Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Gambiro
Jakarta: Gramada Offset, 1992
346.048 2 ITA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Novelty test becomes legal principle that needs attention in protection of industrial design. Only the newest design gets the rights. In fact, although industrial design has been registered on Directorate General of Intelectual Property Rights, it often happens that a claim relates to the legal test of novelty on industrial design. There are no clear parameters of novelty on Industrial Design in the Act Number 30 Year 2000. The following article examines the legal test of novelty on industrial design. Therefor, the question what is the legal test of novelty on industrial design? Unclear parameter about novelty arising difficulties in deciding the new industrial design."
JHUII 14:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Miranty
"Desain industri merupakan terjemahan dari industrial design yang dalam bahasa sehari-hari istilah "desain" dimaknai sebagai rancang bangun atau membuat suatu pola rancangan yang akan diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya. Berdasarkan Undang-undang No.31 tahun 2000 tentang desain industri timbulnya hak desain industri didasarkan pada permohonan pendaftaran, yaitu setelah suatu permohonan desain industri yang diajukan kepada lembaga Direktorat Jenderal Hak Kekayaan tntelektual sebagai instansi yang berwenang untuk melaksanakan pendaftaran memenuhi kelengkapan administratif dan persyaratan substantif.
Pendaftaran Desain industri bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap desain industri yang ada dengan menggunakan konsep kebaruan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-undang No.31 tahun 2000 tentang desain industri. Namun dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa perlu adanya peraturan yang mengatur lebih lanjut terkait dengan aturan-aturan yang ada seperti penentuan mengenai lisensi, royalti, dan hal-hal lain yang masih belum jelas diatur.
Belum adanya aturan yang menjadi pedoman untuk pemeriksaan substantif terkait hal kebaruan merupakan menjadi mesalah lain dalam desain industri karena tidak jelas cara penentuannya. Disamping itu tidak ada kejelasan dalam konsep desain industri suatu kebaruan apakah mencakup secara internasional atau hanya cukup secara regional saja."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Maria Veranika
"Perubahan pasar global yang cepat menyebabkan industri memerlukan strategi baru untuk merespon kebutuhan konsumen dan memuaskan kebutuhan pasar agar lebih efisien dan lebih cepat. Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan peralatan teknik untuk lebih cepat dalam menyediakan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif terhadap kebutuhan konsumen.
Proses assembling merupakan proses yang memakan waktu yang cukup besar dalam proses manufaktur (53% dari total waktu produksi dan 22% ongkos buruh). DFA adalah salah satu sistem perencanaan assembling, yang menganalisa desain komponen maupun produk secara keseluruhan, yang dimulai dari awal proses desain, sehingga kesulitan-kesulitan assembling dapat diatasi sebelum komponen diproduksi. Sistem ini bertujuan untuk mempermudah proses perakitan sehingga waktu dan cost assembling dapat diturunkan. Keuntungan dari DFA ini adalah mengurangi jumlah perubahan desain dan secara tidak langsung mengurangi biaya dan waktu. Pada saat yang sama, memenuhi kebutuhan pelanggan.
Untuk itu pada penelitian ini dilakukan perancangan dan pengembangan produk vaccine carrier yang mempertimbangkan metode Product Design dan Design For Assembly pada perancangan vaccine carrier tersebut. Dari hasil perancangan dan analisa DFA pada produk vaccine carrier, didapat total waktu assembling untuk desain awal adalah 519,34 detik dengan nilai efficiency 18% sedangkan total waktu assembling untuk redesain adalah 405,63 detik dengan nilai efficiency 24%.

Global marketplace is changing so rapidly that industrialist need to adopt new strategy to respond customer requirement and in order to satisfy the market needs more efficiency and quickly. That is reason to implement engineering tools quickly in supplied high quality product with competitive price to meet costumer requirement.
Assembling process is take production time more than 50% from manufacture process (assembling process is 53% from total production time and 22% from labor cost). DFA is one technique of assembling planning system that analyzed component design and overall product from beginning to complete product. DFA is use to simplified assembling process and reduce assembling cost to meet consumer requirement.
This thesis is design and develops product design of vaccine carrier that used Product Design and Design For Assembly method in design product of vaccine carrier. The results of the research are operation time for fisrt design is 519.34 second with design efficiency about 18% and the operation time for redesign is 405.63 second with design efficiency about 24%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Marina S.
"Ketika perusahaan dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin intens, maka kesadaran, pengertian yang benar dan komitmen terhadap konsep pemasaran merupakan hal mutlak. Berangkat dari konsep tersebut, perusahaan dapat menggunakan desain produk sebagai strategi kompetitif untuk menghasilkan produk dengan nilai-nilai yang menjadikan produknya berbeda secara berarti dan unggul dibandingkan produk-produk pesaing. Agar desain produk dapat berperan optimal, diperlukan persepsi yang benar dan manajemen desain yang tepat di dalam suatu perusahaan. Penulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan kontribusi desain produk terhadap posisi kompetitif perusahaan; selain juga untuk mengubah persepsi yang kurang tepat mengenai peran desain produk. Bagaimana kontribusi desain produk ini akan diperlihatkan melalui perannya dalam proses pembuatan produk yang kompetitif, pada kondisi yang relatif optimal. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur dan wawancara. Dari hasil studi, secara umum dapat dikatakan bahwa desain produk dapat berperan sebagai strategi kompetitif bagi perusahaan pada kondisi di mana terdapat pengertian, dukungan dan komitmen yang kuat dari top management serta manajemen desain, sehingga desainer terlibat sejak awal dalam proses penciptaan produk yang ideal; yaitu dengan berperan dalam diskusi perencanaan strategis bersama top management, berperan dalam tahap pembuatan brief suatu produk bersama manajer produksi, berperan dalam riset pemasaran bersama manajer pemasaran dan berperan dalam pembuatan dan pengembangan produk bersama manajer produk dan spesialis teknik. Dengan peran yang optimal tersebut, desainer produk dapat menghasilkan produk dengan nilai-nilai fungsi, estetika, ergonomi dan ekonomi yang memang menjadi preferensi konsumen, dengan tetap mempertimbangkan batasan-batasan yang dimiliki perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Surjani Budiana
"ABSTRAK
Sebelum disahkan Undang-undang Desain Industri banyak ciptaan yang didaftarkan pada Direktorat Hak Cipta adalah ciptaan yang sebenarnya digolongkan sebagai desain industri. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh pihak ketiga dengan mendaftarkan ciptaan yang sudah terdaftar berdasarkan ketentuan desain industri kemudian ciptaan tersebut didaftarkan sebagai suatu desain produk berdasarkan ketentuan Desain Industri.
Tesis ini berisi analisis mengenai kemungkinan adanya pendaftaran atas suatu objek karya cipta berdasarkan ketentuan Hak Cipta dan Desain Industri serta upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh pencipta terhadap pihak ketiga yang telah mendaftarkan ciptaannya yang sudah terdaftar sebagai ciptaan berdasarkan ketentuan Hak Cipta, kemudian didaftarkan sebagai desain produk berdasarkan ketentuan Desain Industri. Penelitian dalam tesis ini bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan adanya sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai peraturan Hak Cipta dan Desain Industri yang berlaku serta persamaan persepsi terhadap kedua peraturan tersebut, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang kongkrit serta upaya hukum yang dapat dilakukan oleh para pihak menurut ketentuan yang berlaku. Lebih daripada itu diperlukan pula para pelaksana hukum yang mengerti akan efektifitas pelaksanaan suatu undang-undang sehingga tidak menimbulkan terlalu banyak birokrasi dan distorsi atas peraturan yang ada.

ABSTRACT
Prior to the promulgation of Industrial Design Laws, Directorate General of Intellectual Property (Dirjen HaKi) often accepted the application for the registration of copy rights towards the creations which should be considered as industrial design. This situation had triggered third party to take advantage by registering a creation which previously had been registered under the laws of Copy Rights to be registered as a design product under Industrial Design's laws.
This thesis consists of the analysis with respect to (i) the possibility of a registration toward a creation pursuant to the regulation of Copy Rights and Industrial Design (ii) legal proceedings to be taken by a creator who already registered its creation under the regulation of Copy Rights towards third party who registered the same creation as design product under the regulation of Industrial Design. This Thesis is prepared based on a descriptive research and using the method of literature study.
This analysis concludes that a socialization on the regulations of Copy Rights and Industrial Design must be properly done therefore the same perception and clear understanding on the respective regulation including the legal proceedings to be taken by the parties, could be reached. Furthermore, it is also important that the law executors must fully understand about the effectiveness of law enforcement therefore the distortion of the laws could be avoided."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanny Natalia
"Penulisan ini membahas mengenai pentingnya unsur originalitas sebagai salah satu penentu dalam pemberian perlindungan desain industri. Persyaratan perlindungan desain industri di Indonesia hanya didasarkan pada persyaratan kebaruan, sedangkan pengaturan di dalam TRIPs menyatakan persyaratan perlindungan adalah baru (new) atau orisinal. Unsur orisinalitas ini merupakan salah satu unsur yang penting dalam perlindungan desain industri karena melihat keaslian dari suatu desain. Ketiadaan unsur orisinalitas dalam perlindungan desain industri di Indonesia mengakibatkan desain yang bukan desain asli mendapatkan perlindungan desain industri di Indonesia. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode penelitian normatif dengan menganalisis bahan kepustakaan untuk menganalisa pentingnya unsur orisinalitas ini.

Abstract
The focus of this study is talk about the importance of originality element as one of the determinant to give industrial design protection. The requirement for industrial design protection in Indonesia is just based on novelty requirement, while TRIPs declare that the requirement for its protection is new or original. The originality element is one of the important element in industrial design protection, because it sees the freshness of a design. The consequence for originality element absence in industrial design protection in Indonesia is the unoriginal design can get industrial design protection. The method of this thesis is based on literature study with normative-juridical analysis in order to analyze the importance of originality element."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Owen Hartian
"Pengembangan desain industri memerlukan kreativitas dan inovasi berkepanjangan, originalitas sebuah desain industri seringkali menjadi perdebatan apabila ditemukan kesamaan pada bagian tertentu terhadap desain produk sejenis yang lain. Skripsi ini selanjutnya akan membahas mengenai permasalahan kebaruan pada sistem perlindungan desain industri yang mempengaruhi inovasi produk. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif untuk meneliti rumusan permasalahan mengenai topik terkait. Adapun untuk melihat hal tersebut, permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini diantaranya adalah perbandingan konsep kebaruan terkait desain Industri, kasus terkait konsep kebaruan ini, serta pengaruh dari penerapan konsep kebaruan di Indonesia yang mempengaruhi inovasi produk. Hasil penelitian ini selanjutnya juga akan menyimpulkan bahwa permasalahan kebaruan dalam sistem perlindungan hak desain industri yang berlaku dapat mempengaruhi pendesain dalam berinovasi terhadap produknya.

The development of industrial designs requires creativity and innovation for a long time, the originality of an industrial design is often a debate if there are similarities in certain parts of the design of other similar products. This thesis will further discuss the novelty problems in industrial design protection systems that affect product innovation. This study uses a normative juridical method to examine the formulation of problems on related topics. As for seeing this, the problems studied in this thesis include the comparison of novelty concepts related to Industrial design, cases related to this novelty concept, as well as the influence of the application of the novelty concept in Indonesia that affects product innovation. The results of this study will also conclude that the problem of novelty in the applicable industrial design rights protection system can affect designers in innovating their products. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Nadia Taufany
"Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris):
Pertumbuhan konsumsi air minum dalam kemasan terus meningkat, meskipun banyak sekali laporan negatif terkait dengan industri tersebut. Media saat ini sedang menyorot kasus krisis lingkungan, dan perusahaan air minum dalam kemasan dianggap sebagai salah satu yang bertanggung jawab. Penggunaan botol plastik menerima paling banyak kritik di industri air minum dalam kemasan, terutama karena desain produk mereka yang dianggap berbahaya. Kepedulian konsumen mendorong permintaan untuk desain produk yang lebih aman, namun perusahaan masih memprioritaskan profitabilitas dalam menangani masalah ini. Konsep sustainability di dalam makalah ini diadopsi untuk menandakanpentingnya perusahaan air minum dalam kemasan untuk berkomitmen bersama menyelesaikan masalah lingkungan.
Berikut adalah pertanyaan utama didalam makalah ini: Bagaimana konsep sustainability dalam desain produk dapat membantu mempertahankan competitive advantage dalam industri air minum dalam kemasan? Diakui sebagai teori terkenal tentang competitive advantage, kedua teori stakeholder dan resource-based view akan digunakan sebagai landasan teori untuk makalah ini. Makalah ini mengusulkan empat desain produk sustainable sebagai penemuan akhir. Desain produk tersebut bertujuan untuk menggantikan atau mengurangi aspek negatif botol-botol plastik. Desain produk upcycling, desain produk yang tahan lama secara emosional, desain produk bioplastic dan desain produk tanpa kemasan akan dibahas di bagian analisis. Semua temuan dalam makalah ini diharapkan untuk mempengaruhi secara positifperceived value produk air minum dalam kemasan. Dua desain produk yang dianggap paling penting akan dimasukkan dalam bagian kesimpulan, yaitu desain produk yang tahan lama secara emosional dan desain produk tanpa kemasan.

Consumption growth of bottled water continues to increase, despite the myriad adverse reports associated with the industry. The current heightening media spotlight amplifies the environmental crisis, and bottled water companies are presumed accountable. Plastic bottles receive the most criticism in the bottled water industry, mainly accusing their harmful product design. Consumer concerns drive the demands for greener product design while companies still prioritize profitability in addressing the issue. The concept of sustainability is adopted to dismiss the diverging interests and signify the importance of bottled water companies’ commitment to solve the environmental issue. This paper proposes the following as the main research question: How does sustainability in product design help sustain competitive advantage in the bottled water industry?
Recognized as a well renowned theory of competitive advantage, stakeholder and resource-based view theory will be used as a theoretical foundation for this paper. The findings of this paper bring four sustainable product designs that aims to replace the negatively scrutinized plastic bottles. Upcycling product design, emotionally durable product design, bioplastic product design and zero-packaging design will be discussed in the analysis section. All of the suggestions are expected to positively affect perceived value of the product. Two of the most notable suggestions will be included in the conclusion, which are emotionally durable product design and zero-packaging design.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>