Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sandmaier, Marian
Florida: Tab Books, 1992
362.292 8 SAN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Belknap, Joanne
Belmont : Wadsworth, 1996
364.153 082 BEL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wise, David
New York: Random House, 1964
353.09 WIS i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walls, Jeannette
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2013
362.820 92 WAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koenig, Louis W.
New York: Rinehart, 1960
973.91 KOE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Peter
Cambridge, UK: MIT Press, 1998
712.097 3 WAL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, Peter
Cambridge, UK: MIT Press, 1998
712.097 3 WAL i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fox, Harrison W.
New York: Free Press, 1977
328.73 FOX c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Nurliana
"Dewasa ini Amerika Serikat terkenal sebagai negara industri yang modern. Perkembangannya sebagai sebuah negara modern terjadi setelah Perang Saudara (1860-1865). Oleh Mark Twain masa ini disebut The Gilded Age. Ini merupakan salah satu periode penting dalam sejarah Amerika, karena pada masa inilah berlangsung perkembangan industrialisasi secara besar-besaran yang mentransformasikan keseluruhan perekonomian dan masyarakat Amerika; yang semula bersifat agraris menjadi industrial. Hal ini ditandai antara lain oleh tumbuhnya pabrik-pabrik manufaktur dan perusahaan-perusahaan besar. Sejalan dengan itu tumbuh pula kota-kota industri baru termasuk kota-kota pertambangan.
Memasuki abad ke-19 banyak faktor yang mendorong pertumbuhan industri. Sumber daya alam yang melimpah tersimpan di wilayah Barat. Para imigran, terutama para petani dari Eropa Selatan dan Eropa Timur serta orang Cina, merupakan sumber daya manusia tenaga kerja dan juga konsumen, sehingga terbuka pasar domestik yang luas. Bila pada tahun 1820 yang datang berjumlah 8385 orang, maka pada tahun 1825 jumlahnya sudah 10.199 dan lima tahun kemudian 23.322 jiwa. Jumlah pendatang pada tahun 1840 sudah tiga kali lipat atau sekitar 1,7 juta dan pada tahun 1850an berjumlah 2,6 juta lebih imigran. Pada tahun 1854 dalam satu tahun jumlah pendatang mencapai 427.833 orang. (Tindall, 1984: 452-453). Mereka ini disebut The New Immigrant (kaum imigran baru) karena mempunyai budaya yang berbeda dari pendatang terdahulu. Mereka pada umumnya beragama Katholik, kecuali orang Cina, sedangkan pendatang sebelumnya mayoritas beragama Protestan. Selain itu tidak sedikit tenaga kerja dari daerah pertanian berurbanisasi ke kota-kota industri.
Untuk perkembangan industri ini modal domestik sudah memadai, karena budaya yang dominan berdasarkan semangat Puritanisme telah menghasilkan warga yang berjiwa wiraswasta. Bekerja keras, hemat, dan hidup sederhana menghasilkan semangat kapitalis. Mereka berusaha menangkap setiap kesempatan yang datang.
Perkembangan sistem transportasi merupakan faktor yang penting bagi perkembangan perekonomian, khususnya perindustrian. Wilayah Amerika yang berbentuk kontinen (dataran) dengan cepat berkembang ketika jalan raya, jalan kereta api dan terusan-terusan dibangun dan berhasil membuka wilayah-wilayah terpencil namun potensial bagi pengembangan ekonomi.
Di samping itu sistem komunikasi yang cepat seperti ditemukan telegraf oleh Samuel F.B. Morse pada tahun 1844 dan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876 juga menunjang perkembangan kehidupan perekonomian. Jadi, sistem komunikasi baru bersama-sama dengan sistem transportasi telah mendorong proses integrasi dan mempererat hubungan antara manusia yang komplek yang menjadi salah satu ciri industrialisasi modern. Tambahan lagi perkembangan transportasi dan komunikasi telah menghubungkan berbagai wilayah, sehingga memudahkan transmisi aktivitas investasi dan produksi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
D559
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Arsyianti Arsyad
"ABSTRAK
Tesis ini menunjukkan bahwa kira-kira dari tahun 1800 sampai tahun 1900 dengan rnenerapkan nilai-nilai budaya Amerika, wanita frontier (daerah perbatasan) memberi sumbangan kepada ekonomi keluarga dan Iingkungannya.
Pada wakti itu. pemerintah merasa perlu memperluas daerahnya ke arah barat, mengingat terus meningkatnya jumlah pendatang baru ke Dunia Baru itu. Westward Movement atau Gerakan ke Barat ini akan memberi kesempatan kepada warga Amerika untuk memiliki lahan seluas mereka inginkan, karena kawasan yang membentang sampai ke Samudra Pasifik hanya dihuni suku Indian dan binatang buas. Perbatasan di antara daerah yang sudah dihuni dan yang belum dihuni disebut frontier. Penghuni frontier disebut pioneer atau perintis. Mereka harus menjalani hidup yang sangat sulit disebabkan medan yang sering tidak bersahabat, iklim dan cuaca yang sering merugikan, serta ancaman serangan suku Indian.
Khususnya wanita frontier memikul beban tugas yang arnat berat. Di samping pekerjaan rumah tangga biasa, seperti memasak, mencuci, membersihkan, dan sebagainya, dia juga mengurus trenak sapi dan unggas, bercocok tanam sayuran di pekarangan, dan mencari bahan bakar kayu dan gambut. Kecuali itu dia juga menjadi guru anak-anaknya yang masih kecil, yang belum mampu berjalan jauh ke sekolah di kota kecil terdekat. Dia juga merawat anggota keluarga yang sakit, mengawetkan makanan untuk musim salju, serta membuat lilin, mentega dan keju sendiri. Tidak jarang wanita frontier membantu suaminya di ladang atau turut menghalau atau menangkis serangan-serangan suku Indian.
Untuk menambah pendapatan keluarga dan menyumbang ekonomi lingkungannya, wanita frontier sering menjual produk rumah tangganya, seperti telur, susu, mentega, keju, sayuran dan daging yang sudah diawetkan, di kota kecil terdekat. Tidak jarang dia menjual hasil jahitan dan rajutannya seperti taplak meja, sprei, atau selimut.
Sebagai wanita frontier dia tidak mungkin melakukan semua pekerjaan di atlas tanpa menerapkan nilai-nilai budaya Amerika. Beberapa di antara nilai-nilai yang diterapkan wanita frontier adalah keraa keras, individualisme, dan self-reliance atau mengandalkan kemampuan diri sendiri.

ABSTRACT
This thesis attempts to show that approximately between 1800 and 1900 American frontier women made contributions to the economies of the family and environment, while applying American cultural values, such as hard work, individualism, and self-reliance.
Because the increase of new immigrants in America, the government launched the Westward Movement to find new land for the population. The border between the populated and new territory is called frontier. Farmers and their families who lived on the frontier owned large lands, but they had a difficult and hard life. They had to work their lands by themselves, because they lived far from their neighbors and their neighbors were also too busy with their farms. These pioneers had to work very hard and had to protect themselves from wild animals and Indian attacks.
Especially the wives must work very hard. They had to do the household work, such as cooking, washing, cleaning, and sewing. They also had to teach their small children, who could not walk to the distant schools. Wives also had to nurse sick family. They also looked after their cows and chickens, and vegetable garden. Wives often helped their husbands in the fields and had to collect wood and peet as fuels for cooking and to keep warm in the winter. Beside performing the above work, wives usually sell products in the nearest small city. For instance she sold eggs, milk, home made butter and cheese, sewn or knitted ware, such as tablecloths and blankets.
The frontier women carried out all the above work by applying American norms, such as hard work, individualism. and self-reliance.
;This thesis attempts to show that approximately between 1800 and 1900 American frontier women made contributions to the economies of the family and environment, while applying American cultural values, such as hard work, individualism, and self-reliance.
Because the increase of new immigrants in America, the government launched the Westward Movement to find new land for the population. The border between the populated and new territory is called frontier. Farmers and their families who lived on the frontier owned large lands, but they had a difficult and hard life. They had to work their lands by themselves, because they lived far from their neighbors and their neighbors were also too busy with their farms. These pioneers had to work very hard and had to protect themselves from wild animals and Indian attacks.
Especially the wives must work very hard. They had to do the household work, such as cooking, washing, cleaning, and sewing. They also had to teach
their small children, who could not walk to the distant schools. Wives also had to nurse sick family. They also looked after their cows and chickens, and vegetable garden. Wives often helped their husbands in the fields and had to collect wood and peet as fuels for cooking and to keep warm in the winter. Beside performing the above work, wives usually sell products in the nearest small city. For instance she sold eggs, milk, home made butter and cheese, sewn or knitted ware, such as tablecloths and blankets. The frontier women carried out all the above work by applying American norms, such as hard work, individualism. and self-reliance.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>