Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trini Santi Pramudita
"Preparasi saluran akar menghasilkan ekstrusi debri, memicu respons inflamasi di periapeks.
Tujuan: Mengamati perbedaan jumlah ekstrusi debri ke periapeks pada saluran akar yang dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontinyu dan resiprokal.
Metode: Tigapuluh dua gigi premolar secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 dipreparasi menggunakan gerakan rotasi kontiyu. Kelompok 2 menggunakan gerakan resiprokal. Penimbangan tabung penampung debri dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan setelah preparasi. Perbedaan berat tabung tersebut dianggap sebagai berat debri terekstrusi.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok 1 dan 2 (p=0,844)
Kesimpulan: Perbedaan gerakan preparasi saluran akar menggunakan rotasi kontinyu maupun resiprokal tidak memengaruhi jumlah ekstrusi debri ke periapeks.

Root canal preparation produces debris extrusion, lead to inflammation in periapical tissue.
Objective: Assess the differences of periapically extruded debris amount after preparation using continous rotation and reciprocating motion.
Method: Thirty two premolars in a receptor tube were randomly divided into 2 groups. Group 1 was prepared using continuous rotation, Group 2 using reciprocating motion. Amount of the extruded debris was obtained by the receptor tube weight differences before and after preparation.
Results: The difference between groups were not statistically significant (p = 0,844).
Conclusion: Continuous rotation and reciprocating motion have no influence in the amount of periapically extruded debris.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T33031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Aprilia Kasdjono
"Latar Belakang: Selama preparasi kemomekanis, umumnya terjadi ekstrusi debri ke periapeks yang dapat memicu respon inflamasi dan memperlambat penyembuhan jaringan periapeks. ProTaper® dilaporkan menyebabkan banyak esktrusi debri, dan belum ada data mengenai ekstrusi debri oleh generasi barunya, ProTaper Next®
Tujuan: Menganalisis jumlah ekstrusi debri pada gigi yang dipreparasi dengan ProTaper® dan ProTaper Next®.
Metode: Enam puluh gigi premolar dibagi dalam dua kelompok (kelompok ProTaper® dan ProTaper Next®) sama besar. Ekstrusi debri pada preparasi ditampung dalam tabung, dan perbedaan berat tabung sebelum preparasi dan sesudah preparasi merupakan jumlah debri terekstrusi
Hasil: kelompok ProTaper® menghasilkan debri lebih banyak daripada kelompok ProTaper Next®. Secara statistik (t-test) perbedaanya bermakna (p<0,005).
Kesimpulan: jumlah debri pada preparasi dengan ProTaper Next® lebih sedikit daripada pada preparasi dengan ProTaper.

Background: debris extrusion during chemomechanical preparation could trigger inflammatory response and delay periapical healing. Instrumentation with ProTaper® is reported to cause significant debris extrusion, while no data available with ProTaper Next®.
Objective: to analyze the amount of debris extruded in instrumentation with ProTaper® and ProTaper Next®.
Methods: sixty premolars were divided evenly into two groups; the first group was instrumented with ProTaper® and the other one with ProTaper Next®. Debris ekstruded during instrumentation was collected in a bottle and the difference between the weight of the bottle before and after intrumentation was considered as the amount of debris extrusion.
Results: debris extrusion by instrumentation with ProTaper® was greater than instrumentation with ProTaper Next®, and statistically significant (t-test, p<0,005).
Conclusion: the amount of debris extrusion produced by ProTaper Next® was less than produced by ProTaper®
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mettasari Puspa Wardoyo
"Latar Belakang: Preparasi saluran akar dengan instrumen putar NiTi dapat menyebabkan crack pada dinding saluran akar.
Tujuan: Menganalisa dan membandingkan efek penggunaan instrumen putar NiTi single-file gerakan resiprokal dan kontinyu terhadap terbentuknya crack pada dinding saluran akar.
Metode: Tigapuluh dua sampel saluran akar tunggal dipilih secara acak dan dibagi menjadi dua grup (n=16) sesuai dengan instrumen yang digunakan untuk preparasi saluran akar, yaitu instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu. Micro-CT digunakan untuk mengevaluasi crack  sebelum dan setelah preparasi saluran akar. Analisis statistik menggunakan Continuity correction.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi gerakan resiprokal dan gerakan kontinyu (p>0,05). Crack yang terbentuk ditemukan pada bagian sepertiga apikal saluran akar dengan tipe incomplete crack.
Simpulan: Preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar NiTi single-file dengan gerakan resiprokal dan kontinyu dapat menyebabkan terbentuknya crack pada dinding saluran akar.

Background: Root canal preparation with NiTi rotary instrument has the potential to induce cracks in the root canal wall.
Objective: To analyze and compare the effects of single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments in the propagation of cracks in the root canal wall.
Methods: Thirty two single root canal samples were randomly assigned into two groups (n=16 per group) according to the system used for root canal preparation : reciprocating instruments and rotary continuous instruments. The samples were scanned through high-resolution micro-computed tomographic imaging to evaluate cracks before and after root canal preparation. The comparison between two groups was analysed statistically using Continuity correction.
Results: There was no significant difference in the number of cracks between reciprocating group and rotary continuous group (p> 0.05). Cracks that occured was found in the apical third of the root canal, with incomplete cracks.
Conclusion: Root canal preparation with single-file NiTi rotary continuous and reciprocating instruments can induce dentinal cracks in the root canal wall."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Suci Dwiandhany
"ABSTRAK
Latar Belakang Instrumen rotasi kontinyumemiliki banyak kekurangansehingga dikembangkan instrumen resiprokal Tujuan penelitian iniadalahmembandingkan kehalusan dinding sepertiga apikal saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan resiprokal Metode Tiga puluh duapremolar pertama mandibula dibagi menjadi Kelompok 1 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen rotasi kontinyu dan Kelompok 2 preparasi saluran akarmenggunakan instrumen resiprokal Kemudian kehalusan diukur dengan surfaceroughness tester Analisis data menggunakan uji T tidak berpasangan Hasil Tidak terdapat perbedaaan bermakna antara kedua kelompok p 0 739 Kesimpulan Dinding sepertiga apikal saluran akar yang dipreparasi denganinstrumen kontinyudanresiprokalmempunyai tingkat kehalusan yang sama

ABSTRACT
Therefore reciprocal instruments have been developed The aim was to comparethe root canal wall smoothness at the apical third between continuous rotation andreciprocal instruments Methods Thirty two mandibular first premolars weredivided into Group 1 continuous rotation instruments preparation Group 2 reciprocal instruments preparation The smoothness was measured using surfaceroughness tester The data was analyzed using independent T test Result Thedifference between groups were not statistically significant p 0 739 Conclusion Continuous rotation and reciprocal instruments have no difference inthe root canal wall smoothness at the apical third "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T32989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmeisari
"Latar Belakang: Kerapatan pengisian saluran akar merupakan hal yang penting bagi kesuksesan perawatan saluran akar. Pengambilan gutaperca dan preparasi pasak pada restorasi gigi pasca PSA dapat mengganggu kerapatan bahan pengisi yang tersisa. Siler saluran akar sebaiknya dapat mempertahankan kerapatan bahan pengisi setelah dilakukan pembuangan gutaperca dan preparasi pasak. Siler epoksi telah digunakan secara luas karena memiliki sifat adhesif dan kerapatan yang baik dengan dinding saluran akar. Baru-baru ini siler MTA juga telah dikembangkan dan dikatakan memiliki sifat adhesif dan kerapatan yang baik.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kerapatan sepertiga apeks pengisian saluran akar dengan siler epoksi dan siler MTA setelah dilakukan preparasi pasak.
Metode: Preparasi saluran akar dilakukan pada empat puluh gigi manusia dengan saluran akar tunggal dan dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yaitu kelompok siler epoksi (SE) dan siler MTA (SM). Preparasi saluran akar dilakukan dengan ProTaper rotary, dan irigasi NaOCl 2,5% dan EDTA cair 17%. Preparasi pasak dengan peeso reamer dilakukan 7 hari pasca pengisian dengan menyisakan bahan pengisi sepanjang 5 mm di bagian apeks. Kerapatan sisa bahan pengisi diukur dengan menghitung penetrasi tinta pada sampel yang telah ditransparansi. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop stereo perbesaran 20 kali. Skor 1 untuk penetrasi tinta 0-0,5 mm, skor 2 untuk penetrasi tinta 0,51-1mm, dan skor 3 untuk penetrasi tinta >1 mm.
Hasil: Data penetrasi tinta pada kelompok SE: skor 1 sebanyak 35%, skor 2 sebanyak 30%, dan skor 3 sebanyak 35%. Sedangkan pada kelompok SM skor 1 sebanyak 25%, skor 2 sebanyak 30%, dan skor 3 sebanyak 45%. Uji Chi-Square menunjukkan terdapat perbedaan kerapatan yang tidak bermakna antara kelompok SE dan SM.
Kesimpulan: Pengisian sepertiga apeks pasca preparasi pasak pada kelompok siler epoksi lebih rapat dibandingkan kelompok siler MTA, namun keduanya tidak berbeda bermakna.

Background: Root canal obturation sealing ability is an important part of endodontic success. Restoration of endodontically treated teeth may sometimes need post and core. Post preparation procedure requires partial removal of the root canal filling to prepare adequate space for the post and retention of the intra canal post. Root canal sealer should be able to maintain obturation seal. Epoxy sealer has been widely used because its adhesive properties and sealing ability. Recently MTA sealer has also been developed and according to the manufacturer, MTA sealer also has adhesive properties and good sealing ability.
Aim: The aim of this study was to analyze the sealing ability of apical third of the root canal a with epoxy sealer and MTA sealer after post preparation.
Methods: Root canal preparation was performed on forty human teeth with a crown down technique; irrigation with 2,5% NaOCl and 17% EDTA, and lubrication with RC-Prep were used. The canals were then filled with gutta-percha and root canal sealer utilizing a cold lateral condensation technique. MTA Fillapex or AH-Plus were used in the experimental groups. The teeth were cleared with Robertson technique and examined under a stereomicroscope. Post preparation was performed with peeso reamer 7 days after obturation. Residual seal was measured by counting dye leakage. Observations were made with a stereo microscope magnification of 20 times. Score 1 for ink penetration 0-0.5 mm, a score of 2 to 0.51 - 1mm dye leakage, and a score of 3 for dye leakage > 1 mm.
Results: Dye leakage on the SE group: score1 : 35 %, score 2: 30 %, and score 3: 35 %. While the SM group: score 1: 25 %, score 2: 30 %, and score 3: 45 %. Chi-Square test showed no significant differences in density between the SE and SM group.
Conclusion: Dye leakage demonstrated that SE group show less leakage than SM group. Chi-Square test show there is no significant difference between both group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Haryani
"Quaternion adalah sebuah konsep matematika yang merupakan perluasan dari bilangan kompleks dengan empat parameter. Quaternion dilambangkan dengan 𝑞, dan 𝑞=𝑞0+𝑞1𝑖+𝑞2𝑗+𝑞3𝑘,𝑞0,𝑞1,𝑞2,𝑞3∈𝑅. Banyak aplikasi dari quaternion yaitu pada aljabar, geometri, matriks, komputasi, kalkulus, dll. Quaternion mempunyai 4 elemen dasar yaitu {1, i, j, k} yang membentuk grup terhadap operasi perkalian. Quaternion dapat dipakai untuk mencari matriks standar dari rotasi vektor jika sumbu rotasinya bukan sumbu koordinat, tetapi sembarang vektor satuan.

Quaternion is a mathematical concept that is an extension of the complex numbers with four parameter. Quaternion is denoted by q and q =𝑞0+𝑞1𝑖+𝑞2𝑗+𝑞3𝑘, 𝑞0,𝑞1,𝑞2,𝑞3∈𝑅 There are many application of quaternion, they are on algebra, matrices, computing, calculus, etc. Quaternion has 4 basic element, they are 1,𝑖,𝑗,𝑘 that form the group on multiplication operation. Quaternion is used to find the standard matrix of the rotation vector if the rotational axis is not the coordinate axis, but any vector."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T34983
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renna Maulana Yunus
"Latar Belakang: Penggunaan teknik irigasi sonik dan ultrasonik diduga dapat mempengaruhi kebersihan dinding saluran akar setelah preparasi pasak.
Tujuan : Mengetahui perbedaan kebersihan dinding saluran akar sepertiga tengah setelah dilakukan dilakukan irigasi saluran akar menggunakan aktivasi sonik, ultrasonik dan tanpa aktivasi pasca preparasi pasak.
Metode: 27 sampel gigi premolar bawah akar tunggal dilakukan pengisian saluran akar menggunakan gutta erca dan AH-Plus yang telah diberi pewarna Rhodamin B. Setelah itu seluruh sampel dilakukan pengambilan gutta percha dan preparasi pasak serta dilakukan irigasi, yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1: irigasi menggunakan aktivasi sonik, kelompok 2: irigasi menggunakan aktivasi ultrasonik dan kelompok 3: irigasi tanpa menggunakan aktivasi. Selanjutnya gigi dipotong pada area sepertiga tengah setebal 1 mm dan dilakukan pengamatan menggunakan confocal laser scanning microscope.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dari nilai presentase kebersihan dinding saluran akar antar kelompok teknik aktivasi irigasi setelah preparasi pasak.
Kesimpulan: Kelompok dengan aktivasi sonik memberikan nilai presentase kebersihan tertinggi yang diikuti kelompok aktivasi ultrasonik dan kelompok tanpa aktivasi.

Background: The use of irrigation technique with sonic and ultrasonic device is thought to effect the cleanliness of root canal walls after post space preparation.
Objective: To determine the effect of sonic and ultrasonic irrigation technique on root canal cleanliness after post space preparation.
Methods: 27 samples of single rooted lower premolar were given root canal treatment using gutta percha and AH-Plus were labelled with Rhodamin-B. Gutta percha was removed for post space preparation. Sample was divided into 3 groups. Group 1: irrigation using sonic activation, group 2: irrigation using ultrasonic activation and group 3: irrigation without activation. Then, the teeth were cut in the middle third of the area 1 mm thick and observed using a confocal laser scanning microscope.
Result: There was a significant difference in the value of root canal cleanliness between the activation technique.
Conclusion: The sonic activation group gave the greatest value of cleanliness followed by the ultrasonic activation group and withot activation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Dwi Maharti
"Instrumentasi saluran akar masih meninggalkan area tidak terpreparasi. Insrumen osilasi diklaim dapat membersihkan dinding saluran akar secara optimal.
Tujuan: Membandingkan luas dinding sepertiga apeks saluran akar yang tidak terpreparasi antara instrumen osilasi Reciproc® dan WaveOne®.
Metode: Tiga puluh dua saluran akar premolar mandibula diisi tinta cina kemudian dibagi menjadi dua kelompok berjumlah sama (n=16): Reciproc® dan WaveOne®. Luas dinding yang tertutup tinta cina dianalisis dengan Adobe Photoshop CS5.
Hasil: Kelompok II mempreparasi lebih banyak dinding tetapi tidak berbeda bermakna dengan kelompok I (p=0,265).
Kesimpulan: Reciproc® dan WaveOne® tetap meninggalkan area tidak terpreparasi di sepertiga apeks saluran akar.

Thirty five percents area of root canal wall was left uninstrumented after instrumentation. Oscillation instrument was claimed able to clean whole area of root canal walls.
Objective: to compare uninstrumented area of root canal at the apical third after instrumented by oscillation instrument.
Methods: Thirty two human mandibular premolar root canals were dyed with china ink and were divided equally into Reciproc® and WaveOne® group. The area was analyzed using Adobe Photoshop CS5.
Results: WaveOne® showed a better result than Reciproc®, but not statistically significant (p=0,265).
Conclusion: The Reciproc® and WaveOne® showed no difference in cleaning the root canal."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T33049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline Marceliana Liman
"Ruang lingkup dan metodologi : Keberhasilan perawatan endodontik sangat dipengaruhi oleh tindakan preparasi saluran akar, terutama pada daerah 113 apeks. Preparasi saluran akar pada daerah ini merupakan tahap yang paling sulit dan lama yang dapat menyebabkan stress dokter gigi. Hal ini disebabkan oleh faktor anatomi dan morfologi sistim saluran akar yang sangat kompleks, keterbatasan kemampuan alat serta kemampuan operator. Sampai saat ini jarum endodontik tipe File K manual masih dianggap yang terbaik namun masih terdapat keterbatasan dalam hal membersihkan dan kecepatan preparasi saluran akar. Kehadiran henpis Canal Leader (CL) yang menggerakkan jarum endodontik secara helicoidal dan diikuti dengan sistim irigasi merupakan hal yang menjanjikan. Untuk membuktikannya secara SEM dilakukan penelitian yang memperlihatkan perbedaan kemampuan antara CL dan File K manual dalam membersihkan saluran akar. Evaluasi kebersihan difokuskan pada daerah 2 mm dari apeks.
Hasil dan kesimpulan : Hasil preparasi saluran akar dengan CL lebih bersih dibandingkan File K manual, meskipun secara statistik tidak berbeda bermakna (chi-square p value = 0,065; P > 0,05). Waktu instrumentasi CL lebih cepat dari manual walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna (t-test, p value = 0,794; P > 0,05).
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Mareta Mualim
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, zeolit A digunakan sebagai pelunak air (water softener) dengan tujuan untuk mengurangi konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ pada air sadah. Zeolit A disintesis menggunakan metode hidrotermal dari kaolin Bangka Belitung yang terdiri dari dua proses utama yaitu metakaolinisasi menggunakan variasi suhu kalsinasi 650-800o selama 3 jam dan zeolitisasi menggunakan variasi konsentrasi NaOH pada suhu 90o dengan memvariasikan waktu kristalisasi untuk mendapatkan tingkat kemurnian dan keseragaman ukuran yang tinggi serta tingkat kristalinitas cukup tinggi tanpa proses pemurnian agar menghasilkan nilai komesial yang tinggi. Zeolit A yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan XRD, FTIR, SEM/EDX, dan BET. Kristalinitas zeolit A yang didapat sebesar 99,73% berdasarkan karakterisasi XRD.  Hasil SEM memperlihatkan bahwa struktur morfologi kristal berbentuk kubus yang mengindikasikan zeolit A dengan rasio SiO/Al2O3 sebesar 1,007 dari pengujian EDX. Aplikasi zeolit A sebagai water softener tersebut menggunaan prinsip ion exchange. Instrumen AAS digunakan untuk mengetahui kapasitas tukaran kation dengan variasi waktu dan massa zeolit A yang digunakan. Penurunan konsentrasi Ca2+ pada air sadah maksimal diperoleh sebesar 95,97% dan penurunan konsentrasi Mg2+ diperoleh hasil maksimal sebesar 94,93%. Berdasarkan penelitian ini, zeolit A berpotensi digunakan sebagai builder pada deterjen untuk mengurangi pencemaran air.

ABSTRACT
In this study, zeolite A was used as a water softener in order to reduce the concentration of Ca2+ and Mg2+ in hard water. Zeolite A was synthesized using the hydrothermal method from kaolin Bangka Belitung which consisted of two main processes namely metakaolinization using variations in the calcination temperature between 650-800o for 3 hours and zeolitization using variations of NaOH concentration at 90o by varying the crystallization time to obtain high purity and uniformity and the level of crystallinity is high enough without the refining process to produce high commercial value. Zeolite A was characterized using XRD, FTIR, SEM, and BET. Crystallinity of zeolite A is 99,73% based on the XRD characterized. The SEM results show that the crystalline morphological structure indicates zeolite A. The application of zeolite A as a water softener uses the ion exchange pinciple. The AAS instrument was used to determine the cations exchange capacity with the variation of time and mass used of zeolite A. The reducing concentration of Ca2+ in hard water as maximal was obtained by 95.97% and the reducing concentration of Mg2+ obtained a maximum yield of 94.93%. Based on this study, zeolite A is potential as a builder in detergents to reduce water pollution."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>