Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trini Santi Pramudita
"Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu respons inflamasi di periapeks.
Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi. Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844)
Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke periapeks.

Root canal preparation produces debris extrusion, lead to inflammation in periapical tissue.
Objective: Assess the differences of periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and reciprocating motion.
Method: Thirty two premolars in a receptor tube were randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation, Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained by the receptor tube weight differences before and after preparation.
Results: The difference between groups were not statistically significant (p = 0,844).
Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in the amount of periapically extruded debris.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Aprilia Kasdjono
"Latar Belakang: Selama preparasi kemomekanis, umumnya terjadi ekstrusi debri ke periapeks yang dapat memicu respon inflamasi dan memperlambat penyembuhan jaringan periapeks. ProTaper® dilaporkan menyebabkan banyak esktrusi debri, dan belum ada data mengenai ekstrusi debri oleh generasi barunya, ProTaper Next®
Tujuan: Menganalisis jumlah ekstrusi debri pada gigi yang dipreparasi dengan ProTaper® dan ProTaper Next®.
Metode: Enam puluh gigi premolar dibagi dalam dua kelompok (kelompok ProTaper® dan ProTaper Next®) sama besar. Ekstrusi debri pada preparasi ditampung dalam tabung, dan perbedaan berat tabung sebelum preparasi dan sesudah preparasi merupakan jumlah debri terekstrusi
Hasil: kelompok ProTaper® menghasilkan debri lebih banyak daripada kelompok ProTaper Next®. Secara statistik (t-test) perbedaanya bermakna (p<0,005).
Kesimpulan: jumlah debri pada preparasi dengan ProTaper Next® lebih sedikit daripada pada preparasi dengan ProTaper.

Background: debris extrusion during chemomechanical preparation could trigger inflammatory response and delay periapical healing. Instrumentation with ProTaper® is reported to cause significant debris extrusion, while no data available with ProTaper Next®.
Objective: to analyze the amount of debris extruded in instrumentation with ProTaper® and ProTaper Next®.
Methods: sixty premolars were divided evenly into two groups; the first group was instrumented with ProTaper® and the other one with ProTaper Next®. Debris ekstruded during instrumentation was collected in a bottle and the difference between the weight of the bottle before and after intrumentation was considered as the amount of debris extrusion.
Results: debris extrusion by instrumentation with ProTaper® was greater than instrumentation with ProTaper Next®, and statistically significant (t-test, p<0,005).
Conclusion: the amount of debris extrusion produced by ProTaper Next® was less than produced by ProTaper®
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Arniawaty
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar berpotensi menyebabkan ekstrusi debri nekrotik dan bakteri intrakanal yang dapat memicu respon inflamasi di periapeks. Teknik instrumentasi, desain file, dan teknik irigasi diketahui memengaruhi potensi terjadinya ekstrusi debri dan bakteri.
Tujuan: Menganalisis dan membandingkan efek penggunaan single file rotasi kontinyu dan resiprokal terhadap terjadinya ekstrusi debri dan E.faecalis.
Metode: Tiga puluh dua gigi premolar rahang bawah, akar tunggal dipilih secara acak dikontaminasi bakteri E.faecalis isolat klinis ke dalam saluran akar, lalu dibagi menjadi dua kelompok. Saluran akar dipreparasi menggunakan single file gerakan rotasi kontinyu (One Curve), dan single file gerakan resiprokal (Reciproc Blue). Model Myers dan Montogomery digunakan untuk mengumpulkan ekstrusi debri dan bakteri. Jumlah ekstrusi debri diketahui dari selisih berat tabung debri sebelum dan setelah instrumentasi. Sementara ekstrusi E.faecalis diketahui dengan identifikasi koloni hijau-biru pada media chromagar selektif. Analisis statistik menggunakan uji Mann Whitney dan komparatif kategorik.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara jumlah ekstrusi debri (p=0,513) dan persentase terjadinya ekstrusi E.faecalis (p=0,479) pada kelompok uji menggunakan single file rotasi kontinyu dengan resiprokal. Simpulan: Instrumen single file rotasi kontinyu dan resiprokal, berpotensi menyebabkan ekstrusi debri dan E.faecalis, namun tidak ditemui perbedaan bermakna pada jumlah ekstrusi debri dan E.faecalis di antara kedua gerakan tersebut.

Background: Root canal preparation potentially cause extrusion of necrotic debris and intracanal bacteria which lead to inflammation in periapical tissue. The preparation technique, file design, and irrigation techniques influences the risk of debris and bacterial extrusion.
Objective: The purpose of this study was to evaluate and compare the effects of rotating and reciprocating single file on debris and E.faecalis extrusion.
Method: Thirty-two mandibular premolars, single roots randomly contaminated with E.faecalis bacterial isolates into the root canal, then divided into two groups. The root canals were prepared using rotating single file (One Curve) and reciprocating single file (Reciproc Blue). Myers and Montogomery models are used to collect debri and bacterial extrusions. The amount of debris extrusion is known from the difference of the debris tubes weight before and after instrumentation. While E.faecalis extrusion is known by identification of blue-green colonies on selective chromagar media. Non parametric test like Mann Whitney test and categorical comparative test were applied to determine the significant difference among the group.
Results: There was no significant difference between debris extrusion (p = 0.513) and the percentage of E.faecalis extrusion (p = 0.479) among the group using rotating and reciprocating single file.
Conclusions: In this study, both rotating and reciprocating single file system used resulted in some debris and E.faecalis extrusion, but there were no significant differences in the number of debris and E.faecalis extrusion between the instrumentation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mettasari Puspa Wardoyo
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar dengan instrumen putar NiTi dapat menyebabkan crack pada dinding saluran akar.
Tujuan: Menganalisa dan membandingkan efek penggunaan instrumen putar NiTi single-file gerakan resiprokal dan kontinyu terhadap terbentuknya crack pada dinding saluran akar.
Metode: Tigapuluh dua sampel saluran akar tunggal dipilih secara acak dan dibagi menjadi dua grup (n=16) sesuai dengan instrumen yang digunakan untuk preparasi saluran akar, yaitu instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu. Micro-CT digunakan untuk mengevaluasi crack  sebelum dan setelah preparasi saluran akar. Analisis statistik menggunakan Continuity correction.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu (p>0,05). Crack yang terbentuk ditemukan pada bagian sepertiga apikal saluran akar dengan tipe incomplete crack.
Simpulan: Preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi single-file dengan gerakan resiprokal dan kontinyu dapat menyebabkan terbentuknya crack pada dinding saluran akar.

Background: Root canal preparation with NiTi rotary instrument has the potential to induce cracks in the root canal wall.
Objective: To analyze and compare the effects of single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments in the propagation of cracks in the root canal wall.
Methods: Thirty two single root canal samples were randomly assigned into two groups (n=16 per group) according to the system used for root canal preparation : reciprocating instruments and rotary continuous instruments. The samples were scanned through high-resolution micro-computed tomographic imaging to evaluate cracks before and after root canal preparation. The comparison between two groups was analysed statistically using Continuity correction.
Results: There was no significant difference in the number of cracks between reciprocating group and rotary continuous group (p> 0.05). Cracks that occured was found in the apical third of the root canal, with incomplete cracks.
Conclusion: Root canal preparation with single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments can induce dentinal cracks in the root canal wall."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Suci Dwiandhany
"ABSTRAK
Latar Belakang Instrumen rotasi kontinyumemiliki banyak kekurangansehingga dikembangkan instrumen resiprokal Tujuan penelitian iniadalahmembandingkan kehalusan dinding sepertiga apikal saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan resiprokal Metode Tiga puluh duapremolar pertama mandibula dibagi menjadi Kelompok 1 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan Kelompok 2 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen resiprokal Kemudian kehalusan diukur dengan surfaceroughness tester Analisis data menggunakan uji T tidak berpasangan Hasil Tidak terdapat perbedaaan bermakna antara kedua kelompok p 0 739 Kesimpulan Dinding sepertiga apikal saluran akar yang dipreparasi denganinstrumen kontinyudanresiprokalmempunyai tingkat kehalusan yang sama

ABSTRACT
Therefore reciprocal instruments have been developed The aim was to comparethe root canal wall smoothness at the apical third between continuous rotation andreciprocal instruments Methods Thirty two mandibular first premolars weredivided into Group 1 continuous rotation instruments preparation Group 2 reciprocal instruments preparation The smoothness was measured using surfaceroughness tester The data was analyzed using independent T test Result Thedifference between groups were not statistically significant p 0 739 Conclusion Continuous rotation and reciprocal instruments have no difference inthe root canal wall smoothness at the apical third "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T32989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmeisari
"Latar Belakang: Kerapatan pengisian saluran akar merupakan hal yang penting bagi kesuksesan perawatan saluran akar. Pengambilan gutaperca dan preparasi pasak pada restorasi gigi pasca PSA dapat mengganggu kerapatan bahan pengisi yang tersisa. Siler saluran akar sebaiknya dapat mempertahankan kerapatan bahan pengisi setelah dilakukan pembuangan gutaperca dan preparasi pasak. Siler epoksi telah digunakan secara luas karena memiliki sifat adhesif dan kerapatan yang baik dengan dinding saluran akar. Baru-baru ini siler MTA juga telah dikembangkan dan dikatakan memiliki sifat adhesif dan kerapatan yang baik.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kerapatan sepertiga apeks pengisian saluran akar dengan siler epoksi dan siler MTA setelah dilakukan preparasi pasak.
Metode: Preparasi saluran akar dilakukan pada empat puluh gigi manusia dengan saluran akar tunggal dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu kelompok siler epoksi (SE) dan siler MTA (SM). Preparasi saluran akar dilakukan dengan ProTaper rotary, dan irigasi NaOCl 2,5% dan EDTA cair 17%. Preparasi pasak dengan peeso reamer dilakukan 7 hari pasca pengisian dengan menyisakan bahan pengisi sepanjang 5 mm di bagian apeks. Kerapatan sisa bahan pengisi diukur dengan menghitung penetrasi tinta pada sampel yang telah ditransparansi. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop stereo perbesaran 20 kali. Skor 1 untuk penetrasi tinta 0-0,5 mm, skor 2 untuk penetrasi tinta 0,51-1mm, dan skor 3 untuk penetrasi tinta >1 mm.
Hasil: Data penetrasi tinta pada kelompok SE: skor 1 sebanyak 35%, skor 2 sebanyak 30%, dan skor 3 sebanyak 35%. Sedangkan pada kelompok SM skor 1 sebanyak 25%, skor 2 sebanyak 30%, dan skor 3 sebanyak 45%. Uji Chi-Square menunjukkan terdapat perbedaan kerapatan yang tidak bermakna antara kelompok SE dan SM.
Kesimpulan: Pengisian sepertiga apeks pasca preparasi pasak pada kelompok siler epoksi lebih rapat dibandingkan kelompok siler MTA, namun keduanya tidak berbeda bermakna.

Background: Root canal obturation sealing ability is an important part of endodontic success. Restoration of endodontically treated teeth may sometimes need post and core. Post preparation procedure requires partial removal of the root canal filling to prepare adequate space for the post and retention of the intra canal post. Root canal sealer should be able to maintain obturation seal. Epoxy sealer has been widely used because its adhesive properties and sealing ability. Recently MTA sealer has also been developed and according to the manufacturer, MTA sealer also has adhesive properties and good sealing ability.
Aim: The aim of this study was to analyze the sealing ability of apical third of the root canal a with epoxy sealer and MTA sealer after post preparation.
Methods: Root canal preparation was performed on forty human teeth with a crown down technique; irrigation with 2,5% NaOCl and 17% EDTA, and lubrication with RC-Prep were used. The canals were then filled with gutta-percha and root canal sealer utilizing a cold lateral condensation technique. MTA Fillapex or AH-Plus were used in the experimental groups. The teeth were cleared with Robertson technique and examined under a stereomicroscope. Post preparation was performed with peeso reamer 7 days after obturation. Residual seal was measured by counting dye leakage. Observations were made with a stereo microscope magnification of 20 times. Score 1 for ink penetration 0-0.5 mm, a score of 2 to 0.51 - 1mm dye leakage, and a score of 3 for dye leakage > 1 mm.
Results: Dye leakage on the SE group: score1 : 35 %, score 2: 30 %, and score 3: 35 %. While the SM group: score 1: 25 %, score 2: 30 %, and score 3: 45 %. Chi-Square test showed no significant differences in density between the SE and SM group.
Conclusion: Dye leakage demonstrated that SE group show less leakage than SM group. Chi-Square test show there is no significant difference between both group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Haryani
"Quaternion adalah sebuah konsep matematika yang merupakan perluasan dari bilangan kompleks dengan empat parameter. Quaternion dilambangkan dengan 𝑞, dan 𝑞=𝑞0+𝑞1𝑖+𝑞2𝑗+𝑞3𝑘,𝑞0,𝑞1,𝑞2,𝑞3∈𝑅. Banyak aplikasi dari quaternion yaitu pada aljabar, geometri, matriks, komputasi, kalkulus, dll. Quaternion mempunyai 4 elemen dasar yaitu {1, i, j, k} yang membentuk grup terhadap operasi perkalian. Quaternion dapat dipakai untuk mencari matriks standar dari rotasi vektor jika sumbu rotasinya bukan sumbu koordinat, tetapi sembarang vektor satuan.

Quaternion is a mathematical concept that is an extension of the complex numbers with four parameter. Quaternion is denoted by q and q =𝑞0+𝑞1𝑖+𝑞2𝑗+𝑞3𝑘, 𝑞0,𝑞1,𝑞2,𝑞3∈𝑅 There are many application of quaternion, they are on algebra, matrices, computing, calculus, etc. Quaternion has 4 basic element, they are 1,𝑖,𝑗,𝑘 that form the group on multiplication operation. Quaternion is used to find the standard matrix of the rotation vector if the rotational axis is not the coordinate axis, but any vector."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Herisa
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar gigi menghasilkan smear layer saat bersentuhan dengan dinding saluran akar yang berpotensi menyebabkan kegagalan perawatan. Bentuk penampang file mempengaruhi pembentukan smear layer. Penelitian ini membandingkan kuantitas smear layer pada dinding saluran akar sepertiga apikal yang dipreparasi menggunakan file berpenampang melintang segitiga dan segi empat.
Metode: 32 sampel gigi premolar rahang bawah dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan yang dipreparasi dengan file berpenampang segitiga (One Curve®, n = 16) dan segi empat (Hyflex EDM®, n = 16). Setelah preparasi, saluran akar diirigasi menggunakan kombinasi larutan NaOCl 2,5% dan EDTA 17%. Smear layer pada dinding saluran akar sepertiga apikal diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan dikuantifikasi menurut sistem skoring Foschi.
Hasil: Uji Mann- Whitney menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik antara preparasi saluran akar menggunakan kedua instrumen dengan skor smear layer. Kelompok yang dipreparasi dengan file berpenampang segitiga menghasilkan skor smear layer lebih rendah dibanding kelompok yang dipreparasi dengan file berpenampang segi empat.
Kesimpulan: Preparasi saluran akar menggunakan file berpenampang segitiga dan segi empat dengan irigasi kombinasi NaOCl 2,5% dan EDTA 17% tetap menghasilkan smear layer pada daerah sepertiga apikal, namun preparasi dengan file berpenampang segitiga menunjukkan kuantitas smear layer yang lebih sedikit dibandingkan file berpenampang segi empat.

Background: Root canal preparation produces smear layer when in contact with its wall, which potentially causing treatment failures. Cross-section shape of file influences smear layer production. This experiment compares smear layer quantity at apical third of root canal walls prepared using files with triangular and rectangular cross-section.
Methods: Thirty-two premolar samples taken from mandibles were divided into two groups whose root canals were prepared using file with triangular (One Curve®, n = 16) and rectangular (Hyflex EDM®, n = 16) cross-section. After preparation, root canals were irrigated with combination of NaOCl 2,5% and EDTA 17% solutions. Smear layer in apical third of root canal walls were then observed using scanning electron microscope (SEM) dan quantified according to Foschi scoring system.
Results: Mann- Whitney test shows significant difference between root canal preparation using both instruments and produced smear layer score. Group prepared with triangular file produced lower smear layer score compared to those which prepared with rectangular file.
Conclusions: Root canal preparation using files with triangular and rectangular cross-section, followed by combined NaOCl 2,5% and EDTA 17% irrigation still produces smear layer in apical third area. However, preparation with triangular file shows less smear layer quantity compared to rectangular file.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Renna Maulana Yunus
"Latar Belakang: Penggunaan teknik irigasi sonik dan ultrasonik diduga dapat mempengaruhi kebersihan dinding saluran akar setelah preparasi pasak.
Tujuan : Mengetahui perbedaan kebersihan dinding saluran akar sepertiga tengah setelah dilakukan dilakukan irigasi saluran akar menggunakan aktivasi sonik, ultrasonik dan tanpa aktivasi pasca preparasi pasak.
Metode: 27 sampel gigi premolar bawah akar tunggal dilakukan pengisian saluran akar menggunakan gutta erca dan AH-Plus yang telah diberi pewarna Rhodamin B. Setelah itu seluruh sampel dilakukan pengambilan gutta percha dan preparasi pasak serta dilakukan irigasi, yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1: irigasi menggunakan aktivasi sonik, kelompok 2: irigasi menggunakan aktivasi ultrasonik dan kelompok 3: irigasi tanpa menggunakan aktivasi. Selanjutnya gigi dipotong pada area sepertiga tengah setebal 1 mm dan dilakukan pengamatan menggunakan confocal laser scanning microscope.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dari nilai presentase kebersihan dinding saluran akar antar kelompok teknik aktivasi irigasi setelah preparasi pasak.
Kesimpulan: Kelompok dengan aktivasi sonik memberikan nilai presentase kebersihan tertinggi yang diikuti kelompok aktivasi ultrasonik dan kelompok tanpa aktivasi.

Background: The use of irrigation technique with sonic and ultrasonic device is thought to effect the cleanliness of root canal walls after post space preparation.
Objective: To determine the effect of sonic and ultrasonic irrigation technique on root canal cleanliness after post space preparation.
Methods: 27 samples of single rooted lower premolar were given root canal treatment using gutta percha and AH-Plus were labelled with Rhodamin-B. Gutta percha was removed for post space preparation. Sample was divided into 3 groups. Group 1: irrigation using sonic activation, group 2: irrigation using ultrasonic activation and group 3: irrigation without activation. Then, the teeth were cut in the middle third of the area 1 mm thick and observed using a confocal laser scanning microscope.
Result: There was a significant difference in the value of root canal cleanliness between the activation technique.
Conclusion: The sonic activation group gave the greatest value of cleanliness followed by the ultrasonic activation group and withot activation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Dwi Maharti
"Instrumentasi saluran akar masih meninggalkan area tidak terpreparasi. Insrumen osilasi diklaim dapat membersihkan dinding saluran akar secara optimal.
Tujuan: Membandingkan luas dinding sepertiga apeks saluran akar yang tidak terpreparasi antara instrumen osilasi Reciproc® dan WaveOne®.
Metode: Tiga puluh dua saluran akar premolar mandibula diisi tinta cina kemudian dibagi menjadi dua kelompok berjumlah sama (n=16): Reciproc® dan WaveOne®. Luas dinding yang tertutup tinta cina dianalisis dengan Adobe Photoshop CS5.
Hasil: Kelompok II mempreparasi lebih banyak dinding tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok I (p=0,265).
Kesimpulan: Reciproc® dan WaveOne® tetap meninggalkan area tidak terpreparasi di sepertiga apeks saluran akar.

Thirty five percents area of root canal wall was left uninstrumented after instrumentation. Oscillation instrument was claimed able to clean whole area of root canal walls.
Objective: to compare uninstrumented area of root canal at the apical third after instrumented by oscillation instrument.
Methods: Thirty two human mandibular premolar root canals were dyed with china ink and were divided equally into Reciproc® and WaveOne® group. The area was analyzed using Adobe Photoshop CS5.
Results: WaveOne® showed a better result than Reciproc®, but not statistically significant (p=0,265).
Conclusion: The Reciproc® and WaveOne® showed no difference in cleaning the root canal."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T33049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>