material Mineral Trioxide Aggregate dengan Carboxymethyl Chitosan selama 14 hari menginisasi terbentuknya fase mineral hidroksiapatit dan meningkatkan derajat kristalinitas hidroksiapatit pada dentin terdemineralisasi serta meningkatkan kekerasan mikro dentin terdemineralisasi.

Background: Application of Mineral Trioxide Aggregate (MTA) as remineralization agent of affected dentin which holds a vital role in the preservation of tooth structure has been widely used in clinical practice, however it’s only capable of generating extrafibrillar remineralization resulting in the inability to produce dentin with mechanical properties resembling sound dentin. Carboxymethyl Chitosan (CMC) is a natural biomaterial developed as analogue of dentin non-collagenous proteins to inhibit the spontaneous precipitation of calcium-phosphate produced by the interaction of dentin with remineralization agent so that intrafibrillar remineralization can be accomplished.
Objective: To evaluate hydroxyapatite crystals characteristic and assess the microhardness of demineralized dentin after 14 days application of CMC-modified MTA.
Method: Remineralization was performed by the application of MTA, MTA-CMC 5%, and MTA-CMC 10% on demineralized dentin samples. During the remineralization process, root canals of tooth models were immersed in phosphate-buffered saline solution. Hydroxyapatite crystals’ characteristic was observed by X-ray Diffractometer, while dentin microhardness score was assessed by Vickers Hardness test.
Result: Formation of hydroxyapatite crystals was identified in MTA and MTA-CMC samples. Highest degree of crystallinity was found in MTA-CMC10% sample. Microhardness score of demineralized dentins in MTA-CMC 5% group and MTA-CMC 10% group was significantly higher than those in MTA group.
Conclusion: CMC-modified MTA application on demineralized dentin in 14 days was found effective in initiating hydroxyapatite formation with higher degree of crystallinity and increasing the microhardness of demineralized dentin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Sutriadi
"Hidrogel kitosan-graft-poli(N-vinil kaprolaktam) disintesis dengan metode polimerisasi radikal bebas dengan larutan yang diikat silangkan. Agen pengikat silang etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) dan N,N’-metilen bisakrilamida (MBA) digunakan untuk menentukan pengaruh dari jenis dan konsentrasi pengikat silang pada rasio swelling saat setimbang. Spektrum Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FTIR) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC) membuktikan terbentuknya polimer graft yang terikat silang. Hasil menunjukkan semakin tinggi konsentrasi pengikat silang, semakin besar rasio swelling yang dihasilkan. Ditemukan bahwa MBA merupakan agen pengikat silang yang lebih efektif dari EGDMA dengan nilai rasio swelling 46,70% pada MBA 2% pada waktu optimal yang diperoleh yaitu tiga jam.

Chitosan-graft-poly(N-vinyl caprolactam) Hydrogels were synthesized by free radical crosslinking polymerization with solvent. Ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) and N,N’-methylene bisacrylamide (MBA) crosslinking agent were employed to determine the effect of crosslinker type and concentration in equilibrium swelling rate (ESV). Fourier Transform Infra Red Specstrocopy (FTIR) spectrum confirm the formation of crosslinking graft polymer. Result showed that higher concentration of crosslinker, the swelling rate produced was increase. It was found that MBA more effective than EGDMA with swelling rate up to 46,70% at 2% MBA with optimum reaction time is three hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S43534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiza Fadillah Nurchasanah
"Latar Belakang: Demineralisasi dentin akibat karies menyebabkan hilangnya mineral dan serabut protein dari dentin intertubular dan peritubular. Silver memiliki efek bakterisidal dan dalam bentuk silver nano memiliki cakupan kontak permukaan yang lebih baik. Propolis memiliki aktivitas mikroba. Penggabungan silver, silver nano, dan propolis dengan fluoride merupakan suatu keuntungan dan menjadi inovasi baru dalam upaya pencegahan karies.
Tujuan: Menganalisis kerja dari SDF, SNF, dan PPF dengan konsentrasi yang berbeda terhadap daya hambat demineralisasi dilihat dari morfologi permukaan dentin dan peningkatan kekerasan dentin.
Metode: Dilakukan demineralisasi pada 105 sampel dentin disc 70 sampel morfologi permukaan; 35 sampel kekerasan selanjutnya diaplikasikan SDF Ag 25,4 F- 4,48 ; NSF Ag 1,4 F- 2.26 , NSF Ag 1,9 F- 2,26 ; PPF Propolis 6,67 F- 1,19 , PPF Propolis 10 F- 1,19 yang diikuti proses pH-cycling, morfologi permukaan dentin diobservasi menggunakan alat Scanning Electron Micrograph, Vickers Microhardness Tester untuk menganalisis kekerasan dentin.
Hasil: Terdapat gambaran kristal fluorapatit pada permukaan dentin SDF Ag 25,4 F- 4,48 dan NSF Ag 1,4 F- 2.26 , NSF Ag 1,9 F- 2,26 . Terdapat lapisan amorf pada permukaan dentin PPF Propolis 10 F- 1,19. Terdapat peningkatan nilai kekerasan dentin gigi pada seluruh konsentrasi SDF, NSF, dan PPF dengan peningkatan terbesar terjadi pada PPF Propolis 6,67 F- 1,19.
Simpulan: SDF, NSF, dan PPF dapat menghambat demineralisasi serta dapat meningkatkan kekerasan dentin walaupun peningkatan tersebut tidak dapat mengembalikan kekerasan awal dentin.

Background: Dentin demineralization due to caries causes loss of mineral and protein fiber in peritubular dentin and intertubular dentin. Silver has a bactericidal effect, silver nano has a broader contact surface and propolis is an antimicroba agent. The combination of silver, silver nano, and propolis with fluoride is a new innovation in caries prevention.
Aim: To analyze the effect of SDF, SNF, and PPF with different concentration towards inhibitory effect of demineralization through observed from dentine morphology and increase in hardness.
Methods: 105 samples of dentin disc were demineralised and allocated to surface morphology group 70 samples and hardness group 35 samples. Each group received topical application of SDF Ag 25,4 F 4,48 NSF Ag 1,4 F 2.26, NSF Ag 1,9 F 2,26 PPF Propolis 6,67 F 1,19, PPF Propolis 10 F 1,19, followed by pH cycling process, surface morphology of dentin was observed by Scanning Electron Micrograph, Vickers Microhardness Tester was used to analyze dentine hardness.
Result: The surface morphology under SEM showed crystal fluorapatite on the dentin surface of SDF Ag 25,4 F 4,48 , NSF Ag 1,4 F 2.26 , and NSF Ag 1,9 F 2,26 . There was an amorphous layer on the dentin surface of Propolis 10 F 1,19 . Increased of dentin hardness were observed after application of SDF, NSF, and PPF with the highest increase of hardness was in the PPF Propolis 6,67 F 1,19.
Conclusion: SDF, NSF, and PPF can inhibit demineralization of dentin and increase dentin hardness, although cannot restore the initial value of dentin hardness.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>