Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177336 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunasrun
"Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik akan memberi dampak pada peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pelaksanaan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program Pamsimas di Kabupaten Padang Pariaman pada Tahun 2010 telah dilaksanakan pada 12 korong/desa, dimana untuk pengelolaan infrastruktur yang telah dibangun tersebut telah dibentuk Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BPSPAMS dalam mengelola aset infrastruktur air bersih perdesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui kuisioner kepada responden secara langsung kemudian selanjutnya dianalisis menggunakan analisis faktor. Sampel diambil dari 12 desa penerima Program Pamsimas tahun 2010 dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan serta sistem layanan air bersih yang diterapkan. Variabel-variabel yang diteliti berdasarkan aspek pengukuran kinerja sektor publik yaitu aspek masukan, aspek proses, aspek keluaran, aspek hasil, aspek manfaat, dan aspek dampak. Dari 35 variabel awal berdasarkan persepsi masyarakat melalui hasil jawaban kuisioner dengan menggunakan analisis faktor berhasil direduksi menjadi 19 variabel yang menggambarkan kinerja BPSPAMS. Dari analisis faktor kinerja tersebut diperoleh skor BPSPAMS di Kabupaten Padang Pariaman dengan tiga tingkatan, yaitu BPSPAMS yang tidak berkembang dengan prosentase skor kurang dari 48%, BPSPAMS kurang berkembang prosentase skor 48% s/d 74,5% serta BPSPAMS yang berkembang dengan prosentase skor lebih dari 74,5%.

Water supply and sanitation is a public service that has strong links to poverty alleviation. Water supply and sanitation will have an impact on improving the quality of the environment, public health and public productivity improvement. One of the government's efforts is through the implementation of the National Programme for Water Supply and Sanitation Community-Based (Pamsimas). Program Pamsimas in Padang Pariaman district in year 2010 was held on 12th surroundings / village, where for the management of the infrastructure that has been built has been formed Management Agency for Water Supply and Sanitation (BPSPAMS). This study aims to determine the factors that affect performance in managing infrastructure assets BPSPAMS water village. The method used in this study is a survey method through questionnaires to the respondents directly then further analyzed using factor analysis. Samples were taken from 12 villages in 2010 Pamsimas Program recipients are distinguished based on the technology used and the water service system is applied. Variables studied based on aspects of public sector performance measurement is the input aspects, aspects of the process, the output aspect, the aspect of the results, the benefit aspects, and aspects of the impact. From the initial 35 variables based on the perception of the public through the answers to the questionnaire using factor analysis successfully reduced to 19 variables that describe the performance BPSPAMS. From the analysis of performance factors obtained scores in the district of Padang Pariaman BPSPAMS with three levels, namely BPSPAMS were not developed with a percentage score of less than 48%, less developed BPSPAMS percentage score of 48% - 74.5% and growing BPSPAMS percentage score more than 74.5%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T33027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrike Wahyuni Saputri
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Tangerang secara umum, maka kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Dan usia instalasi yang sudah tua (28 tahun) serta belum pernah dilakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi (IPA) Babakan. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas pengolahan dari instalasi. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi secara langsung ke IPA Babakan. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 80 L/dtk adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

Water is one of the major needs in supporting human life. The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Tangerang city in general, the demand for drinking water will also continue to increase. The installation was old (28 years) and has never been evaluated and repaired before. That is why, it needs an evaluation and performance optimization of the installation. The Performance of water treatment plant can be known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water used, quality of water production, and installation of processing capacity (IPA) Babakan. From the results of the evaluation we can do an optimizing the performance of the installation to determine the effectiveness of the installation process. The research method is done by direct observation on the IPA Babakan. The results of the evaluation of existing installations with the discharge 80 L / sec are able to treat raw water to produce drinking water that meets quality standards. But there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rydha Riyana Agustien
"Setiap manusia berhak untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi layak, karena mempengaruhi aspek kesehatan sampai dengan aspek kesejahteraan. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai macam program untuk mencapai target Universal Access (UA), yaitu mencapai 100% akses layak air minum"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Damayanti
"Tesis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat di pedesaan. Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu desa Sindanggalih dan desa Bayongbong, Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat di pedesaan adalah teknik, keuangan, kelembagaan, sosial dan lingkungan, serta dukungan pihak luar terutama Pemerintah Daerah. Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan dasar termasuk di dalamnya pelayanan air minum merupakan urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang bersifat wajib.
Hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah Daerah membangun sistem dukungan yang lebih sistematik dan terstruktur agar tidak lagi bersifat ad hoc dan bisa menyentuh seluruh desa yang mempunyai pengelolaan dengan tipe serupa. Skema dukungan tersebut disarankan melibatkan pihak lain, baik itu lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, misalnya balai pelatihan, PDAM, BLHD, swasta yang mempunyai program CSR, dan perbankan untuk akses pembiayaan komersil.

This thesis analyzes the factors that influence the sustainability of the community managed rural water supply system. The research was conducted in two villages, which are Sindanggalih and Bayongbong in district of Garut. The method used is qualitative method with descriptive design. The study concluded that the factors affecting the sustainability of community managed rural water supply are technical, financial, institutional, social and environmental, as well as external support, especially from Local Government. This is in line with the mandate of the Act No. 23 of 2014 on Regional Government, basic services including water services is a concurrent government affairs under the mandatory authority of local government.
The results of the study suggest that local governments should build a more systematic and structured supporting system so as no longer to be ad hoc and could provide continuous support to all villages that have similar management model. It is also suggested that the supporting scheme involving other parties, both government and non-government, for example, training institution, water utility, local environmental agency, private with CSR program, and bank to access commercial financing.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Mahendra Laksana S.P.
"Tujuan ke-6 dari Sustainable Development Goals adalah tersedianya akses air bersih dan sanitasi. Lebih dari separuh penduduk dunia yang tidak mempunyai akses air bersih berada di pedesaan. Kurangnya akses air bersih juga merupakan penyebab terbesar kematian akibat penyakir diare. Diperlukan usaha dari pemerintah dan masyarakat desa untuk dapat menyediakan air minum layak, sanitasi bersih, dan lingkungan yang sehat di pedesaan secara berkelanjutan. Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh program pemerintah berbasis masyarakat yang berkelanjutan terhadap waterborne diseases dengan studi kasus program PAMSIMAS. Dengan menggunakan metode Panel Fixed Effect dan agregasi analisis dari level desa ke level kabupaten, ditemukan bahwa program PAMSIMAS mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan WASH. Variabel kontrol berupa jumlah sarana kesehatan turut mempengaruhi jumlah kasus secara signifikan. Sedangkan variabel kontrol berupa tingkat rasio penduduk usia sekolah, pendidikan, usia kematangan ibu, tingkat ekonomi masyarakat, dan jumlah populasi suatu daerah tidak berpengaruh secara signifikan dalam spesifikasi model penelitian ini. Dampak program ini lebih dirasakan manfaatnya di luar pulau Jawa dibandingkan dengan regional pulau Jawa. Hal ini disebabkan adanya perbedaan infrastruktur, tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya WASH dan imunisasi dini pada kedua regional tersebut. Program PAMSIMAS juga berdampak signifikan kepada daerah yang memiliki populasi balita diatas rata-rata kabupaten.

The 6th goal of the Sustainable Development Goals (SDGs) is to provide access to clean water and sanitation. More than half of the world's population who do not have access to clean water live in rural areas. Lack of access to clean water is also the biggest cause of death from diarrheal diseases. Efforts are needed from the government and community empowerment to provide safe drinking water, clean sanitation, and a healthy environment in rural areas in a sustainable development. This study tries to examine the effect of sustainable community-based government programs on waterborne diseases with a case study of the PAMSIMAS program. Using the Fixed Effect Panel method and aggregating analysis from the village level to the district level, it was found that the PAMSIMAS program had a negative and significant impact on the number of cases of diseases related to WASH. The number of health facilities also significantly affected the number of cases. Ratio of the population of school age, education, maternal maturity age, economic level of the community, and the total population of an area have no significant effect on the specifications of this research model. The impact of the program is more beneficial for outside Java region rather than in Java. This difference occurs due to inequality in infrastructure, education levels and public understanding of the importance of WASH and early immunization between two regions. This program also has a significant impact on areas with a population of children under five above the district average."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Herna Marlyna
"Penelitian ini untuk menganalisis keberlanjutan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan berdasarkan aspek terpeliharanya manfaat, organisasi Pamsimas dan meningkatnya kelompok penerima program.
Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, data primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi, data sekunder diperoleh dari telaah dokumen di Dinas Kesehatan, Puskesmas Darma, Desa Cipasung dan BP-SPAMS Tirta Anjung.
Berdasarkan hasil penelitian sampai saat ini masyarakat terutama konsumen air bersih masih dapat merasakan manfaat dari program Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung dapat mengelola program Pamsimas dengan baik namun masih harus menambah jumlah konsumen untuk menutupi biaya operasional. Penambahankelompok penerima program dari Tahun 2009 sampai saat ini masih sedikit karena masih kecilnya volume tangki penampung air, namun saat ini sedang dibangun penampung yang lebih besar sehingga dapat memenuhi keinginan masyarakat untuk menjadi konsumen.

This study to analyze the sustainability of water supply and sanitation in Rural Community-Based in Cipasung Village Sub District Darma District Kuningan Western Java in 2013 based aspects of the maintenance benefits, Pamsimas organization and the growing group of program beneficiaries.
The method used by the qualitative approach, the primary data obtained by in-depth interviews and observation, secondary data obtained from the study of the documents in the Public Health Service, Community Health Center Darma, village Cipasung, and BP-SPAMS Tirta Anjung.
Based on the results of the research to date has primarily clean water consumers can still benefit from Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung can manage well but still have to increase the number of customers to cover operating costs. The addition of the group receiving the program from 2009 until now is still a little because it is still small volume of water storage tank, but is currently being built larger container so that it can fulfill people?s desire to be a consumer.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviyanti Nurzanah
"Perbedaan pedesaan perkotaan dalam hal air dan sanitasi menjadi hambatan utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Di Provinsi Bengkulu, hanya 39,22% memiliki akses ke sanitasi dan 41,08% akses ke air bersih. Perbedaan sosial ekonomi di daerah perkotaan dan pedesaan dan rendahnya akses di Provinsi Bengkulu menjadi masalah besar untuk memastikan peningkatan fasilitas air dan sanitasi untuk semua, sehingga membantu mengendalikan sejumlah besar penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan tata ruang pedesaan perkotaan dalam akses terhadap peningkatan fasilitas air dan sanitasi di Provinsi Bengkulu. Data diperoleh dari Potensi Desa 2018 dari BPS dengan 148 sampel di setiap kategori wilayah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menggambarkan perbedaan perkotaan dan pedesaan untuk akses peningkatan jamban, pengelolaan limbah, pembuangan air limbah, air bersih, air minum, dan kondisi struktural. Hasil dari penelitian ini menemukan daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik ke sanitasi dan air yang lebih baik daripada di daerah pedesaan. Tata ruang pedesaan perkotaan memiliki perbedaan yang signifikan untuk memperbaiki jamban (OR 11.091, 95% CI 6.393-19.240), pengelolaan limbah (OR 85.792, 95% CI 34.679-212.239), air limbah buangan (OR 9.197, 95% CI 5.341-15.835), bersih air (OR 2,988, 95% CI 1.048 - 8.521), dan air minum (OR 0,114 95% CI 0,047-0,279).

Urban rural differences in water and sanitation become a major obstacle for Indonesia to achieve the Sustainable Development Goals. In Bengkulu Province, only 39.22% had access to sanitation and 41.08% access to clean water. Socioeconomic differences in urban and rural areas and low access in Bengkulu Province are major problems to ensure improved water and sanitation facilities for all, thus helping to control a large number of infectious diseases. This study aims to describe the differences in urban urban spatial planning in access to improved water and sanitation facilities in Bengkulu Province. Data was obtained from Village Potential 2018 from BPS with 148 samples in each regional category. This study uses a cross-sectional design to describe urban and rural differences for improved access to latrines, waste management, waste water disposal, clean water, drinking water, and structural conditions. The results of this study found that urban areas have better access to better sanitation and water than in rural areas. Urban rural spatial planning has significant differences to improve latrines (OR 11,091, 95% CI 6,393-19,240), waste management (OR 85,792, 95% CI 34,679-212,239), waste water (OR 9,197, 95% CI 5,341-15,835) ), clean water (OR 2.988, 95% CI 1.048-8.521), and drinking water (OR 0.114 95% CI 0.047-0.279)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Renggani
"Pembangunan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu mencapai masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur dan Sejahtera. Namun, tingginya rerata prevalensi stunting sebesar 36.4% pada periode tahun 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) membayangi terwujudnya tujuan tersebut. Stunting disebabkan oleh multifaktor, salah satunya ketersediaan akses air minum dan sanitasi. Pembiayaan peningkatan akses sanitasi dan air minum di daerah  dapat dilihat dari belanja pemerintah daerah untuk bidang tersebut. Pada studi ini penulis bermaksud untuk menghitung efektivitas belanja daerah bidang sanitasi dan air minum terhadap penurunan angka stunting di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Nias Utara. Studi diawali dengan menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengidentifikasi dampak akses sanitasi dan air minum terhadap stunting, kemudian dilanjutkan dengan mencari rasio efektivitas biaya untuk mengidentifikasi efektivitas belanja daerah terhadap penurunan stunting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa  efektivitas belanja bidang sanitasi dan air minum untuk mengurangi stunting di Kabupaten Gianyar lebih efektif dibandingkan dengan Kabupaten Nias Utara. Di Kabupaten Gianyar sendiri efektivitas belanja bidang air minum lebih efektif dalam mengurangi stunting dibandingkan dengan belanja bidang sanitasi. Namun, di Kabupaten Nias Utara terjadi hal yang sebaliknya.

Development in Indonesia which aims to improve the economy has a deeper meaning, which is to reach justice, prosperous society. However, the high stunting prevalence rate of 36.4% in the period 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) overshadows the realization of these objectives. Stunting is caused by multifactor, one of them is the availability of water and sanitation access. The cost for increasing sanitation and water access in regions can be reflected from local government spending on this sector. In this study, the authors intend to calculate the effectiveness of regional spending on sanitation and water to reduce stunting rates in Gianyar and North Nias regency. The study begins by using multiple linear regression methods to identify the impact of sanitation and water access on stunting, then proceed with finding the cost-effectiveness ratio to identify the effectiveness of regional spending on stunting reduction. The results revealed that the effectiveness of spending on sanitation and water in Gianyar Regency is more effective compared to North Nias Regency in reducing stunting rates. In Gianyar Regency itself, the effectiveness of spending on water is more effective in reducing stunting compared to spending on sanitation. However, the opposite happened in North Nias Regency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Galuh Fathim Az Zahra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang implementasi program penyediaan sarana air minum dan jamban keluarga (Samijaga) dan dampaknya dalam memperbaiki derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingginya angka penyakit waterborne disease (diare atau kolera) membuat pemerintah Orde Baru pada Pelita II mengeluarkan Inpres Samijaga yang memberikan bantuan pembangunan Samijaga bagi penduduk berpenghasilan rendah. Bagian pertama dari isi skripsi ini menjelaskan tentang kebiasaan masyarakat terkait sanitasi dan kebijakan sanitasi yang pernah diterapkan di Indonesia. Lalu, dilanjutkan dengan memaparkan latar belakang dikeluarkannya Inpres yang mengatur program Samijaga. Kemudian, diakhiri dengan pembahasan tentang implementasi program Samijaga di beberapa wilayah di Indonesia (Sumatra, Jawa, Bali, dan Timor Timur) dan dampaknya dalam mengendalikan penyakit diare di Indonesia. Penelitian skripsi ini membuktikan bahwa melalui program Samijaga jumlah penduduk yang memiliki sarana air minum dan jamban meningkat. Penyakit diare juga berhasil dikendalikan meskipun terdapat kendala-kendala sosial budaya dalam pelaksanaannya. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian sejarah, salah satunya melalui penggunaan sumber-sumber primer (a.l. dokumen pemerintah, surat kabar sezaman, dll.) dan sumber sekunder (a.l. buku, jurnal, majalah, dll.).

ABSTRACT
This thesis discusses about the implementation of water supply and sanitation program in Indonesia during the New Order on promoting people‟s health status. In Indonesia, waterborne diseases (i.e. diarrhea or cholera) were the major causes of illness and death. Therefore, the New Order government launched a presidential instruction on providing access to water supply and sanitation (Inpres Samijaga) for Indonesia‟s poor in the Second Five-Year Development (Pelita II). Firstly, this thesis provides a brief explanation about people‟s sanitary habit and prior sanitation programs which had been conducted in Indonesia. Then, it explains the reason of the New Order government launched presidential instruction regulating Samijaga program. Afterward, this thesis describes the implementation of Samijaga program in Indonesia (focus on a particular region in Sumatra, Java, Bali, and East Timor) and its impact in controlling diarrhea disease in Indonesia. According to this thesis, it indisputably proves that through Samijaga program, percentage of households with access to water supply and sanitation was increased. Diarrhea disease was successfully controlled although facing some socio-cultural obstacles. This thesis is a qualitative study using historical research method, such as, the use of primary sources (e.g. government documents, newspapers, etc.) and secondary sources (e.g. books, journal articles, magazine articles, etc.).;This thesis discusses about the implementation of water supply and sanitation program in Indonesia during the New Order on promoting people‟s health status. In Indonesia, waterborne diseases (i.e. diarrhea or cholera) were the major causes of illness and death. Therefore, the New Order government launched a presidential instruction on providing access to water supply and sanitation (Inpres Samijaga) for Indonesia‟s poor in the Second Five-Year Development (Pelita II). Firstly, this thesis provides a brief explanation about people‟s sanitary habit and prior sanitation programs which had been conducted in Indonesia. Then, it explains the reason of the New Order government launched presidential instruction regulating Samijaga program. Afterward, this thesis describes the implementation of Samijaga program in Indonesia (focus on a particular region in Sumatra, Java, Bali, and East Timor) and its impact in controlling diarrhea disease in Indonesia. According to this thesis, it indisputably proves that through Samijaga program, percentage of households with access to water supply and sanitation was increased. Diarrhea disease was successfully controlled although facing some socio-cultural obstacles. This thesis is a qualitative study using historical research method, such as, the use of primary sources (e.g. government documents, newspapers, etc.) and secondary sources (e.g. books, journal articles, magazine articles, etc.).
"
Lengkap +
2016
S61778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>