Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Maulidya Nurharlima
"Penulisan ini membahas mengenai mekanisme pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa yang dikaitkan dengan pertimbangan hukum yang mendasari perusahaan untuk melakukan relisting. Mekanisme pencatatan kembali saham di Bursa ini tidak diatur secara eksplisit dalam Peraturan BEJ No. I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa. Berkaitan dengan mekanisme pencatatan kembali saham ini harus dikaitkan dengan alasan perusahaan dihapus pencatatan sahamnya di Bursa. Sebagai konsekuensi dari pencatatan kembali saham di Bursa tentunya memberikan akibat hukum terhadap pemegang saham minoritas dari perusahaanperusahaan yang melakukan relisting. Penulisan tesis ini menekankan studi pada tiga perusahaan yakni: PT Jasa Angkasa Semesta Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk, dengan alasan bahwa ketiga perusahaan tersebut sudah delisting sejak tahun 2009 dengan alasan yang berbeda sehingga mengakibatkan dipilihnya mekanisme relisting yang berbeda pula. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian doktrinal dengan melakukan pendekatan perbandingan (comparative approach) atas tindakan hukum yang akan diambil oleh perusahaan-perusahaan yang hendak mengajukan permohonan relisting. Pendekatan perbandingan ini juga membandingkan proses dan mekanisme delisting dan relisting di Indonesia dan di Amerika Serikat sebagai suatu landasan teori.

This thesis concerns on the mechanism of relisting share in Indonesia Stock Exchange related to legal consideration for the company to relist. The mechanism of relisting is not stipulated on BEJ Regulation No. I-I regarding Delisting and Relisting Share in Indonesia Stock Exchange. Pursuant to the mechanism of relisting, it must also be considered with the causes why a company was delisted. As a consequence of relisting share in Indonesia Stock Exchange, it can be stated that it will give legal effect on minority shareholder protection. Research of this thesis will be studied on three companies, such as: PT Jasa Angkasa Semesta Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, and PT Apexindo Pratama Duta Tbk, due to the similarity of company's status and the time when these companies were delisted on 2009. It can be said that with different causes creates different mechanism to relist their shares so that creates legal uncertainty among the investors. Because of that legal uncertainty it is also explained about which one of the mechanism is correct to be done. This thesis used doctrinal research with comparative approach on legal consideration that is taken by these three companies and on different mechanism to relist their share and the comparison on delisting and relisting process between Indonesia and United States."
2013
T32567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wim Andrian
"PT Apexindo Pratama Duta Tbk. merupakan salah satu anak perusahaan PT Medco Energi Intemasional Tbk. yang bergerak di bidang penyediaan jasa pemboran minyak, gas dan panas bumi baik di darat maupun lepas pantai. Sejak pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Juli 2002, harga saham dengan kode APEX ini telah mengalami perubahan yang signifikan. Mulai dari harga perdana sebesar Rp. 550 perlembar, harga meningkat hingga sempat mencapai Rp. 700 per Iembar pada akhir Agustus. Namun setelah itu, harga mulai mengalami downtrend, hingga menyentuh nilai terendahnya sebesar Rp. 330 . di pertengahan November. Pada hari trasaksi terakhir di tahun 2002, APEX akhimya ditutup pada posisi Rp. 365 per saham. Terlepas dari penurunan harga, Apexindo terus membukukan kinerja yang relative memuaskan. Eerdasarkan hal ini, penulis merasa perlu untuk melakuan valuasi guna menentukan berapa harga yang layak untuk APEX setelah sekitar enam bulan tercatat di bursa. Valuasi juga dianggap perlu karena Apexindo kini tengah melakukan investasi besar-besaran dengan memperbaiki dan membangun tiga rig lepas pantai yang sudah barang tentu akan memberikan tarnbahan pendapatan yang sangat signifikan di masa mendatang.
Berdasarkan valuation menggunakan model discounted cash flow dengan pendekatan two-stage free cash flow to firm, akhimya diketahui bahwa nilai wajar APEX adalah sekitar Rp. 1,725. Penulis berpendapat bahwa perbedaan nilai yang sangat mencolok ini antara harga pasar dan hasil valuasi antara lain disebabkan oleh kondisi bursa masih kurang bergairah akibat situasi ekonomi, politik, hukum dan keamanan negara yang belum kondusif, kurangnya penerapan good corporate governance, terutama dalam hal transparansi serta masih minimnya pengetahuan masyarakat umum mengenai industri pemboran minyak, gas dan panas bumi.
Dalam rangka mencapai nilai wajamya, penulis menyarankan agar Apexindo senantiasa melakukan efisiensi biaya operasi guna meningkatkan marjin labanya. Selain itu manajemen juga harus mulai memikirkan kiat-kiat pemasaran yang baru untuk mengurangi ketergantungan perseroan terhadap hanya satu klien besar. Masalah good corporate governance juga sudah layak untuk mulai diperhatikan. Satu altematif yang bisa diambil adalah dengan melakukan rights issue. Selain menambah jumlah saham beredar, cara ini juga akan mendukung good corporate governance melalui transparansi, sejalan dengan bertambahnya jumlah saham beredar, cara ini juga bisa membantu perseroan mendapatkan dana untuk membangun rig baru. Apexindo juga perlu sering menyelenggarakan presentasi seputar ruang lingkup usahanya karena masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai industri pemboran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Pujilestari
"Penelitian ini menjelaskan tentang hubungan industrial tanpa adanya serikat pekerja diperusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan industrial dan hubungan bipartit di PT Apexindo Pratama Duta Tbk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan memiliki tujuan penelitian eksplanatif. Narasumber dalam penelitian ini dipilih berdasarkan masa kerja dari karyawan di perusahaan yang berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hubungan industrial dan hubungan bipartit di perusahaan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya serikat pekerja.

This study describes the industrial relations in the absence of the company union. The purpose of this study is to explain how industrial relations and bipartite relations in PT Apexindo Pratama Duta Tbk. This study used a explanative approach and has a descriptive research purposes. Interviewees in this study were selected based on different years of service of employees in companies. The results of this study indicate that the industrial relations and bipartite relations in the company can run smoothly without any union."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nemia Darmawi
"ABSTRAK
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi pada periode sebelum krisis yaitu
hingga pertengahan tahun 1997 (mencapai 7,9% per tahun di tahun 1996) merupakan
kegemilangan semu bagi perekonomian Indonesia. Krisis ekonomi telah
menghempaskan perekonomian bangsa ini, dimana demand pasar terkontraksi sangat
hebat sedangkan harga bahan baku terutama yang masih harus diimpor naik berlipat
lipat.
Salah satu industri yang mengalami pukulan paling berat akibat krisis ini adaiah
industri jasa konstruksi dimana PT Bukaka Teknik Utama Tbk menjalankan usahanya.
Tingginya harga bahan baku, pengurangan anggaran pembangunan pemerintah dan
ambruknya perbankan nasional menyebabkan hanya sedikit perusahaan yang masih
dapat bertahan melewati masa krisis ekonomi Indonesia hingga saat ini.
Sebagai perusahaan jasa konstruksi dan rekayasa di Indonesia yang terjun ke
bursa saham, Bukaka menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam mengingat hingga saat
ini Bukaka mampu bertahan menjalankan usaha dengan tetap bertahan pada bisnis
intinya walaupun hingga saat ini pula Bukaka masih terbelenggu masalah keuangan
terutama mininmya modal kerja. Analisis keuangan diharapkan dapat memberikan
jawaban atas permasalahan tersebut, yang bila dikombinasikan dengan analisis strategi
akan diperoleh alternatif strategi bagi Bukaka untuk dapat bertahan dan keluar dari
kemelut yang dihadapinya sekaligus siap menghadapi kondisi yang sangat dinamis
dalam industrinya baik lokal maupun dalam persaingan global.
Penulisan bertujuan mengkaji kinerja usaha Bukaka dalam 6 tahun periode
pengamatan (1995 ? 2000) dengan melakukan analisis common size, analisis
perbandingan laporan keuangan (komparatif), analisis arus kas dan rasio keuangan.
Pengkajian kineija usaha Bukaka dilengkapi dengan melakukan analisis strategi usaha
yang meliputi analisis lingkungan usaha yaitu analisis industri jasa konstruksi dan
rekayasa, analisis internal serta rnelakukan analisis SWOT dengan menyebarkan
kuesioner di dalam lingkungan perusahaan. Pengamatan yang dilakukan juga
mengkombinasikan antara diskusi dan wawancara informal dengan staf serta
manajemen Bukaka. Melalui analisis yang dilakukan diberikan alternatif dan saran
untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya dan faktor produksi di lingkungan usaha
agar dapat dicapai kinerja usaha yang optimal.
Produk industri jasa konstruksi timbul sebagai realisasi sebagian upaya
pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Industri ini
memberikan kontribusi 5% terhadap gross domestic product suatu negara di luar
produksi bahan bangunan dan peralatan konstruksi. Nilai tambah Indonesia di sektor ini
merupakan kedua yang tertinggi di Asia setelah Thailand.
Bukaka berada di dalam industri rancang bangun sebagai gabungan dari industri
jasa konstruksi dengan industri jasa rekayasa. Analisis lingkungan industri
menunjukkan Bukaka berada dalam industri dengan tingkat persaingan yang cukup
ketat dengan hambatan yang sangat tinggi untuk keluar dari industri. Pemasok material
dan dana memiliki posisi kuat sebagaimana pula pembeli.
Peluang yang cukup besar timbui dengan masuknya modal asing yang
diharapkan dapat ikut memacu per1ibangunan infrastruktur. Tingginya nilai tukar dolar
Amerika Serikat terhadap rupiah memacu permintaan produk dan jasa alternatif yang
selama ini harus diimpor atau memiliki kandungan impor yang sangat tinggi.
Bukaka sangat mengandalkan instrumen hutang untuk membiayai kegiatan
usaha dan pengembangannya. Aset yang dirniliki (lebih dan 2 tniliun rupiah) tidak
mampu menciptakan pendapatan yang mencukupi untuk menutup berbagai pengeluaran
serta beban hutang yang digunakan untuk pendanaan operasi perusahaan. Kekurangan
modal kerja serta ancaman delisting serta adanya kemungkinan tuntutan pailit dari para
kreditur asing menambah kemelut dan ancaman bagi Bukaka.
Alternatif dan saran langkah-langkah yang dapat diambil untuk mempertahankan
kelangsungan usaha di antaranya dengan mengoptimalkan portofolio usaha dan
peningkatan produktifitas aset melalui pembentukan unit-unit usaha secara selektif
termasuk melakukan rasionalisasi karyawan yang dibutuhkan. Penuntasan
restrukturisasi hutang harus segera dilakukan dalam waktu dekat agar upaya penyediaan
modal kerja dapat segera dilakukan lebih intensif sehingga pengerahan kompetensi dan
sumber daya perusahaan dapat segera dikonsentrasikan bagi peningkatan produktivitas
dan profitabilitas dengan memanfaatkan peluang yang ada. Langkah lain yang dapat
dilakukan adalah melakukan pembenahan administrasi sumber daya manusia serta
pengembangannya termasuk peningkatan kemampuan teknis dan manajeria] yang
dibarengi dengan adanya ketegasan komitmen di tingkat strategis.
"
2002
T1533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujitriasih Prabandari
"ABSTRAK
PT Medco Energi Intemasional Tbk (MEl), sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, juga terimbas krisis ekonomi tersebut. Sebelum krisis ekonomi, seperti umumnya perusahaan besar lainnya, MEl banyak melakukan investasi jangka panjang dengan pinjaman dalam mata uang dolar Amerika, yang berbiaya relatif lebih rendah tanpa dilengkapi fasilitas perlindungan yang memadai. Akibatnya pada saat krisis ekonomi melanda yang ditandai dengan turunnya nilai tukar Rupiah secara drastis, MEl tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya dalam mata uang asing yang jatuh tempo. Untuk dapat bertahan hidup, mau tidak mau dilakukan restrukturisasi hutang yang dimilikinya, baik dengan mengkonversi hutang menjadi penyertaan modal, penjadwalan kembali pembayaran hutang dan melakukan review atas kinerja bisnis masing-masing anak perusahaan.
Proses restrukturisasi keuangan yang sudah dimulai sejak tahun 1999 ini dinilai berhasil menyelamatkan MEL Langkah selanjutnya, MEl mengkaji kinerja anak perusahaan yang belum merighasilkan laba, salah satu di antaranya adalah PT Meta Epsi Antareja (MEA), perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran darat, yang dalam beberapa tahun terakhir terns mengalami kerugian. Karena MEl memiliki anak perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama dengan kinerja yang baik, PT Apexindo Pratama Duta (Apexindo), dan setelah mempertimbangkan seluruh opsi yang ada, maka diputuskan kedua perusahaan tersebut dimerger. Yang dimerger adalah MEA (target company) yang masih mengalami kerugian, yang melebur dalam Apexindo (acquiring company) yang telah memiliki keuntungan yang memuaskan.
Merger yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta, menyatukan kompetensi untuk memperluas portofolio jasa yang ditawarkan sehingga menambah sumber pendapatan bagi perusahaan.
Pasca merger, penulis ingin melihat apakah tujuan merger semula dapat dicapai. Karena itu penulis melakukan analisis, baik analisis ekstemal - umum maupun industri - dan analisis internal, serta mencatat keunggulan bersaing (competitive advantages) dan kompentansi inti (core competition) yang dimiliki Apexindo. Penulis juga melakukan perhitungan Free Cash Flow untuk dapat mengukur shareholders value yang dihasilkan dari merger tersebut Perhitungan Free Cash Flow Valuation digunakan sebagai salah satu alat pengukuran dari Value Based Management (VBM). Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai per saham adalah Rp 542, lebih tinggi dari harga jual saham per 31 Desember 2002, yaitu Rp 385.
Agar keunggulan bersaing (competitive advantage) dan kompetensi inti (core compentecy) yang dimiliki Apexindo tetap memberikan pertambahan nilai kepada pemegang saham Apexindo, dan agar harga pasar Apexindo lebih mendekati nilai intrinsiknya, terdapat beberapa tindakan yang perlu diambil, sebagai berikut :
a. Melakukan kajian komprehensifterhadap efek-efek negative merger
Menurut hemat penulis, proses identifikasi problem yang sehubungan dengan merger,
belum dilakukan secara komprehensif Kajian ini akan membantu Apexindo
membentuk langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kondisi tersebut.
b. Penerapan strategi pasca merger yang tepat
Pada tingkat unit bisnis, strategi yang diperlukan Apexindo adalah mencari pasar barn agar rig-rig yang dimiliki terutilisasi penuh, salah satunya dengan melakukan analisis mendalam untuk menurunkan harga jual jasa pengeboran darat, mencari peluang pasar baru bagi rig lepas pantainya untuk menurunkan ketergantungan Apexindo terhadap satu pelanggan, dan meningkatkan efisiensi/produktivitas dari kegiatan operasional. Pada tingkat korporat, Apexindo perlu menguatkan kontrol, koordinasi dan transfer knowledge kepada anak perusahaanya, agar keberadaan anak perusahaan memperkuat market power Apexindo.
Setelah strategi-strategi tersebut ditetapkan, Apexindo perlu membuat kontrol agar kemajuan pencapaian dari strategi tersebut dapat diukur, dan tindakan koreksi dapat diambil sesegera mungkin. Kontrol ini dapat berupa financial control maupun pencapaian milestone dari strategi yang diterapkan.
Adalah penting bagi Apexindo untuk menerapkan good corporate governance dan ethics dalam manajemennya. Hal ini menjadi penting agar pencapaian strategi bukanlah merupakan usaha rekayasa di luar batas-batas kewajaran untuk mencapai hasil, namun benar-benar merupakan kumpulan tindakan produktif jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septa Tri Ratnasari
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang dimiliki oleh pekerjaan yang dilakukan pada proses operasional pengeboran panas bumi rig #4 milik PT Apexindo Pratama Duta Tahun 2009. Penilaian risiko dititikberatkan kepada risiko yang akan dialami perusahaan dilihat dari segi manusia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis risiko semi-kuantitatif AS/NZS 4360:2004.
Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki oleh pekerjaan pada tahap operasional memiliki level yang berbeda yakni meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Dari hasil analisis risiko yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam proses manajemen risiko, untuk dapat menurunkan level risiko menjadi nilai yang dapat diterima dengan melakukan berbagai pengendalian untuk menurunkan nilai konsekuensi, eksposure atau likelihood yang terdapat dalam setiap risiko.

The focus of this study is the risk assesment in Geothermal Onshore Drilling Process Rig # 4 PT APEXINDO Pratama Duta Tbk in 2009. Process of the risk analysis give more focus on the risk from the human side. The design of the research is descriptive analitic with semi-quantitative risk analysis method from AS/NZS 4360:2004. The purpose of this study is to get to know the level of risk of the job in drilling process. The data were collected by means of interview and observation in the drilling rig.
The output of this research could become an input for the risk management process, so that the company could reduce the existing level of risk in the field by doing the risk control to reduce the consequence, exposure or the likelihood of the risk."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Zaendar
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran aspek perilaku kerja selamat melalui metode ABC Antecedents-Behavior-Consequences) pada pekerja di PT. BTU. Menurut model ABC, perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa anteseden dan diikuti oleh konsekuensi yang dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali.
Anteseden yang diteliti meliputi peraturan keselamatan, pelatihan keselamatan, pengawasan, safety message dan ketersediaan APD. Sedangkan variabel konsekuensi yang diteliti antara lain sanksi, penghargaan dan dampak tindakan tidak aman. Penelitian ini meliputi seluruh pekerja di Divisi Steel Tower PT. BTU sejumlah 76 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja sudah memiliki perilaku bekerja yang baik (55,3%). Berdasarkan hasil uji statistik terlihat adanya hubungan yang bermakna antara peraturan eselamatan, pengawasan dan penghargaan terhadap perilaku bekerja selamat. Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa pihak manajemen memiliki pengaruh terhadap budaya dan perilaku K3 pada pekerja di lingkungan kerja."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fendy Sanjaya
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah penelitian hukum dengan pendekatan yuridis normatif yang
bersifat deskriptif dan perspektif analisis. Dalam skripsi ini membahas mengenai
pelanggaran yang dilakukan oleh PT Katarina Utama Tbk sebagai emiten terkait
prinsip keterbukaan di dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan lainnya.
Selain itu skripsi ini membahas pelanggaran yang dilakukan oleh emiten sehingga
mendapatkan sanksi penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham terkait
dengan prinsip keterbukaan informasi yang tidak dilakukan oleh emiten sebagai
kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan penghapusan pencatatan saham
perusahaan yang mempunyai dampak terhadap investor. Skripsi ini membahas isu
hukum mengenai pemberian dan pencabutan sanksi suspensi saham terhadap
emiten berdasarkan hukum di Indonesia. Sebagai perbandingan, skripsi ini
menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh The Financial Industry Regulatory
Authority (FINRA) terkait dengan suspensi saham di Amerika Serikat

ABSTRACT
This thesis is the study of law using anormative juridical approach in descriptive
and analytical perspectives. This thesis mainly discusses about the breach of full
disclosure by PT Katarina Utama Tbk as the issuer under Indonesia capital market
laws and regulations. In addition, this thesis also discusses about the disciplinary
actions taken by the authority in the form of stock suspension against the shares of
PT Katarina Utama Tbk which have impacts to the investors. This thesis describes
about regulatory issues of stock suspension under Indonesia regulations to the
authority in granting and revoking stock suspension. As a comparison, this thesis
describes the actions taken by The Financial Industry Regulatory Authority
(FINRA) in relation to stock suspension in United States of America.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S43869
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Abraham Aristoteles
"Rencana perdamaian yang telah dihomologasi oleh pengadilan niaga haruslah merupakan rencana perdamaian yang pelaksanaannya dapat dijamin dan bersifat adil bagi seluruh pihak. Namun demikian, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pernah melakukan homologasi terhadap sebuah rencana perdamaian yang isinya memungkinkan dilakukannya perubahan terhadap rencana perdamaian tersebut di luar pengadilan, sebagaimana dibahas dalam tulisan ini. Permasalahan ini dianalisis secara yuridis-normatif dengan tujuan memberikan kontribusi pada diskursus hukum kepailitan mengenai kekuatan hukum suatu perubahan terhadap perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi dan menguji penerapan asas hukum dalam perubahan terhadap perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan terhadap perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi tidak memiliki kekuatan hukum. Argumentasi tersebut dilandaskan pada fakta bahwa perjanjian perdamaian yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 285 ayat (2) huruf b Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Selanjutnya, berbagai asas dalam hukum kepailitan, hukum perjanjian, dan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap tidak diterapkan. Penulis memberikan saran agar para legislator dapat mempertimbangkan untuk menyisipkan ketentuan mengenai perubahan terhadap perjanjian perdamaian yang telah dihomologasi dalam peraturan pelaksana dan agar Komisi Yudisial meningkatkan pengawasan terhadap hakim pengadilan niaga yang menangani homologasi perdamaian.

A commercial court-legalised composition plan should be one whose implementation is legally guaranteed and able to provide justice to all parties involved. Yet, Central Jakarta Commercial Court has legalised a composition plan whose contents allow for an amendment of said composition plan to be made outside of the court, as is discussed in this paper. This particular problem is answered by utilising normative-juridical research approach where the Author seeks to examine the legal enforceability of an amendment of a legalised composition plan and identify the implementation of several legal principles within an amendment of a legalised composition plan. The outcome of the research showed that an amendment of a legalised composition plan does not have any legal enforceability. The argumentation is based on the fact that the composition plan violated the provision stated in Article 285 Section 2 of the Law regarding Bankruptcy. Furthermore, legal principles in the fields of bankruptcy law, contract law, and court decisions were not implemented. The Author suggests that legislators consider to include a provision regarding an amendment of a legalised composition plan in a regulation and that Judicial Commission exert a more thorough surveillance on commercial court judges who legalise composition plans."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>