Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunasrun
"Sektor air minum dan sanitasi merupakan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik akan memberi dampak pada peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan masyarakat dan peningkatan produktivitas masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pelaksanaan Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program Pamsimas di Kabupaten Padang Pariaman pada Tahun 2010 telah dilaksanakan pada 12 korong/desa, dimana untuk pengelolaan infrastruktur yang telah dibangun tersebut telah dibentuk Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (BPSPAMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BPSPAMS dalam mengelola aset infrastruktur air bersih perdesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui kuisioner kepada responden secara langsung kemudian selanjutnya dianalisis menggunakan analisis faktor. Sampel diambil dari 12 desa penerima Program Pamsimas tahun 2010 dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan serta sistem layanan air bersih yang diterapkan. Variabel-variabel yang diteliti berdasarkan aspek pengukuran kinerja sektor publik yaitu aspek masukan, aspek proses, aspek keluaran, aspek hasil, aspek manfaat, dan aspek dampak. Dari 35 variabel awal berdasarkan persepsi masyarakat melalui hasil jawaban kuisioner dengan menggunakan analisis faktor berhasil direduksi menjadi 19 variabel yang menggambarkan kinerja BPSPAMS. Dari analisis faktor kinerja tersebut diperoleh skor BPSPAMS di Kabupaten Padang Pariaman dengan tiga tingkatan, yaitu BPSPAMS yang tidak berkembang dengan prosentase skor kurang dari 48%, BPSPAMS kurang berkembang prosentase skor 48% s/d 74,5% serta BPSPAMS yang berkembang dengan prosentase skor lebih dari 74,5%.

Water supply and sanitation is a public service that has strong links to poverty alleviation. Water supply and sanitation will have an impact on improving the quality of the environment, public health and public productivity improvement. One of the government's efforts is through the implementation of the National Programme for Water Supply and Sanitation Community-Based (Pamsimas). Program Pamsimas in Padang Pariaman district in year 2010 was held on 12th surroundings / village, where for the management of the infrastructure that has been built has been formed Management Agency for Water Supply and Sanitation (BPSPAMS). This study aims to determine the factors that affect performance in managing infrastructure assets BPSPAMS water village. The method used in this study is a survey method through questionnaires to the respondents directly then further analyzed using factor analysis. Samples were taken from 12 villages in 2010 Pamsimas Program recipients are distinguished based on the technology used and the water service system is applied. Variables studied based on aspects of public sector performance measurement is the input aspects, aspects of the process, the output aspect, the aspect of the results, the benefit aspects, and aspects of the impact. From the initial 35 variables based on the perception of the public through the answers to the questionnaire using factor analysis successfully reduced to 19 variables that describe the performance BPSPAMS. From the analysis of performance factors obtained scores in the district of Padang Pariaman BPSPAMS with three levels, namely BPSPAMS were not developed with a percentage score of less than 48%, less developed BPSPAMS percentage score of 48% - 74.5% and growing BPSPAMS percentage score more than 74.5%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2103
T33027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pelaksanaan tugas-tugas organisasi lokal menurut Milton J. Esman dan Norman T. Uphoff dalam mewujudkan kesinambungan pasca proyek (studi kasus pada Badan Pengelola Sarana Situdaun proyek Second Water Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-2) di desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Proyek WSLIC-2 merupakan proyek pengadaan sarana air bersih dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sedangkan tujuan proyek tersebut adalah meningkatkan status kesehatan, produktifitas, dan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan. Kesinambungan ini diartikan sebagai suatu keadaan dimana para pengguna sarana air bersih menjaga sarana tetap berfungsi dan memenuhi tingkat kepuasannya secara terus-menerus.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena bertujuan menggambarkan pelaksanaan tugas-tugas Badan Pengelola Sarana Situdaun (BPSS) dalam mewujudkan kesinambungan pasca proyek, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus BPSS, tokoh masyarakat desa Situdaun, anggota masyarakat desa Situdaun dan Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) proyek WSLIC-2. Penggambaran pelaksanaan tugas-tugas organisasi lokal disini menurut Esman dan Uphoff yaitu tugas-tugas dalam organisasi antara lain perencanaan tujuan dan manajemen konflik, tugas-tugas sumberdaya antara lain mobilisasi sumberdaya dan manajemen sumberdaya, tugas-tugas pelayanan dan tugas-tugas di luar organisasi.
Hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa BPSS mampu mewujudkan kesinambungan pasca proyek, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan mampunya mereka melaksanakan tugas-tugas sebagai organisasi lokal. Kesinambungan pasca proyek yang diwujudkan BPSS dapat ditunjukkan mulai dari kemampuan pelaksanaan tugas-tugas di dalam organisasi BPSS sendiri yakni melaksanakan perencanaan dan penentuan tujuan yang dituangkan di dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang telah disepakati oleh masyarakat Desa Situdaun dan kemampuan mencegah konflik di intern organisasi dan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afrike Wahyuni Saputri
"Air merupakan salah satu kebutuhan utama dalam menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kota Tangerang secara umum, maka kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Dan usia instalasi yang sudah tua (28 tahun) serta belum pernah dilakukan evaluasi dan perbaikan. Untuk itu, diperlukan evaluasi dan optimalisasi kinerja dari instalasi. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi (IPA) Babakan. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas pengolahan dari instalasi. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah observasi secara langsung ke IPA Babakan. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 80 L/dtk adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

Water is one of the major needs in supporting human life. The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Tangerang city in general, the demand for drinking water will also continue to increase. The installation was old (28 years) and has never been evaluated and repaired before. That is why, it needs an evaluation and performance optimization of the installation. The Performance of water treatment plant can be known through the evaluation by reviewing the quality and quantity of raw water used, quality of water production, and installation of processing capacity (IPA) Babakan. From the results of the evaluation we can do an optimizing the performance of the installation to determine the effectiveness of the installation process. The research method is done by direct observation on the IPA Babakan. The results of the evaluation of existing installations with the discharge 80 L / sec are able to treat raw water to produce drinking water that meets quality standards. But there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rydha Riyana Agustien
"Setiap manusia berhak untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi layak, karena mempengaruhi aspek kesehatan sampai dengan aspek kesejahteraan. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai macam program untuk mencapai target Universal Access (UA), yaitu mencapai 100% akses layak air minum"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Damayanti
"Tesis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat di pedesaan. Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu desa Sindanggalih dan desa Bayongbong, Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah metoda kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem penyediaan air minum yang dikelola oleh masyarakat di pedesaan adalah teknik, keuangan, kelembagaan, sosial dan lingkungan, serta dukungan pihak luar terutama Pemerintah Daerah. Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan dasar termasuk di dalamnya pelayanan air minum merupakan urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang bersifat wajib.
Hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah Daerah membangun sistem dukungan yang lebih sistematik dan terstruktur agar tidak lagi bersifat ad hoc dan bisa menyentuh seluruh desa yang mempunyai pengelolaan dengan tipe serupa. Skema dukungan tersebut disarankan melibatkan pihak lain, baik itu lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, misalnya balai pelatihan, PDAM, BLHD, swasta yang mempunyai program CSR, dan perbankan untuk akses pembiayaan komersil.

This thesis analyzes the factors that influence the sustainability of the community managed rural water supply system. The research was conducted in two villages, which are Sindanggalih and Bayongbong in district of Garut. The method used is qualitative method with descriptive design. The study concluded that the factors affecting the sustainability of community managed rural water supply are technical, financial, institutional, social and environmental, as well as external support, especially from Local Government. This is in line with the mandate of the Act No. 23 of 2014 on Regional Government, basic services including water services is a concurrent government affairs under the mandatory authority of local government.
The results of the study suggest that local governments should build a more systematic and structured supporting system so as no longer to be ad hoc and could provide continuous support to all villages that have similar management model. It is also suggested that the supporting scheme involving other parties, both government and non-government, for example, training institution, water utility, local environmental agency, private with CSR program, and bank to access commercial financing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Mahendra Laksana S.P.
"Tujuan ke-6 dari Sustainable Development Goals adalah tersedianya akses air bersih dan sanitasi. Lebih dari separuh penduduk dunia yang tidak mempunyai akses air bersih berada di pedesaan. Kurangnya akses air bersih juga merupakan penyebab terbesar kematian akibat penyakir diare. Diperlukan usaha dari pemerintah dan masyarakat desa untuk dapat menyediakan air minum layak, sanitasi bersih, dan lingkungan yang sehat di pedesaan secara berkelanjutan. Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh program pemerintah berbasis masyarakat yang berkelanjutan terhadap waterborne diseases dengan studi kasus program PAMSIMAS. Dengan menggunakan metode Panel Fixed Effect dan agregasi analisis dari level desa ke level kabupaten, ditemukan bahwa program PAMSIMAS mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap jumlah kasus penyakit yang berkaitan dengan WASH. Variabel kontrol berupa jumlah sarana kesehatan turut mempengaruhi jumlah kasus secara signifikan. Sedangkan variabel kontrol berupa tingkat rasio penduduk usia sekolah, pendidikan, usia kematangan ibu, tingkat ekonomi masyarakat, dan jumlah populasi suatu daerah tidak berpengaruh secara signifikan dalam spesifikasi model penelitian ini. Dampak program ini lebih dirasakan manfaatnya di luar pulau Jawa dibandingkan dengan regional pulau Jawa. Hal ini disebabkan adanya perbedaan infrastruktur, tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya WASH dan imunisasi dini pada kedua regional tersebut. Program PAMSIMAS juga berdampak signifikan kepada daerah yang memiliki populasi balita diatas rata-rata kabupaten.

The 6th goal of the Sustainable Development Goals (SDGs) is to provide access to clean water and sanitation. More than half of the world's population who do not have access to clean water live in rural areas. Lack of access to clean water is also the biggest cause of death from diarrheal diseases. Efforts are needed from the government and community empowerment to provide safe drinking water, clean sanitation, and a healthy environment in rural areas in a sustainable development. This study tries to examine the effect of sustainable community-based government programs on waterborne diseases with a case study of the PAMSIMAS program. Using the Fixed Effect Panel method and aggregating analysis from the village level to the district level, it was found that the PAMSIMAS program had a negative and significant impact on the number of cases of diseases related to WASH. The number of health facilities also significantly affected the number of cases. Ratio of the population of school age, education, maternal maturity age, economic level of the community, and the total population of an area have no significant effect on the specifications of this research model. The impact of the program is more beneficial for outside Java region rather than in Java. This difference occurs due to inequality in infrastructure, education levels and public understanding of the importance of WASH and early immunization between two regions. This program also has a significant impact on areas with a population of children under five above the district average."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Herna Marlyna
"Penelitian ini untuk menganalisis keberlanjutan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Cipasung Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan berdasarkan aspek terpeliharanya manfaat, organisasi Pamsimas dan meningkatnya kelompok penerima program.
Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, data primer diperoleh dengan wawancara mendalam dan observasi, data sekunder diperoleh dari telaah dokumen di Dinas Kesehatan, Puskesmas Darma, Desa Cipasung dan BP-SPAMS Tirta Anjung.
Berdasarkan hasil penelitian sampai saat ini masyarakat terutama konsumen air bersih masih dapat merasakan manfaat dari program Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung dapat mengelola program Pamsimas dengan baik namun masih harus menambah jumlah konsumen untuk menutupi biaya operasional. Penambahankelompok penerima program dari Tahun 2009 sampai saat ini masih sedikit karena masih kecilnya volume tangki penampung air, namun saat ini sedang dibangun penampung yang lebih besar sehingga dapat memenuhi keinginan masyarakat untuk menjadi konsumen.

This study to analyze the sustainability of water supply and sanitation in Rural Community-Based in Cipasung Village Sub District Darma District Kuningan Western Java in 2013 based aspects of the maintenance benefits, Pamsimas organization and the growing group of program beneficiaries.
The method used by the qualitative approach, the primary data obtained by in-depth interviews and observation, secondary data obtained from the study of the documents in the Public Health Service, Community Health Center Darma, village Cipasung, and BP-SPAMS Tirta Anjung.
Based on the results of the research to date has primarily clean water consumers can still benefit from Pamsimas. BP-SPAMS Tirta Anjung can manage well but still have to increase the number of customers to cover operating costs. The addition of the group receiving the program from 2009 until now is still a little because it is still small volume of water storage tank, but is currently being built larger container so that it can fulfill people?s desire to be a consumer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Noviyanti Nurzanah
"Perbedaan pedesaan perkotaan dalam hal air dan sanitasi menjadi hambatan utama bagi Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Di Provinsi Bengkulu, hanya 39,22% memiliki akses ke sanitasi dan 41,08% akses ke air bersih. Perbedaan sosial ekonomi di daerah perkotaan dan pedesaan dan rendahnya akses di Provinsi Bengkulu menjadi masalah besar untuk memastikan peningkatan fasilitas air dan sanitasi untuk semua, sehingga membantu mengendalikan sejumlah besar penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan tata ruang pedesaan perkotaan dalam akses terhadap peningkatan fasilitas air dan sanitasi di Provinsi Bengkulu. Data diperoleh dari Potensi Desa 2018 dari BPS dengan 148 sampel di setiap kategori wilayah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk menggambarkan perbedaan perkotaan dan pedesaan untuk akses peningkatan jamban, pengelolaan limbah, pembuangan air limbah, air bersih, air minum, dan kondisi struktural. Hasil dari penelitian ini menemukan daerah perkotaan memiliki akses yang lebih baik ke sanitasi dan air yang lebih baik daripada di daerah pedesaan. Tata ruang pedesaan perkotaan memiliki perbedaan yang signifikan untuk memperbaiki jamban (OR 11.091, 95% CI 6.393-19.240), pengelolaan limbah (OR 85.792, 95% CI 34.679-212.239), air limbah buangan (OR 9.197, 95% CI 5.341-15.835), bersih air (OR 2,988, 95% CI 1.048 - 8.521), dan air minum (OR 0,114 95% CI 0,047-0,279).

Urban rural differences in water and sanitation become a major obstacle for Indonesia to achieve the Sustainable Development Goals. In Bengkulu Province, only 39.22% had access to sanitation and 41.08% access to clean water. Socioeconomic differences in urban and rural areas and low access in Bengkulu Province are major problems to ensure improved water and sanitation facilities for all, thus helping to control a large number of infectious diseases. This study aims to describe the differences in urban urban spatial planning in access to improved water and sanitation facilities in Bengkulu Province. Data was obtained from Village Potential 2018 from BPS with 148 samples in each regional category. This study uses a cross-sectional design to describe urban and rural differences for improved access to latrines, waste management, waste water disposal, clean water, drinking water, and structural conditions. The results of this study found that urban areas have better access to better sanitation and water than in rural areas. Urban rural spatial planning has significant differences to improve latrines (OR 11,091, 95% CI 6,393-19,240), waste management (OR 85,792, 95% CI 34,679-212,239), waste water (OR 9,197, 95% CI 5,341-15,835) ), clean water (OR 2.988, 95% CI 1.048-8.521), and drinking water (OR 0.114 95% CI 0.047-0.279)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Yasser Syahrial
"Studi evaluasi ini menawarkan pendekatan baru dalam metode evaluasi dampak program CSR berbasis PROPER, dengan menggabungkan metode meansend analysis dengan SROI yang masih jarang dilakukan oleh evaluator CSR maupun perusahaan. Banyak dari studi sebelumnya hanya melihat analisis PROPER dengan gap analysis yang hanya bersifat administratif dan prosedural, sehingga belum sejalan dengan nilai PROPER. Selain itu, masih banyak program CSR yang implementasinya hanya bersifat charity, dan tidak menghasilkan impact berupa pengembangan kapasitas dari komunitas penerima program. Oleh karenanya, studi ini mengkombinasikan metode Gap Analysis untuk melihat kesesuaian program dengan pedoman PROPER, lalu metode means-end analysis untuk menangkap permasalahan yang muncul dalam pengelolaan dan proses implementasi, serta metode Social Return On Investment (SROI) untuk mengukur valuasi moneter dari dampak sosial yang diberikan oleh program. Hasil evaluasi memperlihatkan program telah sesuai dengan pedoman PROPER, tetapi masih ditemukan beberapa kekurangan yang menjadi celah. Pada capaian dampak, program juga berhasil memberikan dampak dengan perubahan yang signifikan, namun hanya parsial pada sebagian penerima manfaat. Adapun analisis nilai dampak menghasilkan besaran dampak moneter yaitu 1.86 kali lebih besar dari nilai investasi perusahaan, angka yang cenderung kecil tersebut disebabkan oleh dampak yang cenderung parsial, intangible, karena kapasitas masyarakat yang masih relatif terbatas. Secara keseluruhan, hasil memperlihatkan bahwa program perlu memperhatikan pemetaan dampak pada stakeholder, terutama pada aspek community development.

This evaluation study offers a new approach in evaluating the impact of PROPER-based CSR programs, by combining the Means-end Analysis method with SROI which is still rarely carried out by CSR evaluators and companies. Many of the previous studies only looked at the PROPER analysis with a Gap Analysis that was only administrative and procedural, so it was not in line with the PROPER value. In addition, there are still many CSR programs whose implementation is only charity, and does not produce an impact in the form of capacity building of the program recipient community. Therefore, this study combines the Gap Analysis method to see the suitability of the program with PROPER guidelines, then the Means-end Analysis method to capture problems that arise in the management and implementation process, and the Social Return On Investment (SROI) method to measure the monetary valuation of social impacts. provided by the program. The evaluation results show that the program has complied with the PROPER guidelines, but there are still some shortcomings that become gaps. In terms of impact, the program has also succeeded in having an impact with significant changes, but only partially for some beneficiaries. As for the impact value analysis, the magnitude of the monetary impact is 1.86 times greater than the value of the company's investment, the figure which tends to be small is caused by the impact which tends to be partial, intangible, due to the relatively limited capacity of the community. Overall, the results show that the program needs to pay attention to mapping impacts on stakeholders, especially in the community development aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Renggani
"Pembangunan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian memiliki makna yang lebih mendalam, yaitu mencapai masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur dan Sejahtera. Namun, tingginya rerata prevalensi stunting sebesar 36.4% pada periode tahun 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) membayangi terwujudnya tujuan tersebut. Stunting disebabkan oleh multifaktor, salah satunya ketersediaan akses air minum dan sanitasi. Pembiayaan peningkatan akses sanitasi dan air minum di daerah  dapat dilihat dari belanja pemerintah daerah untuk bidang tersebut. Pada studi ini penulis bermaksud untuk menghitung efektivitas belanja daerah bidang sanitasi dan air minum terhadap penurunan angka stunting di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Nias Utara. Studi diawali dengan menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengidentifikasi dampak akses sanitasi dan air minum terhadap stunting, kemudian dilanjutkan dengan mencari rasio efektivitas biaya untuk mengidentifikasi efektivitas belanja daerah terhadap penurunan stunting. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa  efektivitas belanja bidang sanitasi dan air minum untuk mengurangi stunting di Kabupaten Gianyar lebih efektif dibandingkan dengan Kabupaten Nias Utara. Di Kabupaten Gianyar sendiri efektivitas belanja bidang air minum lebih efektif dalam mengurangi stunting dibandingkan dengan belanja bidang sanitasi. Namun, di Kabupaten Nias Utara terjadi hal yang sebaliknya.

Development in Indonesia which aims to improve the economy has a deeper meaning, which is to reach justice, prosperous society. However, the high stunting prevalence rate of 36.4% in the period 2005 - 2017 (Child Stunting Data Visualization Dashboard, WHO, 2019) overshadows the realization of these objectives. Stunting is caused by multifactor, one of them is the availability of water and sanitation access. The cost for increasing sanitation and water access in regions can be reflected from local government spending on this sector. In this study, the authors intend to calculate the effectiveness of regional spending on sanitation and water to reduce stunting rates in Gianyar and North Nias regency. The study begins by using multiple linear regression methods to identify the impact of sanitation and water access on stunting, then proceed with finding the cost-effectiveness ratio to identify the effectiveness of regional spending on stunting reduction. The results revealed that the effectiveness of spending on sanitation and water in Gianyar Regency is more effective compared to North Nias Regency in reducing stunting rates. In Gianyar Regency itself, the effectiveness of spending on water is more effective in reducing stunting compared to spending on sanitation. However, the opposite happened in North Nias Regency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>