Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80159 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steven Sumolang
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011
391.4 STE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandar Lampung: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Lampung, 1998
746.1 KAI (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mataram: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
746.1 TEN (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suwati Kartiwa
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1973
746.1 SUW k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daud D. Talo
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di desa Limaggu kecamatan Sawu Timur, Kabupaten Kupang -- Nusa Tenggara Timur (NTT). Fokus perhatiannya adalah tentang pergeseran kebudayaan orang Sawu pada fungsi kain tenun ikatnya.
Kain tenun ikat orang Sawu, dibuat oleh masyarakat setempat dengan memakai bahan baku dan teknologi yang mereka ciptakan sendiri. Bahan baku yang mereka gunakan adalah kapas dan zat pewarna, yakni terbuat dari akar mengkudu dan nila, yang mereka tanam di kebun dan/atau di pekarangan rumah. Bahan baku itu diolah melalui proses yang panjang, yakni mulai dari pemau wangngu, kui wangngu, mengeri wanggu, kepali wangngu, wuhu wangngu, poro wangngu, menyaru wangngu, lore wangngu, kedia wangngu, mane wangngu, tali wangngu, pallo wangngu, dan akhirnya sampai kepada menanu, sehingga terbentuklah kain tenun ikat yang siap mereka gunakan. Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembuatan kain tenun ikat adalah tenaga wanita. Pada tahap-tahap tertentu dalam proses pembuatan kain itu dikenal adanya spesialisasi kerja. Hal ini tampak pada tahap mane wangngu, tali wangngu, pallo wangngu, dan menanu. Hal ini tidak saja karena jenis-jenis pekerjaan itu memerlukan ketrampilan yang khusus, tetapi juga berlandaskan kepada kepercayaan tertentu sehingga tidak sembarang orang bisa melakukannya. Keterampilan membuat tenun ikat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat sosialisasi primer pada lingkungan keluarga.
hubungan ini motif ai ledo dan motif ai wokelakku berhubungan dengan kelompok wanita, sedangkan motif higi wo happi dan motif higi wo kekama baba berhungan dengan kelompok laki-laki. Selanjutnya motif ai ledo berkaitan dengan kelompok wanita yang berasal dari hubi iki dan motif ai wo kelakku berkaitan dengan kelompok wanita yang berasal dari hubi ae. Begitu pula motif higi wo hapi untuk kelompok laki-laki yang berasal dari hubi iki, dan motif higi wo kekama baba untuk laki-laki yang berasal dari kelompok hubi a e. Keseluruhan motif asli pada hakekatnya bersumber dari dasar yang sama, yakni rahim yang kemudian distilir sehingga melahirkan keragaman bentuk luar. Pemanfaatan rahim sebagai motif adalah lambang.kesuburan, keselamatan, kehidupan, kesehatan, dan kebahagiaan. Kain tenun ikat itu tidak saja digunakan untuk pakaian sehari-hari tetapi digunakan pula sebagai perlengkapan ritual daur hidup seperti upacara lakku ru kalli, upacara metana anti, upacara daba, upacara peloko nga'a dan upacara made yang terdiri dari dua tahap, yakni upacara pedana do made dan upacara pemau do made. Di samping itu, kain tenun ikat juga digunakan dalam upacara-uapacara yang lain, seperti upacara peiu manu dan upacara pasca panen. Pemakaian kain tenun ikat pada upacara-upacara tersebut harus sesuai dengan hubu seseorang. Pengembangan NTT sebagai salah satu daerah tujuan wisata, maka kain tenun ikat Sawu mengalami perubahan fungsi yakni berfungsi pula sebagai bahan cenderamata. Proses pembuatannyapun diperbaharui yakni dengan memanfatkan hasil teknologi moderen. Kain tenun ikat yang dipakai sebagai cenderamata tidak semata-mata dalam bentuk kain, tetapi diolah lebih lanjut dalam bentuk dompet, tas, sepatu, baju, dll. Motifnyapun bertambah kaya, yakni dengan mengambil dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan masyarakat setempat tidak hanya berperan sebagai penenun tetapi ikut juga terlibat dalam kegiatan pariwisata, yakni sebagai penjual barang cenderamata. Masyarakat setempat menerima perubahan ini tidak saja karena mereka memperoleh keuntungan ekonomis, tetapi juga karena kegiatan pariwisata berkaitan langsung atau memperkuat ketrampilan yang mereka miliki."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Threes Emir
"Tuban di Jawa Timur termasuk salah satu daerah yang memiliki kain tenun khas sekaligus menyimpan potensi wisata unik. Kain tenun gedog dari daerah Tuban dikenal sebagai salah satu kekayaan tradisi wastra di Indonesia. Kain dengan ketebalan dan tekstur khas ini hanya diproduksi di Kerek, Tuban. Hingga kini kain tenun gedog yang dihias batik dengan motif yang juga khas ini masih ditenun oleh perempuan terampil di Kerek, dan dikenakan pada berbagai upacara adat setempat serta dijual keluar daerah dan menjadi bagian dari mode Indonesia.
Dalam buku ini dipaparkan bagaimana dan berapa lama selembar kain tenun gedog diproduksi, serta nilai tradisi yang terkandung pada setiap lembarnya, dilengkapi dengan foto-foto menarik. Juga permasalahan yang ada di seputar memasarkan kain tenun, disertai tips pemecahannya yang diberikan oleh ahlinya, yaitu tim MarkPlus. Tak ketinggalan, buku ini pun mengangkat potensi wisata religi setempat yaitu Masjid Agung dan Klenteng Besar Tuban.
Kedua lokasi wisata ini terkenal hingga manca negara. Bersama kawasan tenun di Kerek, keduanya sangat layak masuk dalam destinasi wisata Anda di daerah Tuban. Mari berwisata ke berbagai daerah di Indonesia, sekaligus belajar mengenal kekayaan wastra atau kain asli Indonesia yang ada di daerah tersebut. "
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018
391 THR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fariani
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2012
677.028 64 FAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraswati
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2012
677.028 64 HEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Bayu Widhi Antari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan inovasi Pemerintah Kota Denpasar dan faktor yang mendukung serta menghambatnya dalam mendukung sumber daya industri kreatif kain tenun ikat endek. Teori yang digunakan adalah inovasi di sektor publik, faktor pendukung dan penghambatnya, dukungan sumber daya dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah, serta industri kreatif. Pendekatan penelitian ini adalah positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, existing statictic, dan studi literatur.
Hasil penelitian ini adalah Pemerintah Kota Denpasar melakukan tujuh kegiatan/kebijakan inovatif antara lain himbauan menggunakan produk kain endek, pelaksanaan Denpasar Festival, Pemilihan Duta Endek, Denpasar Design Center, pelaksanaan Misi Dagang, pembangunan Imperium Kumbasari, dan pendirian Asosiasi Endek, Bordir, dan Songket Kota Denpasar. Faktor-faktor pendukung inovasi Pemerintah Kota Denpasar antara lain faktor internal, eksternal, dan politik, sedangkan faktor penghambatnya adalah internal dan eksternal.

This research aims to desrcibe the Denpasar Goverment innovation in enhancing the resources of endek woven cloth creative industry. Besides, It will describe the driver and barrier of it. This research use innovation in the public sector, the driver and barrier of it, enhancing the resources in regional economic development, and creative industry concept. The appoach is positivist that utilize in-depth interview, existing statictic, and literature study.
The result are Denpasar Government has done suggestion for using endek products, holding Denpasar Festival and trade mission, promoting Endek Ambassador, building Imperium Kumbasari and Denpasar Design Center, and establishing Denpasar’s Endek, Bordir, and Songket Association; The driver of Government Innovation are internal, external, and political factors; The barrier of Government Innovation are internal and external factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>